Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya Instagram sudah mencuri perhatian para penggunanya, menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN. yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, manusia di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu ini mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi

Denis M c Q u a il. Teori Komunikasi Massa c Q a il

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

TEORI INTERPRETIF. Modul ke: 14FIKOM FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS

Penyusun Nama : Aisyah Monicaningsih Nim :

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Proses dan efek Media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia tidak dapat menghindari interaksi sosial untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye


untuk penampilan mereka yang nantinya akan menunjukkan identitas mereka.

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913)

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat paradigma. Pendekatan kualitatif yang

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. yang diakses 19 Juni 2014 pukul 23.30

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

BAB III METODOLOGI. lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun Istilah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi persoalan ketika berbicara mengenai kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media,

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

TEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

Transkripsi:

Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

Pendekatan Fungsional Pendekatan fungsional dalam kajian komunikasi politik lebih berorientasi pada peran atau fungsi komunikasi politiki yang memiliki esensi kajian tentang pengaruh atau dampak dari komunikasi politik. Penggunaan media massa dalam komunikasi politik, oleh sebab itu pendekatan teoritik fungsional menitik beratkan pada pengaruh media dalam komunikasi politik terhadap voters.

Pendekatan Posmodernism Postmodernisme adalah sebuah reaksi melawan modernisme yang muncul sejak akhir abad 19. Dalam postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh emosi, dan moralitas digantikan oleh relativisme. Kenyataan tidak lebih dari sebuah konstruk sosial; kebenaran sama dengan kekuatan atau kekuasaan. Identitas diri muncul dari kelompok. Postmodernisme mempunyai karakteristik fragmentasi (terpecah-pecah menjadi lebih kecil), tidak menentukan (indeterminacy), dan sebuah ketidakpercayaan terhadap semua hal universal (pandangan dunia) dan struktur kekuatan.

Pengertian Posmodernism Meleburnya batas wilayah dan pembedaan antar budaya tinggi dengan budayarendah, antara penampilan dan kenyataan, dan segala oposisi biner lainnya yang selama ini dijuntung tinggi oleh teori sosial dan filsafat konvensional. Dengan demikian, posmodern secara umum adalah proses dediferensiasi dan munculnya peleburan di segala bidang (Jean Baudrillard dalam buku Dr. Munir Fuady,2005) Posmodernisme merupakan intensifikasi yang dinamis, yang merupakan upaya terus menerus untuk mencari kebaruan, eksperimentasi dan revolusi kehidupan, yang menentang dan tidak percaya pada segala bentuk narasi besar, berupa penolakannya terhadap filsafat metafisis, filsafat sejarah, dan segala bentuk pemikiran totalitas, seperti Hegelian, Liberalisme, Marxisme, dan lain-lain. Posmodern dalam bidang filsafat dapat diartikan segala bentuk refleksi kritis atas paradigma modern dan atasmetafisika pada umumnya (Jean Francois Lyotard dalam buku Dr. Munir Fuady,2005)

Pendekatan Posmodernism Pendekatan teoritik ini dalam kajian komunikasi politik sangat membntu untuk mengkaji berbagai macam budaya populer, seperti musik, fashion. Dalam hubungannnya ini budaya pop dipandang sebagai bentuk ekspresi simbolik, yang setidaknya sampai tingkat tertentu, memiliki signifikasi dengan politik

Pendekatan Dramaturgi Perspektif dramaturgis dari Erving Goffman, sebenarnya merupakan salah satu model pendekatan interaksi simbolik selain teori penjulukan dan etometodologi (Mulyana, 2001:68)

Menggunakan metafor teater, (Goffman dalam Mulyana, 2007:38) membagi kehidupan sosial ke dalam dua wilayah yaitu: Wilayah depan, yaitu tempat atau pristiwa sosial yang memungkinkan individu menampilkan peran formal atau bergaya layaknya aktor yang berperan. Wilayah ini juga disebut panggung depan yang ditonton khalayak. Wilayah belakang, yaitu tempat untuk mempersiapkan perannya di wilayah depan, disebut juga panggung belakang atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai mempersiapkan diri atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.

