PAPER TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PENGADAAN DATA CENTER (STUDI KASUS PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI - DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR) Ethanty Paramita Nugrahini, Mudjahidin, S.T, M.T Sistem Informasi, Fakultas Informasi, Institut Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: mudjahidin@its-sby.edu Abstrak PPID Dispendik Jatim merupakan sentral informasi dan komunikasi pendidikan di Jawa Timur berencana membangun data center dengan tujuan Untuk meningkatkan layanan berupa penyimpanan dan pemrosesan data, serta ketepatan informasi yang dibutuhkan. Banyaknya kriteria dan sub kriteria yang dipertimbangkan dalam penyediaan data center, maka PPID Dispendik Jatim membutuhkan sebuah keputusan strategis dalam pemilihan penyediaan data center yang sesuai. Tugas Akhir ini dibuat untuk membuat alternative pemilihan penyediaan data center PPID Dispendik Jatim dengan menggunakan metode pengambilan keputusan Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Solusi yang disarankan untuk penyelesaian masalah dalam tugas akhir ini adalah proses jaringan analitik menggunakan pendekatan Analytical Network Process (ANP) karena mampu mempertimbangkan multi kriteria dan kerterkaitan antar sub kriteria yang bisa digunakan dalam menyelesaikan permasalah di PPID Dispendik Jatim. Hasil akhir dari tugas akhir ini adalah sebagai keputusan pemilihan dalam penyediaan data center di PPID Dispendik Jatim. Kata Kunci : Dinas Pendidikan Jawa Timur, Analytical Network Process (ANP), Data, Multiple Criteria Decision Making (MCDM). I. PENDAHULUAN Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi-Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (PPID Dispendik Jatim) merupakan unit yang bertugas untuk memberikan bantuan layanan penyelenggaraan pendidikan sekaligus sebagai layanan sentral informasi dan komunikasi pendidikan di Jawa Timur. Selama ini, data-data yang ada hanya berupa data manual yang dikumpulkan secara kolektif dari pihak sekolah dan kursus pendidikan di Jawa Timur, namun petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan pemrosesan hanya 1 orang. Untuk meningkatkan layanan berupa penyimpanan dan pemrosesan data, serta ketepatan informasi yang dibutuhkan, PPID Dispendik Jatim berencana untuk menyediaan data center yang dapat menyimpan dan mengolah semua data sekolah dan pendidikan yang ada di provinsi Jawa Timur dengan cara membeli secara langsung (buy), membangun sendiri (make), kerjasama dengan pihak ketiga (corporate), atau menerima hibah dari pusat (grand). Karena banyaknya sub kriteria yang saling berkaitan dari masing-masing kiteria yang mempengaruhi keputusan maka diperlukan suatu metode pengambilan keputusan yang mampu mempertimbangkan banyak kreteria yang bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Analytical Network Process (ANP) adalah salah satu metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM) yang dapat digunakan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan banyak sub kriteria yang saling berkaitan dari masing-masing kriteria. Untuk itu dalam Tugas Akhir ini akan digunakan metode ANP dalam menentukan keputusan penyediaan data center di PPID Dispendik Jatim. Pemodelan ANP dirasa cukup tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut karena dapat memberikan penyelesaian pemilihan data center di PPID Dispendik Jatim. Belum ditemukannya paper mengenai pemilahan data center pada government, maka tugas akhir ini diadaptasi berdasarkan paper Hakyeon Lee, Sora Lee, Yongtae Park, 2008 yang menggunakan ANP sebagai pemilihan penyediaan data center diperusahaan IT namun kriteria dan subkriteria yang menentukan penyediaan data center pada paper akan berkembang dengan lingkungan penyediaan data center di PPID Dispendik jatim. Hasil tugas akhir ini adalah rekomendasi alternatif penyediaan teknologi data center PPID dispendik Jatim berdasarkan hasil nilai alternatif tertinggi dari setiap kriteria dan sub kriteria pada perhitungan ANP. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Data Data center adalah pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat pengolahan data tersebut. Disebut juga dengan pusat komputerisasi. Data center merupakan suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (misal AC, ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik. 2.2. Multiple Criteria Decision Making Multiple Criteria Decision Making (MCDM) merupakan suatu metode yang secara eksplisit yang mampu
