BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu tahapan-tahapan pemecahan masalah yang dibuat sebagai kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan sistematika pelaksanaan penelitian secara lebih jelas dan terarah. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Departemen Evaporation PT. XYZ yang terletak di Jalan Bhumimas 1 No. 17 Kawasan Industri Cikupamas, Banten-Indonesia. PT. XYZ adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif, yaitu lampu motor dan mobil. Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Februari 2015. 48
49 3.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam perusahaan dengan tepat dan benar. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan mengenal kondisi dan gambaran umum mengenai perusahaan tempat dilakukannya penelitian Tugas Akhir. 3.3 Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu bagaimana pengaruh penerapan sistem pengendalian kualitas dengan metode Statistical Process Control (SPC) dan Statistical Quality Control (SQC) serta menekan tingkat kerusakan produk Departemen Evaporation pada PT. XYZ khusunya produk lampu motor tipe Head Lamp. 3.4 Studi Pustaka Studi perbandingan dapat membantu proses penyelesaian masalah dengan buku-buku panduan yang tersedia sebagai referensi di dalam mendukung landasan berpikir, sehingga dapat diperoleh sejumlah informasi dan pengetahuan secara lengkap mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan masalah yang dibahas.
50 Studi pustaka untuk penelitian Tugas Akhir ini berkaitan dengan studi bukubuku dan jurnal-jurnal mengenai Statistical Process Control (SPC) dan Statistical Quality Control (SQC) di dalam menciptakan suatu sistem kerja yang lebih baik dan efektif, guna mendukung pengendalian kualiatas dari produk yang dihasilkan. 3.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada Departemen Evaporation PT. XYZ, yaitu menganalisa bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk, menganalisa jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada proses produksi lampu motor tipe Head Lamp sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi dengan menurunkan tingkat kecacatan produk. 3.6 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi : Penelitian lapangan Pengumpulan data dengan cara mengadakan peninjauan langsung terhadap objek penelitian. Adapun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan :
51 (a) Wawancara (Interview) Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini adalah pihak manajemen/karyawan PT. XYZ yaitu data mengenai jenis-jenis kerusakan dan penyebabnya, proses produksinya serta bahan baku yang digunakan. (b) Pengamatan (Observasi) Yaitu pengamatan atau peninjauan secara langsung di tempat penelitian dengan mengamati sistem atau cara kerja pegawai yang ada, mengamati proses produksi dari awal sampai akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas. (c) Dokumentasi Yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang berupa laporan kegiatan produksi, laporan jumlah produksi dan jumlah kecacatan serta informasi berupa gambar-gambar. Riset Kepustakaan Pengumpulan data dan pendukung melalui membaca literatur-literatur yang relevan, membaca buku-buku mengenai Statistical Process Control dan Statistical Quality Control.
52 3.7 Pengolahan Data dan Analisa Dalam melakukan pengolahan data yang diperoleh, maka digunakan alat bantu statistika yang terdapat pada Statistical Quality Control (SQC) dan Statistical Process Control (SPC). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data menggunakan check sheet Data yang diperoleh dari perusahaan terutama yang berupa data produksi dan data kecacatan produk, kemudian disajikan dalam bentuk tabel secara rapih dan terstruktur dengan menggunakan check sheet. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam memahami data tersebut sehingga bisa dilakukan analisa lebih lanjut. 2. Membuat histogram Agar mudah dalam membaca atau menjelaskan data dengan cepat, maka data tersebut perlu untuk disajikan dalam bentuk histogram yang berupa alat penyajian data secara visual berbentuk grafik balok yang memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk angka. 3. Membuat peta kendali p Dalam hal menganalisis data digunakan peta kendali p (peta kendali proporsi kerusakan) sebagai alat untuk pengendalian proses secara statistik. Penggunaan peta kendali p ini adalah dikarenakan pengendalian kualitas yang dilakukan bersifat atribut, serta data yang diperoleh yang dijadikan sampel pengamatan tidak