Berdasarkan pandangan dramaturgis, seseorang cinderung mengetengahkan sosok diri yang ideal. Seseorang cinderung menyembunyikan fakta dan motiv yang tidak sesuai dengan citra dirinya. Bagian sosok diri yang diidealisasikan melahirkan kecinderungan si pelaku untuk memperkuat kesan bahwa pertunjukan rutin yang dilakukannya serta hubungan dengan penonton memiliki sesuatu yang istimewa sekaligus unik

Pendekatan konstruktivisme Perintis konstruktivis Jesse Delia: pendekatan ini memiliki pandangan pokok bahwa setiap orang dalam keadaan normal memahami dunia sekitarnya melalui system of personal construct (sistem-sistem konstruksi personal) (Griffin,2003:116). Yang di maksud dengan sistem konstruksi personal adalah kerangka berfikir yang mendasari seseorang memberikan penilaian-penilaian berdasarkan kategori-kategori dan perbedaan-perbedaan.

Asumsi Konstruktivisme Pertama, suatu kejadian (realitas) tidak hadir dengan sendirinya secara objektif, tetapi diketahui atau dipahami melalui pengalaman. Kedua, realitas dipahami melalui kategori-kategori bahasa secara situasional yang tumbuh dari interaksi sosial di dalam suatu kelompok sosial pada saat dan tempat tertentu. Ketiga, bagaimana suatu realitas dapat dipahami, ditentukan oleh konvensi-konvensi komunikasi yang dilakukan pada saat itu. Keempat, pemahaman terhadap realitas yang tersusun secara sosial membentuk banyak aspek penting lain dari kehidupan Sendjaja, 1994:325-326

Pendekatan konstruktivisme dalam penilaian komunikasi politik memungkinkan adanya lacakan mengenai beberapa persoalan penting: (A) bagaimana media massa mengkonstruksi realitasstudi tentang isi media atau isi pesan, misalnya pemberitaan, (B) bagaimana individu khalayak dengan latar belakangsosio-ekonomi-kultural yang saling berbeda mempersepsikan isi media misalnya berita atau iklan, dan (C) bagaimana pengaruh atau (effect) dari eksposure isi media terhadap sikap-sikap dan perilaku khalayak (D) bagaimana individu memgintepretasikan kegiatan komunikasi politik yg dilakukan individu maupun klompok..

Pendekatan Lingusitik Dalam politik, pidato disampaikan, pernyataan dikemukakan, perundingan dilakukan, konfrensi pers dan wawancara dibuat, aksi protes dan bahkan ultimatum disampaikan. Sapir-Whorf (dalam Pawito, 2009:33) menemukan bahwa bahasa menentukan cara berfikir, dan cara berfikir pada gilirannya menentukan cara bersikapdan betindak. Hal ini yang meninspirasikan lahirnya kajian atau penelitian mengenai perbedaan penggunaan bahasa dikalangan elit politik.

Pendekatan Orgasisasional atau Institusional Pendekatan ini dalam penelitian komunikasi politik memandang cabang-cabang kekuasaan pemerintahan dan pranata sosial yang ada dalam masyarakat yang memiliki kaitan dengan politik dapat dikaji dari sudut pandang komunikasi politik. Cabang-cabang kekuasaan pemerintahan itu ada dalam wilayah suprastruktur politik dan pranata sosial ada dalam wilayah infrastruktur politik

Pendekatan Framning Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Berson (1955-1972) (Reese 2001:37). Mulanya dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana serta yang menyediakan kategrikategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Goffman (1974) yeng mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan prilaku (strip of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas. Dalam perkembangan terakhir konsep ini digunakan untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas oleh media (Hanson, 1995:371).

Pendekatan Agenda Setting pendekatan ini dalam kajian komunikasi plitik menitik beratkan pada effek media, menurut teori ini, isu-isu yang dianggap penting oleh media cinderung berpengaruh terhadap isuisu yang dianggap penting oleh khalayak, ada du variabel yg dilihat dalam teori ini, variabel agenda media dan variabel agenda publik. Agenda media diukur dengan metone analisis isi kuantitatif, agenda piblik dengan metode survai