PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN KERIPIK SINGKONG KHAS KOTA MANOKWARI, PAPUA BARAT Application of Marketing Functions of Cassava Chips Products Manokwari, West Papua Elsa Sembiring 1) Sarman Oktovianus Gultom 2) 1) Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Papua 2) Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Papua Korespondensi : elsasembiring82@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menelaah sistem pemasaran yang meliputi pendekatan produk pangan olahan dan fungsi-fungsi pemasaran yang diterapkan oleh para produsen produk olahan keripik singkong di kota Manokwari. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara mendalam terhadap produsen keripik singkong yang ada di kota Manokwari. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk dapat menjelaskan sistem pemasaran yang meliputi pengelolaan fungsi-fungsi pemasaran produk keripik singkong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan fungsi-fungsi pemasaran oleh produsen keripik singkong di kota Manokwari belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Meskipun faktor bahan baku dan transportasi tidak menjadi kendala, namun terdapat beberapa faktor penting lainnya yang perlu benahi untuk dapat meningkatkan penjualan keripik singkong, antara lain sistem grading, metode promosi kreatif dan pembukuan keuangan. Kata kunci: Keripik singkong, fungsi pemasaran, produsen, produk olahan. ABSTRACT This study aims to examine the marketing system that includes the approach of processed food products and marketing functions applied by the producers of processed products of cassava chips in the city of Manokwari. The method used in this study was the method of in-depth interviews of cassava chips manufacturers in the city of Manokwari. The data obtained were analyzed descriptively qualitative to be able to explain marketing system which include management of marketing function of cassava chips product. The results showed that the application of marketing functions by the producers of cassava chips in Manokwari city has not fully run well. Although the factors of raw materials and transportation are not an obstacle, but there are several other important factors Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 25
that need to be fixed in order to increase sales of cassava chips, such as grading system, creative promotion methods and financial bookkeeping. Keywords: Cassava chips, marketing functions, producers, processed products. PENDAHULUAN Manokwari sebagai ibu kota provinsi Papua Barat memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama di sektor pertanian. Masih banyak produkproduk hasil pertanian yang berpotensi untuk diolah menjadi produk pangan olahan yang memiliki nilai tambah. Sejauh ini, hanya beberapa komoditi pertanian yang dimanfaatkan oleh beberapa pelaku pasar untuk dijadikan pangan olahan, salah satunya adalah singkong. Sejalan dengan adanya pola konsumsi pangan yang mengarah pada penganekaragaman pangan sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan, maka komoditi tersebut tentu memiliki peluang yang besar terhadap usaha/industri pengolahan pangan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam industri pangan olahan adalah pemasaran. Kotler dalam Soekartawi (2003) menyatakan bahwa terdapat lima faktor penyebab pentingnya pemasaran, yaitu menurunnya jumlah produk yang dijual, menurunnya pertumbuhan penampilan perusahaan, terjadinya perubahan yang diinginkan konsumen, kompetisi yang semakin tajam, serta adanya pengeluaran yang terlalu besar untuk penjualan. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka aspek pemasaran perlu didukung oleh komponen lainnya seperti promosi, strategi pengembangan pemasaran, serta distribusi yang terbatas. Dalam pemasaran produk pangan olahan, lemahnya target pasar serta kurangnya persepsi konsumen menjadi kendala yang sering dihadapi (Sapuan dan Pratiwi, 2000) Mengingat besarnya potensi produk olahan keripik singkong di Kota Manokwari, maka sangat penting untuk melihat penerapan fungsi-fungsi pemasaran produk pangan olahan singkong tersebut. Keberhasilan usaha pengolahan produk keripik singkong ini tidak cukup dipandang dari aspek produksi saja, namun aspek pemasaran juga merupakan sudut pandang yang perlu diperhatikan untuk dikaji. Kondisi ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Darmawan (2009) yang