PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA SEMESTER I Rafidah Aini, Rina Widiana, Diana Susanti Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI SUMBAR rafidahaini15@gmail.com ABSTRACT The success of learning process is determined by teacher factors because teachers have an important role in the selection of teaching materials. Teaching materials used in teaching biology is a textbook and students worksheets. The worksheets components is inadequate because it does not match the component worksheets that should, therefore supporting teaching materials such as students worksheets used by teachers and students in schools should be made by teachers. To overcome these problems, students worksheets that already exist need to be developed so that in accordance with the existing standard students worksheets. One form of students worksheets that can be used is students worksheet based 5-E Learning Cycle. Purpose of this research is to find out validity the students worksheet based Learning Cycle 5-E on the material circulatory system for the first semester of class XI senior high school. This research is development with used of the 4D models consists of 4 steps there are, define, design, develop and disseminate. This research was only done to develop step. The result of validity test by validator is 90.05% with very valid criteria, in aspect feasibility of the content, language, presentation, and graph. The result of practicality very practical precentage 89.3% by teachers and 87% by students, in aspect easy to use, advantages, and time learning efficient. The concluded from the research is students worksheet based learning cycle 5-E on the material circulatory system for the first semester of class XI senior high school had been valid and practical. Keyword: Worksheet, Learning Cycle 5-E, circulatory system PENDAHULUAN Bahan ajar adalah segala bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran seperti handout, buku, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar (Majid, 2011: 173). Berdasarkan observasi telah dilakukan di SMAN 1 Lembah Melintang diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran biologi adalah buku teks (buku paket) dan LKS. Berdasarkan komponen LKS yang ada (meliputi judul, tujuan pembelajaran, uraian materi dan evaluasi), maka LKS tersebut belum memadai karena belum memiliki komponen sesuai dengan komponen utama bahan ajar yang baik. Majid (2011:174) menyat akan bahwa sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: petunjuk belajar (petunjuk guru/siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK) dan evaluasi. LKS merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS dilengkapi dengan petunjuk, serta langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan praktek. Tugas teori, misalnya membaca sebuah buku kemudian membuat resume untuk dipresentasikan, sedangkan tugas praktek dapat berupa kerja laboratorium atau lapangan. 1
Berdasarkan angket yang disebarkan pada 35 siswa, didapatkan respon siswa terhadap bahan ajar yang digunakan di sekolah, yaitu 97% siswa menyukai pembelajaran biologi, 89% siswa mengalami kesulitan memahami istilah yang digunakan dalam biologi, 94% siswa sudah memiliki LKS biologi, 20% siswa yang mengatakan LKS tersebut menarik, 3% siswa yang mengatakan LKS tersebut sudah berwarna. Siswa yang mengatakan materi sistem peredaran darah termasuk materi yang sulit dipahami adalah 80%, karena LKS yang ada kurang membimbing siswa dalam memantapkan konsep. 71% siswa merasa sulit untuk menghubungkan materi biologi dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal di atas, maka perlu dilakukan pengembangan dari LKS yang sudah ada agar memenuhi standar minimal LKS yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Salah satu model LKS yang cocok dikembangkan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah LKS berbasis Learning Cycle 5-E. Nurlatifah, Muhammad dan Widowati (2013: 16) menyatakan bahwa melalui LKS berbasis Learning Cycle 5-E, siswa diberikan kesempatan untuk secara aktif memahami konsep melalui lima tahapan, sehingga dapat memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi dan siswa mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa. Keadaan ini akan menyebabkan siswa mampu mengingat dan menyimpan konsep yang diterima pada memori dalam jangka panjang. Lebih lanjut Sugiharti, Yuliani dan Fitrihidayati (2015: 340) menyatakan bahwa LKS berorientasi Learning Cycle 5-E mampu melatih siswa berpikir kritis, karena itu, LKS pada materi sistem peredaran darah cocok dikembangkan dengan berbasis Learning Cycle 5-E. Menurut Warsono (2012: 100) istilah 5-E terkait dengan lima urutan penyajian pembelajaran yang terdiri dari: engangement, exploration, explanation, elaboration dan evaluation. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Learning Cycle 5-E pada materi sistem peredaran darah untuk kelas XI SMA semester I yang valid dan praktis. METODE PENELITIAN Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D yang meliputi tahap Define (pendefinisi-an), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Penelitian ini dilakukan hanya sampai pada tahap Develop yaitu pada uji validitas. Tahap Define dilakukan untuk menetapkan syarat-syarat pembelajaran dengan menganalisis SK dan batasan materi pelajaran pada LKS yang dikembangkan. Tahap ini dilakukan dalam beberapa langkah yaitu: analisis ujung depan, siswa, tugas, konsep dan tujuan pembelajaran. Tahap design terdiri atas 2 langkah, yaitu merancang kerangka LKS dan pemilihan format. Tahap Develop bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis Learning Cycle 5-E yang valid dan layak digunakan. Pada Tahap develop dilakukan uji validitas oleh dosen dan guru. Selain itu, juga dilakukan uji praktikalitas oleh guru dan siswa. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah angket uji validitas yang disusun menurut skala Likert (Riduwan, 2013: 13) yang telah dimodifikasi dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS) bobot 5, setuju (S) bobot 4, kurang setuju (KS) bobot 3, tidak setuju (TS) bobot 2 dan sangat tidak setuju (STS) bobot 1. Analisis data validitas dengan menentukan skor tertinggi dan menjumlahkan skor dari masing-masing validator. 2
Kemudian memberikan nilai validitas dengan menggunakan rumus (Riduwan, 2013: 15) dengan kriteria, 81-100% sangat valid, 61-80% valid, 41-60% cukup valid, 21-40% kurang valid dan 0-20% tidak valid. Analisis data praktikalitas dengan menentukan skor tertinggi dan menjumlahkan skor dari masi ngmasing validator. Kemudian memberikan nilai validitas dengan menggunakan rumus (Riduwan, 2013: 15) dengan kriteria, 81-100% sangat praktis, 61-80% praktis, 41-60% cukup praktis, 21-40% kurang praktis dan 0-20% tidak praktis. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil 1. Validitas LKS Berbasis Learning Cycle 5-E Hasil validasi LKS berbasis Learning Cycle 5-E dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Hasil Uji Validitas Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Learning Cycle 5-E oleh Validator No Aspek Penilaian Nilai Validitas (%) Kiteria 1 Kelayakan isi 91 Sangat valid 2 Komponen kebahasaan 88 Sangat valid 3 Komponen penyajian 91 Sangat valid 4 Komponen kegrafikan 91 Sangat valid Total 361 Rata-rata nilai validasi 90 Sangat valid 2. Praktikalitas LKS Berbasis Learning Cycle 5-E oleh Guru Hasil Uji praktikalitas LKS yang dilakukan oleh guru Biologi SMAN 1 Lembah Melintang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Learning Cycle 5-E Oleh Guru No Aspek Penilaian Nilai Praktikalitas (%) Kiteria 1 Kemudahan dalam penggunaan 90 Sangat praktis 2 Efisiensi waktu pembelajaran 88 Sangat praktis 3 Manfaat yang didapat 90 Sangat praktis Total 268 Rata-rata nilai praktikalitas 89 Sangat praktis 3. Praktikalitas LKS Berbasis Learning Cycle 5-E oleh Siswa Hasil Uji praktikalitas LKS yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Lembah Melintang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: 3
Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Learning Cycle 5-E oleh Guru dan Siswa No Aspek Penilaian Nilai Praktikalitas (%) Kiteria 1 Kemudahan dalam penggunaan 90 Sangat praktis 2 Efisiensi waktu pembelajaran 83 Sangat praktis 3 Manfaat yang didapat 89 Sangat praktis Total 262 Rata-rata nilai praktikalitas 87 Sangat praktis b. Pembahasan Analisis hasil validasi oleh validator pada Tabel 1, menunjukkan LKS Berbasis Learning Cycle 5-E sangat valid dengan persentase 90%. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan dari segi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan LKS telah memenuhi kriteria kesahihan untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2008: 28) bahwa untuk mengetahui bahan ajar sudah baik maka harus dilakukan evaluasi yang meliputi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Komponen kelayakan isi LKS mendapatkan persentase sebesar 91%. Hal tersebut dikarenakan LKS sudah memuat materi secara mendalam yang menuntut siswa untuk berinteraksi langsung dengan materi serta mengarahkan siswa membangun pengetahuan secara aktif sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Sesuai dengan kegunaan LKS menurut Prastowo (201 1: 206), yakni dengan menggunakan LKS, siswa dapat diberikan kesempatan untuk secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Interaksi yang dilakukan siswa dengan pengetahuan tersebut, menyebabkan keterampilan berpikir kritis siswa juga ikut terlibat sesuai dengan yang ingin dilatihkan. Pada komponen kebahasaan didapatkan persentase sebesar 88%. Perolehan tersebut dikarenakan LKS berbasis Learning Cycle 5-E sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar dan baik sehingga tidak menimbulkan keraguan (kerancuan). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Afza (2016: 139) Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Bahasa yang baik dan jelas adalah bahasa yang sesuai dengan keperluan komunikasi dalam bahasa pembelajaran. Penggunaan bahasa yang baik, jelas dan benar akan mendorong kemampuan berbahasa yang baik di kalangan siswa baik secara lisan maupun tulisan. Prastowo (2011: 73) bahwa dalam penyusunan bahan ajar hendaknya menggunakan bahasa yang mudah, maksudnya mengalirnya kosakata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan antar kalimat dan kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Selain itu, tingginya persentase komponen kebahasaan juga dikarenakan LKS berbasis Learning Cycle 5-E memiliki bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sehingga enak untuk dibaca. Jenis huruf yang digunakan adalah cambria dan century, dengan ukuran 11pt. Kedua jenis huruf tersebut termasuk ke dalam kelompok huruf serif yaitu jenis huruf berkait atau memiliki kait pada ujungnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sitepu (2012: 140) bahwa untuk siswa SMA jenis tulisan yang cocok digunakan adalah jenis huruf serif dengan ukuran 10-11. Komponen penyajian memiliki persentase sebesar 91% dengan kriteria sangat valid. Perolehan tersebut dikarenakan LKS telah disajikan secara runtut, sesuai dengan tahapan Learning Cycle 5-E serta melibatkan dan berpusat pada siswa sehingga LKS mampu 4
mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Uno (2011) bahwa siswa merupakan pusat dari suatu kegiatan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa secara aktif melakukan latihanlatihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan, dengan adanya latihanlatihan LKS ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Lebih lanjut Nurlatifah (2013: 17) menyatakan bahwa Learning Cycle 5-E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Komponen kegrafikan memperoleh persentase sebesar 91% dengan kriteria sangat valid. Hal tersebut dikarenakan LKS yang dikembangkan dengan berbasis Learning Cycle 5-E memiliki tampilan sampul ( cover) yang menarik dengan kombinasi warna dan tulisan yang sepadan sehingga secara keseluruhan tampilan LKS menarik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widjajanti (dalam Pramita, Kuswanti dan Indana, 2014: 379) bahwa tampilan LKS sangat penting dalam pembuatan LKS karena pada umumnya pertama-tama siswa akan tertarik pada tampilan luarnya sebelum melihat isinya. Selain itu, perolehan persentase yang tinggi juga dikarenakan tampilan gambar serta tata letak isi yang sesuai dapat memotivasi siswa untuk menggunakan LKS sehingga memudahkan siswa memahami materi. Menurut Pramita, Kuswanti dan Indana (2014: 379) gambar dan ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang tepat dapat membuat bahan ajar lebih harmonis dan menarik untuk dipelajari serta dapat memotivasi siswa untuk menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan kombinasi warna dan ilustrasi yang menarik memegang peranan penting dalam bahan ajar seperti LKS. Berdasarkan keempat komponen yang dinilai, komponen kebahasaan memperoleh nilai yang paling rendah, hal tersebut dikarenakan kurangnya konsistensi dalam penggunaan istilah pada materi, gambar maupun pertanyaan (soal) dalam LKS. Hal tersebut sudah diperbaiki sesuai dengan saran validator. Menurut Pranata, Susantini dan Kuswanti, 2015: 684) selain menggunakan tata bahasa dan istilah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia, buku atau bahan ajar juga harus menggunakan nama asing/nama ilmiah yang konsisten. 2. Praktikalitas LKS Berbasis Learning Cycle 5-E a) Praktikalitas LKS Berbasis Learning Cycle 5-E oleh Guru Biologi Analisis hasil uji praktikalitas oleh guru biologi pada Tabel 2 diperoleh persentase sebesar 89% dengan kriteria sangat praktis, baik dari segi kemudahan dalam penggunaan, efisiensi waktu pembelajaran maupun manfaat yang didapat. Ditinjau dari segi kemudahan dalam penggunaannya berada pada kriteria sangat praktis dengan persentase sebesar 90%. Hasil tersebut dikarenakan LKS berbasis Learning Cycle 5-E yang dikembangkan memiliki ukuran huruf mudah dibaca dan bahasa yang digunakan mudah dipahami sehingga memudahkan memahami isi LKS, menrut Prastowo (2011: 74) bahwa huruf yang digunakan hendaknya tidak terlalu kecil dan enak dibaca. Urutan teksnya juga harus terstruktur dan mudah dibaca. Selain itu, tingginya kemudahan dalam penggunaan LKS juga dikarenakan LKS memuat langkah-langkah kegiatan yang mudah dilaksanakan dan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar kelompok sehingga mempermudah siswa memahami materi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prastowo (2011: 205) bahwa LKS mempermudah 5
