BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian Obyek penelitian yang diambil adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantations Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. A.kan tetapi bukan produk atau pun bidang usahanya tetapi dari laporan harga saham perusahaan tersebut. PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantations Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dijadikan objek penelitian karena merupakan perusahaan yang sudah mencapai tingkat mature dan selalu membagikan deviden sehingga cocok dianalisis dengan pendekatan DDM dan PER. 3.2 Sejarah Perusahaan, Bidang Usaha dan Produk 3.2.1 PT Astra Agro Lestari Tbk PT Astra Agro Lestari TAbk yang merupakan anak perusahaan dari PT Astra International Tbk, pada awalnya merupakan sebuah perusahaan yang mengembangkan lebih dari 2000 hektar perkebunan singkokng. Setelah itu PT Astra Agro Lestari Tbk melebarkan sayap bisnisnya dalam perkebunan karet. Seiring berjalannya waktu, dengan meningkatnya jumlah permintaan minyak kelapa sawit, akhirnya PT Astra Agro Lestari Tbk mengubah bisnisnya menjadi penghasil minyak sawit selama 31 tahun terakhir ini. Mengingat bisnis yang menjanjikan dari minyak kelapa sawit, PT Astra International Tbk berkelana ke industri kelapa sawit. Pada tahun 1984, PT Astra International Tbk mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations, yang sudah memiliki 40
15.000 hektar perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau. Keputusan bisnis terbukti tepat waktu dan tepat sebagai bisnis minyak sawit telah tumbuh kokoh, memberikan dampak positif terhadap unit usaha Perseroan. Akhirnya, PT Astra International Tbk memutuskan untuk spin off unit usaha menjadi anak perusahaan kelapa sawit baru dengan nama PT Suryaraya Cakrawala baru pada tanggal 3 Oktober 1988. Sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Astra International Tbk, nama PT Suryaraya Cakrawala diubah menjadi PT Astra Agro Niaga pada tahun 1989. Didorong oleh bisnis kelapa sawit yang berkembang, PT Astra Agro Niaga digabung dengan PT Suryaraya Bahtera pada tahun 1997 dan berganti nama menjadi PT Astra Agro Lestari. Nama PT Astra Agro Lestari yang dikenal publik dan berkelanjutan sampai mencapai usia 23 tahun pada tahun 2011. Terus mengalami pertumbuhan yang kuat, PT Astra Agro Lestari mencatatkan sahamnya untuk pertama kalinya pada tanggal 9 Desember 1997 tentang Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang keduanya telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Selama Penawaran Umum Perdana (IPO), Perusahaan menawarkan 125.800.000 saham kepada masyarakat dengan harga Rp 1.550 per saham. Pada akhir tahun 2011, perdagangan saham Perusahaan di BEI ditutup pada harga Rp 21.700 per saham. Selama 31 tahun terakhir, PT Astra Agro Lestari Tbk kini telah memiliki total luas 266.706 hektar minyak kelapa sawit, yang terdiri dari kebun inti dan plasma (plasma perkebunan) di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, dengan usia rata-rata 14 tahun. Sampai akhir tahun 2011, Perusahaan telah dipekerjakan 26.473 orang. 41
3.2.2 PT BW Plantations Tbk Perseroan (PT BW Plantation Tbk.) pada awalnya didirikan dengan nama PT Bumi Perdana Prima International berdasarkan Akta Pendirian No. 13, tanggal 6 November 2000. Pada tanggal 3 Desember 2007, PT Bumi Perdana Prima International berganti nama menjadi PT BW Plantation sesuai perubahan Anggaran Dasar serta maksud dan tujuan Perusahaan. Perseroan bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit dengan kegiatan usaha utama Perseroan adalah mengembangkan, menanam, dan memanen Tandan Buah Segar (TBS) dari tanaman kelapa sawit dan mengolah TBS menjadi Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit atau Palm Kernel (PK). Pendapatan usaha Perseroan terutama berasal dari penjualan CPO dan PK. Perseroan melalui anak perusahaan memiliki hak atas tanah pada tujuh perkebunan kelapa sawit di propinsi Kalimantan Barat, Tengah dan Kalimantan Timur. Tiga perkebunan merupakan tanaman belum menghasilkan (tanaman yang belum memasuki masa komersial), dua perkebunan telah ditanami dengan mayoritas tanaman menghasilkan (tanaman yang telah memasuki masa komersial), dan dua perkebunan yang belum ditanami. Pada tanggal 31 Desember 2009, Perseroan memiliki total lahan hak atas tanah seluas 95.182 hektar, dan mengelola 39.302 hektar lahan inti yang telah ditanami dan 2.146 hektar lahan di bawah Program Plasma, di mana 13.634 hektar lahan merupakan tanaman menghasilkan. Pada tanggal 31 Desember 2009, rata-rata usia dari tanaman menghasilkan Perseroan adalah 9,8 tahun, dimana 93,8% adalah usia Prima. Tanaman kelapa sawit memerlukan waktu kurang lebih tiga tahun untuk siap dipanen dan belum 42
