BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

dokumen-dokumen yang mirip
Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Kelainan darah pada lupus eritematosus sistemik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

Makalah Sistem Hematologi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Salah satu kondisi berbahaya yang dapat terjadi. pada ibu hamil adalah anemia.

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM DISTEMPER ANJING

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

INTISARI. Kata kunci: kebiasaan minum jamu; antioksidan; imunomodulator; MDA ; hematologi cross sectional

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran napas. bawah akut yang tersering. Sekitar 15-20% kasus

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMANTAUAN KESEHATAN UNTUK PEKERJA RADIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kranial klavikula, kecuali kanker otak dan sumsum tulang belakang. KKL

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory

Ditulis pada Selasa, 15 Oktober :01 WIB oleh fatima dalam katergori Test Diagnostik tag

BAB I PENDAHULUAN. Demam dengue ataulebihsering di sebut sebagai penyakit dengan Demam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

Pemeriksaan hematologi (Darah Perifer Lengkap/DPL) Dr. Fatma C. Wijaya, Sp.PK Bagian Patologi Klinik FK-UR/RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru

Hasil Perlakuan Dosis Akut Asap Divine Pada Mencit (Blood count dan Lineage Erytrocyte)

GAMBARAN HASIL LAJU ENDAP DARAH METODE WESTERGREN PADA SUHU 16 C DAN 25 C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 responden dengan cara total populasi dari pasien yang rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. B. Analisis Univariat 1. Penetapan kadar hemoglobin, laju endap darah dan hematrokrit penderita kanker payudara a. Penetapan kadar hemoglobin pada penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. Tabel 4.1: Penetapan kadar hemoglobin penderita kanker payudara Kadar hemoglobin < Normal Normal F % F % Diduga kanker payudara 0 0,0 5 100,0 Kanker payudara positif 21 84 4 16 Jumlah 21 70 9 30 Kadar hemoglobin pada penderita kanker payudara positif ditemukan 84% penderita memiliki kadar hemoglobin dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya telah mengalami luka 22

23 sehingga terjadi perdarahan dan menjalani pengobatan kemoterapi yang menyebabkan sel sehat ikut rusak. Dari data diatas ditemukan 16 % jumlah penderita kanker payudara positif yang memiliki kadar hemoglobin normal menunjukan keberhasilan pengobatan sehingga dapat memberikan hasil yang normal. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 100% memiliki kadar hemoglobin normal karena tidak adanya keganasan. b. Penetapan kadar laju endap darah 1 pada penderita kanker payudara Tabel 4.2: Penetapan laju endap darah 1 penderita kanker payudara Laju Endap Darah < Normal Normal F % F % Diduga kanker payudara 0 0,0 5 100,0 Kanker payudara positif 25 100 0 0,0 Jumlah 25 83,3 5 16,7 Kadar laju endap darah pada penderita kanker payudara positif ditemukan 100% penderita memiliki laju endap darah dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif terjadi pengikatan darah yang menyebabkan hemokonsentrasi yang biasanya disebabkan proses keganasan. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 100% memiliki laju endap darah normal karena belum mengalami peradangan akibat dari penyakit.

24 c. Penetapkan kadar Hematrokrit penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. Tabel 4.3: Penetapkan kadar nilai Hematrokrit penderita kanker payudara Hematokrit <Normal Normal F % F % Diduga kanker payudara 4 80 1 20 Kanker payudara positif 25 100 0 0 Jumlah 29 96,7 1 3,3 Kadar hematrokrit pada penderita kanker payudara positif ditemukan 100% penderita memiliki hematokrit dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya telah mengalami hemokonsentrasi sebab banyaknya plasma yang bocor dari ruang intravaskuler yang tersumbat karena adanya kanker payudara. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 80% memiliki hematokrit dibawah normal mungkin juga terjadi hemokonsentrasi banyaknya plasma yang bocor dari ruang intravaskuler yang tersumbat karena adanya suatu benjolan di payudara 2. Menghitung jumlah Eritrosit, Leukosit, Trombosit penderita kanker payudara a. Menghitung jumlah Eritrosit penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

25 Tabel 4.4: Menghitung jumlah eritrosit penderita kanker payudara Eritrosit < Normal Normal >Normal F % F % F % Diduga kanker payudara 0 0 5 100 0 0 Kanker payudara positif 16 64 8 32 1 4 Jumlah 16 53,3 13 43,3 1 3,3 Jumlah eritrosit pada penderita kanker payudara positif ditemukan 64% penderita memiliki efitrosit dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya telah mengalami penurunan kondisi tubuh dan perubahan ukuran sel darah yang disebabkan pembentukannya terhambat dan tersumbatnya aliran darah karena adanya kanker payudara. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 100% memiliki eritrosit normal karena tidak mengalami keganasan. Pada penderita kanker payudara positif ditemukan 32 % kadar Eritrosit normal dan 1% diatas normal menunjukan berhasilnya pengobatan yang dilakukan sehingga peredaran Eritrosit didalam darah lancar. b. Menghitung jumlah Leukosit penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. Tabel 4.5: Menghitung jumlah Leukosit penderita kanker payudara Leukosit < Normal Normal >Normal F % F % F % Diduga kanker payudara 1 20 4 80 0 0 Kanker payudara positif 1 4 15 60 9 36 Jumlah 2 6,7 19 63,3 9 30

