BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

dokumen-dokumen yang mirip
Alokasi Waktu. Sumber Belajar

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

KISI -KISI UJIAN SEKOLAH (UTAMA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB AUTIS

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNADAKSA

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN PPKn

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya, ras, agama, dan bahasa. Keragaman yang ada inilah yang menjadikan

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNANETRA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

STANDAR KOMPETENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

PANCASILA. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Persatuan Indonesia dalam Kehidupan Bernegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

II. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea ke Empat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Karena pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan keadilan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 angka 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan kebutuhan vital manusia, karena melalui pendidikan diharapkan terbentuk sosok manusia yang terpelajar dan 1

2 berpendidikan. Pendidikan membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, serta keterampilannya. Pendidikan juga diprioritaskan mengembangkan pribadi dalam menentukan maju mundurnya suatu bangsa, karena semakin tinggi tingkat pendidikan suatu negara maka semakin tinggi pula tingkat kemakmuran rakyat. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong siswa melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mempersentasekan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima pembelajaran. Siswa dapat diharapkan memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan produktif (Sunarti, 2014: 2). Dalam hal ini mata pelajaran PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang inovatif untuk menciptakan warga negara yang cerdas, kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Mata pelajaran PPKn tidak hanya diimplementasikan dalam kelas semata, melainkan bisa diintegrasikan dalam budaya sekolah, budaya masyarakat, dan di mata pelajaran lain juga bisa menunjang pembentukan generasi muda sebagai warga negara yang baik. Dalam silabus PPKn kurikulum 2013 salah satu materi pokok yang diajarkan pada siswa kelas XI SMA semester genap adalah Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam prespektif Pancasila. Adapun kasus-kasus pelanggaran HAM dalam materi ajar PPKn adalah sebagai berikut: (1) kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah tahun 1993; (2) kerusuhan Tanjung Priok tahun 1984; (3) pelanggaran HAM di Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh; (4) Penembakan Misterius (1984-1985); (5) penembakan mahasiswa

3 Universitas Trisakti tahun 1998; (6) tragedi Semaggi I tahun1998 & Semanggi II tahun1999; dan (7) pembunuhan Munir sebagai aktivis HAM Indonesia tahun 2004. Terkait dengan kasus-kasus tersebut Komnas HAM RI yang diketuai oleh Imdadun Rahmat menegaskan akan terus mengupayakan penyeleseian pelanggaran-pelanggaran HAM masa lalu yang akan ditempuh melalui dua cara, yakni pengadilan (yudisial) maupun di luar pengadilan (non-yudisial) atau rekonsiliasi (Komnasham, 06 Februari 2017). Adapun kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan Presiden RI Joko Widodo memberikan perhatian khusus untuk menyeleseikan kasus pelanggaran HAM masa lalu. Komitmen politik ini dirumuskan dalam dokumen resmi kenegaraan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang disahkan dengan Perpres No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Khusus berkaitan dengan HAM, Nawacita memberikan penekanan khusus pada: (a) Perlindungan pekerja migran; penyelesaian berbagai masalah pelanggaran HAM di masa lalu; (b) Hak kepemilikan terhadap properti termasuk hak atas kepemilikan tanah; (c) berbagai capaian di bidang pemajuan dan perlindungan hak kelompok rentan, termasuk perempuan, anak dan penyandang disabilitas; (d) Proses revisi Undang-Undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi; proses ratifikasi Convention for the Protection of All Persons from Enforced Disappearances; (e) Penyusunan Rancangan Aksi Nasional HAM keempat periode 2015-2019; (f) Instrumen hukum yang mengikat terkait dengan ASEAN Declaration on the Protection and Promotion of the rights of Migrant Workers. (Tim Penyusun Laporan Tahunan Komnas HAM 2015, 2016: 17). Bagi bangsa Indonesia, dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (selanjutnya UU HAM) menyatakan HAM merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

4 sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta harkat dan martabat manusia. Pelanggaran terhadap HAM merupakan kejahatan yang wajib diberi sanksi yang sesuai, karena manusia wajib menghargai, menghormati serta melindungi HAM. Oleh karena itu, pemahaman siswa tentang kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia sangat penting. Pemahaman ini berkaitan dengan standar isi materi ajar PPKn, sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Adapun standar isi mata pelajaran PPKn SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK adalah sebagai berikut: Tabel 1 Standar Isi Mata Pelajaran PPKn SMA/MA/SMALB/PAKET C dan SMK/MAK Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi Tingkat Pendidikan ~ Menganalisis dan ~ Dinamika kasus-kasus Menengah (Kelas menyajikan kasus-kasus pelanggaran HAM X-XII) pelanggaran HAM yang beserta penanganannya tidak sesuai dengan nilainilai Pancasila. ~ secara adil. Nilai dan moral yang ~ Menyajikan bentuk dan terkandung dalam kedaulatan negara berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. ~ Menunjukkan sikap positif terhadap NKRI dilihat dari konteks geopolitik. ~ Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya dan gender. ~ Mengamalkan dengan dasar: pasal-pasal Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. ~ Semangat mengatasi ancaman untuk membangun integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. ~ Dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai konsep NKRI dan geopolitik Indonesia.