mengatakan bahwa fungsi pemasaran dapat dijadikan indikasi dari kinerja pemasaran secara keseluruhan. Salah satu aspek pemasaran yang sering menjadi kendala bagi kelancaran usaha adalah pengelolaan fungsi-fungsi pemasaran seperti fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (storage, transportasi, penyimpanan) dan fungsi fasilitas (standarisasi, grading, pembiayaan, informasi pasar dan riset pasar). Aspek penerapan fungsi-fungsi ini perlu dikaji secara baik dan spesifik sehingga diharapkan keberlangsungan usaha keripik singkong di Kota Manokwari mengalami peningkatan yang pada akhirmy dapat meningkatkan kesejahteraan produsen produk keripik singkong di Kota Manokwari. Menilik pada permasalahan diatas makan perlu dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 26
penerapan fungsi-fungsi pemasaran pada usaha pengolahan keripik singkong khas Kota Manokwari Papua Barat. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di beberapa daerah sentra produksi keripik singkong di Kota Manokwari, antara lain daerah Sanggeng, Mako Brimob, Reremi, Wosi dan Kotaraja. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan para responden yang merupakan produsen produk keripik singkong yang dipilih secara accidental sampling, dengan jumlah responden sebanyak 6 responden yang masih berusaha hingga saat ini. Variabel pengamatan yang menjadi fokus pada penelitian ini diukur berdasarkan pendekatan aspek pamasarannya (Anindita, 2004), yaitu: 1. Aspek pertukaran Variabel pengamatan: - Jumlah produksi keripik singkong (Kg/bln) - Jumlah permintaan keripik singkong (Kg/bln) 2. Aspek fisik Variabel pengamatan: - Jenis dan jumlah transportasi yang digunakan dalam proses pemasaran - Jenis dan jumlah tempat penyimpanan/ gudang bahan baku dan produk jadi - Alur proses pengolahan keripik singkong 3. Aspek fasilitas Variabel pengamatan: - Standarisasi dan grading bahan baku dan produk jadi - Resiko usaha dan cara mengatasinya - Jenis pembukuan keuangan yang digunakan - Bentuk dan saluran informasi pasar Data dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk dapat menjelaskan sistem pemasaran produk keripik singkong dan disajikan dalam bentuk garfik, tabel dan histogram. Selain itu metode triangulasi yang digunakan untuk meningkatkan validitas data penelitian yaitu triangulasi data, dimana peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda, yaitu responden yang berbeda dengan aktivitas yang sama, waktu pengumpulan data yang berbeda serta lokasi pengumpulan data yang berbeda. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Pemasaran Produk Keripik Singkong di Kota Manokwari Aspek pemasaran produk keripik singkong di Kota Manokwari akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: a. Kebutuhan konsumen akan produk camilan ringan b. Tingkat komersialisasi produsen c. Tingkat harga yang menguntungkan d. Ketersediaan bahan baku yang cukup, dimana beberapa wilayah di Manokwari berpotensi dalam budidaya dan pengembangan komoditi ubi-ubian. Jenis keripik singkong yang diproduksi adalah keripik dengan rasa manis pedas. Selain itu, harga yang menguntungkan tentu akan menambah pendapatan produsen dan pedagang keripik. Selain itu, aspek pemasaran disini juga Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 27
menjelaskan fungsi fungsi pemasaran yang diterapkan oleh para produsen, dimana fungsi-fungsi ini akan sangat membantu dan menfasilitasi produsen dalam menyalurkan produk pangan hasil olahan keripik singkong hingga ke tangan konsumen akhir. Beberapa fungsi pemasaran yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (penyimpanan, transportasi, proses dan penanganan), dan fungsi fasilitas (standarisasi, grading, pembiayaan, penaggungan resiko dan informasi pasar). beberapa pengusaha yang memiliki kapasitas produksi cukup besar yang sudah menggunakan mesin pengemas listrik (sealer) dan oven pengering seperti yang usaha keripik singkong milik Bapak Hartoyo (Keripik Tegal Jaya) dan Ibu Sulika (Keripik Sul Mandiri). Waktu yang dibutuhakan selama satu kali proses produksi dari tahap persiapan bahan baku sampai proses pengemasan berkisar 8 10 jam. Proses produksi keripik singkong tersaji pada Gambar 1. Jenis Bahan Baku Yang Digunakan dan Proses Produksi Keripik singkong adalah makanan ringan yang dibuat dari irisan tipis umbi singkong, digoreng, dengan diberi bumbu tertentu atau hanya diberi garam. Jenis