PAPER TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 mempertimbangkan banyak kriteria yang melibatkan beberapa sub kriteria dalam pengambilan keputusan 2.3. Analytic Network Process Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan dari metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP mengenai keterkaitan antar kriteria atau alternatif (Saaty, 1999). Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP. III. MODEL PEMILIHAN PENYEDIAAN DATA CENTER 3.1. Penjabaran Detail Masalah Proses pemilihan penyediaan data center dikaitkan dengan berbagai sumber daya PPID Dispendik Jatim seperti, sumber daya manusia, modal dan strategi pelayanan PPID Dispendik Jatim. Kesalahan pada proses pemilihan model akan berpengaruh besar pada kinerja pelayanan PPID Dispendik Jatim. 3.2. Model ANP Dalam Pemilihan Penyediaan Data Pengambilan model dari paper Hakyeon Lee, Sora Lee, Yongtae Park, 2008 yang menggunakan ANP sebagai pemilihan penyediaan data center diperusahaan IT dapat dilihat pada gambar dibawah ini. akhirnya memberikan rekomendasi mengenai metode penyediaan data center. 3.3. Pengembangan Model 3.3.1. Pengumpulan Kriteria dan Sub Kriteria Dalam Pemilihan Penyediaan Data Pengumpulan kriteria dilakukan untuk mengukur kriteria apa saja yang berpengaruh di PPID Dispendik Jatim. Pengumpulan kriteria dilakukan secara wawancara dengan ibu Nurul Fikriyah, beliau selaku penanggung jawab bagian IT PPID. Setelah kriteria dan subkriteria telah diketahui maka dilakukan survey kepada 150 pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Alasan pemilihan 150 pegawai negeri sipil yang bekerja di Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Alasan pemilihan objek pengamatan ini adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di Dinas Pendidikan Kota Surabaya terlibat langsung dalam proses bisnis pelayanan di Dinas Pendidikan Surabaya dan untuk menghindari penilaian secara objektif. 3.3.2. Pengembangan Model ANP Mengenai model ANP yang digunakan untuk pemilihan penyediaan data center PPID Dispendik Jatim, dapat dilihat pada gambar 4.3. Tahap pertama adalah menentukan bobot dari empat kriteria dan 16 faktor tersebut yang kemudian keterkaitannya saling dibandingkan (baik keterkaitan dalam 1 kriteria maupun keterkaitan dengan kriteria lain. Hasil dari perbandingan tersebut pada akhirnya akan memberikan rekomendasi mengenai metode penyediaan yang telah disetujui oleh pihak penanggung jawab IT di PPID Dispendik Jatim. Alternative Pemilihan Data (Hibah, Kerjasama, Buat, Beli) T1. Tahapan pada Lifecycle T2. Biaya Pengembangan T3. Hubungan dengan yang Lain T4. Kemudahan untuk Dipelajari L1. Ketersediaan Sumber Daya dari Luar L2. Kualitas Diluar PPID Dispendik Jatim L3. Kedinamisan Strategi S1. Kecocokan dengan Strategi Bisnis S2. Kecocokan dengan Strategi S3. Urgensitas S4. Tingkat Kepentingan Terhadap Strategis Kapasitas K1. Data K2. Fasilitas K3. Sumber Daya K4. Sumber Daya Manusia K5. Aset Tambahan T1 T2 L1 L2 S1 S2 K1 K2 K3 T4 T3 L3 S4 S3 K5 K4 Gambar 1 Model ANP Dalam Pemilihan Penyediaan Data Berdasarkan Paper Mengenai model ANP yang digunakan untuk pemilihan penyediaan teknologi perusahaan, secara umum dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 tahap pertama adalah menentukan bobot dari masing-masing kriteria dan sub kriteria yang mempengaruhi adanya kriteria tersebut yang keterkaitannya saling dibandingkan. Hasil dari perbandingan tersebut pada Gambar 2 Model ANP untuk pemilihan penyediaan teknologi 3.4. Penerapan Metode Analytic Network Process (ANP) Pembobotan Antar Kriteria dan Sub Kriteria Setelah tahap survey, dilakukan pembobotan nilai sub kriteria dimasukkan ke dalam tabel untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi kelayakan dari penyediaan data center tersebut. Total 16 sub kriteria tersebut telah diidentifikasi dan diringkas pada Tabel 1.