5 kesadaran nilai, moral, norma, prinsip, spirit dan tanggung jawab keseluruhan entitas kehidupan yang berkeadaban. ~ Menunjukkan sikap positif ~ terhadap nilai fundamental, Nilai instrumental, ideal, dan instrumental, dan praksis praksis sila-sila sila-sila Pancasila. Pancasila. ~ Menganalisis pengelolaan ~ Dinamika pelaksanaan kekuasaan Negara sesuai pasal- pasal yang dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. ~ Menganalisis strategi yang diterapkan Indonesia dalam menyelesaikan ancaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. ~ Menganalisis penyelenggaraan dalam konsep NKRI dan konsep Negara federal ~ Mengamalkan (dengan dasar: kesadaran nilai, moral, norma, prinsip, spirit dan tanggung jawab) makna kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang berkeadaban. mengatur tentang keuangan negara dan kekuasaan kehakiman. ~ Dinamika pengelolaan dan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat negara serta penanganannya (Kolusi, Korupsi, dan Negara Nepotisme). ~ Strategi yang diterapkan dalam memperkokoh persatuan dengan bingkai Bhinneka Tunggal Ika. - Dinamika penyelenggaraan negara dalam konsep NKRI dan konsep Negara federal. Untuk memahami kasus pelanggaran HAM siswa diharapkan mampu menganalisis suatu peristiwa. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam menganalisis, mengapa? Kurangnya minat siswa dalam membaca, berdampak terhadap kualitas pembelajaran PPKn di sekolah. Rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis juga tidak terlepas dari kualitas kinerja guru dalam proses belajar-mengajar yang mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa dalam menerima, menguasai pelajaran secara optimal.

6 Materi ajar PPKn berperan penting dalam proses pembentukan kepribadian siswa yang utuh. Dengan adanya kemampuan menganalisis kasus pelanggaran HAM, diharapkan siswa menjadi pribadi yang baik karena telah mengenal hakikat HAM, bagaimana pelanggaran HAM terjadi serta mengetahui bagaimana mekanisme penyeleseian kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Realitas di atas menarik perhatian peneliti untuk membahas dan meneliti lebih jauh mengenai kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 5 Binjai tahun pelajaran 2016/2017 dalam menganalisis kasus pelanggaran HAM pada materi PPKn. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis kasus pelanggarann HAM. 2. Minat siswa membaca dan berdiskusi tentang HAM sangat rendah 3. Meningkatnya sikap apatisme di kalangan para siswa tentang kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia; 4. Pembelajaran terkait kasus-kasus pelanggaran HAM dalam materi ajar PPKn belum mampu mengembangkan sikap kritis siswa; 5. Literatur dan informasi tentang kasus-kasus pelanggaran HAM sangat terbatas. C. Batasan Masalah Menurut Arikunto (2010: 14) batasan masalah merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya

7 melalui penelitian. Dari pengertian tersebut peneliti membuat batasan masalah yaitu, kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 5 Binjai tahun pelajaran 2016/2017 dalam menganalisis kasus pelanggaran HAM pada materi PPKn. D. Rumusan Masalah Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti serta memberikan arah dan pedoman dalam melaksanakan pengumpulan data perlu dibuat suatu rumusan masalah yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 5 Binjai tahun pelajaran 2016/2017 dalam menganalisis kasus pelanggaran HAM pada materi PPKn? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 5 Binjai tahun pelajaran 2016/2017 dalam menganalisis kasus pelanggaran HAM pada materi PPKn. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan pentingnya sebuah penelitian bagi mengembangkan ilmu atau pelaksanaan pembangunan. Adapun yang menjadi manfaat penelitian pada skripsi ini yaitu : 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini secara teoretis dapat memberikan kontribusi untuk memperkaya wawasan tentang HAM dan mekanisme penyeleseian kasuskasus pelanggaran HAM serta mendorong terbitnya penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan HAM.

8 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang materi PPKn b. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli dan menghargai dalam mencapai tujuan belajar. c. Bagi pihak sekolah yang diteliti sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada mata pelajaran PPKn d. Bagi masyarakat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca tentang kasus-kasus dan mekanisme penyelesaian pelanggaran HAM di Indonesia.