BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Bank UOB Buana (UOB Buana) didirikan dengan nama PT Bank Buana Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1956. Bank Buana Indonesia memperoleh ijin usaha perbankan pada bulan Oktober 1956 dan memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal 1 November 1956. Dalam jangka waktu lima dekade, Bank Buana Indonesia berhasil berkembang menjadi salah satu bank yang unggul dalam hal pendanaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Pada tahun 1972 hingga 1975, Bank Buana Indonesia mengambil alih tiga Bank, yaitu PT Bank Pembinaan Nasional, PT Bank Kesejahteraan Masyarakat dan PT Bank Aman Makmur yang masing-masing terletak di Bandung, Semarang dan Jakarta. Status Bank kemudian berubah menjadi Bank Devisa pada tahun 1976. Bank Buana Indonesia merupakan salah satu bank di Indonesia yang berhasil melalui krisis keuangan Asia di tahun 1997 tanpa perlu mendapat rekapitalisasi Pemerintah. Kesuksesan ini diikuti pencatatan saham Bank pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 2000. 39
Masuknya pemegang saham asing pada Bank Buana diawali dengan bergabungnya International Finance Corporation (IFC), anak perusahaan Bank Dunia, pada tahun 2003 melalui Penawaran Umum Terbatas II yang dilakukan oleh Bank Buana Indonesia. Pada tahun 2005, IFC melepaskan seluruh kepemilikan sahamnya pada Bank. Pada tahun 2004, United Overseas Bank Limited (UOB) menjadi salah satu pemegang saham Bank Buana Indonesia dengan kepemilikan sebesar 23% saham Bank Buana Indonesia melalui perusahaan investasinya yaitu, UOB International Investment Private Limited (UOBII). Pada akhir tahun 2005, UOBII meningkatkan kepemilikan sahamnya menjadi 61,1%. Pada tanggal 9 Maret 2007, sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada bulan Januari 2007, Bank Buana Indonesia resmi berganti nama menjadi PT Bank UOB Buana Tbk. (UOB Buana) untuk memanfaatkan nama besar dari UOB. Pada tanggal 22 Agustus 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui rencana UOB Buana untuk merubah statusnya dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup. UOBII melaksanakan penawaran tender terhadap saham-saham yang dimiliki oleh masyarakat pada tanggal 22 September hingga 21 Oktober 2008. Hasil dari penawaran tender tersebut meningkatkan kepemilikan 40
saham UOBII menjadi sebesar 98,997%. Selanjutnya, pada tanggal 20 November 2008, pencatatan saham UOB Buana pada Bursa Efek Indonesia efektif dihapuskan (delisting). Jaringan pelayanan UOB Buana mencakup 35 Kantor Cabang, 170 Kantor Cabang Pembantu dan 129 ATM yang tersebar di 30 kota pada 18 provinsi di seluruh Indonesia. UOB Buana juga bekerja sama dengan jaringan ATM Prima dan ATM Bersama, yang memungkinkan nasabah memiliki akses untuk melakukan pengambilan uang dan pelayanan lainnya di lebih dari 18.000 ATM di Indonesia dan lebih dari 1 juta ATM di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan Visa. Di samping itu, UOB Buana juga terhubung dengan jaringan regional ATM UOB. Sejalan dengan visi UOB untuk menjadi The Premiere Bank in Asia Pacific, UOB Buana terus mengembangkan bisnisnya di segmen perbankan konsumer dan korporasi, seraya mempertahankan keunggulannya di segmen UKM. Dengan dukungan jaringan layanan yang luas, system teknologi informasi yang efektif, struktur modal yang kuat serta sumber daya manusia dan manajemen yang berpengalaman, UOB Buana berkomitmen untuk memberikan nilai tambah yang berkesinambungan bagi seluruh stakeholdernya. 41
Gambar 3.1 Shareholder Structure UOB Buana 3.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai perkembangan keuangan UOB Buana. 3.2.1 Variabel dalam Penelitian Menurut Bungin (2005:60), variabel penelitian adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional yang berkaitan erat dengan jenis penelitian yang dilakukan, berupa acuan-acuan yang secara relatif mudah diidentifikasi, diobservasi, 42
dan diklasifikasi, diurut, dan diukur. Variabel dari penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan efisiensi keuangan UOB Buana. Indikator-indikator yang digunakan untuk menilai profitabilitas dan efisiensi keuangan tersebut adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas yaitu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), dan rasio efisiensi yaitu Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Variabel yang digunakan dalam penelitian tentang profitabilitas dan efisiensi bank sebelum dan setelah merger adalah kinerja keuangan, yaitu suatu prestasi berupa hasil profitabilitas dan efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya. Indikator-indikator yang digunakan antara lain adalah: a. Return on Assets (ROA), yaitu salah satu tolak ukur kinerja profitabilitas yang merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva (Net Income dibagi Total Assets). b. Return on Equity (ROE), yaitu salah satu tolak ukur kinerja profitabilitas yang merupakan indikator kemampuan perbankan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (Net Income dibagi Total Equity). 43
c. Net Interest Margin (NIM), yaitu rasio profitabilitas atau rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan total aktiva, rasio ini memberikan hasil persentase antara aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing assets) dengan aktiva lainnya. d. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), yaitu rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, menjadi penilaian tingkat efisiensi kegiatan operasional yang dilakukan oleh bank dalam usaha untuk memperoleh laba. Tabel 3.1 Rumus Variabel Variabel Indikator Rumus Skala Rasio Rentabilitas 1. ROA Laba Sebelum Pajak x 100 % Rasio Total Asset 2. ROE Laba Setelah Pajak x 100 % Rasio Total Equity 3. NIM Pendapatan Bunga Bersih x 100 % Rasio Total Aktiva Produktif (Rata-rata) 4. BOPO Beban Operasional x 100% Rasio Pendapatan Operasional 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, bahan dan informasi yang diperlukan guna pembahasan masalah dan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari dan mencatat bahan-bahan dan data-data yang ada kaitannya dengan objek pembahasan yang didapat dari buku-buku, diktat modul, web browser, serta dokumen-dokumen lainnya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui studi kepustakaan. Studi kepustakaan (library research) bertujuan untuk memperoleh informasi serta bimbingan teori yang akan digunakan dalam menganalisis penelitian dengan mempelajari dari jurnal, buku-buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lain. 3.4 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang bersifat literatur. Data ini berbentuk rasio yang tersusun dalam bentuk time series yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu untuk melihat pengaruh perubahan dalam rentang waktu tertentu. Variasi terjadinya variabel adalah antar waktu. 45
3.5 Analisis Data Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis data adalah mencatat Return on Assets (ROA) dari tahun ke tahun pada masa sebelum dan setelah merger. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Langkah kedua adalah mencatat Return on Equity (ROE) dari tahun ke tahun pada masa sebelum dan setelah merger. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik produktivitas modal sendiri dalam memperoleh laba. Ketiga, mencatat Net Interest Margin (NIM) dari tahun ke tahun pada masa sebelum dan setelah merger. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing assets) dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih. Keempat, mencatat Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tahun ke tahun pada masa sebelum dan setelah merger. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan 46