PAPER TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 Kriteria Strategi Kapasitas Table 1 Pembobotan Antar Kriteria Sub-Kriteria Tahapan pada technology lifecycle (T1) Biaya pengembangan (T2) Hubungan dengan teknologi yang lain (T3) Kemudahan untuk dipelajari (T4) Ketersediaan sumber daya dari luar (L1) Kualitas teknologi di luar perusahaan (L2) Kedinamisan lingkungan (L3) Kecocokan dengan strategi pelayanan (S1) Kecocokan dengan strategi teknologi (S2) Pilihan Beli Buat Kejasama Hibah +++ + ++ + ++ +++ +++ + ++ +++ + + Urgensitas (S3) ++ +++ + Tingkat kepentingan terhadap strategi (S4) data center (K1) Fasilitas litbang (K2) Sumber daya litbang (K3) Sumber daya manusia (K4) Aset tambahan (K5) +++ + ++ ++ +++ + + ++ +++ 3.5. Perhitungan ANP Pada Software Super Decision Evaluasi dari berbagai alternatif dalam teknologi penyediaan data center perusahaan dimulai dengan pembuatan model ANP. Perbandingan berpasangan digunakan dalam keempat kriteria yang berpengaruh terhadap tujuan akhir, dan antar sub kriteria yang berpengaruh terhadap kriteria. Untuk menentukan model pemilihan penyediaan data center usaha, yang pertama-tama harus dilakukan adalah memilih model yang paling cocok. Matriks perbandingan berpasangan yang akhirnya menghasilkan vektor prioritas. Perbandingan berpasangan dilakukan pada tiap sub kriteria agar didapatkan vektor prioritas. Adapun gambar model pada software Super Decisions adalah seperti yang terlihat pada gambar 3. Gambar 3 Model ANP Penyediaan Data PPID Dispendik Jatim Pada gambar 3, dapat dilihat bahwa alternatif tujuan dipengaruhi oleh 4 kriteria (kemampuan, strategi, teknologi dan lingkungan usaha). Dalam setiap kriteria yang ada, selain itu, tiap-tiap sub kriteria juga dibandingan dengan sub kriteria yang lain dalam 1 kriteria. Hal ini dilakukan karena dalam 1 kriteria, elemen-elemen tersebut juga saling mempengaruhi elemen lain. 3.6. Perbandingan Antar Node Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa dalam pengaruhnya terhadap pembelian data center, perusahaan lebih memilih agar melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain. Hal itu dilakukan karena lembaga PPID Dispendik Jatim adalah lembaga dibidang pelayanan publik yang sangat mementingkan keamanan data, sehingga dengan independensi teknologi, diharapkan mampu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Table 2 Perbandingan berpasangan alternatif tujuan dan beli Buat Kerjasama Hibah Buat 1 3 1/3 Kerjasama 1/3 1 5 Hibah 3 1/4 1 3.7. Perbandingan Antar Kriteria Perbandingan antar kriteria dilakukan apabila bobot tiaptiap kriteria tidak sama. Hal ini dilakukan agar bobot kriteria yang lebih utama dapat diprioritaskan daripada kriteria lain yang memiliki bobot lebih kecil. Dalam hal ini, perusahaan memilih strategi sebagai kriteria bobot terbesar dalam hal pemilihan data center, setelah itu diikuti dengan pasar, kapasitas, dan teknologi yang memiliki bobot yang sama. Sedangkan lingkungan usaha dianggap memiliki bobot yang paling rendah diantara semuanya. Pada tabel 3, dapat dilihat bahwa alternatif tujuan memiliki bobot yang sedikit lebih besar daripada kriteria kapasitas. Table 3 Perbandingan berpasangan alternatif tujuan Alternatives Kapasitas Alternatives 1 3 Kapasitas 1/3 1
