METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

3 Metode Penelitian Alat

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

BABm METODA PENELITIAN

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

1 atm selama 15 menit

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli

LAMPIRAN. Ekstraksi dengan 25 ml etil asetat digojog 10 menit dalam corong pemisah. Etil asetat dipisahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

III.METODOLOGI PENELITIAN

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Juni

LAMPIRAN. Lampiran 1. Tahapan Penelitian. Kultur Stok S. thermopillus, L. bulgaricus, dan B. bifidum. MRS agar miring

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, neraca analitik, pemanas bunsen, kasa, kapas, spatula, rak tabung reaksi, jarum ose, autoklaf (model S-90N), laminar air flow (CURMA model 9005-FL), shaker, sentrifuga, tabung sentrifuga, mikropipet, waterbath, spektrofotometer UV-VIS, ph indikator, ph meter dan inkubator. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pati singkong, pati jagung, pati sagu, pati ubi jalar, soluble strach, maltosa, urea, NH 4 Cl, pepton, yeast extract, CuSO 4, ZnSO 4, FeSO 4,CaCl 2 K 2 HPO 4, MgSO 4. 7 H 2 O, fenolftalein (PP), metil jingga, agar, Na 2 CO 3, NaCl, isolat LTi-3- A2.4, Na(K)-tartarat, CuSO 4.5H 2 O, reagen folin ciocelteau, buffer asetat 0.1 M ph 5.5, fenolftalein 1 mm, pereaksi C, pereaksi D, spirtus, alkohol, akuades. C. Prosedur Penelitian 1. Peremajaan Bakteri Isolat Lokal LTi-3-A2.4

Bakteri isolat lokal LTi-3-A2.4 diremajakan dalam medium agar miring Horikoshi s II (Park et al., 1989) termodifikasi dengan komposisi 1% (w/v) pati singkong, 0.5% (w/v) pepton, 0.5% (w/v) yeast extract, 0.1% (w/v) K 2 HPO 4, 0.02% (w/v) MgSO 4.7H 2 O, 0.03% (w/v) fenolftalein, 0.01% (w/v) metil jingga dan 1.5% (w/v) agar. Dalam penelitian ini volume medium yang digunakan untuk meremajakan dan untuk fermentasi yaitu 100 ml. Untuk meremajakan bakteri, dari komposisi yang telah disebutkan di atas kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan akuades sebanyak 80 ml disebut larutan I. Selanjutnya membuat larutan Na 2 CO 3 1% dengan cara menimbang 0.25 g Na 2 CO 3 dilarutkan dalam 25 ml akuades dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer disebut larutan II. Sejumlah akuades disiapkan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer disebut larutan III. Larutan I, larutan II dan larutan III disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 1 atm selama 30 menit. Setelah semua larutan steril selanjutnya sebanyak 80 ml larutan (1), 17 ml larutan (2) dan 3 ml larutan (3) dicampurkan dalam satu erlenmeyer di dalam Laminar Air Flow. Setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 5 ml, dimiringkan dan didiamkan pada suhu kamar. Setelah medium memadat dilakukan inokulasi bakteri isolat lokal LTi-3-A2.4 ke dalam medium agar miring. Kemudian diinkubasi selama 3 hari dalam inkubator. 2. Pembuatan Medium a. Pembuatan Medium Inokulum Nutrient Broth (NB) Medium NB digunakan untuk adaptasi awal pertumbuhan bakteri pada medium cair. Medium NB ini mengandung 0,3% (w/v) ekstrak ragi, 0,5% (w/v) pepton dan 0,5% (w/v) NaCl yang dilarutkan dalam akuades kemudian disterilkan dalam autoklaf.

b. Pembuatan Medium Kultur Medium kultur menggunakan medium cair Horikoshi s II termodifikasi tanpa fenolftalein, metil jingga dan agar yang disiapkan dengan cara menimbang pati singkong sebanyak 1 gram, pepton 0.5 gram, yeast extract 0.5 gram, K 2 HPO 4 0.1 gram, MgSO 4.7H 2 O 0.02 gram, kemudian semua bahan tersebut dimasukan ke dalam erlenmeyer, dilarutkan dengan akuades sebanyak 80 ml dan dipanaskan disebut sebagai larutan (1). Selanjutnya, sebanyak 0. 25 gram Na 2 CO 3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan akuades sebanyak 25 ml disebut sebagai larutan (2), disiapkan juga a kuades sebanyak 5 ml dalam erlenmeyer dan disebut sebagai larutan (3) dan kemudian disterilkan dalam autoklaf. Setelah semua larutan steril selanjutnya sebanyak 80 ml larutan (1), 17 ml larutan (2) dan 3 ml larutan (3) dicampurkan di dalam laminar air flow sampai menunjukkan ph 10. 3. Pembuatan Pereaksi Pereaksi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu: pereaksi CGT-ase ( Kaneko et al., 1987; Alves-Prado et al., 2008), dan pereaksi Lowry (Lowry et al., 1951). Pereaksi CGT-ase digunakan untuk menguji aktivitas ekstrak kasar enzim CGT-ase, sedangkan pereaksi Lowry digunakan untuk menguji kadar protein ekstrak kasar enzim CGT-ase. a. Pembuatan Substrat untuk Uji Aktivitas Enzim CGT-ase Substrat yaitu larutan soluble starch 1% (w/v) disiapkan dengan cara melarutkan 1 gram soluble starch ke dalam 100 ml buffer asetat 0.1M ph 5.5 kemudian dipanaskan hingga larut.

b. Pembuatan Pereaksi Lowry Pereaksi Lowry terdiri atas 4 macam, yang meliputi Pereaksi A, B, C, dan D. Masing-masing pereaksi tersebut disiapkan sebagai berikut: Pereaksi A: 2 g Na 2 CO 3 dilarutkan dalam 100 ml NaOH 0,1N; Pereaksi B: 5 ml larutan CuSO 4.5H 2 O 1% (w/v) ditambahkan 5 ml larutan Na(K)-tartarat 1% (w/v); Pereaksi C: 2 ml pereaksi B ditambah 100 ml pereaksi A; dan Pereaksi D: reagen Folin-Ciocelteau diencerkan dengan akuades 1:1. Larutan standar protein digunakan BSA (Bovine Serum Albumine) dengan konsentrasi 500-5000 ppm. 4. Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Pertumbuhan Bakteri LTi-3-A2.4 dan Produksi Enzim CGT-ase a. Pengaruh Sumber C Sumber karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah soluble starch, pati singkong, pati jagung, pati sagu, pati ubi jalar, dan maltosa. Variasi sumber karbon pada medium kultur dengan mengganti pati singkong pada medium kultur Horikoshi s II termodifikasi dengan sumber karbon dari jenis pati lain yang telah disebutkan. Starter diinokulasikan ke dalam medium kultur dan dilakukan sampling setiap 12 jam selama 72 jam seperti pada prosedur 5, kemudian diukur nilai OD, aktivitas enzim CGT-ase, dan kadar protein seperti pada prosedur 6. b. Pengaruh Sumber N

Dari hasil variasi sumber C terbaik, dilakukan variasi sumber N pada medium kultur dengan cara mengganti pepton menjadi urea, NH 4 Cl, dan yeast extract. Selanjutnya dilakukan perlakuan yang sama dengan prosedur 5 dan 6. c. Pengaruh Sumber Ion Logam Dari hasil variasi sumber N terbaik, dilakukan variasi sumber ion logam pada medium kultur dengan cara mengganti MgSO 4.7H 2 O 0.02% (w/v) dengan CuSO 4.7H 2 O 0.02% (w/v), FeSO 4.7H 2 O 0.02% (w/v), ZnSO 4.7H 2 O 0.02% (w/v), dan CaCl 2.2H 2 O 10 mm. Selanjutnya dilakukan perlakuan yang sama dengan prosedur 5 dan 6. d. Pengaruh ph Medium kultur dengan komposisi sumber C, sumber N, dan sumber ion logam terbaik, dilakukan variasi ph dari ph 7 11. Selanjutnya dilakukan perlakuan yang sama dengan prosedur 5 dan prosedur 6. 5. Ekstrak Kasar Enzim CGT-ase Untuk mendapatkan ekstrak kasar enzim CGT-ase yaitu dengan menyiapkan medium inokulum dan medium kultur yang akan digunakan. Inokulum disiapkan dengan menginokulasikan 1 ose biakan isolat ke dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi larutan NB, kemudian diinkubasi pada shaker dengan kecepatan 105 rpm pada suhu 37ºC selama 1 malam ( overnight: 16-20 jam). Inokulum ini selanjutnya akan digunakan untuk diinokulasikan ke dalam medium kultur.

Medium kultur yang telah diinokulasikan sebanyak 1% inokulum : kultur kemudian diinkubasi pada shaker dengan kecepatan 105 rpm dengan suhu 37ºC selama 3 hari dan disampling secara berkala setiap 12 jam selama 72 jam. Ekstrak kasar enzim CGT-ase diperoleh melalui proses sentrifugasi. 6. Penentuan Pertumbuhan Sel, Uji Aktivitas dan Uji Kadar Protein Enzim a. Penentuan Pertumbuhan Sel Penentuan pertumbuhan sel ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dari sel bakteri. Sebanyak 0,3 ml kultur dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2,7 ml akuades lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 600 nm. b. Penentuan Aktivitas Enzim CGT-ase Aktivitas enzim CGT-ase dilakukan dengan menyiapkan ekstrak kasar enzim dari sampel kultur. Sampel kultur disentrifugasi dan supernatan yang diperoleh merupakan ekstrak kasar enzim CGT-ase. Ekstrak kasar ini kemudian diuji aktivitas dan ditentukan kadar proteinnya. Aktivitas enzim CGT-ase diukur berdasarkan metode Kaneko et al. (1987) dan dimodifikasi oleh Alves-Prado et al. (2008). Sebanyak 100 µl larutan enzim ditambahkan 800 µlsoluble starch 1% yang disiapkan dalam buffer asetat 0.1 M dan diinkubasi pada suhu 55ºC selama 10 menit. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 4 ml Na 2 CO 3 0.25 M kemudian ditambahkan 0.1 ml larutan fenolftalein 1 mm. Absorbansi diukur pada λ maks 550 nm. Kontrol dibuat dengan cara menginaktifkan larutan enzim pada suhu 100ºC selama 30 menit, dan selanjutnya diperlakukan sama dengan sampel.

c. Penentuan Kadar Protein Enzim Penentuan kadar protein dilakukan dengan cara sebanyak 0,1 ml larutan enzim ditambahkan 0,9 ml akuades lalu direaksikan dengan 5 ml pereaksi C. Campuran diaduk secara merata dan dibiarkan selama 10 menit pada suhu kamar. Kemudian ditambahkan dengan cepat 0,5 ml pereaksi D dan diaduk dengan sempurna. Setelah itu didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Sebagai kontrol, larutan enzim diganti dengan akuades. Kontrol diperlakukan sama dengan perlakuan pada sampel. Pengukuran serapan dilakukan pada λ maks 600 nm. Konsentrasi protein dihitung dengan mengekstrapolasi nilai absorban sampel terhadap kurva standar BSA. 7. Diagram Alir Prosedur Penelitian

Pati singkong pada Medium Kultur Horikoshi s II -Diganti dengan Pati soluble, pati jagung, pati ubi jalar, pati sagu, dan maltosa+pati singkong Medium Kultur Variasi Sumber C -Diinokulasikan NB yang telah diinkubasi overnight -Disampling setiap 12 jam selama 72 jam -Dilakukan penentuan pertumbuhan sel, aktivitas, serta kadar protein Sumber C terbaik -Digunakan kembali pada medium kultur untuk variasi selanjutnya Pepton pada Medium Kultur dengan C terbaik -Diganti dengan yeast extract, urea, dan NH 4 Cl Medium Kultur Variasi Sumber N -Dilakukan perlakuan yang sama seperti perlakuan pada medium kultur variasi C Sumber N terbaik -Digunakan kembali pada medium kultur untuk variasi selanjutnya MgSO 4 pada Medium Kultur dengan C, N -Diganti dengan CaCl 2 Medium Kultur Variasi Sumber ion logam -Dilakukan perla perlakuan pada m Sumber ion logam terbaik -Digunakan kem variasi selanjutn ph 10 pada Medium Kultur dengan C, N, ion logam terbaik -Diganti menjad Medium Kultur Variasi ph -Dilakukan perla perlakuan pada m ph terbaik Medium Kultur dengan C N, ion logam, ph terbaik (Medium Kultur Optimum)