BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1. 2 Tujuan Percobaan

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

Laporan Praktikum Teknik Kimia I Sedimentasi

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

MODUL 1.06 SEDIMENTASI

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Backfill di PT Antam Tbk UBPE Pongkor

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI

PENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB I DISTILASI BATCH

KONTRAK PERKULIAHAN. Dosen Pengasuh : Yuli Darni, S.T., M.T.

Kata kunci: fluida, impeller, pengadukan, sekat, vorteks.

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I EFFLUX TIME

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

TANGKI BERPENGADUK (TGK)

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

MIXING. I. Tujuan Percobaan Untuk menghomogenkan larutan dengan mengetahui kebutuhan energi pengaduk yang dibutuhkan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014

MAKALAH SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2012/2013 ACARA D-4 HETP. (High Equivalent of Theoritical Plate)

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

5. Viscositas. A. Tujuan. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes. B. Alat dan Bahan

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 3 CONDENSING VAPOR

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS Sabtu, 05 April 2014

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB 3 SEDIMENTASI. Sedimentasi adalah pemisahan solid-liquid menggunakan pengendapan secara

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Khusus Laboratorium Opersi Teknik Kimia I SEDIMENTASI. Disusun oleh: ZAKIATUL FITRI

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

BAB II MIXING APARATUS

Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, santan Kara, susu kental Indomilk, viskometer Ostwald, piknomter

BAB 3 METODE PENELITIAN

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98)

PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

Gambar 1 Open Kettle or Pan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Pada industri kimia proses pemisahan sangat diperlukan, baik dalam penyiapan umpan ataupun produk. Umumnya memisahkan dari campuran produk yang keluar dari reaktor. Berbagai cara pemisahan dapat digunakan, teknik pemisahan yang umumnya banyak dipakai adalah; sedimentasi, kristalisasi, distilasi, ekstraksi, absorpsi, adsorpsi, filtrasi dan penukar ion. Dalam percobaan ini teknik yang dilakukan adalah dengan cara sedimentasi. Proses sedimentasi itu sendiri dilakukan dengan cara mengendapkan partikel zat padat yang tersebar atau tersuspensi dalam cairan dalam waktu tertentu sehingga cairan jernih dapat dipisahkan dari zat padat yang menumpuk didasarnya. Teknik pemisahan dengan cara ini selain lebih mudah dalam pengoperasiannya, dilihat dari segi ekonomi juga jauh lebih murah.. 2 Tujuan Percobaan Mampu melakukan peneraan pada neraca. Dapat mengetahui kecepatan pengendapan kapur (CaCO) dalam cairan dengan menggunakan kolom sedimentasi. Mampu membandingkan konsentrasi suspensi dengan percobaan dan dengan menggunakan hukum Kynch dengan mengggunakan hukum Kynch. Mampu menganalisis keberlakuan hukum Stokes. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengendapan.

. Ruang Lingkup Proses pemisahan suatu suspensi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya dengan filtrasi, kristalisasi, distilasi, ekstraksi, sedimentasi, adsorpsi, absorpsi, dan penukar ion. Pada percobaan ini teknik pemisahan yang dilakukan yaitu dengan cara sedimentasi. Sedimentasi itu sendiri ialah turunnya partikel zat padat yang menumpuk didasarnya.partikel zat padat yang digunakan adalah kapur (CaCO). Proses sedimentasi ini dilakukan bertujuan untuk menghitung besarnya kecepatan pengendapan partikel zat padat yaitu dengan mengukur jarak turunnya lapisan atas (ZB) dan jarak naiknya lapisan bawah (ZD) terhadap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Peneraan neraca Alat analitik yang biasa digunakan pada percobaan memiliki kesalahan alat yang biasa disebut ketelitian atau ketidaksamaan. Seperti pada termometer, ketelitian neraca juga terletak pada bagian garis skala terkecil. Pada neraca analitik ketelitiannya adalah / mg. Pada muatan yang lebih berat, ketelitiannya akan berkurang. Dalam peneraan neraca, langkah-langkah yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :. Cawan porselin dipanaskan dalam oven pemanas Tujuannya adalah agar uap air yang melekat pada cawan tersebut hilang sehingga cawan porselin benar-benar bebas uap air. 2. Memasukkan cawan porselin kedalam eksikator Tujuannya adalah agar cawan porselin tidak kontak langsung dengan udara disekitar.. Peneraan dimulai dengan penimbangan yang dilakukan sampai beratnya konstan dengan empat angka dibelakang koma. Hal ini disebabkan kontak dengan udara luar yang mengandung H2O dan pada saat penimbangan berat yang diperoleh bukan benar-benar berat dari cawan tersebut. 2. 2 Sedimentasi Sedimentasi adalah suatu peristiwa turunnya partikel zat padat yang tersebar atau tersuspensi dalam cairan karena gaya berat sehingga cairan jernih dapat dipisahkan dari zat padat yang menumpuk didasarnya. Berdasarkan kemampuan untuk mengendap, sedimentasi dibedakan menjadi:. Plain sedimentasi Adalah proses pengendapan dimana partikel-partikelnya memiliki kemampuan untuk mengatasi gaya apung.