26 Jumlah leukosit pada penderita kanker payudara positif ditemukan 36% penderita memiliki leukosit diatas normal karena pada penderita kanker payudara positif telah mengalami infeksi. Pada tabel diatas ditemukan 1% penderita kanker payudara positif dengan kadar lekosit dibawah normal yang menunjukan berkurangnya daya tahan tubuh terhadap benda asing. Ditemuan juga 15 % penderita kanker payudarapositif dengan kadar lekosit normal menunjukan keberhasilan pengobatan. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 80% memiliki lekosit normal karena belum terjadi infeksi. Ditemukan 20 % kadar lekosit pada penderita kanker payudara yang diduga karena daya tahan tubuhnya menurun disebabkan adanya benda yang dianggap asing oleh tubuh. c. Menghitung jumlah Trombosit penderita kanker payudara positif dan diduga kanker payudara. Tabel 4.6: Menghitung jumlah Trombosit penderita kanker payudara positif dan diduga kanker payudara. Trombosit Normal >Normal F % F % Diduga kanker payudara 5 100 0 0 Kanker payudara positif 10 40 15 60 Jumlah 15 50 15 50 Jumlah trombosit pada penderita kanker payudara positif ditemukan 60% penderita memiliki trombosit diatas normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya kenaikan kadar trombosit

27 sebenarnya merupakan sebuah bentuk pertahanan diri yang dilakukan oleh tubuh untuk ikut melawan sel penyakit yang berada dalam jaringan tubuh dan adanya infiltrasi sel ganas sehingga menyebabkan perdarahan dan trombosis. Ditemukan jumlah trombosit 40% normal pada penderita kanker payudara positif menunjukan keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 100% memiliki trombosit normal karena belum mengalami penyerangan oleh banyak sel yang merugikan tubuh. 3. Menghitung jenis leukosit (N segmen, Limphosit, Monosit) penderita kanker payudara a. Menghitung jenis leukosit (N segmen) penderita kanker payudara Tabel 4.7: Menghitung jenis leukosit (N segmen) penderita kanker payudara N Segmen Normal >Normal F % F % Diduga kanker payudara 5 100 0 0 Kanker payudara positif 22 88 3 12 Jumlah 27 90 3 30 Jumlah N segmen pada penderita kanker payudara positif ditemukan 12% penderita memiliki N segmen diatas normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya kenaikan N segmen mengindikasikan bahwa telah terjadi infeksi. Juga ditemukan 88 % penderita yang memiliki jumlah N segmen normal karena belum adanya keganasan dan keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

28 Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 100% memiliki N segmen normal karena tidak ada infeksi pada tubuhnya. b. Menghitung jenis leukosit (Limphosit) penderita kanker payudara Tabel 4.8: Menghitung jenis leukosit (limphosit) penderita kanker payudara Limphosit < Normal Normal F % F % Diduga kanker payudara 1 20 5 80 Kanker payudara positif 7 28 18 72 Jumlah 8 26,7 22 73,3 Jumlah limphosit pada penderita kanker payudara positif ditemukan 28% penderita memiliki limphosit dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya penurunan limphosit merupakan indikasi adanya perlawanan dari system tubuh terhadap agen penyerang dengan menurunnya antibodi. Ditemukan 72 % jumlah limphosit normal disebabkan keberhasilan pengobatan. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 80% memiliki limphosit normal karena belum menghadapi serangan dari agen yang merugikan tubuh. c. Menghitung jenis leukosit (Monosit) penderita kanker payudara

29 Tabel 4.9: Menghitung jenis leukosit (monosit) penderita kanker payudara Monosit Normal >Normal F % F % Diduga kanker payudara 0 0 5 100 Kanker payudara positif 1 4,0 24 96 Jumlah 1 3,3 29 96,7 Jumlah sel monosit pada penderita kanker payudara positif ditemukan 96% penderita memiliki monosit diatas normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya telah menjadi makrofag yang memfagosintesis sel yang dianggap asing oleh tubuh. Ditemukan jumlah monosit 4 % pada penderita kanker payudara positif yang normal menunjukan monosit belum melakukan tugasnya dengan baik yaitu memfagosit sel yang dianggap benda asing oleh tubuh. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 100% memiliki monosit diatas normal karena makrofag masih dapat memfagosintesis semua sel yang telah rusak. 4. Penetapkan Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) penderita kanker payudara a. Penetapkan Indeks Eritrosit (MCV) penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

