FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PICKY EATER (SULIT MAKAN) PADA ANAK BALITA DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh Oleh : NURJANNAH NIM. 0005 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANA BANDA ACEH TAHUN 03
PERNYATAAN PERSETUJUAN Jurnal Ilmiah Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing D-III Kebidanan Stikes U Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, September 03 Pembimbing (SYAHBUDDIN, SST, M.Kes) MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH (NUZULUL RAHMI, SST)
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah FAKTOR-FAKTOR APASAJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PICKY EATER (SULIT MAKAN) PADA ANAK BALITA DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE TAHUN 03 Nurjannah Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah ABSTRAK Masalah sulit makan pada anak sifatnya kompleks dan perlu dicermati faktor penyebabnya. Kesulitan makan pada anak disebabkan oleh tiga factor yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Penanganan sulit makan pada anak, terutama masalah kurang gizi, sehingga dapat meningkat Taman Kanak-Kanakan kualitas anak Indonesia. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Picky Eater (Sulit Makan) Pada Anak Balita Di TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie.Metodelogi Penelitian : Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Di TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga sejak tanggal sampai dengan 6 Juli 03. Pengambilan sampel menggunakan tehknik achidental sampling terhadap 50 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang berisikan 0 pertanyaan. Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang diperoleh dari 50 responden bahwa ada hubungan yang signifikan antara sulit makan pada anak dengan nafsu makan berkurang didapatkan nilai P Value 0.000, ada hubungan yang signifikan antara sulit makan pada anak dengan gangguan proses makan nilai P Value 0.000. ada hubungan anggota keluarga tidak harmonis P Value 0.0. Kesimpulan dan Saran : faktor-faktor yang berhubungan dengan sulit makan pada anak meliputi nafsu makan berkurang dan gangguan proses makan di mulut,gangguan piskologis. Diharapkan kepada petugas untuk memberi pelayanan informasi bagi rumah sakit agar dapat meningkatkan menjadi lebih baik. Kata kunci : Sulit Makan, Nafsu Makan Berkurang, Gangguan Proses Makan, Hubungan Keluarga Harmonis I. Pendahuluan Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan masyarakat. Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi (Depkes RI, 007). Angka kesakitan bayi balita menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan ini juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesaehatan, layanan petugas kesehatan, perlindungan kesehatan anak, faktor sosial ekonomi dan pendidikan ibu (Aziz, 009). Gangguan sulit makan sering dialami anak-anak usia 5 tahun. Usia -5 tahun biasanya anak menjadi sulit makan karena semakin bertambahnya aktivitas mereka seperti bermain dan berlari sehingga kadang mereka menjadi malas untuk makan. Selain itu, pola pemberian makan yang tidak sesuai dengan keinginan anak dapat menyebabkan
anak menjadi sulit makan, sedangkan pada balita terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan kecukupan nutrisi. Nutrisi yang dikonsumsi pada usia balita mengalami banyak perubahan mulai dari perubahan bentuk makanan mulai dari ASI, makanan bertekstur halus dan sampai akhirnya makanan bertekstur padat sebagai asupan utama (Liza, 00). Masalah sulit makan pada anak sifatnya kompleks dan perlu dicermati factor penyebabnya. Kesulitan makan pada anak dibedakan menjadi tiga factor yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Penanganan sulit makan pada anak secara optimal diharapkan akan mencegah timbulnya masalah gizi, terutama masalah kurang gizi, sehingga dapat meningkatkan kualitas anak Indonesia (Liza, 00). Sebagian ibu ada yang menyatakan bisa mengatasinya dengan berbagai cara dan sebagian masih ada yang belum mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi kesulitan makan pada anak balitanya. Cara ibu yang biasa dilakukan jika anaknya susah makan adalah membawa anaknya jalan-jalan, memberikan susu yang banyak untuk mencukupi nutrisinya, membelikannya jajan yang disukai (sejenis jajan keliling), memaksa anak dengan menakut-nakuti agar anak mau makan, dan memberikan ramuan tradisional yang terbuat dari tanaman herbal yang biasanya disebut dengan jamu jawa. Ramuan jamu ini terbuat dari temulawak dan temu ireng yang diparut kemudian diambil sarinya, dan kemudian diminumkan kepada anak yang mengalami susah makan. Banyak peran ibu yang belum dilaksanakan untuk membantu menangani kesulitan makan pada balita misalnya dalam menyajikan makanan yang menarik (Vina, 0). Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga didapatkan jumlah siswa dan siswi TK Negeri Pembina berjumlah 56 balita, diantaranya 0 murid kelompok A yaitu laki-laki orang dan perempuan 9 orang dan sedangkan kelompok B 36 orang diantaranya laki-laki 6 orang dan perempuan 0 orang. Pada saat penulis melakukan wawancara dari dengan 5 orang ibu yang sedang menunggu anak balitanya di berikan pertanyaan, dari 7 orang ibu mengatakan anak - anak mereka susah makan, dimana harus dipaksa, jika bermain lama tidak ingat makan, dan suka meminta jajan sehingga tidak mau makan lagi. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Picky Eater (Sulit Makan) Pada Anak Balita Di TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 0. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan nafsu makan dengan sulit makan b. Untuk mengetahui hubungan gangguan proses makan di mulut dengan sulit makan c. Untuk mengetahui hubungan gangguan psikologis dengan sulit makan. II. METODOLOGI. Kerangka Konsep Menurut Judarwanto (00) menguraikan ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kesulitan makan pada anak, diantaranya adalah hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Beberapa faktor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering kali timbul bersamaan. Penyebab sulit makan secara umum sangat luas dan bervariasi. Beberapa faktor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering kali timbul bersamaan. Penyebab sulit makan secara umum sangat luas dan bervariasi. Bila dikelompokkan dalam penggolongan utama penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan, diikuti gangguan proses makan sehingga dapat digambarkan pada suatu kerangka konsep seperti pada gambar berikut ini: Nafsu makan berkurang Gangguan proses makan di mulut Gangguan psikologis Picky Eaters (Sulit makan pada anak) Hipotesa Penelitian. Ada hubungan nafsu makan terhadap sulit makan pada anak
. Ada hubungan gangguan proses makan di mulut terhadap sulit makan pada anak 3. Ada hubungan gangguan psikologis terhadap sulit makan apada anak Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik dengan pendekatan cros sectional yaitu cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dimana pengumpulan data variable Dependen dan Independen dilakukan penelitian disaat yang bersamaan. (Notoadmojo, 005) Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita di sekolah TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga berjumlah 50 orang Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita di sekolah TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga berjumlah 50 orang dengan tekhnik pengambilan sampel yaitu total sampling Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie, pada tanggal sampai dengan 6 Agustus 03. Pengumpulan dan Analisa Data Data primer yaitu Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada semua ibu yang mempunyai anak balita di sekolah TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Data Sekunder Didapat dari sekolah TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga serta referensi buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian serta pendukung lainnya. Pengolahan Data Menurut (Notoatmodjo, 00) :data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating, III. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Sulit makan pada anak Tabel 5. Distribusi Frekwensi Terjadinya Sulit Makan Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 03 No Sulit Makan Pada Anak Frekuensi Persentase 6 3,0 34 68,0 Total 50 00 Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa dari 50 responden mayoritas balita tidak mengalami sulit makan yaitu 34 orang (68,0%). Gangguan proses makan Tabel 5. Distribusi Frekwensi Terjadinya Gangguan Proses Makan Pada Anak Balita Taman Kanak- Tiga Kabupaten Pidie Tahun 03 No Ganggguan Proses Makan Frekuensi 6 34 Persentase 3,0 68,0 Total 50 00 Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa dari 50 responden mayoritas balita tidak mengalami gangguan proses makan akibat dari sulit makan yaitu 34 orang (68,0%). Nafsu Makan Berkurang Tabel 5.3 Distribusi Frekwensi Terjadinya Nafsu Makan Berkurang Pada Anak Balita Taman Kanak- Tiga Kabupaten Pidie Tahun 03 No Nafsu Makan Berkurang Frekuen si Persentase 44,0 8 56,0 Total 50 00
Berdasarkan table 5.3 dapat dilihat bahwa dari 50 responden mayoritas balita tidak mengalami nafsu makan berkurang akibat dari sulit makan yaitu 8 orang (56,0%). Gangguan Psikologis Tabel 5.4 Distribusi Frekwensi Terjadinya Gangguan Psikologis Pada Anak Balita Taman Kanak- Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie No Gangguan Psikologis Frekuensi 5 45 Persentase 0,0 90,0 Total 50 00 makan (7,7%) sebaliknya anak yang tidak mengalami nafsu makan kurang seluruhnya berasal dari anak yang tidak mengalami sulit makan (00%) Hasil uji statistik dengan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.000 sehingga memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan terjadinya sulit makan pada anak. Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Sulit Makan Ditinjau Dari Gangguan Proses Makan Pada Anak Balita Taman Kanak- Tiga Kabupaten Pidie Tahun 03 Tabel 5.6 Hubungan Gangguan Proses Makan Dengan Terjadinya Sulit Makan Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie N o Nafsu makan berkurang Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 50 responden mayoritas balita tidak mengalami Gangguan Psikologis yaitu 45 orang (90,0%). Analisa Bivariat Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Sulit Makan Ditinjau Dari Nafsu Makan Berkurang Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 03 Tabel 5.5 Hubungan Nafsu Makan Berkurang Dengan Terjadinya Sulit Makan Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Sulit Makan Pada Anak Total f % f % f % 6 0 7,7 0 6 8 7,3 00 8 00 00 Jlh 6 3,0 34 68,0 50 00 Signifikan: p value < 0,05 p value 0,000 N o Gangguan Proses Makan 4 Sulit Makan Pada Anak Total f % f % f % 87,5 5,9 3,5 94, 6 34 00 00 Jlh 6 3, 34 68,0 50 00 0 Signifikan: p value < 0,05 Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa anak yang mengalami gangguan proses makan mayoritas berasal dari anak yang sulit makan (87,5%) dan sebaliknya anak yang tidak mengalami gangguan proses makan mayoritas berasal dari anak yang tidak sulit makan (94,%). Hasil uji statistik dengan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.000 sehingga memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara gangguan proses makan dengan terjadinya sulit makan pada anak. Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Sulit Makan Ditinjau Dari Hubungan Keluarga Harmonis Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 03 p value 0,000 Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa anak yang mengalami nafsu makan kurang mayoritas berasal dari anak yang sulit
N o Gangguan Psikologis Tabel 5.7. Hubungan Gangguan Psikologis Dengan Terjadinya Sulit Makan Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Sulit Makan Pada Anak Total f % f % f % 3 60,0 40 5 00 3 8,9 3 7, 45 00 Jlh 6 3,0 34 68 50 00 Signifikan: p value < 0,05 Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa anak yang mengalami gangguan psikologis mayoritas berasal dari anak yang sulit makan (60,0%) sebaliknya anak yang tidak mengalami gangguan psikologis mayoritas berasal dari anak yang tidak sulit makan (7,%) Hasil uji statistik dengan Chi Square g pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.3 sehingga memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan gangguan psikologis dengan terjadinya sulit makan pada anak. Pembahasan Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Sulit Makan Ditinjau Dari Nafsu Makan Berkurang Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa anak yang mengalami nafsu makan kurang mayoritas berasal dari anak yang sulit makan (7,7%) sebaliknya anak yang tidak mengalami nafsu makan kurang seluruhnya berasal dari anak yang tidak mengalami sulit makan (00%) Hasil uji statistik dengan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.000 sehingga memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan terjadinya sulit makan pada anak p value 0,3 Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan keluarga, khususnya ibu. Jika dilihat dari segi gizi anak, makan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien) untuk berbagai keperluan metabolisme berkaitan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Di samping itu, makan merupakan pendidikan agar anak terbiasa kebiasaan makan yang baik dan benar dan juga untuk mendapatkan kepuasan dan kenikmatan bagi anak maupun bagi pemberinya terutama ibu (Sunarjo, 009) Menurut asumsi peneliti kesulitan makan pada anak memang sering terjadi pada anak balita dan ini merupakan masalah yang sering dialami orang tua atau pengasuh anak, tetapi hal ini jika dibiarkan dapat menggagu kesehatan anak. Apabila sulit makan pada anak tidak segera diatasi, maka mengganggu tumbuh kembang anak. Biasanya orang tua seringkali mengambil jalan pintas untuk mengatasi asupan gizi yang kurang karena anak sulit makan, dengan memberikan suplemen vitamin penambah nafsu makan padahal tindakan tersebut tidak selalu tepat. Dimana orang tua sebaiknya selalu memberikan perhatian khusus tentang makanan anak. Interakasi tidak ditentukan oleh seberapa lama orang tua berinteraksi dengan anak tetapi lebih ditentukan dari kualitas interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa kasih sayang. Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Sulit Makan Ditinjau Dari Gangguan Proses Makan Pada Anak Balita Taman Kanak- Tiga Kabupaten Pidie Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa anak yang mengalami gangguan proses makan mayoritas berasal dari anak yang sulit makan (87,5%) dan sebaliknya anak yang tidak mengalami gangguan proses makan mayoritas berasal dari anak yang tidak sulit makan (94,%) Hasil uji statistik dengan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.000 sehingga memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara gangguan proses makan dengan terjadinya sulit makan pada anak. Menurut Judarwanto (00) Penyebab sulit makan secara umum sangat luas dan