2. Koagulasi Partikel-partikelnya halus, sulit mengatasi gaya apung(sulit mengendap) sehingga proses koagulasi dilakukan untuk memperbesar diameter partikelnya agar mudah mengendap. Berdasarkan ukuran partikel, sedimentasi dibedakan menjadi :. Discrete particle Selama proses pengendapan bentuk, ukuran, dan densitas partikel tidak berubah. 2. Flacentate particle Selama proses pengendapan bentuk, ukuran, dan densitas partikel berubah. Berdasarkan pengaruh dari partikel lain, sedimentasi dibedakan menjadi:. Free settling Partikel bergerak tidak dipengaruhi oleh partikel lain, dapat diperoleh jika konsentrasinya rendah atau encer. 2. Hinder settling Partikel bergerak mendapat pengaruh oleh partikel lain.percepetan Hinder settling dipengaruhi oleh : Floculated settling (pembentukan flok) Zona settling (pembentukan zona) Compressing settling (partikel atas menekan partikel dibawahnya) Kecepatan pengendapan pada tiap partikel selalu berubah-ubah tergantung ukuran partikel yang terdistribusi dalam larutan, partikel yang berukuran lebih besar memiliki kecepatan pengendapan yang lebih besar daripada partikel yang berukuran lebih kecil. 2. Hukum Stokes Setiap benda yang bergerak dalam suatu fluida akan mendapat gaya geser yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gerak butiran partikel pada proses pengendapan fluida diam dipengaruhi oleh gaya-gaya :

. Gaya apung (Fa) Gaya apung yang bekerja berdasarkan gaya Archimedes dan benda dicelupkan kedalam zat cair akan mendapat gaya keatas sebesar zat cair kedalam yang dipindahkan oleh benda yang dicelupkan. 2. Gaya seret (Fd) Gaya yang timbul akibat adanya gerakan partikel yang bersinggungan dengan fluidanya.. Gaya berat (Fg) Merupakan gaya yang bekerja dipengaruhi oleh gaya berat tiap-tiap partikel. Ketiga gaya tersebut merupakan suatu gaya luar partikel : Fa Fd Fg Gaya apung Fa w.g.v p Gaya seret w C d Vt 2 A p Fd 2 Gaya gravitasi Fg m.g p.v p.g Partikel jatuh mengalami dua periode :. Period of acceleration fall Suatu periode singkat dimana berlangsung percepatan yaitu selama waktu kecepatan itu meningkat dari nol sampai kecepatan terminalnya 2. Period of constant velocity fall (terminal settling velocity)

Periode dimana partikel itu berada dalam kecepatan terminalnya, dalam pengendapan dibawah pengaruh oleh gaya gravitasi selalu konstan. Gaya seret selalu meningkat bersamaan dengan kecepatan. Percepatan berkurang menurut waktu dan lama-lama menuju nol. Partikel akan segera mencapai suatu kecepatan tetap (kecepatan maksimal), pengendapan dibawah pengaruh gaya gravitasi membuat dv/dt =. F F g Fa Fd m.dv / dt Fg Fa Fd p.v p.g w.g.v p C d.vt 2. w. A p 2...() Untuk partikel yang berbentuk bola : m p V p. p = = Ap 4 D p. p 2 6 D p. p...( 2).D p2...() 4 Substitusi persamaan (2) & () ke persamaan (), maka : Vt 2 4.g.D p. w p.c d. w Cd = f (NRe) Cd = Koefisien hambatan NRe = ρw.dp.vt NRe = Bilangan Reynold Nre = ρw.d μ Untuk aliran

