Provinsi Nusa Tenggara Timur Potret Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur di Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-toq) triwulan III tahun di NTT mengalami kenaikan sebesar 2,29 persen. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (qto-q) triwulan III tahun di NTT mengalami kenaikan sebesar 2,29 persen dibanding triwulan II tahun, dan pertumbuhan (yon-y) triwulan III tahun terhadap triwulan III tahun mengalami kenaikan sebesar 6,76 persen. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) triwulan III tahun naik sebesar 0,25 persen dibanding triwulan II tahun, dan pertumbuhan (y-on-y) triwulan III tahun terhadap triwulan yang sama tahun NTT naik sebesar 26,59 persen. 1
1. Pendahuluan Kegiatan Survei Industri terbagi atas 2 kategori, yaitu Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dan Industri Mikro dan Kecil (IMK). Pembagian kategori ini berdasar jumlah tenaga kerja di mana tenaga kerja IBS 20 orang sedangkan tenaga kerja IMK < 20 orang. Berdasarkan data hasil survei IBS dan survei IMK tahun 2013, usaha IMK menyerap tenaga kerja di Indonesia cukup signifikan. Hampir 70 persen tenaga kerja di sektor industri pengolahan berada di sektor IMK. Kegiatan survei IBS dilaksanakan setiap bulan sedangkan survei IMK dilaksanakan setiap triwulanan. Triwulan I dilaksanakan pada periode Januari-Maret, triwulan II periode April-Juni, triwulan III periode Juli-September, dan triwulan IV periode Oktober-Desember. 2. Industri Manufaktur Besar dan Sedang Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang NTT triwulan III tahun (q-to-q) mengalami kenaikan sebesar 2,99 persen dibanding triwulan II tahun, sedangkan pertumbuhan (yon-y) naik sebesar 6,76 persen dibanding triwulan yang sama tahun. Pola pertumbuhan yang sama ditunjukkan oleh produksi industri manufaktur besar sedang secara nasional, dimana pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang Indonesia triwulan III tahun (q-to-q) mengalami kenaikan sebesar 2,27 persen dan pertumbuhan produksi (y-on-y) triwulan III tahun terhadap triwulan yang sama pada tahun, mengalami kenaikan sebesar 5,51 persen. 8.00 7.00 6.00 Grafik 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III Tahun NTT & Nasional (q to q) dan (y on y) 6.76 5.51 5.00 4.00 3.00 2.00 2.29 2.27 1.00 0.00 NTT Nasional q-to-q y-on-y Naiknya pertumbuhan produksi IBS NTT pada triwulan III tahun (q-to-q) NTT sebesar 2,29 persen dipengaruhi oleh kontribusi pertumbuhan positif Industri Manufaktur Furnitur sebesar 7,60 persen, Industri Manufaktur Barang Galian Bukan Logam sebesar 4,05 persen Industri Manufaktur, Makanan sebesar 1,34 persen dan Industri Manufaktur Minuman sebesar 0.85 persen. Pertumbuhan IBS secara (y-on-y) mengalami kenaikan sebesar 6,76 persen dipengaruhi oleh Industri Manufaktur Furnitur mengalami kenaikan sebesar 8,99 persen, Industri Manufaktur Makanan mengalami kenaikan sebesar 6,87 persen dan Industri Manufaktur Minuman mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen, sedangkan Industri Manufaktur Barang Galian Bukan Logam mengalami penurunan sebesar -0,09 persen. 2
Apabila dilihat dari tabel 1.1 pada triwulan III tahun, perusahaan Industri Barang Galian Bukan Logam menyerap tenaga kerja lebih tinggi dibanding industri besar lainnya yang ada di NTT yaitu : Industri Minuman, Industri Makanan dan Industri Furnitur. Sejalan dengan penyerapan tenaga kerja, kontribusi nilai produksi Industri Barang Galian Bukan Logam juga memberikan kontribusi tertinggi terhadap nilai produksi IBS di NTT selama triwulan III tahun. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : perusahaan Industri Barang Galian Bukan Logam mampu menyerap tenaga kerja sebesar 33,02 persen dan memberikan kontribusi sebesar 46,92 persen terhadap nilai produksi (output) IBS NTT. Industri Makanan mampu menyerap 25,80 persen tenaga dan memberikan kontribusi sebesar 32,70 persen. No Tabel 1.1 Persentase Penyerapan Tenaga Kerja, Kontribusi Nilai Produksi Terhadap Total Nilai Produksi, dan Produktivitas Tenaga Kerja Industri Manufaktur Besar Sedang Pada Trw III Tahun dan Trw II Tahun Jenis Industri Penyerapan Tenaga Kerja (%) Kontribusi Nilai Produksi (%) Produktivitas (Rp.Juta) Trw II Trw III (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Industri Makanan 25,80 32,70 16,38 23,73 2 Industri Minuman 24,38 12,72 9,01 9,77 3 Industri Furnitur 16,80 7,66 8,44 8,54 4 Barang Galian Bukan Logam 33,02 46,92 31,67 26,61 Jumlah 100,00 100,00 18,30 18,73 Sumber : Hasil Olahan Survei IBS Bulanan Industri Minuman mampu menyerap 24,38 persen tenaga dan memberikan kontribusi sebesar 12,72 persen dan Industri Furnitur yang paling rendah yaitu menyerap 16,80 persen tenaga dan memberikan kontribusi sebesar 7,66 persen. Pada triwulan III tahun produktivitas tenaga kerja sektor industri manufaktur besar dan sedang di NTT mengalami kenaikan sebesar 2,35 persen dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 18,30 juta rupiah per tenaga kerja selama triwulan II tahun menjadi 18,73 juta rupiah per tenaga kerja selama triwulan III tahun. Jika dilihat menurut jenis industri manufaktur, maka produktivitas tenaga kerja tertinggi dalam kurun waktu triwulan III tahun adalah sektor Industri Barang Galian Bukan Logam yaitu sebesar Rp. 26,61 juta per tenaga kerja, selanjutnya Industri Makanan sebesar Rp. 23,73 juta per tenaga kerja, sementara produktivitas Industri Manufaktur Minuman dan Industri Manufaktur Furnitur masing-masing sebesar Rp. 9,77 juta dan Rp. 8,54 juta per tenaga kerja selama triwulan III tahun. 3
3. Industri Mikro dan Kecil Pada triwulan III tahun pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) (q-to-q) tumbuh sebesar 0,25 persen dibanding triwulan II tahun. Kontribusi pertumbuhan positif produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan III tahun (q-to-q) berasal dari kenaikan sebagian besar jenis IMK yang ada di NTT, seperti: Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (30,31 %), Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (16,48 %), Industri Minuman (11,51 %), Industri Tekstil (4,82 %), Industri Barang Galian Bukan Logam (2,02 %), dan Industri Furnitur (0,90 %). Sedangkan IMK yang mengalami pertumbuhan negatif diantaranya : Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (-1,82 %), Industri Pakaian Jadi (-1,68 %) dan Indsutri Makanan (-0,27 %). Secara rinci mengenai pertumbuhan IMK q-to-q dan y-on-y dapat dilihat pada tabel 1.2. Grafik 1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I Tahun s/d Triwulan III (q-to-q) NTT dan Nasional 20.00 16.66 15.00 10.00 7.96 5.00 0.00 6.00 5.74 Triwulan II 2.84 Triwulan III -2.06 0.51 Triwulan IV 2.44 0.25 Triwulan I Triwulan II 0.25 0.47 0.66 Triwulan III -5.00 NTT NASIONAL 4
Tabel 1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II Tahun No Kode KBLI Jenis Industri Pertumbuhan Triw II (persen) q-to-q c-to-c y-on-y (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 10 Industri Makanan -0,27 4,50 1,14 2 11 Industri Minuman 11,51 27,12 32,15 3 13 Industri Tekstil 4,82-6,68-0,76 4 14 Industri Pakaian Jadi -1,68-1,33-12,13 5 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya -1,84 3,49-3,34 6 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 30,31 2,51-0,32 7 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 2,02-10,86-9,12 8 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 16,48-5,59-1,16 9 31 Industri Furnitur 0,90 38,58 29,19 IMK (Industri Mikro dan Kecil) 0,25 28,00 26,59 Published by: BPS-Statistics Indonesia contact details Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur Jl. R. Suprapto No. 5, Kupang NTT - 85111 Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si Kepala Telepon: (0380) 826289 E-mail: maritje@bps.go.id Website : www.ntt.bps.go.id Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik. 5