PAPER TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4 IV. ANALISIS 4.1. Analisis Hasil Akhir Penerapan Metode Analytic Network Process Setelah semua data hasil tabel perbandingan berpasangan dimasukkan ke dalam perangkat lunak Super Decisions, maka bisa diketahui nilai bobot prioritas dari tiap-tiap perspektif, sub perspektif dan diagnostic factors. Selanjutnya akan disajikan hasil pembobotan secara keseluruhan dalam bentuk tabel. Supermatriks disusun oleh prioritas-prioritas yang didapatkan dari perbandingan berpasangan mengenai keterkaitan antar sub kriteria. Adapun kesimpulan bobot prioritas dari tiap-tiap kriteria yang diperoleh dari perangkat lunak super decisions adalah seperti yang terlihat pada tabel 4. Table 4 Bobot Prioritas Kriteria Alternative Strategi Kapasitas Alternative 0.361 0.75 0.75 0.67 0.75 0.159 0.25 0 0.137.25 Strategi 0.135 0.33 0 Kapasitas 0.208.25 Tabel 4 merupakan hasil dari perbandingan antara alternatif tujuan dengan kriteria-kriteria yang ada, alternatif memiliki bobot prioritas yang paling besar (0.36). Hal ini dikarenakan kriteria tersebut memang ditunjukan untuk muncul sebagai hasil akhir pemilihan. 4.2. Analisis Hasil Sintesis Keseluruhan Model Pada perbandingan antar alternatif tujuan dengan kriteria tiap-tiap kriteria, dari semua kriteria, kriteria teknologi memiliki bobot yang lebih besar daripada yang lain, selanjutnya nilai tersebut dimasukkan dalam table supermatriks: a) Tahap supermatriks tanpa bobot (unweighted supermatrix). Merupakan supermatriks yang didirikan dari bobot yang diperoleh dari matriks perbandingan berpasangan yang telah dilakukan. b) Tahap supermatriks terbobot (weighted supermatrix). Merupakan supermatriks yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen di dalam komponen dari unweighted supermatrix dengan bobot kriteria yang sesuai sehingga setiap kolom pada weighted supermatrix memiliki jumlah 1. Jika kolom pada unweighted supermatrix sudah memiliki jumlah 1, maka tidak perlu membobot komponen tersebut pada weighted supermatrix. c) Tahap supermatriks batas (limit supermatrix). Merupakan supermatriks yang diperoleh dengan menaikkan bobot dari weighted supermatrix. Menaikkan bobot tersebut dengan cara mengalikan supermatriks itu dengan dirinya sendiri sampai beberapa kali. Ketika bobot pada setiap kolom memiliki nilai yang sama, maka limit matrix telah stabil dan proses perkalian matriks dihentikan. Hasil akhir perhitungan memberikan bobot prioritas dan sintesis seperti yang terlihat pada tabel 5. Prioritas merupakan bobot dari semua elemen dan komponen. Didalam prioritas terdapat bobot limit supermatriks dan bobot normalisasi. Bobot limit supermatriks merupakan bobot yang didapat dari limit supermatriks sedangkan bobot normalized merupakan pembagian antara bobot limit supermatriks elemen dengan jumlah bobot limit supermatriks elemen-elemen pada satu komponen. Table 5 Batasan Prioritas No Nama Normalisasi Limiting 1 Beli 0.27393 0.137275 2 Buat 0.24198 0.121261 3 Kerjasama 0.23443 0.117476 4 Hibah 0.24966 0.125112 5 Tahapan Pada Lifecycle 0.3133.030740 6 Biaya Pengembangan 0.28739 0.028198 7 Hubungan Dengan yang Lain 0.20658 0.020269 8 Kemudahan Untuk Dipelajari 0.19273 0.018910 9 Ketersediaan Sumber Daya dari Luar 0.36725 0.037289 10 Kualitas Diluar PPID Dispendik Jatim 0.27614 0.028038 11 Kedinamisan 0.35661 0.036208 12 Kecocokan Dengan Strategi pelayanan 0.21583 0.031971 13 Kecocokan Dengan Strategi 0.20481 0.030339 14 Urgensitas 0.29339 0.043460 15 Tingkat Kepentingan Terhadap Strategis 0.28597 0.042360 16 Data 0.24104 0.036419 17 Fasilitas 0.20813 0.031447 18 Sumber Daya 0.20626 0.031164 19 Sumber Daya Manusia 0.20028 0.030261 20 Aset Tambahan 0.14429 0.021801 Tabel 6 menjelaskan mengenai hasil akhir dari penelitian. Sintesis merupakan bobot dari alternatif. Didalam sintesis terdapat bobot berupa ideals, raw dan normal. Bobot normal merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada kolom normalisasi prioritas pada tabel 5. Bobot raw merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada kolom limit supermatriks, limiting prioritas atau limit matrix. Bobot ideal merupakan bobot yang diperoleh dari pembagian antara bobot normal pada setiap alternatif dengan bobot normal terbesar diantara alternatif-alternatif tersebut. Table 6 Sintesis Keseluruhan Model Name Ideals Normals Raw Beli 1 0.273934 0.137275 Buat 0.883343 0.241978 0.121261 Kerjasama 0.855769 0.234425 0.117476 Hibah 0.911396 0.249663 0.125112 4.3. Konsistensi Data