Laminer : NRe < Cd Transisi : <NRe<4 Cd 24 N Re 24 N Re N Re.4 Turbulen : NRe > 4 Cd=,44 Sehingga untuk aliran laminer, Vt 2 g. p w.d p... HukumStokes 8 Untuk mengetahui besarnya kecepatan mengendap maka dilakukan percobaan secara tampak pada kolom sedimentasi : (a) (b) (c) Keterangan : (a) Suspensi seragam pada keadaan awal (b) Zona-zona settling setelah waktu tertentu (c) Kompresi zona D setelah zona B dan C hilang (titik kritis) (d) Akhir pengendapan Zona A = Cairan jernih Zona B = Suspensi dengan konsentrasi awal Zona C = Daerah peralihan Zona D = Suspensi terpadatkan (d)

Pada mulanya seluruh partikel tersebar pada zona B, kemudian partikel mengendap dengan laju yang sama sehingga terbentuk zona A dan zona D yang terdiri dari partikel-pertikel yang mengendap didasar. Sedang zona C merupakan daerah transisi dimana padatan bergerak dari zona B ke zona D dan sebaliknya. Setelah selang waktu tertentu, zona B dan C akan menghilang, hanya tinggal zona A dan D (terbentuk 2 zona). Pada saat ini disebut keadaan kritik. 2. 4 Teori Kynch Asumsi dasar teori Kynch :. Konsentrasi partikel seragam pada tiap lapisan horizontal 2. Pengaruh dari dinding dapat diabaikan. Tidak ada perubahan bentuk, ukuran, dan komposisi partikel pada akhir penngendapan 4. Kecepatan pengendapan partikel hanya tergantung dari konsentrasi partikel itu sendiri. Konsentrasi awal akan meningkat seiring dengan turunnya endapan. Pengaruh laju pengendapan terhadap konsentrasi dengan lapisan yang terbentuk pada waktu pengendapan dapat ditentukan dengan melakukan uji coba pengecekan pengendapan secara batch. CL.A (VL + VL ) tl = Co.A.Zo..() Z (ketinggian)

t (waktu) Z-x = Kurva gerak batas atas lapisan B -x = Kurva gerak batas atas lapisan D Zi-x = Garis singgung pada kurva Z-x X(tL-ZL) = koordinat titik x (titik kritis) Dimana slope : - dz/dt = vl Intersept : Zi (tl,zl) Jika tinggi setiap lapisan ZL diplotkan terhadap tl, maka persamaan dengan hubungan diatas diperoleh kecepatan pengendapan VL ZL...( 2) tl Dengan mensubstitusi persamaan (2) ke (), maka CL C O.Z O...() Z L V L.t L Intersep pada Z = ZL tg Zi Z L tl t = index untuk titik potong garis singgung sumbu koordinat

Z i Z L t L.tg t L.V L Z i t L.V L Z L...( 4) Dengan mensubstitusi persamaan () ke (4), maka CL.Zi = C.Z..() dimana : Zi = tinggi lapisan dengan konsentrasi CL yang memuat semua partikel dalam lapisan awal C = konsentrasi mula-mula pada tinggi Z dan t= 2. Kriteria Rezim Pengendapan Untuk menentukan daerah mana gerakan partikel itu terletak maka kecepatan dieliminasi ke NRe sehingga diperoleh kriteria k : K Dp p w / 2 jika dari perhitungan diperoleh harga k<2,6 maka hukum Stokes berlaku.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN. Alat dan Bahan.. Alat Kolom sedimentasi Gelas kimia ml Gelas ukur ml Gelas ukur ml Cawan porselin Piknometer 2 ml Neraca analitik Meteran Viskometer Ostwald..2 Bahan

CaCO Air kran Aquadest.2 Skema Alat Kolom sedimen

Aliran Keluar tangki pompa kerangan. Cara Kerja dan Diagram Alir.. Menggunakan kolom sedimentasi (variasi ketinggian) Mulai Menyiapkan alat dan bahan aliran keluar