mencapai puncak produksi TBS sampai dengan tahun kedelapan setelah penanaman. Masa paling produktif tanaman kelapa sawit adalah antara tahun kedelapan sampai dengan tahun kedelapan belas setelah penanaman, setelah itu produktivitas mulai menurun. Pada tanggal 31 Desember 2009, tanaman kelapa sawit Perseroan belum ada yang masuk klasifikasi usia tua yaitu di atas delapan belas tahun menurut standar industri kelapa sawit. Perseroan memiliki tim manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun di industri kelapa sawit dan mempunyai lebih dari 6.700 karyawan yang tersebar di beberapa areal yang dimiliki. Perseroan juga aktif membina dan menyiapkan generasi penerus sebagai kader pemimpin untuk mengantisipasi perkembangan perusahaan. Sistem pengawasan dan kontrol juga terus diperkuat untuk menjamin pencapaian maksimum dari aset yang dimiliki. Perseroan saat ini memiliki dua pabrik pengolahan kelapa sawit, dengan total kapasitas produksi 105 ton TBS per jam. Kombinasi dari penggunaan mesin mesin yang mutakhir, teknologi yang inovatif, pengiriman TBS yang tepat waktu dan kesigapan manajemen, memastikan bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk berkualitas. Kedekatan kedua lokasi pabrik CPO dengan perkebunan menjamin kesegaran TBS untuk dapat langsung diproses dalam pabrik. Penambahan pabrik CPO akan terus diupayakan seiring dengan meningkatnya umur tanaman menghasilkan yang dimiliki oleh Perseroan. Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa masa depan Perseroan sangat menjanjikan. Keyakinan ini disebabkan karena kebutuhan minyak kelapa sawit yang terus meningkat, luas areal perkebunan yang dimiliki Perseroan sangat luas, baik yang 43
sudah tertanam maupun yang siap untuk ditanam. Banyaknya produk turunan yang dapat dihasilkan dari CPO merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di masa depan. Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit, yakni minyak olein dan minyak stearin, yang merupakan bahan dasar dari berbagai produk, memiliki nilai jual yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk agrobisnis lainnya. Manfaat CPO sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (bio-fuel) juga membuka peluang yang lebih besar bagi peningkatan harga jual CPO di masa depan. Selain itu Perseroan mempunyai komitmen untuk terus melakukan ekspansi untuk mendukung keberhasilan Perseroan di masa yang akan datang Pada tanggal 27 Oktober 2009, Perseroan telah melakukan terobosan besar dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini diharapkan mempunyai peran besar dalam meningkatkan kapasitas, pencapaian dan pengembangan Perusahaan di masa yang akan datang. 3.2.3 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk Sejarah PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk berawal lebih dari satu abad yang lalu di tahun 1906 dengan kiprah Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London- Sumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama "Lonsum", berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, memiliki hampir 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, teh dan kakao yang tertanam di empat pulau terbesar di Indonesia. Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi tanaman karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih memfokuskan 44
usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi kelapa sawit di era 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet sebagai komoditas utama Perseroan. Lonsum memiliki 38 perkebunan inti dan 14 perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pengelolaan kebun dilakukan dengan menerapkan kemajuan penelitian dan pengembangan, keahlian di bidang agro-manajemen dan tenaga kerja yang terampil serta professional. Bidang bisnis Lonsum mencakup pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan, pemrosesan dan penjualan produkproduk kelapa sawit, karet, kakao dan teh. Perseroan saat ini memiliki 20 pabrik pengolahan yang sudah beroperasi di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Dalam dunia industri perkebunan Lonsum dikenal sebagai produsen bibit kelapa sawit dan kakao yang berkualitas baik. Bisnis berteknologi canggih tersebut adalah kunci utama pertumbuhan Perseroan. Pada tahun 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd, anak perusahan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama. 45
3.3 Struktur Organisasi 3.3.1 PT Astra Agro Lestari Tbk Susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: President Commissioner Vice President Commisioner Commisioner : Prijono Sugiarto : Chiew Sin Cheok : Gunawan Geniusahardja Simon Coller Dixon Independent Commissioner : Patrick Morris Alexander : Anugrah Pakerti : H. S. Dillon 3.3.2 PT BW Plantations Tbk Susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: President Commissioiner Commisioner : Tjipto Widodo : Phoebe Widodo : Wahyu Saroso Independent Commissioner : Stephen K. Sulistyo 3.3.3 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk Susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: President Commissioner Commissioner : Fransiscus Welirang : Axton Salim : Werianty Setiawan 46
: Hendra Widjaja : Hans Ryan Aditio Independent Commissioner : Rachmat Soebiapradja : Tengku Alwin Aziz : Hans Kartikaahadi : Eddy Sugito 3.4 Desain Penelitian 3.4.1 Jenis dan Sumber Data Dalam melakukan penelitian data yang digunakan adalah data sekunder. Dimana data yang digunakan berupa perubahan harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dapat diperoleh secara on-line. 3.4.2 Metode Pengumpulan Data Pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap pergerakan harga saham dari PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. 47
3.4.3 Metode Analisis Data Dalam proses penelitian, metode yang digunakan untuk mengolah data antara lain: 1. Devidend Discount Model (DDM) 2. Price Earning Ratio (PER) 48