30 Tabel 4.10: Penetapkan Indeks Eritrosit (MCV) penderita kanker payudara Indeks eritrosit <Normal Normal F % F % Diduga kanker payudara 4 80 1 20 Kanker payudara positif 18 72 7 28 Jumlah 22 73,3 8 26,7 Kadar MCV pada penderita kanker payudara positif ditemukan 72% penderita memiliki indeks eritrosit (MCV) dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya telah mengalami anemia. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 80% memiliki indeks eritrosit dibawah normal karena sebagian mengalami anemia ringan. b. Penetapkan Indeks Eritrosit (MCH) penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. Tabel 4.11: Penetapkan Indeks Eritrosit (MCH) penderita kanker payudara Indeks eritrosit < Normal Normal >Normal F % F % F % Diduga kanker payudara 1 20 1 20 3 60 Kanker payudara positif 16 64 8 32 1 4 Jumlah 17 56,7 9 30 4 13,3 Kadar MCH pada penderita kanker payudara positif ditemukan 64% penderita memiliki indeks eritrosit (MCH) dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya telah mengalami anemia. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara

31 didapatkan 60% memiliki indeks eritrosit (MCH) diatas normal karena sebagian mengalami anemia ringan. c. Penetapkan Indeks Eritrosit (MCHC) penderita kanker payudara Tabel 4.12: Penetapkan Indeks Eritrosit (MCHC) penderita kanker payudara Indeks eritrosit < Normal Normal >Normal F % F % F % Diduga kanker payudara 0 0 1 20 4 80 Kanker payudara positif 9 36 9 36 7 28 Jumlah 9 30 10 33,3 11 36,7 Kadar MCHC pada penderita kanker payudara positif ditemukan 36% penderita memiliki indeks eritrosit (MCHC) dibawah normal karena pada penderita kanker payudara positif biasanya telah mengalami anemia. Sedangkan pada penderita yang diduga kanker payudara didapatkan 80% memiliki indeks eritrosit (MCHC) diatas normal karena sebagian mengalami anemia ringan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa anemi yang terjadi pada penderita kanker payudara positif adalah anemia hipokromik mikrokromik.sedang pada penderita kanker payudara yang diduga adalah normokromik normositer. C. Analisis Bivariat 1. Perbedaaan darah lengkap kadar hemoglobin (HB) pada penderita Kanker payudara yang positif dan yang diduga Kanker payudara.

32 Tabel 4.13: perbedaan kadar hemoglobin (HB) penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 12,83 3,16 0,004 Kanker payudara positif 9,98 Berdasarkan tabel 4.17 p-value 0,004 jadi tolak Ho, artinya terdapat perbedaan kadar hemoglobin (HB) pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus, dll). Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll. 2. Perbedaaan darah lengkap laju endap darah 1 (LED1) pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.14: perbedaan kadar laju endap darah 1 (LED1) penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 12,200-3,61 0,001 Kanker payudara positif 66,36 Berdasarkan tabel 4.21 p-value 0,001 jadi tolak Ho, artinya terdapat perbedaan laju endap darah 1 pada pasien yang diduga kanker dan pasien

33 dengan kanker payudara positif. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi. 3. Perbedaaan darah lengkap hematokrit (HT) pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.15: perbedaan kadar hematokrit (HT) penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 38,53 3,81 0,001 Kanker payudara positif 29,79 Berdasarkan tabel 4.22 p-value 0,001 jadi tolak Ho, artinya terdapat perbedaan hematokrit pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%. Seperti telah

34 ditulis diatas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama. 4. Perbedaaan darah lengkap eritrosit pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.16: perbedaan jumlah eritrosit penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. Diduga kanker payudara 4,54 2,34 0,026 Kanker payudara positif 3,89 Berdasarkan tabel 4.19 p-value 0,026 jadi tolak Ho, artinya terdapat perbedaan eritrosit pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru. Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll. 5. Perbedaaan darah lengkap jumlah leukosit pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara.

35 Tabel 4.17: perbedaan leukosit penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. Diduga kanker payudara 6,63-1,46 0,154 Kanker payudara positif 10,87 Berdasarkan tabel 4.18 p-value 0,154 jadi terima Ho, artinya tidak terdapat perbedaan jumlah leukosit pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll. Nilai normal leukosit berkisar 4.000-10.000 sel/ul darah. Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll. 6. Perbedaaan darah lengkap jumlah trombosit pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.18: perbedaan kadar trombosit penderita kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. Diduga kanker payudara 277,200-2,58 0,015 Kanker payudara positif 445,560 Berdasarkan tabel 4.20 p-value 0,015 jadi tolak Ho, artinya terdapat perbedaan jumlah trombosit pada pasien yang diduga kanker dan pasien