Mencatat suhu dan tekanan laboratorium Menimbang cawan porselin kosong, piknometer kosong, piknometer + air keran, piknometer + aquadest Membuat suspensi dengan konsentrasi 7 gr/l didalam tangki Suspensi diaduk, kemudian alirkan ke kolom sedimentasi dengan menggunakan pompa hingga ketinggiannya cm Mengamati perubahan lapisan atas B dan lapisan atas D tiap menit Mengambil sample dengan volume ml bila lapisan atas B mencapai cm diatas tiap kerangan,dan menaruhnya kedalam cawan porselin Meletakkan cawan kedalam oven hingga semua cairan menguap, lalu ditimbang dengan neraca analitik Melakukan langkah-langkah seperti diatas, dengan ketinggian suspensi pada kolom 2 cm

..2 Menggunakan gelas kimia & gelas ukur (variasi diameter) Membuat suspensi dengan konsentrasi 7 gr/l pada gelas kimia dan gelas ukur,dengan ketinggian yang sama Mengaduk suspensi agar homogen, setelah pengadukan berhenti hidupkan stop watch Mengamati perubahan lapisan atas B dan lapisan atas D tiap menit hingga terbentuk 2 zona Melakukan langkah-langkah seperti diatas dengan menggunakan konsentrasi gr/l dan gr/l.. Melakukan langkah-langkah seperti diatas konsentrasi) dengan menggunakan Menggunakan kolom sedimentasi (variasi konsentrasi 8, gr/l Membuat suspensi dengan konsentrasi gr/l pada tangki penampung,dengan ketinggian cm Mengaduk suspensi agar homogen, setelah pengadukan berhenti hidupkan stop watch Mengamati perubahan lapisan atas B dan lapisan atas D tiap menit hingga terbentuk 2 zona Melakukan langkah-langkah seperti diatas dengan menggunakan konsentrasi gr/l

BAB VI PEMBAHASAN Sedimentasi merupakan peristiwa turunnya partikel-partikel padat yang tersebar atau tersuspensi dalam cairan karena pengaruh gaya berat, gaya apung, dan gaya geser sehingga cairan jenuh dapat dipisahkan dari zat padat yang mengendap didasarnya.

Pada percobaan sedimentasi, kita melakukan macam variasi pecoban. yaitu menggunakan variasi konsentrasi, variasi diameter dan variasi ketinggian. Variasi Konsentrasi Pada percobaan ini untuk variasi konsentrasi digunakan konsentrasi 7gr/L, gr/l, dan gr/l.dari data hasil percobaan dapat diperoleh nilai Vt dan nilai Vl yang semakin kecil. Pernyataan ini tidak sesuai secara teoritis yang menyatakan bahwa semakin besar konsentrasi maka nilai kecepatan pengendapan akan semakin besar. Hal ini disebabkan Karen semakin besar konsentrasi maka jumlah partikel dalam suspensi akan semakin banyak. Akibatnya partikel tidak tersebar sehingga gesekan antar partikel akan semakin besar atau dengan kata lain partikel akan mudah untuk saling bertumbukan, sehingga pada konsetrasi yang besar maka kecepatan pengendapan akan semakin kecil. Variasi Diameter Pada percobaan ini, untuk variasi diameter digunakan 2 diameter yang berbeda (gelas kimia ml dan gelas ukur ml) dengan konsentrasi 7 gr/l, gr/l,dan gr/l. Dari hasil percobaan kecepatan pengendapan pada gelas kimia lebih besar dibandingkan kecepatan pengendapan pada gelas ukur karena diameter kolom yang berbeda dapat mempengaruhi kecepatan pengendapan. Kecepatan pengendapan pada diameter yang lebih besar akan lebih cepat daripada kecepatan pengendapan pada diameter yang lebih kecil.hal ini disebabkan karena pada diameter kolom yang lebih besar maka partikelnya akan lebih tersebar sehingga gesekan antar partikel akan lebih kecil dibandingkan dengan gesekan antar partikel untuk diameter kolom yang lebih kecil. Variasi ketinggian Pada percobaan ini digunakan variasi ketinggian cm dan 2 cm, dengan konsentrasi 7gr/L. dari hasil percobaan kecapatan pengendapan pada cm adalah 2.7gr/s dan kecepatan pengendapan pada 2 cm adalah.6 cm/s. hal ini tidak sesuai dengan literatur yang diketahui, seharusnya kecepatan