bervariasi. Bila dikelompokkan dalam penggolongan utama penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan, diikuti gangguan proses makan. Sedangkan faktor psikologis yang dulu dianggap sebagai penyebab utama, mungkin saat mulai ditinggalkan atau sangat jarang. Penyebab sulit sangat banyak dan bervariasi. Semua gangguan fungsi organ tubuh dan penyakit bisa berupa adanya kelainan fisik, maupun psikis dapat dianggap sebagai penyebab kesulitan makan pada anak. Jika bayi atau anak menunjukkan gangguan yang berhubungan dengan makan atau pemberian makan akan segera mengundang kekawatiran ibu. Keluhan yang biasa disampaikan berbagai macam di antaranya (Sunarjo, 009): Menurut asunsi peneliti kesulitan makan pada anak balita berupa berkurangnya nafsu makan makin meningkat berkaitan dengan makin meningkatnya interaksi dengan lingkungan dengan makanan makanan atau jajanan diluar sehingga untuk nafsu makan yang disajikan oleh orang tua akan berkurang, dan juga balita lebih mudah terkena penyakit terutama penyakit infeksi baik yang akut maupun yang menahun, infestasi cacing dan sebagainya. Maka dari itu bila terdapat kelainan atau penyakit pada unsur organik tersebut pada umumnya akan disertai dengan gangguan atau kesulitan makan. Faktor-Faktor ng Berhubungan Dengan Terjadinya Sulit Makan Ditinjau Dari Gangguan Psikologis Pada Anak Balita Taman Kanak- Tiga Kabupaten Pidie Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa anak yang mengalami gangguan psikologis mayoritas berasal dari anak yang sulit makan (60,0%) sebaliknya anak yang tidak mengalami gangguan psikologis mayoritas berasal dari anak yang tidak sulit makan (7,%). Hasil uji statistik dengan Chi Square g pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.3 sehingga memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan gangguan psikologis dengan terjadinya sulit makan pada anak. Judarwanto (00) menjelaskan gangguan psikologis dahulu dianggap sebagai penyebab utama kesulitan makan pada anak. Gangguan pskologis bisa dianggap sebagai penyebab bila kesulitan makan itu waktunya bersamaan dengan masalah psikologis yang dihadapi. Bila faktor psikologis tersebut membaik maka gangguan kesulitan makanpun akan membaik. Untuk memastikannya kadang sulit, karena dibutuhkan pengamatan yang cermat dari dekat dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Karenanya hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh orang tua bekerjasama dengan psikater atau psikolog. Berdasarkan hasil penelitian Aizah (0) mengenai faktor penyebab kesulitan makan pada anak usia sekolah menyatakan bahwa yang termasuk kedalam gangguan psikologis dapat terjadi oleh karena: aturan makan yang ketat atau berlebihan terhadap anak, ibu suka memaksa kehendak terhadap anak, hubungan anggota keluarga tidak harmonis dan Anak mengalami alergi pada makanan Menurut asumsi peneliti gangguan pskologis bisa dianggap sebagai penyebab bila kesulitan makan itu waktunya bersamaan dengan masalah psikologis yang dihadapi. Bila faktor psikologis tersebut membaik maka gangguan kesulitan makanpun akan membaik. Untuk memastikannya kadang sulit, karena dibutuhkan pengamatan yang cermat dari dekat dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Karenanya hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh orang tua bekerjasama dengan psikater atau psikolog. orang tua sebaiknya selalu memberikan perhatian khusus tentang makanan anak untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa kasih sayang. IV.PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Faktor-Faktor ng Menyebabkan Terjadinya Sulit Makan Pada Anak Balita Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie yang dilakukan pada tanggal sampai 6 Agustus 03 dengan wawancara menggunakan kuesioner, dapat diambil kesimpulan bahwa :. Ada hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan terjadinya sulit makan pada anak, dengan uji statistik dengan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.000. Ada hubungan yang signifikan antara gangguan proses makan dengan terjadinya sulit makan pada anak, dengan uji statistik dengan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.000 3. ada hubungan yang signifikan gangguan psikologis dengan terjadinya sulit makan pada anak, dengan uji statistik
dengan Chi Square g pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.3 Saran. Bagi Masyarakat untuk menambah informasi bagi masyarakat dan menambah pengetahuan orang tua mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan sulit makan pada anak.. Bagi Tempat Penelitian sebagai informasi ulang dalam mengatasi kesulitan makan pada anak sehingga kesulitan makan pada anak dapat diatasi. 3. Bagi Petugas Kesehatan diharapkan petugas kesehatan dapat lebih memberikan penyuluhan kepada orang tua agar bisa lebih tepat memilih makanan yang cocok untuk usia anak terkait dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. REFERENSI