BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu analisis yang terlihat dan terkait dengan potret pendidikan akhlak pada keluarga buruh batik di desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan. Adapun analisis mengenai potret pendidikan akhlak pada keluarga buruh batik di desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan antara lain sebagai berikut: A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Pada Keluarga Buruh Batik di Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Melihat pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari maka tidak heran apabila tujuan pendidikan Islam yaitu terwujudnya akhlak yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pendidikan tidak hanya mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai keutamaan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat dan membiasakan anak dengan berbagai macam kesopanan serta mempersiapkan mereka untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan kesucian dan kejujuran. Menurut Ali Abdul Halim Mahmud, tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan 63
64 yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 114 Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa tujuan pendidikan akhlak pada keluarga buruh batik di desa Sepacar kecamatan Tirto mempunyai tujuan agar anaknya bisa mempunyai sifat dan tingkah laku yang baik kepada orang tua dan orang lain di keluarga maupun di masyarakat serta agar anak selalu mendekatkan diri dengan Allah sehingga bisa hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Seperti yang dikatakan oleh IS berikut: Tujuannya menurut saya yaitu supaya anak mempunyai sifat yang baik dan tidak terjerumus kesifatsifat yang buruk. 115 Begitu juga menurut MY yang mengatakan: Tujuannya agar mempunyai sopan santun kepada orang tua dan orang lain mba, biar anak bisa lebih dekat dengan Allah. 116 Tujuan pendidikan akhlak pada keluarga buruh batik di desa Sepacar sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu membentuk akhlak yang mulia, sehingga tidak terjerumus ke dalam sifat-sifat yang tercela. Agar anak mempunyai sifat dan tingkah laku yang baik, sopan santun, tutur kata yang jujur dan bisa menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. 114 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 158 115 Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014 116 Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014
65 B. Analisis Materi Pendidikan Akhlak Pada Keluarga Buruh Batik di Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Agar dapat mencapai tujuan pendidikan akhlak maka anak harus dididik sebaik-baiknya. Akan tetapi untuk mewujudkan akhlak yang baik tidaklah mudah, karena memerlukan kesabaran dan kerja keras orang tua, guru dan lingkungan masyarakat. Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguhsungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlak secara baik. Untuk itu sejak kecil anak harus sudah dikenalkan, dilatih dan dibiasakan melakukan hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk atau sifat tercela sesuai dengan perkembangan jiwanya yang akan membentuk sikap tertentu pada anak yang lambat laun akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah masuk menjadi kepribadian dan sesuai dengan dasar, tujuan dan materi pendidikan akhlak. Materi pendidikan akhlak yang diberikan kepada anak, sebaiknya berupa tuntunan tingkah laku yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti cara makan, minum, berbicara, bergaul dan berpakaian serta dilatih untuk hormat dan patuh kepada kedua orang tua. Pada fase ini anak juga harus dilatih cara-cara menghormati orang lain, dibiasakan berkata
66 benar dan jujur, menolong orang lain, memaafkan kesalahan temannya dan bertanggung jawab terhadap kewajiban yang dimilikinya. 117 Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang penulis lakukan diperoleh hasil bahwa materi pendidikan akhlak yang diajarkan dalam keluarga buruh batik di desa Sepacar kecamatan Tirto kabupaten Pekalongan mengajarkan tentang perilaku dan sikap yang baik misalnya berkata jujur, sopan santun dan menghindari diri dari perbuatan yang tercela seperti berbohong dan menghina. Selain itu para buruh batik juga mendidik anaknya tentang akhlak kepada Allah yakni tentang sholat dan rajin mengaji. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh ibu IS:...contohnya saya mengajarkan anak-anak untuk mendoakan orang tuanya, karena dapat berbakti kepada kedua orang tuanya. Saya menasehati anakanak saya untuk mengikuti mengaji di tempat pak ustadz setelah maghrib. 118 Menurut MY mengatakan: Saya mengajarkan anak saya biar berkata jujur, mempunyai sopan santun, sholat wajibnya dikerjakan, hal-hal yang dilarang Allah saya menyuruh untuk menjauhinya, contohnya tidak menghina temannya dan tidak berbohong. 119 Menurut NR mengatakan:...contohnya berkata yang sopan dan jujur. Saat akan makan saya menyuruhnya duduk dengan baik dan diawali membaca doa dan makan menggunakan tangan kanan. Saat akan ke sekolah, saya berpesan untuk berbuat baik kepada teman, contohnya tolong menolong, 117 Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Dalam Perspektif Al-Qur an dan Hadits, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011) hlm. 178 118 Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014 119 Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014
67 makan jajan yang sehat, membuang sampahnya ditempat sampah dan menyisihkan sedikit uang sakunya untuk menabung. 120 Materi pendidikan akhlak dari segi materi yang diajarkan orang tua buruh batik antara lain membiasakan anak berbuat baik dan melarang anak berbuat yang dilarang Allah, mempunyai sopan santun, jujur dan menghormati orang tua sebagai bentuk pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan akhlak untuk potensi anak sehingga sadar akan tugasnya sebagai makhluk Allah Swt. Materi yang dibiasakan oleh orang tua diharapkan agar mampu mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, karena pendidikan akhlak merupakan aspek terpenting dalam membentuk akhlak anak. Materi pendidikan akhlak dalam keluarga buruh batik desa Sepacar sudah sesuai dengan yang saya paparkan dalam teori yaitu membiasakan untuk berperilaku dan bersikap yang baik (terpuji) dan membiasakan anak untuk menghindari perilaku-perilaku yang buruk (tercela) dalam kehidupan sehari-harinya. Semua orang tua memberikan atau mengajarkan anaknya pendidikan yang terbaik agar anaknya menjadi baik pula. C. Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendidikan Akhlak pada Keluarga Buruh Batik di Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan 120 Wawancara pribadi kepada NR, Dilakukan Tanggal 08 Februari 2015
68 Pelaksanaan pendidikan akhlak di desa Sepacar tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Sebagai tindak lanjut dalam skripsi ini peneliti akan menganalisis faktor-faktor tersebut. 1. Analisis Faktor Pendukung Pendidikan Akhlak pada Keluarga Buruh Batik di Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Pembentukan akhlak manusia, sangat ditentukan oleh lingkungan alam dan lingkungan sosial (lingkungan pergaulan). 121 Lingkungan alam ialah seluruh ciptaan Tuhan baik di langit dan di bumi selain Allah. Alam dapat menjadi aspek yang memengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia. Lingkungan alam dapat menghalangi bakat seseorang, namun alam juga dapat mendukung untuk meraih segudang prestasi. Sedangkan lingkungan sosial (lingkungan pergaulan) adalah mengandung susunan pergaulan yang meliputi manusia seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan kantor pemerintahan. lingkungan pergaulan dapat membuahkan kemajuan dan kemunduran manusia. 122 Faktor pendukung pendidikan akhlak di desa Sepacar yaitu Tetangga yang seumuran dengan anaknya. Seperti yang dikatakan IS mengatakan bahwa faktor yang mendukung pendidikan akhlak adalah: Tetangga yang seumuran dengan dia mba, karena kebanyakan dari anak seusia anak-anak saya suka ikut mengaji.... 123 121 Mahjuddin, Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm. 33 122 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 89 123 Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014
69 Melihat kondisi anak buruh batik yang sudah terbiasa dengan kegiatan yang padat yang di isi dengan program keagamaan, maka kebanyakan dari anak buruh batik mengikuti program tersebut. Hal tersebut dilakukan supaya anak bergaul dengan anak yang baik, dan membiasakan berbuat baik, maka dengan sendirinya anak dapat berbuat baik pula. Faktor pendukung pendidikan akhlak lainnya adalah lingkungan keluarga, seperti yang dikatakan MY: Lingkungan keluarga yang mempengaruhi. Suami saya selalu mengajak anak saya untuk melaksanakan sholat berjamaah di mushola, kemudian saya juga menyekolahkan anak saya ke TPQ. 124 Faktor pendukung pendidikan akhlak lainnya adalah pergaulan pada teman disekolahnya, seperti yang dikatakan oleh NR bahwa:...pergaulan kepada teman sekolahnya juga dapat memberikan semangat belajar bersama. 125 2. Analisis Faktor Penghambat Pendidikan Akhlak pada Keluarga Buruh Batik di Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan akhlak di desa Sepacar kecamatan Tirto yaitu dari keluarganya, seperti yang dikatakan IS bahwa faktor yang menghambat pendidikan akhlak adalah: Dari 124 Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014 125 Wawancara pribadi kepada NR, Dilakukan Tanggal 08 Februari 2015
70 keluarganya, karena kalau keluarganya sibuk dengan pekerjaannya, kemudian yang mendidik anaknya siapa? Waktu yang banyak di habiskan anak kan saat di rumah. 126 Kesibukan keluarga sebagai buruh batik juga dapat menghambat pendidikan akhlak. Kesibukan adalah hal yang sangat mempengaruhi dalam berbagai hal. Kesibukan jika terus dilakukan tidak ada matinya bahkan kesibukan akan mengajar kita, oleh karena itu kita harus menyeimbangkan antara urusan dunia dengan urusan akhirat. Faktor penghambat lainnya adalah media massa, seperti yang dikatakan MY bahwa faktor yang menghambat pendidikan akhlak adalah: Televisi, sekarang banyak acara sinetron yang tidak disaring. 127 Dari hasil observasi peneliti dilapangan menunjukan bahwa, walaupun kebanyakan penduduk berprofesi sebagai buruh batik tetapi mereka mempunyai alat elektronik di rumahnya seperti televisai, radio dan ada pula yang mempunyai handphone (HP). Sehingga anak setiap harinya hanya menonton televisi semaunya apa yang mereka ingin lihat, yang hal itu tidak mendapat pengawasan dari orang tua mereka. Faktor penghambat lainnya menurut NR, mengatakan bahwa faktor yang menghambat pendidikan akhlak adalah: Pergaulan teman yang tidak sebaya. Kemudian para pemuda yang merantau, pada saat pulang kadang 126 Wawancara pribadi kepada IS, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014 127 Wawancara pribadi kepada MY, Dilakukan Tanggal 24 Oktober 2014
71 pergaulannya yang kurang sesuai dengan Islam di bawa ke desa, makanya saya selalu menasehati anak saya untuk berteman yang sebaya. 128 Adanya pemuda yang merantau ke luar kota dan pergaulannya di bawa ke anak. Melihat betapa besar pengaruh budaya yang dibawa oleh para perantau, maka perlu adanya penanaman akhlak sejak dini. Dengan demikian anak tidak anak terjerumus dalam pergaulan budaya baru yang berdampak negatif bagi perkembangan anak itu sendiri. 128 Wawancara pribadi kepada NR, Dilakukan Tanggal 08 Februari 2015