PAPER TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5 Pada bagian ini akan dibahas mengenai tingkat konsistensi data. Hal ini diperlukan agar dikatehui apakah data hasil perhitungan tersebut layak untuk diterima atau tidak. Table 7 Index dan Rasio Konsistensi Perbandingan Berpasangan CI CR Alternatif dan beli dan beli 0.06009 0.06676 usaha dan beli 0.025356 0.043717 Strategi dan beli 0.07259 0.08066 Kapasitas dan beli 0.092 0.0821 Alternatif dan buat dan buat 0.04072 0.04525 usaha dan buat 0.01233 0.021259 Strategi dan buat 0.025686 0.02854 Kapasitas dan buat 0.011696 0.0104433 Alternatif dan kerjasama dan kerjasama 0.03131 0.03479 usaha dan kerjasama 0.0644 0.011104 Strategi dan kerjasama 0.02637 0.02929 Kapasitas dan kerjasama 0.0569 0.0508 Alternatif dan hibah dan hibah 0.03228 0.03587 usaha dan hibah 0.089355 0.15406 Strategi dan hibah 0.01118 0.01242 Kapasitas dan hibah 0.0458 0.0409 Alternatif dan Tahapan Pada Lifecycle 0.002069 0.002299 dan Tahapan Pada Lifecycle Alternatif dan Biaya Pengembangan 0.001413 0.00157 dan Biaya Pengembangan Alternatif dan Hubungan dengan teknologi lain 0.001069 0.001112 dan Hubungan dengan teknologi lain Alternatif dan Kemudahan untuk dipelajari 0.001188 0.001236 dan Kemudahan untuk dipelajari Alternatif dan Ketersediaan sumber dari luar 0.00077 0.001327 dan Ketersediaan sumber dari luar Alternatif dan Kualitas Diluar PPID 0.00056 0.000966 Dispendik Jatim dan Kualitas Diluar PPID Dispendik Jatim Alternatif dan Kedinamisan 0.001071 0.001847 dan Kedinamisan Alternatif dan Kecocokan Dengan Strategi pelayanan 0.000066 0.000073 Strategi dan Kecocokan Dengan Strategi pelayanan Alternatif dan Kecocokan Dengan Strategi Strategi dan Kecocokan Dengan Strategi Alternative dan Urgensitas Strategi dan Urgensitas Alternatif dan Tingkat Kepentingan Terhadap Strategis 0.229358 0.254842 Strategi dan Tingkat Kepentingan Terhadap Strategis Alternatif dan Data 0.00031708 0.00028311 Kapasitas dan Data Alternatif dan Fasilitas Kapasitas dan Fasilitas Alternatif dan Sumber Daya Kapasitas dan Sumber Daya Alternatif dan Sumber Daya Manusia Kapasitas dan Sumber Daya Manusia Alternatif dan Aset Tambahan Kapasitas dan Aset Tambahan Rata-Rata 0.036183115 0.038643217 Dari tabel 7 terlihat bahwa nilai CR adalah 0.03864 (3%) atau kurang dari 0.1 (10%). Dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan ANP tersebut dapat diterima. V. KESIMPULAN Pemilihan pengadaan data center di PPID Dispendik Jatim yang diusulkan dari hasil perhitungan menggunakan metode ANP berdasarkan 4 kriteria dan 16 sub kriteria, maka rekomendasi pengadaan data center di PPID Dispendik Jatim. Rekomendasi Pemilihan Penyediaan Data Beli Buat Kerjasama Hibah 22% 23% 24% 31% Gambar 4 Rekomendasi pilihan penyediaan data center Dari perhitungan terhadap kriteria dan sub kriteria yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa alternatif yang paling cocok dengan PPID Dispendik Jatim saat ini adalah dengan membeli secara langsung teknologi data center. Hal ini dapat dilihat pada pada gambar 4 yang menyatakan bahwa