pengandapan cm = 2 cm adapun yang menyebabkan terjadinya penyimpangan ialah saat pengadukan suspensi sulit sekali bersifat homogen, sehingga pada saat suspensi dialirkan pada kolom sedimentasi sebelum suspensi mencapai ketinggian yang diinginkan, suspensi telah banyak mengendap, sehingga data yang didapat tidak akan bagus. Harga Vt Harga Vt dari perhitungan berbeda dengan Vt dari grafik, dimana Vt dari perhitungan =.2 cm/s, sedangkan dari grafik Vt berkisar antara =..8. Penyimpangan ini disebabkan pada waktu perhitungan digunakan asumsi: Partikel suspensi dianggap berbentuk bola,sedangkan bentuk partikel pada saat percobaan tidak dapat ditentukan karena ukurannya sangat kecil. Pada percobaan ini juga ditentukan harga VL,tetapi harga VL ini hanya mewakili kecepatan pengendapan di suatu titik,sehingga harga VL belum dapat dianggap kecepatan pengendapan untuk suatu larutan. Perbandingan konsentrasi Konsentrasi larutan yang diperoleh dari percobaan berbeda dibandingkan konsentrasi larutan dengan perhitungan secara teori Kynch. Hal ini disebabkan sewaktu mengambil sample pada waktu dan ketinggian tertentu dianggap belum dapat mewakili konsentrasi pada ketinggian tersebut, karena sample yang diambil hanya untuk satu titik (didekat kerangan) sedangkan sample tersebut belum tentu mempunyai konsentrasi yang sama dengan sample lain yang lebih jauh dari kerangan. Perbedaan ini terjadi karena sample yang diambil tidak homogen atau sudah ada sebagian partikel yang mngendap. Sementara menghitunh konsentrasi dengan teori Kynch dianggap sudah mewakili setiap ketinggian karena pada perhitungan dengan teori Kynch lapisan sample yang diambil dianggap sudah homogen. Keberlakuan Hukum Stoke

Syarat Hukum Stoke adalah harga K<2,6, jadi pada percobaan ini Hukum Stoke berlaku karena nilai K yang kita dapat adalah.69. Dan nilai Nre adalah., sehingga aliran yang didapatkan pada percobaan ini adalah aliran laminer. -aliran laminar :Nre < -aliran transisi : Nre <Nre >4 -aliran laminar : Nre > 4 BAB VII KESIMPULAN. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendapan adalah : a. Tinggi kolom b. Diameter bejana c. Konsentrasi partikel 2. Hukum Stokes tidak berlaku dalam percobaan ini.. Tekanan dan suhu ruang mempengaruhi proses pengendapan.

4. Dari grafik z terhadap t dapat ditentukan titik kritik.

LAMPIRAN D CONTOH PERHITUNGAN D. Menghitung volume piknometer V piknometer m aquadest aquadest m piknometer aquadest m piknometerkosong aquadest 46, gr 2,7 gr.996648 gr / cm 26.2 2 cm V piknometer D.2 Menghitung densitas air kran airkran mairkran V piknometer m piknometer airkran m piknometerkosong V piknometer 4.87 gr 2.7 gr 26.2cm.9988 gr/cm airkran D. Menghitung densitas partikel partikel Sg aquadest 2.7.996648 gr / cm 2.72 gr/cm partikel D.4 Menghitung viskositas air kran µaquadest taquadest tair kran =.8 cp =. menit =.8 menit airkran aquadest t aquadest t airkran.8cp.menit.8menit airkran.7 cp

airkran.7. -2 gr/cm.s D. Menentukan VT dari hasil perhitungan 2 Dp ( p w ) g 8 w2 VT (6. cm) 2 (2.72 gr / cm.9988 gr / cm )98cm / s 2.7 2 gr / cm.s =.2 cm/s D.6 Menghitung konsentrasi D.6. Secara Perhitungan C Z C L Z i C Z Zi 7 gr / L cm 26cm C L 4.8 gr/l D.6.2 Secara Percobaan CL m V.7 gr ml ml L C L 7 gr / L CL D.7 Menghitung Bilangan Reynold N Re wvt D p w.9988 gr / cm.2cm / s 6..7 2 gr / cm.s. N Re w g( p w ) k Dp w 6.7..9988 gr / cm.98cm / s 2 (2.72 gr / cm.9988 gr / cm ) (.7 2 ) 2 gr / cm

k.97 BAB VII DAFTAR PUSTAKA Banchero J.IR. walter L.B.Introduction to Chemical Engginering Mc. Graw Hill 99