siswa memahami materi. LKS juga dapat melatih kemandirian belajar siswa. Efisiensi waktu pembelajaran memperoleh persentase sebesar 88% dengan kriteria sangat praktis. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan LKS berbasis Learning Cycle 5-E waktu proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat menghemat waktu guru dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan pernyataan Prastowo (2011: 24) bahwa penggunaan bahan ajar berfungsi untuk menghemat waktu pendidik dalam mengajar serta meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Pada komponen manfaat yang didapat berada pada kriteria sangat praktis dengan persentase sebesar 90%. Hasil tersebut diperoleh karena LKS berbasis Learning Cycle 5-E yang dikembangkan dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator. Sebagaimana dinyatakan Prastowo (2011: 205) bahwa LKS dapat meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa, memudahkan guru dalam memberikan tugas dan me-mudahkan pelaksanaan pengajaran pada siswa. b) Praktikalitas LKS Berbasis Learning Cycle 5-E Oleh Siswa Berdasarkan analisis hasil uji praktikalitas oleh siswa pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa LKS berbasis Learning Cycle 5-E yang dikembangkan memperoleh kriteria sangat praktis dengan persentase sebesar 87% dari segi kemudahan dalam penggunaan, efisiensi waktu pembelajaran dan manfaat yang didapat. Ditinjau dari segi kemudahan dalam penggunaannya berada pada kriteria sangat praktis dengan persentase sebesar 90%. Perolehan tersebut karena LKS memuat langkah-langkah kegiatan yang mudah dipahami dan menarik untuk dilaksanakan sehingga materi dan isi LKS juga lebih mudah dipahami oleh siswa. Menurut Prastowo (2011: 380) bahwa beberapa pertimbangan untuk memilih bahan ajar LKS adalah kalimat yang disajikan singkat dan jelas, dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang memudahkan siswa dalam belajar. Komponen efisiensi waktu pembelajaran memiliki persentase sebesar 83% dengan kriteria sangat praktis. Hal yang demikian dikarenakan LKS berbasis Learning Cycle 5-E yang telah dikembangkan dapat membuat waktu proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dengan menggunakan siswa tidak memerlukan waktu yang lama untuk memahami materi. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bahan ajar yang diungkapkan Prastowo (2011: 25) bahwa siswa dapat belajar tanpa harus ada pendidik, dapat belajar kapan saja dan dimana saja, serta dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Pada komponen manfaat yang didapat berada pada kriteria sangat praktis dengan persentase sebesar 89%. Hasil tersebut dikarenakan LKS yang berbasis Learning Cycle 5-E mampu merangsang daya berfikir siswa dan meningkatkan minat belajar siswa melalui lima tahapannya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aniqo, Wisanti dan Kuswanti (2015: 813) bahwa LKS berbasis Learning Cycle 5-E telah mampu melatih keterampilan berfikir kritis siswa dengan cara mengungkapkan hasil kegiatan dan penjelasan. Jika dibandingkan dengan dua komponen lainnya, komponen efisiensi waktu pembelajaran memiliki persentase terendah namun masih dalam kriteria sangat praktis. Hal tersebut dikarenakan menurut pendapat siswa, mereka masih memerlukan banyak buku sumber selain menggunakan LKS Berbasis Learning Cycle 5-E yang telah dikembangkan. Menurut Prastowo (2011: 25) fungsi bahan ajar dapat sebagi satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran 6
maupun sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang dilaksanakan. Keseluruhan hasil uji validitas dan uji praktikalitas LKS berbasis Learning Cycle 5-E yang dikembangkan ini sudah sangat valid dan sangat praktis digunakan sebagai bahan ajar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa LKS berbasis Learning Cycle 5-E pada materi sistem peredaran darah untuk kelas XI SMA sangat valid dan praktis. Dengan demikian, peneliti menyarankan agar produk yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dilanjutkan dengan efektifitas bahan ajar dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Afza, A. 2016. Validitas Perangkat Pembelajaran Biologi Berorientasi Model Problem Based Learning (PBL) Bermuatan Karakter. Jurnal Bioconcetta. 2 (1) Hal 128-141. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Aniqo, Z., Wisanti dan N. Kuswanti. 2015. Validitas dan Keterlaksanaan Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi Learning Cycle 5-E untuk Melatih Keterampilan Ber-pikir kritis. Jurnal Bioedu. 4 (1) Hal 810-815. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurlatifah, I., M. T. Hidayat., W. Budijastuti. 2013. Profil Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 5-E Materi Bioteknologi. Jurnal Bioedu. 2 (1) Hal 15-18. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Pramita, A. D., N. Kuswanti dan S. Indana. 2014. Validitas LKS Berbasis Model Learnng Cycle 5- E Pada Materi Sistem Pencernaan. Jurnal Bioedu. 3 (3) Hal 375-381. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Pranata, A.Y., E. Susantini dan N. Kuswanti. 2015. Validitas Buku Biologi Berbasis Pendekatan Kontekstual Pada Materi Sistem Pernapasan Bagi Siswa SMA/MA. Jurnal Bioedu. 4 (1) Hal 680-684. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogyakarta: Diva Press. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Sugiharti, E., Yuliani dan H. Firtihidayati. 2014. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Learnng Cycle 5- E Materi Enzim Untuk SMA dalam Melatih Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Bioedu. 3 (2) Hal 337-340. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Uno, H. dan N. Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara. 7