PAPER TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6 prioritas terbesar dalam pemilihan pengadaan data center PPID Dispendik Jatim adalah beli yaitu 0.312503 (31%), buat 0.236529 (24%), kerjasama 0.227505 (23%), dan hibah 0.223463 (22%). Dari analisa yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ANP dapat digunakan untuk menghasilkan prioritas pemilihan pengadaan data center PPID Dispendik Jatim dengan adanya keterkaitan dan ketergantungan antara unsur-unsur keputusan. VI. DAFTAR PUSTAKA Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, http://klinikpendidikanjatim.com/ Diakses 8 November 2012 Sarkis, J. (1999). A methodological framework for evaluating environmentally conscious manufacturing programs. Computers & Industrial Engineering, 36(4), 793 810. Saaty, T. L. (1996). The analytic network process. Pittsburgh: RWS Publications. Lee, H, Lee, S., Park Y., (2008). Selection of Technology Acquisition Mode Using The Analytic Network Process. Seoul National University, Korea. R.F. Saen, A decision model for selecting technology suppliers in the presence of nondiscretionary factors, Appl. Math. Comput. 181 (2) (2006), 1609-1615. Oztaysi, B., Ucal, I. 2009. Comparison of mcdm techniques usage in performance measurement, In: Proceedings of 10th annual international symposium on theanalytical hierarchy process. Saaty, TL, (1999). Fundamentals of the Analytic Network Process, www.isahp2103.net, ISAHP 1999; Kobe, Japan, August 12 14. T.L. Saaty, Decision Making with Dependence and Feedback: The Analytic Network Process, RWS Publications, Pittsburgh, 1996. L.M. Meade, J. Sarkis, Analyzing organizational project alternatives for agile manufacturing processes: An analytic network approach, Int. J. Prod. Res.37 (2) (1999) 241-261. ANP, Konsultan (2012). Manajemen Pengetahuan < URL http://konsultananp.blogspot.com/2112/01/perbedaan-ahpdan-anp.html Diakses 24 Oktober 2011 Kurniawan, Danang Dwi. Pengenalan Software Statistik SPSS. [Online] 2 Juli 2011. http://ini-catatanbiasa.blogspot.com/2011/07/pengenalan-software-statistikspss_02.html. Ferdinand. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Diponogero, 2000. Cheng, E. W. L., & Li, H. (2004). Contractor selection using the analytic network process. Construction Management and Economics (22), 1021 1032. H.J. Shyur, H.S. Shih, A hybrid MCDM model for strategic vendor selection, Math. Comput. Modelling 44 (7-8) (2006) 749-761. Saaty, T. L. (1996). The analytic network process. Pittsburgh: RWS Publications. Widhi Nugrahaning Dyah. (2011). Perencanaan dan Implementasi CRM Scorecard untuk Perusahaan Telekomunikasi dengan studi kasus PT. Telkomsel divisi Flexy. Basuki Qoid Zulkarnain. (2012). Pemilihan penyediaan Data Perusahaan Menggunakan Proses Jaringan Analitis (Studi Kasus Perusahaan Layanan IT). Vanany Iwan. (2012). Hasil Aplikasi ANP pada Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja (Studi Kasus pada PT. X). Nur Ahadin Muhammad. (2011). Analisa Benefit-Cost Ratio pada Pemilihan Alternatif Perangkat Softswitching. Siswanto Nurhadi. (2012). Analisis Strategi Logistik Perusahaan dengan Menggunakan ANP. M.A.B. Promentilla, T. Furuichi, K. Ishii, N. Tanikawa, A fuzzy analytic network process for multi-criteria evaluation of contaminated site remedia countermeasures, J. Environ. Manage. 88 (3) (2008) 479-495. Lee, H, Lee, S., Park Y., (2008). Selection of Technology Acquisition Mode Using The Analytic Network Process. Seoul National University, Korea. T.L. Saaty, The Analytic Hierarchy Process, McGraw-Hill, New York, 1980. Ety Rochaety, Ratih Tresnati, and Abdul Madjid Latief, Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, Revisi ed. Jakarta, Indonesia: Mitra Wacana Media, 2009.