Unit OPeration of Chemical Engginering. 2nd edition : Marren L, Mc Cabe.J.C.Smith Unit Operation of Chemical Engginering. th edition : Marren L, Mc Cabe.J.C.Smith Perry.Robert H, Chilton Cecil H. Chemical Engginering Hand Book th edition. LAMPIRAN A DATA LITERATUR ρaquadest (26.o C) =.996648 gr/cm specific gravity CaCO = 2.7

µaquadest =.8 cp LAMPIRAN B DATA PENGAMATAN B. Data Ruang

Hari Hari 2 Keadaan awal Suhu (oc) (2.6 ±.) Tekanan (mmhg) (6.97 ±.)2 akhir awal akhir (2.7 ±.) (6.96 ±.)2 B.2 Data Percobaan B.2. Spesifikasi Alat Tinggi kerangan pada kolom sedimentasi : Kerangan : 26 cm Kerangan 2 : 6 cm Kerangan : 86 cm Kerangan 4 : 6 cm Kerangan : 46 cm Kerangan 6 : 76 cm Tangki : Diameter : 44. cm Tinggi : cm Kolom Sedimentasi Sisi : cm Sisi 2 : cm Tinggi Prisma : 7 cm B.2.2 Berat Piknometer Massa (gr) Piknometer Kosong Pikno + aquadest Pikno + air kran m (gr) 2.7 46. 4.67 m2 (gr) 2.6 46. 4.66 m2 (gr) 2.6 46. 4.6

B.2. Menghitung laju alir untuk menghitung viskositas Aquadest Air Kran t (s)..9 t2 (s).4.6 t (s).7.9 B.2.4 Berat Cawan Porselin Kosong Berat Cawan Kosong (gr) cawan m (gr) 2.68 28.. 8.8 29.86 29.7 2 4 6 B.2. Data Pengamatan Variasi Ketinggian (konsentrasi 7 gr/l) Ketinggian cm T (menit) 2 2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 8 9 82 7 47 46 9..8 2.2.8 29. 28. 27. 26. 2.4 24. 2.8 ZD (cm) 9. 7. 28.6.2 4. 44. 47 m2 (gr) 2.68 28.. 8.8 29.86 29.7 m (gr) 2.68 28.. 8.8 29.86 29.7

2.2 2.2 2.2 Ketinggian 2 cm T (menit) ZD (cm) 2 84. 69. 7.8 6.2 2 42.4 2 29 2. 24..9 28. 4 87 4.7 4 7 9. 9 4 4. 4. 6 42. 6 4.8 7 9. 7 7.7 8 6.4 8 9.9 9 2.8 2.2.4 29.7 2 28.7 2 27.7 26.7 2.9 4 2.9 4 2.9 Variasi Konsentrasi (konsentrasi gr/l, gr/l) Konsentrasi gr/l Ketinggian : cm T (menit) 2. ZD (cm).

2 2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 2 8 97 8.6 7 64 44 4.2 9 7. 6 4... 29.2 28.2 27.2 26.4 2.7 24.8 24 24 24 9.7 2.8 27.9.2.4 7.2 9. 4.2 Konsentrasi gr/l Ketinggian cm T (menit) 2 42.7.7 29. 2 ZD (cm). 2. 2.9.6

2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 2 4 4 9.9 4. 8.8.4 97.8 92. 87.2 82.2 77.7 74 7.7 67. 6.2 8..7 49.9 4. 9. 4.7.9 27. 2.7 24.9 24. 2.8 2.8 4. 4.9 6.8 8.2..7 8.2 2.4 22. 22.7 2 2. 24. 24.9 2.2 26 27. 28.6 29.2.9 Variasi Konsentrasi (konsentrasi gr/l) Konsentrasi gr/l Ketinggian : 2 cm T (menit) 2 78. 64..8 ZD (cm) 2. 7.8 2.

