BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian. 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan perekonomian di Bali. Pesatnya perkembangan sektor pariwisata serta didukung upaya peningkatan infrastruktur oleh pemerintah membuat Bali semakin dikenal dunia Internasional. Selain itu, terbentuknya komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan perekonomian Bali untuk dapat berintegrasi dengan perekonomian dunia secara global dimana arus perdagangan barang, jasa, modal serta investasi dapat bergerak bebas tanpa halangan geografis. Pada satu sisi tingginya arus investasi mengakibatkan peran warga asing di Bali khususnya kawasan Denpasar dan Badung juga meningkat. Hal ini disebabkan investasi yang dilakukan Pemerintah maupun investasi oleh asing 1
berpengaruh cukup besar terhadap penyerapan tenaga kerja, dikarenakan adannya hubungan yang positif antara investasi Pemerintah dan investasi asing terhadap penyerapan tenaga kerja (Suryati. 2000). Kebutuhan korporasi setempat untuk menggunakan warga asing profesional yang dianggap berkompeten pada posisi strategis bahkan top level juga menjadi salah satu faktor tingginya jumlah pekerja asing di Bali. Struktur perekonomian Bali yang dibangun lewat keunggulan pariwisata sebagai sektor utama (leading sector) membuat Bali menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan harga properti mewah paling tinggi di dunia yaitu 22 persen pada 2013 (Koran Sindo, Rabu 19 Maret 2014, Properti Indonesia Juara di Asia Tenggara). Tingginya permintaan hunian mewah terutama oleh warga asing yang memiliki kemampuan finansial tinggi menjadi salah satu faktor penyebabnya. Kondusifnya iklim investasi juga berindikasi terhadap semakin meningkatnya arus investasi di segala bidang sektor perekonomian yang berpengaruh pada peningkatan laju perkembangan fisik pada setiap kawasan pariwisata sendiri. Hal itu ditunjukkan dengan sumbangan sektor jasa hotel dan restoran yang mencapai rata-rata 30 persen dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali (Santri. 2009). Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bali, jumlah warga asing yang bekerja secara resmi di Bali, mengalami peningkatan. Pada 2013 terhitung pekerja asing yang bekerja di sembilan kabupaten/kota di Bali berjumlah 1.802 dan pada 2014 meningkat sebanyak 1.856. Jumlah tertinggi tersebar di Denpasar dan Badung yang sebagian besar mereka bekerja di sektor jasa hotel dan restoran. Negara asal pekerja asing yang mendominasi adalah Australia, Jepang, Prancis, dan Amerika. (http://www.disnakertrans.baliprov.go.id/id/). Sementara berdasarkan data yang tercatat di Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Badung, jumlah warga asing yang berkerja di Badung periode akhir 2013 tercatat 657 orang. Angka tersebut meningkat sebanyak 424 orang dari periode akhir 2012 yang tercatat 233 orang. Sebanyak 65 persen warga asing tersebut bekerja di sektor pariwisata, 24 persen sektor pendidikan sebagai tenaga pengajar dan 11 persen sektor lainnya. Jumlah 2
tersebut diperkirakan jauh lebih besar mengingat banyaknya tenaga kerja asing yang belum terdata. Permasalahan yang muncul kemudian adalah kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal ketika orang asing yang bersangkutan menetap dalam jangka waktu yang lama atau sesuai waktu yang diatur mengenai visa. Dalam kondisi demikian tentu mereka membutuhkan hunian yang lebih permanen dibandingkan menyewa akomodasi hunian lain (http://indonesianpropertylaw.wordpress.com). Badung menjadi salah satu kawasan potensional dimana peluang investasi asing terutama dalam bidang jasa sangat tinggi dibandingkan kawasan lain. Lokasi strategis Badung yang dekat dengan Bandara Ngurah Rai, pusat kota Denpasar dan kawasan perhotelan Nusa Dua (BTDC) dirasa sangat menguntungkan bagi investor maupun warga asing yang menetap di sana. Implikasi untuk mengatasi masalah tersebut dibangunlah hunian vertikal seperti apartemen untuk memberikan akomodasi berupa hunian yang aman dan nyaman bagi mereka. Semakin menipisnya ruang terbuka hijau (RTH) terutama di Badung juga menjadi salah satu pertimbangan dalam hal pengadaan akomodasi hunian vertikal khususnya dalam hal ini apartemen. Upaya yang dilakukan adalah mewujudkan suatu integrasi antara desain dengan lingkungan yang selaras sehingga tidak merusaknya. Salah satu pengaplikasiannya adalah melalui penerapan hunian vertikal yang diharapkan mampu meminimalkan dampak tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan pengadaan proyek apartemen ini dapat menjadi salah satu usaha penyediaan fasilitas potensial bagi warga asing yang menetap untuk bekerja maupun berbisnis di Badung. Apartemen yang nyaman dan aman tanpa mengesampingkan kepekaan terhadap isu lingkungan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan daerah setempat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka ditemukan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana spesifikasi untuk apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung? b. Bagaimana tema dan desain yang tepat dalam mewujudkan apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung tersebut? 3