singkong yang diolah menjadi keripik adalah singkong yang tidak berserat banyak, tidak terserang hama dan penyakit serta memiliki ukuran sedang hingga besar. Seluruh bahan baku keripik singkong diperoleh dari pasar lokal yang disediakan oleh para petani singkong di Manokwari. Bahan tambahan (sekunder) yang digunakan untuk pembuatan keripik singkong adalah minyak goreng, garam, gula, MSG, bawang putih, dan cabe. Sebagian besar peralatan yang digunakan untuk produksi keripik singkong masih sederhana, seperti pengirisan singkong yang hanya menggunakan pisau dan perekat kemasan yang menggunakan nyala api lilin. Hanya Gambar 1. Alur Proses Produksi Keripik Singkong Fungsi Pemasaran Produk Keripik Singkong 1. Fungsi Pertukaran Fungsi pertukaran dalam penelitian ini terkait segala bentuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses memindahkan hak kepemilikan produk keripik singkong dari titik produsen awal ke titik konsumen akhir yaitu kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dapat dilihat dari sisi Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 28
permintaan, yaitu rata-rata permintaan produk keripik singkong, sedangkan dari sisi penjualan, dapat dilihat dari rata-rata jumlah yang ditawarkan oleh produsen atau ratarata jumlah produksi keripik singkong yang dihasilkan oleh para produsen. Rata-rata produksi dan permintaan produk keripik singkong di Kota Manokwari dapat dilihat pada Gambar 2. Jika dilihat dari potensi pasar yang ada, fungsi pembelian produk keripik singkong sangat besar untuk setiap bulannya. Tingginya permintaan keripik singkong diduga dipengaruhi oleh minat dan selera konsumen di Kota Manokwari yang sudah terbiasa menjadikan keripik singkong sebagai camilan atau makanan ringan bahkan sebagai oleh-oleh khas Manokwari. Selain itu ketersediaan bahan baku singkong yang cenderung mudah diperoleh juga menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi produksi keripik singkong. Aspek penjualan juga terkait dengan kegiatan promosi yang dilakukan oleh para pelaku usaha terutama produsen dan agen atau distributor. Sementara ini, rata-rata produsen dan agen distributor tidak menerapkan promosi seperti pembuatan iklan di media cetak atau elektronik. Pola distribusi yang menggunakan kenalan atau mitra memudahkan para produsen untuk mempromosikan produknya seperti melalui toko-toko yang cukup dikenal masyarakat, bandara dan cafe atau rumah makan. 2. Fungsi Fisik Fungsi fisik meliputi pengangkutan (transportation), aktivitas penyimpanan (storage), dan fungsi pemrosesan (Processing function). Pada fungsi pengangkutan, bahan baku dan produk keripik singkong diangkut dan didistribusikan menggunakan kendaraan roda dua (motor) dan kendaraan roda empat (mobil) milik pribadi. Pada fungsi penyimpanan, rata-rata produsen belum memiliki gudang penyimpanan bahan baku ataupun produk jadi. Semua bahan baku dan produk jadi hanya disimpan di rumah dengan kapasitas tempat yang terbatas dan secukupnya. Oleh karena itu, stok atau persediaan bahan baku yang disimpan tidak dalam jumlah yang banyak. Sedangkan pada fungsi pemrosesan, proses pengolahan keripik singkong mulai dari bahan baku hingga menjadi produk keripik dilakukan dengan mekanisme yang tidak terlalu rumit serta sederhana. Prinsipnya masih manual dan belum menggunakan mesin sebagai alat pengoalahan. Proses pengolahan dimulai dari pengupasan dan pembersihan bahan baku dengan menggunakan pisau. Setelah pengupasan, dilakukan pencucian di air yang mengalir sehingga kotoran tidak tertinggal pada singkong. Setelah itu singkong diparut tipis dan dilakukan penggorengan serta pembumbuan. Keripik singkong yang telah siap kemudian dikemas menggunakan kemasan plastik 200 gram dan ditutup menggunakan api lilin ataupun alat perekat (sealer). Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 29