2 2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 2 4 4 6 6 7 9. 27. 6.4 4.2 92 8 68.4. 48. 46.2 44. 42.8 4. 9.8 8. 7.4 6..2 4. 4. 2.4.7.8.2 29.4 29. 28. 27.7 27 26. 26. 7.4 2. 2.2.6 2.7 6.2 4.9 44.7 48. Variasi Diameter (gelas ukur ml dan gelas kimia ml) Konsentrasi 7 gr/l Ketinggian cm T (menit) 2 Gelas Ukur 2 8..4 ml ZD (cm).8.8 Gelas Kimia 2 8 ml ZD (cm).7.2

4 6 7 8 2. 2. 2.8.8.8 2.... ml ZD (cm).9 2...8 Gelas Kimia 2 8.4 2.4 2..9.7.7...4.4 ml ZD (cm).8.9 2.4 ml ZD (cm).9. 2. 2.8.4.6.8 4 Gelas Kimia 2 9. 8 6.9.9. 4. 4.2.7.4. 2.9 2.7 2. 2. 2.4 2. 2. ml ZD (cm)..7 2. 2. 2.7.2..7 Konsentrasi gr/l T (menit) 2 4 6 7 8 9 Gelas Ukur 2 9 6. 2.8 2. 2. 2. 2.9.9.9 Konsentrasi gr/l T (menit) 2 4 6 7 8 9 2 4 6 7 Gelas Ukur 2 9.7 8.4 7. 6.. 4.7 4. 4.7.4. 2.9 2.9 2.8 2.7 2.7

Konsentrasi 7 gr/l Ketinggian 2 cm T (menit) 2 4 Gelas Ukur 2 6... ml ZD (cm).2. Gelas Kimia 2..9.9.9 ml ZD (cm).4.9 ml ZD (cm).2..8 Gelas Kimia 2 8...7.6.6.6.6 ml ZD (cm)..6.7 Konsentrasi 7 gr/l T (menit) 2 4 6 7 Gelas Ukur 2 9..2.8.6.4.4.4 Massa Cawan + Sample Konsentrasi 7 gr/l Msample + cawan (gr) Kran 2 4 6 Z = cm 2.48 29.9 2.4 9..8 Z = 2 cm 2.9 28.44 2.4 9..47 2.4 Konsentrasi gr/l, gr/l Ketinggian Kolom cm Msample + cawan (gr) Kran 2 Z(Konsgr/l) 2.48 29.9 2.4 Z(Kons gr/l) 2. 29.9 2.4

4 9..8 9..8 Konsentrasi gr/l Ketinggian Kolom 2 cm Msample + cawan (gr) Kran 2 4 6 Z 2. 28.8 2. 9.7.29.7 LAMPIRAN C HASIL ANTARA C. Massa sample pada cawan setiap kerangan C.. Variasi Ketinggian Konsentrasi 7 gr/l Ketinggian cm No 2 4 Massa (gr).8.8.7.72.7

Konsentrasi gr/l No 2 4 Massa (gr).8.8.7.72.7 Konsentrasi gr/l No 2 4 Massa (gr).4.8.7.72.22 Konsentrasi 7 gr/l Ketinggian 2 cm No 2 4 6 Massa (gr).9.4.2.72.6 2.69 Konsentrasi 7 gr/l No 2 4 Massa (gr).4.7.8.24.4

6.6 C.2 Diameter Partikel : 6,. - C. Variasi Ketinggian (Konsentrasi 7 gr/l) Ketinggian cm T (menit) 2 2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 8 9 82 7 47 46 9..8 2.2.8 29. 28. 27. 26. 2.4 24. 2.8 2.2 2.2 2.2 ZD (cm) 9. 7. 28.6.2 4. 44. 47 V.8 2 2.6 2.6 2.6 2.4 4.6.2.4.7.4.2.28.26.28.6.24.4.8.4.2

Ketinggian 2 cm T (menit) 2 2 84 69. 6 42 ZD (cm). 7.8.2.4 V.2 2.9 2.7 2.8 2.6

2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 2 4 4 29.9 87 7 9 4. 42. 4.8 9. 7.7 6.4.9 2.8 2.2.4 29.7 28.7 27.7 26.7 2.9 2.9 2.9 2. 24. 28. 4.7 9. 4 4. 2.8 2.82 2.78 2.8 2.8 2.7.6.4..2.26.28.22.22.6.6.6.4.2.2.2.6