c. Bagaimana program dan konsep perancangan tapak serta bangunan pada apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung? 1.3 Tujuan Tujuan dalam perancangan apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung ini adalah: Untuk memfasilitasi kebutuhan akan hunian warga negara asing yang menetap di Badung baik untuk kepentingan profesi maupun bisnis. Apartemen ini juga diharapkan akan mampu mengatasi masalah keterbatasan lahan di Badung serta masalah kepekaan terhadap kualitas lingkungan sekitar melalui tiap komponen arsitektur, baik itu tema, desain, maupun konsep perancangannya. 1.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian yang terdiri dari teknik pengumpulan dan pengolahan data. Data-data yang relevan dikumpulkan untuk diolah sehingga memperoleh hasil dan kesimpulan. Metode peneletian tersebut di antaranya: 1.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan tahap awal dalam suatu proses penelitian. Data-data yang didapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis data yang terdiri dari: 1. Data primer Merupakan data-data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumbernya (Wasito. 1992). Data primer ini dapat diperoleh melalui: a. Wawancara Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data melalui narasumber yang berkompeten mengenai bidang dan judul yang diteliti oleh penulis. b. Observasi Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung yang berkaitan dengan judul (Wasito. 1992). Selain itu 4
observasi dilakukan untuk mendapatkan lokasi tapak dan data fisik tapak yang sesuai serta berpotensi untuk mewujudkan apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung. 2. Data Sekunder Merupakan data-data yang dikumpulkan oleh pihak lain, yang kemudian digunakan oleh peneliti sebagai pertimbangan dalam penelitiannya (Wasito. 1992). Data sekunder diperoleh dari: a. Studi Kepustakaan Merupakan teknik pengumpulan data melalui literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan judul. Selain itu, data juga diperoleh dari media internet dan jurnal elektronik yang relevan. b. Studi Instansional Studi instansional dilakukan dengan mencari data terkait dengan peraturan pemerintah yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan apartemen. 1.4.2 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data diawali dengan mengkompilasi semua data yang didapat. Data tersebut kemudian dikelompokkan dan dispesifikasikan sesuai dengan materi yang dibahas. Selanjutnya diurutkan atau ditabulasi untuk memudahkan pembahasan. Tahap akhir yang dilakukan adalah analisa data yang terdiri dari: 1. Analisis Kualitatif Menganalisis data mengenai pengertian, fungsi, tujuan, kegiatan serta fasilitas yang ada pada apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung. Selain itu, analisis juga dilakukan terhadap lingkup pelayanan maupun sistem pengelolaanya dengan cara mendeskripsikan data yang berkaitan. 2. Analisis Kuantitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis kebutuhan ruang yang menyangkut dimensi dan luasan ruang yang diperlukan apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung. Hal ini didasarkan atas dan standard yang berlaku dan perbandingan terhadap fasilitas sejenis. 5
1.4.3 Teknik Penyimpulan Data Teknik yang digunakan dalam penyimpulan adalah deduktif dan induktif. Teknik ini beranjak dari hal-hal yang bersifat umum ke khusus dan sebaliknya yang berkaitan dengan proses perencanaan apartemen untuk tenaga kerja asing di Badung yang kemudian ditarik suatu kesimpulan seperti pada gambar 1.1 berikut: INPUT (Data) PROCCESS (Analisa, sintesa, dan evaluasi) OUTPUT () Data kepustakaan n Data fasilitas sejenis Data PERDA Spesifikasi umum Spesifikasi khusus Tema Program fungsional Program performansi Program arsitektural perancangan tapak perancangan bangunan tapak bangunan Pemilihan lokasi site Potensi site Feed back control Gambar 1.1 Metode Penyimpulan 6