560 540 520 500 480 460 440 Produksi Permintaan Keripik Singkong 544 484 Gambar 2. Rata-rata Jumlah Produksi dan Jumlah Permintaan Keripik Singkong di Kota Manokwari Pada fungsi penyimpanan, rata-rata produsen belum memiliki gudang penyimpanan bahan baku ataupun produk jadi. Semua bahan baku dan produk jadi hanya disimpan di rumah dengan kapasitas tempat yang terbatas dan secukupnya. Oleh karena itu, stok atau persediaan bahan baku yang disimpan tidak dalam jumlah yang banyak. Sedangkan pada fungsi pemrosesan, proses pengolahan keripik singkong mulai dari bahan baku hingga menjadi produk keripik dilakukan dengan mekanisme yang tidak terlalu rumit serta sederhana. Prinsipnya masih manual dan belum menggunakan mesin sebagai alat pengoalahan. Proses pengolahan dimulai dari pengupasan dan pembersihan bahan baku dengan menggunakan pisau. Setelah pengupasan, dilakukan pencucian di air yang mengalir sehingga kotoran tidak tertinggal pada singkong. Setelah itu singkong diparut tipis dan dilakukan penggorengan serta pembumbuan. Keripik singkong yang telah siap kemudian dikemas menggunakan kemasan plastik 200 gram dan ditutup menggunakan api lilin ataupun alat perekat (sealer) (Gambar 1). 3. Fungsi Fasilitas Fungsi ini bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas diharapkan dapat menjadi upaya perbaikan sistem pemasaran sehingga efisiensi operasional dan penetapan harga jual dapat tercapai. 4. Fungsi Standarisasi dan Grading. Standarisasi dilakukan hanya pada level bahan baku, dimana singkong akan diseleksi secara manual dengan memilih bahan baku sesuai bentuk, warna dan ukuran yang sama. Setelah bahan baku diseleksi kemudian masuk dalam proses penggorengan. Fungsi grading tidak selalu diterapkan oleh para pelaku usaha (produsen), dimana semua produk keripik tidak disortir menjadi beberapa golongan. Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 30
5. Fungsi Penanggungan Resiko. Resiko usaha yang umumnya dialami oleh para produsen keripik singkong adalah adanya stok keripik yang terkadang belum habis di distributor, sementara proses produksi harus terus berjalan. Hal ini menyebabkan jumlah keripik berikutnya yang akan didistribusikan ke distributor menjadi berkurang. Untuk mengatasi resiko ini, maka produsen perlu melakukan monitoring stok pada distributor secara periodik sehingga dapat mengatur jumlah produksi. Selain itu, resiko fluktuasi harga bahan baku juga tak jarang dialami oleh para produsen, dimana ketika harga bahan baku meningkat, maka produsen akan mengurangi produksi atau tetap memproduksi dengan jumlah yang sama namun volume dan bentuk disesuaikan. 6. Fungsi Pembiayaan Rata-rata para produsen keripik singkong belum memiliki sistem pembukuan keuangan yang teratur. Pencatatan hanya dilakukan ketika dibutuhkan saja pada secarik kertas dan belum tersusun secara rapi. Hal ini mengakibatkan produsen tidak mengetahui arus kas yang terjadi selama proses produksi dan pemasaran dilakukan. 7. Fungsi Informasi Pasar. Fungsi informasi pasar masih belum dijalankan secara optimal, dimana para produsen hanya mengetahui informasi harga bahan baku sebatas dari para pemasok (supplier) tetap saja. Selain itu, harga jual para pesaing serta metode-metode penjualan terbaru dan efisien juga belum diketahui secara pasti oleh produsen. Kondisi ini juga didukung dengan minimnya pengetahuan dan kemampuan para produsen untuk menggali informasi pasar melalui internet atau media sosial. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan produsen dalam memanfaatkan internet untuk memperoleh informasi pasar ataupun mempromosikan produknya akan dapat mendukung pengembangan usaha keripik singkong yang dijalankan. KESIMPULAN Secara umum usaha keripik singkong di Kota Manokwari belum sepenuhnya menerapkan fungsifungsi pemasan dengan baik. Meskipun bahan baku pembuatan keripik singkong cukup tersedia serta adanya permintaan yang cukup tinggi, namun promosi dan metode-metode penjualan yang kreatif belum dikembangkan. Selain itu, sebagian besar produsen keripik singkong di Manokwari belum menerapkan sistem pembukuan keuangan dengan baik. Oleh sebab itu, pelatihan pengembangan metode pemasaran dan promosi melalui media internet serta pembuatan buku keuangan sangat perlu dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Anindita, Ratya. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Surabaya: Papyrus. Darmawan, Didit. 2009. Dasar- Dasar Pemasaran. Surabaya: Metromedia Management. Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 31
Lexy J, Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Pratiwi, A.R. 2002. Kelayakan dan Prospek Pangan Lokal dan Makanan Tradisional di Jawa Tengah. Jawa Tengah: Badan Dinas Ketahanan Pangan. Sapuan. 2000. Evaluasi dan Strategi Pengembangan Pemasaran Makanan Tradisional. Jurnal Makanan Tradisional Indonesia, 1-7. Soekartawi. 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press. Jurnal Agropolitan, Volume 4 Nomor 1 Bulan Juli 2017 32