Variasi Konsentrasi (konsentrasi gr/l, gr/l) Konsentrasi gr/l Ketinggian : cm T (menit) 2 2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2. 8 97 8.6 7 64 44 4.2 9 7. 6 4... 29.2 28.2 27.2 26.4 ZD (cm). 9.7 2.8 27.9.2.4 7.2 9. 4.2 V.4 2. 2. 2.2 2.28 2.2 2.2 2.2.8.6.44.4.26.4.26..24.22.2.2.6.4

2 2 2.7 24.8 24 24 24.8.6

Konsentrasi gr/l T (menit) 2 2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 2 4 4 42.7.7 29. 2 9.9 4. 8.8.4 97.8 92. 87.2 82.2 77.7 74 7.7 67. 6.2 8..7 49.9 4. 9. 4.7.9 27. 2.7 24.9 24. 2.8 2.8 ZD (cm). 2. 2.9.6 4. 4.9 6.8 8.2..7 8.2 2.4 22. 22.7 2 2. 24. 24.9 2.2 26 27. 28.6 29.2.9 V.46.4.24.9.2.8.4.8.2.6.6.9.74.66.64.86.2.88.72.6.72.96.76.68.6.6.2.

Konsentrasi gr/l Ketinggian : 2 cm T (menit) 2 78. 64. ZD (cm) 2. 7.8 V 4. 2.87 2.

2 2 4 4 6 6 7 7 8 8 9 9 2 2 4 4 6 6 7.8 9. 27. 6.4 4.2 92 8 68.4. 48. 46.2 44. 42.8 4. 9.8 8. 7.4 6..2 4. 4. 2.4.7.8.2 29.4 29. 28. 27.7 27 26. 26. 2. 7.4 2. 2.2.6 2.7 6.2 4.9 44.7 48. 2.46 2.4 2.22 2.44 2.44 2.4 2.2 2.8.4.46.8....26.22.22.22.8.8.4.8.2.6.2.6.6.4.4

C.4 Variasi diameter Ketinggian cm Konsentrasi 7 gr/l Gelas Ukur t (menit) 2 4 6 7 8 2 8,,4 2, 2, 2,8,8,8 Gelas Kimia ZD (cm),8,8 2, 2 8,, ZD (cm),7,2, V Gelas ukur,, 2,9,2,,2 V Gelas kimia 4,,2,

Konsentrasi gr/l Gelas Ukur t (menit) 2 4 6 7 8 9 2 9 6, 2,8 2, 2, 2, 2,9,9,9 Gelas Kimia ZD (cm),9 2,, 2 8,4 2,4 2,,9,7,7,,,4,4 ZD (cm),8,9 2,4 Gelas ukur 2,,7,,2,2,, Gelas kimia 4 2,6,,4,2,2,

Konsentrasi gr/l Gelas Ukur t (menit) 2 4 2 9,7 8,4 7, 6, Gelas Kimia ZD (cm),9, 2, 2,8 2 9, 8 6,9,9 ZD (cm),,7 2, 2, Gelas ukur 2,,,,8 Gelas kimia 2,9,,,8

6 7 8 9 2 4 6 7, 4,7 4, 4,7, 2,9 2,9 2,8 2,7 2,7,4,6,8 4, 4, 4,2,7,4, 2,9 2,7 2, 2, 2,4 2, 2, 2,7,2,,7,6,4,,,7 -,,,,,,6,,,,,2,2,2,,

Ketinggian 2 cm Konsentrasi 7 gr/l Gelas Ukur t (menit) 2 4 2 6,,, Gelas Kimia ZD (cm),2, 2,,9,9,9 ZD (cm),4,9 Gelas ukur 6, Gelas kimia 8, 2,6

Konsentrasi gr/l Gelas Ukur t (menit) 2 2 9,,2,8 Gelas Kimia ZD (cm),2,,8 2 8,,,7 ZD (cm),,6,7 Gelas ukur 2,7 4,,4,2 Gelas kimia,,2 4,6,

4 6 7,6,4,4,4,6,6,6,6,2