36 dengan kanker payudara positif. Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000-400.000 sel/ul darah. Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll. 7. Perbedaaan darah lengkap sel N segmen pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.19: perbedaan jenis sel N segmen penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 56,60-2.097 0,045 Kanker payudara positif 63,67 Berdasarkan tabel 4.23 p-value 0,045 jadi tolak Ho, artinya terdapat perbedaan N segmen pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limphosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit

37 hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl. 8. Perbedaaan darah lengkap jenis sel Limphosit pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.20: perbedaan jenis sel Limphosit penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 29,11 1,522 0,139 Kanker payudara positif 22,60 Berdasarkan tabel 4.24 p-value 0,139 jadi terima Ho, artinya tidak terdapat perbedaan limphosit pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Fungsi protektif dari respon limfosit lokal diketahui mampu mencegah progresivitas dan memperbaiki prognosis kanker. Sebaliknya, kegagalan respon limphosit lokal disebabkan oleh keadaan immunosupresif penderita akibat kanker, sehingga meningkatkan kecepatan pertumbuhan tumor dan resiko metastasis. 9. Perbedaaan darah lengkap jenis sel Monosit pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.21: perbedaan jenis sel Monosit penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 14,38 0,465 0,646 Kanker payudara positif 13,32

38 Berdasarkan tabel 4.25 p-value 0,646 jadi terima Ho, artinya tidak terdapat perbedaan monosit pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Level monosit tidak menurun secara bermakna selama radioterapi dan kebanyakan makrofag resisten terhadap radiasi. Kemampuan respon makrofag dan monosit terhadap mediator terhambat jelas. Kemampuan fagositosis monosit dipertahankan sedangkan fungsi bakterisidalnya dihambat. 10. Perbedaaan darah lengkap indeks eritrosit (MCV) pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.22: perbedaan Indeks Eritrosit (MCV) penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 76,85 0,53 0,597 Kanker payudara positif 74,71 Berdasarkan tabel 4.14 diketahui p-value 0,597 jadi terima Ho, artinya tidak terdapat perbedaan indeks eritrosit (MCV) pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. MCV adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah. MCV menunjukkan ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fl), atau Makrositik (ukuran kecil >100 fl). Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi, anemia pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia mikrositik.

39 Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, alcoholism, terapi antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi valproat, disebut juga anemia makrositik. Pada anemia sel sabit, nilai MCV diragukan karena bentuk eritrosit yang abnormal. MCV adalah nilai yang terukur karenanya memungkinkan adanya variasi berupa mikrositik dan makrositik walaupun nilai MCV tetap normal. MCV pada umumnya meningkat pada pengobatan Zidovudin (AZT) dan sering digunakan sebagi pengukur kepatuhan secara tidak langsung. 11. Perbedaaan darah lengkap indeks eritrosit (MCH) pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.23: perbedaan Indeks Eritrosit (MCH) penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 30,97 2,82 0,009 Kanker payudara positif 23,94 Berdasarkan tabel 4.15 p-value 0,009 jadi tolak Ho terdapat perbedaan indeks eritrosit (MCH) pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Indeks MCH adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di dalam sel darah merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna (normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel darah merah. MCH dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia. Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik. Penurunan MCH mengindikasikan anemia mikrositik.

40 12. Perbedaaan darah lengkap indeks eritrosit (MCHC) pada penderita kanker payudara yang positif dan yang diduga kanker payudara. Tabel 4.24: perbedaan Indeks Eritrosit (MCHC) penderita kanker payudara Diduga kanker payudara 39,9 3,29 0,003 Kanker payudara positif 32,2 Berdasarkan tabel 4.16 p-value 0,003 jadi tolak Ho terdapat perbedaan indeks eritrosit (MCHC) pada pasien yang diduga kanker dan pasien dengan kanker payudara positif. Indeks eritrosit adalah nilai- nilai yang menggambarkan karakteristik eritrosit yaitu ukuran, kandungan dan konsentrasi hemoglobin eritrosit, yang terdiri dari mean corpuscular volume (MCV) yang menggambarkan rerata volume eritrosit serta menunjukkan ukuran eritrosit, mean corpuscular hemoglobin (MCH) yang menggambarkan rerata jumlah Hb eritrosit, mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) menggambarkan rerata konsentrasi Hb eritrosit, serta red cell distribution width (RDW) yang menggambarkan variasi ukuran eritrosit. Indeks eritrosit dinyatakan dari rasio jumlah sel darah merah, volume sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin yang berguna untuk menentukan terjadinya anemia. Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah merah; semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya. Perhitungan MCHC tergantung pada Hb dan Hct. Indeks ini adalah indeks Hb darah yang lebih

41 baik, karena ukuran sel akan mempengaruhi nilai MCHC, hal ini tidak berlaku pada MCH.