53 tetap dan produk yang mengalami kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki lagi sehingga harus di reject dengan cara di lebur atau di daur ulang. Adapun langkah-langkah membuat peta kendali p sebagai berikut : a. Menghitung Prosentasi Kerusakan p = Keterangan : np : jumlah gagal dalam sub grup n : jumlah yang diperiksa dalam sub grup Sub grup : Hari ke- b. Menghitung garis pusat/central Line (CL) Garis pusat merupakan rata-rata kerusakan produk (p). CL = p = Keterangan : np : jumlah total yang rusak n : jumlah total yang diperiksa
54 c. Menghitung Simpanan Baku (Sp), yaitu : Sp = d. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) Untuk menghitung batas kendali atas (UCL) dilakukan dengan rumus : UCL = p + 3Sp Keterangan : p : rata-rata ketidaksesuaian produk Sp : simpanan baku e. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) Untuk menghitung batas kendali bawah (LCL) dilakukan dengan rumus : LCL = p - 3Sp Keterangan : p : rata-rata ketidaksesuaian produk Sp : simpanan baku Catatan : Jika LCL < 0 maka LCL dianggap 0
55 Apabila data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang ditetapkan, maka hal ini berarti data yang diambil belum seragam. Hal tersebut menyatakan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan masih perlu adanya perbaikan. Hal tersebut dapat terlihat apabila ada titik yang berfluktuasi secara tidak beraturan yang menunjukkan bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan. Dengan peta kendali tersebut dapat diidentifikasi jenis-jenis kecacatan dari produk yang dihasilkan. Jenis-jenis keacatan yang terjadi pada berbagai macam produk yang dihasilkan disusun dengan menggunakan diagram pareto, sebagai hasilnya adalah jenis-jenis kecacatan yang paling dominan dapat ditemukan dan diatasi terlebih dahulu. 4. Melakukan uji kecukupan data Uji kecukupan data dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkan telah cukup secara objektif. Apabila data yang diperoleh sudah cukup, maka perhitungan penelitian dapat dilanjutkan, tetapi jika data yang didapat tidak atau belum cukup, maka proses pengambilan dan pengolahan data harus dilakukan lagi. Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).
56 Uji kecukupan data ini dilakukan setelah data atau sampel berada dalam populasi yang sama atau yang sudah seragam. Rumus yang digunakan untuk uji kecukupan data tersebut adalah sebagai berikut : N' = Keterangan : N : Jumlah sampel yang seharusnya Z : Nilai pada tabel Z dengan tingkat keyakinan tertentu p : Rata-rata ketidaksesuaian per unit : Tingkat ketelitian Apabila jumlah sampel yang sudah digunakan (N) lebih besar atau sama dengan jumlah sampel yang seharusnya (N'), maka jumlah sampel yang digunakan sudah mencukupi untuk digunakan dalam perhitungan batas-batas kendali. Namun apabila jumlah sampel yang sudah digunakan (N) lebih kecil daripada jumlah sampel yang seharusnya (N'), maka jumlah sampel yang telah diambil tidak mencukupi sehingga perlu pengambilan sampel lagi untuk mengatasi kekurangan tersebut.
57 5. Menentukan prioritas perbaikan (menggunakan diagram pareto) Dari data informasi mengenai jenis kerusakan produk yang terjadi kemudian dibuat diagram Pareto untuk mengidentifikasi, mengurutkan dan bekerja menyisihkan secara permanen. Dengan diagram ini, maka dapat diketahui jenis cacat yang paling dominan/terbesar. 6. Mencari faktor penyebab yang dominan dengan diagram sebab akibat Setelah diketahui masalah utama yang paling dominan, maka dilakukan analisa faktor penyebab kerusakan produk dengan menggunakan fishbone diagram, sehingga dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kecacatan produk. 7. Membuat rekomendasi/usulan perbaikan kualitas Setelah diketahui penyebab terjadinya kerusakan produk, maka dapat disusun sebuah rekomendasi atau usulan tindakan untuk melakukan perbaikan kualitas produk.
58 Start Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Lapangan Studi Pustaka : Referensi Buku & Jurnal Statistical Process Control (SPC) Pengumpulan Data Data Primer : Observasi dan Wawancara Data Sekunder : Pengamatan Proses Produksi di Departemen Evaporation Pengolahan Data dan Analisa Rancangan Sistem Kerja Usulan Perbaikan Kesimpulan dan Saran Finish Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian