MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) JAKARTA RABU, 30 JANUARI 2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden [Pasal 1 ayat (2), Pasal 9, Pasal 10 ayat (1), dan Pasal 14 ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON Sri Sudarjo ACARA Perbaikan Permohonan (II) Rabu, 30 Januari 2013, Pukul 10.08 10.26 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Moh. Mahfud MD. (Anggota) 2) Maria Farida Indrati (Anggota) 3) Anwar Usman (Anggota) Mardian Wibowo Panitera Pengganti i

Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Sri Sudarjo B. Pendamping Pemohon: 1. D. Mengri 2. Joko Kadarmono ii

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.08 WIB 1. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Sidang Mahkamah Konstitusi untuk Pemeriksaan Perbaikan Permohonan di Forum Sidang Panel dalam Perkara Nomor 4/PUU-XI/2013, dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Perkenalkan diri dahulu siapa saja yang hari ini hadir? 2. PEMOHON: SRI SUDARJO Terima kasih, assalamualaikum wr. wb. Saya Sri Sudarjo selaku Presiden Lembaga Komite Pemerintahan Rakyat Independen. Di samping saya Pak Desli dari Sekjen dan di samping adalah Humas dari pendampingnya lembaga juga. Terima kasih, assalamualaikum wr. wb. 3. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Baik, Saudara hari ini adalah hari terakhir Sidang Panel menentukan bagaimana kelanjutan perkara ini. Kemarin Saudara sudah diberitahu untuk melakukan perbaikan-perbaikan agar kelanjutan perkara ini bisa lebih mudah ditentukan oleh Majelis Hakim. Untuk itu saya persilakan Saudara, apa saja yang sudah diperbaiki di dalam permohonan ini? Dan apakah Saudara sudah mantap dengan permohonan ini? Sehingga Saudara meminta untuk tetap disidang. Apa pemeriksaan berikutnya? Silakan. 4. PEMOHON: SRI SUDARJO Terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Ketua Majelis Hakim Yang Mulia. Tentang pokok permohonan yang akan yang akan kita sampaikan tentang perbaikan. Intinya beberapa perbaikan sudah kita perbaiki dari masukan Prof. Maria sendiri, Pak Ketua Majelis saat itu, dan Pak Anwar, ya. Beberapa perbaikan ini memang sebetulnya lebih kepada hal-hal yang bersifat kita ambil langsung dari rakyat, situasi yang hari ini kita jumpai di rakyat Indonesia dalam keadaan konflik yang luar biasa, sehingga kita menemukan beberapa perbaikan. Bahwa memang ada di tambahannya pada pokok permohonan yang kedua, di sini saya bacakan bahwa permohonan judicial review ini merupakan bentuk penegakkan kedaulatan konstitusi, Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang kami anggap sebagai norma dasar konstitusi. Kali ini rakyat 1

Indonesia akan menyaksikan apakah dasar negara masih ada dan dihormati? Di sini pun kami percaya bahwa Mahkamah Konstitusi akan menegakkan dasar negara yang masih ada dan dihormati. Dalam hal ini norma yang mengatur tentang persyaratan untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden yang harus memenuhi persyaratan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Pasal 1 angka 2 sesuai dengan perbaikan yang diminta tentang angka. Adalah partai politik yang telah ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Pasal 9, Pasangan calon diusulkan oleh partai politik dan gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR sebelum pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden. Pasal 10 angka 1, Penentuan calon presiden dan/atau calon wakil presiden dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik bersangkutan. Pasal 14 ayat (2), Masa pendaftaran sebagaimana dimaksud Pasal 13 paling lama 7 hari terhitung sejak penetapan secara nasional hasil pemilu anggota DPR. Yang menetapkan bahwa calon presiden dan wakil presiden hanya bisa diusulkan oleh partai yang memiliki 20% suara atau lebih. Hal ini secara yuridis konstitusional bertentangan dengan dasar negara, khususnya sila keempat. Selain itu partai-partai pengusung presiden dan wakil presiden itu sejak berkuasa di era reformasi ini telah menjadi pilar korupsi, kebetulan kami ambil dari Kompas juga saat itu, dan melakukan kolonialisasi undang-undang, dan hal ini bertentangan dengan konstitusi karena lebih mementingkan kaum kapitalis dan liberalis ketimbang kepentingan rakyat. Sehingga patut diduga Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 akan menghasilkan presiden dan wakil presiden dalam sistem pemerintahannya akan semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Di sini rakyat menilai bahwa partai-partai yang selama ini menjadi kekuataan penyelenggara negara secara konstitusi menjadi cacat moral. Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 hanya mengenal kedaulatan rakyat, yang kami baca, sehingga sungguh tragis bahwa pada saat ini Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 hanya menaungi kepentingan segelintir elit yang akan membunuh lahirnya pemimpin dari rahim rakyat oleh rakyat. Karena kami pada kesempatan ini melakukan judicial review Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 bertentangan kami anggap dengan Undang-Undang Dasar 1945. Keberadaan Negara Republik Indonesia pada alinea ketiga dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan, Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan berkebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kalimat, Maka rakyat 2

Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Merupakan deklarasi keberadaan Indonesia, ini merupakan kelahiran Indonesia setelah berhasil membebaskan diri dari belenggu penjajah. Dengan kata lain kalimat tersebut menjadi semacam akta kelahiran bangsa, dimana akta kelahiran bangsa kesatuan republik Indonesia. Kelahiran seorang maupun suatu bangsa tentu hanya terjadi satu kali bagi kami, Yang Mulia, dalam hal negara kesatuan republik Indonesia secara yuridis kelahirannya pada tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu, selama masih menyebut Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak dapat diubah atau diganti dengan alasan apa pun, kecuali pembubaran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi kami dari Komite Pemerintahan Rakyat Independen sangat perlu untuk menyampaikan tentang kenapa negara kesatuan republik ini ada? Sebagai negara bekas jajahan, Indonesia merasakan betapa sakitnya menjadi negara terjajah dan betapa jahatnya penjajah itu, maka Indonesia mencintai kemerdekaan dan anti penjajahan. Kemerdekaan Indonesia bukan hadiah tetapi direbut melalui perjuangan, amanat tersebut secara jelas disebut dalam alinea pertama dan kedua pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Yang harus dihapus itu adalah penjajahan dalam segala macam bentuk dan jenisnya, penjajahan berbentuk hegemoni yang kuat terhadap yang lemah, menjajah terhadap yang dijajah, sifatnya pemaksaan kehendak yang kuat terhadap yang lemah. Ini merupakan bentuk eksploitasi penjajah terhadap yang dijajah. Semangat kemerdekaan yang anti penjajahan itu semakin relevan di era globalisasi ini, era di mana suburnya liberalisme dan kapitalisme yang berujung pada penjajahan yang kuat menjajah yang lemah. Jenis penjajahan semakin banyak, penjajahan politik, ekonomi, teknologi informasi, dan lain sebagainya. Penjajahan yang dilakukan oleh luar negeri maupun oleh dalam negeri harus dilawan secara cerdas, sehingga kami melakukan judicial review, bukannya dipelihara yang selama ini dilakukan oleh rezim reformasi. Cita-cita kemerdekaan dengan susah payah berhasil diperjuangkan, itu bukan merdeka sekedar merdeka melainkan merdeka untuk cita-cita (...) 5. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Saudara, tidak usah dibaca kalimat per kalimat, gimana? 6. PEMOHON: SRI SUDARJO Ya. 3

7. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Saudara nyatakan saja yang diperbaiki dari yang kemarin itu gimana? Kalau ini nantikan bisa saya baca sendiri. 8. PEMOHON: SRI SUDARJO Oh, ya (...) 9. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Ya, yang diperbaiki kemarin itu ada (...) 10. PEMOHON: SRI SUDARJO Ini maksud kami ini tergolong yang diperbaiki, Pak. 11. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Ha? 12. PEMOHON: SRI SUDARJO Ini tergolong yang kita perbaiki. 13. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Ya, tapi bukan kalimat-kalimat gitu. Misalnya poin-poin apa sih kemarin Pak Anwar mengusulkan ini, saya mengusulkan ini, Bu Maria ini, ini yang diperbaiki. 14. PEMOHON: SRI SUDARJO Ya. 15. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Atau bilang ini tidak diperbaiki karena menurut kami sudah benar, kan bisa juga. Kalau ada yang diperbaiki boleh. Jadi silakan. Agak begitu saja. 16. PEMOHON: SRI SUDARJO Ya, terima kasih. 4

17. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Pokok-pokoknya saja, ya? 18. PEMOHON: SRI SUDARJO Ya. Yang dari Bu Prof. Maria kemarin itu mungkin dipetitum ya, sama tentang pasal huruf p menggunakan huruf besar, terus huruf a-nya menggunakan angka kecil, kami perbaiki kemarin dipetitum. Jadi dipetitumnya... petitum yang ketiga... yang kedua, ketiga, atau saya baca dari awal, Pak Ketua Majelis Yang Mulia. Bahwa yang pertama, Pasal 1 angka 2, Pasal 9, Pasal 10 angka 1, Pasal 14 angka 2, Undang-Undang ini bertentangan dengan Pasal 1 ayat (2), Pasal 6A ayat (1), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. Terus yang kedua bahwa Pasal 1 angka 2, Pasal 9, Pasal 10 angka 1, Pasal 14 angka 2 tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Terus di sana diminta menjelaskan tentang bagaimana bentuknya, segala macam, di sini Pasal 1 angka 2 frasa partai politik adalah partai politik yang telah ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum oleh Dewan Perwakilan rakyat diubah menjadi Pasal 1 angka 2 frasa partai politik adalah partai politik yang telah diusulkan oleh golongan rakyat, golongan buruh, golongan petani, golongan kaum miskin kota, golongan fungsional seluruh rakyat Indonesia berdasarkan kongres nasional rakyat yang dihadiri oleh utusan-utusan golongan, artinya bukan berdasarkan internal partai politik itu sendiri. Terus yang ke... Pasal 9-nya, frasa pasangan calon diusulkan oleh partai politik dan gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR. Sebelum pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden diubah menjadi Pasal 9 frasa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik, atau utusan golongan rakyat, golongan buruh, golongan petani, golongan kaum miskin kota, golongan fungsional seluruh rakyat Indonesia, dengan persyaratan mengakomodir seluruh kepentingan rakyat berdasarkan pada kesepakatan nasional berasaskan gotong royong dengan kesepakatan utuh, bulat, dan menyeluruh. Pasal 10 angka 1, Penentuan calon presiden dan/atau calon wakil presiden dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik bersangkutan. Dirubah menjadi Pasal 10 angka 1, frasa penentuan calon presiden dan calon wakil presiden dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mandat utusan golongan rakyat, golongan buruh, golongan petani, golongan kaum miskin kota, golongan fungsional seluruh rakyat Indonesia berdasarkan kesepakatan nasional. 5

Begitu juga Pasal 14 ayat (2) di dalam petitum, Masa pendaftaran, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, paling lama 7 hari sejak penetapan secara nasional hasil pemilu anggota DPR, dirubah menjadi Pasal 14 angka 2, frasa masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden paling lambat 90 hari terhitung sejak diadakan kongres nasional rakyat, sejak penetapan tanda tangan, dan kesepakatan nasional rakyat yang dihadiri oleh perwakilan utusan golongan seluruh Indonesia. Itu yang dari Bu Prof. Sehingga proses tabel itu kita perbaiki di sini, di urutan ke-13, petitum, kalau tidak salah. Bahwa penjelasan pokok permohonan bisa dilihat dalam diagram keterangan di bawah ini, kami sudah ada buat di sana Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan Indonesia, (PPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang melahirkan Pancasila dan UUD 1945. Sehingga Pasal 1 ayat (2), Pasal 6, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 1, Pasal 9 yang sampai Pasal 14 itu, ini merupakan partai politik tapi merupakan eh, maksud saya adalah partai politik berdasarkan sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Jadi bagaimana kita jauhkan anasir kata partai politik ini dari semangat liberalisme selama ini. Jadi, partai politik itu sesuai dengan amanat konstitusi di alinea keempat, sila keempat bahwa partai politik adalah partai berdasarkan sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Itu di dalam perbaikannya. Dan beberapa perbaikan juga ada di pokok permohonan, namun kita tulis memang agak panjang lebar. Sebetulnya penting juga kita sampaikan, cuma karena kesempatan tadi yang diberikan hanya sedikit dibacakan tentang beberapa perbaikannya saja. Nanti, mungkin bisa kita diberikan masukan-masukan lainnya oleh Ketua Majelis Hakim Yang Mulia. Karena perbaikan itu ada sekitar jadi 20 lembar ini. Kalau saya bacakan mungkin agak panjang sidang ini, ya. Terima kasih. Wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum wr. wb. 19. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Baik. Pak Anwar masih ada lagi? Ibu Maria? Cukup. Saudara, nanti Saudara akan memberi mendapat pemberitahuan lebih lanjut, apakah materi ini akan dilanjutkan ke Sidang Pleno untuk diperiksa secara terbuka atau tidak. Nanti. Mungkin dalam waktu dekat Saudara akan diberitahu. Oleh sebab itu, supaya mulai sekarang, antisipasi saja, menyiapkan bukti-bukti, saksi-saksi, kalau perlu ahli, atau apapun dari sekarang. Sehingga pada saat Saudara diberitahu pada sidang berikutnya itu sudah menyiapkan itu semua, pada saat sidang itu, gitu ya? Baik, ada sesuatu lagi statement yang ingin disampaikan ke Majelis atau cukup? 6

20. PEMOHON: SRI SUDARJO Ya, mungkin yang ingin perlu kita sampaikan, apa yang kita judicial review ini semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara, Pak Ketua Majelis Hakim Yang Mulia. 21. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Ya. 22. PEMOHON: SRI SUDARJO Karena apapun alasan ini, kami ini dari teman-teman baik yang buruh, petani, nelayan, tidak ada lagi yang mempertanggungjawabkan. Sehingga adanya presiden hari ini berdasarkan pasal itu sepertinya presiden yang anti rakyat semua. Buktinya para petani berjuang sendiri, buruh berjuang sendiri. Sebetulnya permohonan ini kami hanya ingin mengangkat pemimpin rakyat, bukan pemimpin asing yang mengatasnamakan asing, dan semua menindas rakyat. Hanya itu saja. Dan apa yang kami angkat ini semata-mata kita ambil dari apa yang terjadi di masyarakat. Kebetulan kami sendiri sebetulnya pejuang petani, ada di dalam pejuang buruh dan nelayan. Kami kadangkala kalau ingin menyampaikan sesuatu ke DPR, mereka mengatakan, Wah, berat ini. Lawan kalian ini adalah asing, modal besar ini. Jadi, rakyat itu sudah dikesampingkan. Jadi, sudah saatnya bagaimana kami bisa mengangkat pemimpin kami sendiri, bukan pemimpin yang mereka beli berdasarkan hal-hal yang bersifat transaksional dan kami betul-betul sudah tidak merasakan lagi kemerdekaan ini. Jadi, harapan kami mudah-mudahan ini bisa menjadi kemenangan rakyat karena kami sendiri tidak ada kepentingan itu ini di dalam hal ini, Pak Ketua Majelis Hakim Yang Mulia. Terima kasih, mungkin hanya itu. 7

23. KETUA: MOH. MAHFUD MD. Oke. Baik, kalau begitu sidang ini dianggap cukup dan dinyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 10.26 WIB Jakarta, 30 Januari 2013 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 8