BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut. Manajemen juga menganalisis, menetapkan tujuan atau sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban secara baik, efektif dan efisien. Pengertian manajemen menurut beberapa para ahli, diantaranya : Menurut Daft (2002) Management adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Sedangkan Menurut Follet (2002) Manajemen diartikan sebagai Seni Membereskan Segala Hal Melalui Orang lain. Dan Drucker (2002) menjelaskan bahwa Para Manajemen Memberikan Arah Pada Organisasi Mereka, Memimpin, Dan Memutuskan Bagaimana Menggunakan Sumber Daya Organisasi. 2.1.1 Fungsi-Fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli banyak sekali dan terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen menurut Daft (2002) terdiri dari : a. Perencanaan (planning) yaitu fungsi dimana organisasi berada dimasa depan dan bagaimana mencapainya. Perencanaan ditujukan pada masa
depan yang penuh tidakpastian. Dampak perencanaan baru terasa pada masa yang akan datang, agar resiko yang ditanggung relative kecil. Oleh karena itu perencanaan dihubungkan penentuan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi dan penempatan tugas-tugas dan alokasi sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tersebut. Ketiasaan rencana atau perencanaan yang buruk dapat menjatuhkan kinerja organisasi. b. Pengorganisasian (organizing), Fungsi pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan bagaimana organisasi mencoba untuk menyelesaikan rencana tersebut. Pengorganisasian melibatkan penetapan tugas, pengelompokan tugas-tugas kedalam departemen dan pengalokasian sumber daya manusia. c. Kepemimpinan (leading) yaitu penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Memimpin berarti menciptakan suatu budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan melalui organisasi, dan memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi sebaik-baiknya. Memimpin termasuk memotivasi seluruh departemen dan divisi. d. Pengendalian (controlling) yaitu fungsi keempat dalam proses manajemen yang artinya memantau atau mengontrol aktifitas karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan tujuan. Tujuan dan pengendalian atau pengawasan adalah agar proses pelaksanaan dilakukan sesuai denan ketentuan-ketentuan rencana dan melakukan tindakan perbaikan (corrective) jika terdapat penyimpangan-
penyimpangan dengan maksud agar tujuan yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan. 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan Sumber Daya Manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen ini terdiri dari enam unsur, yaitu : men, money, method, material, machines, dan market. Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen tersendiri yang disebut juga manajemen sumber daya manusia atau sering disebut juga manajemen personalia (Malayu, 2007:1). Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan pengelolahan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Manajemen sumber daya manusia juga terdiri dari serangkaian kebijakan yang terintegrasi tentang hubungan ketenaga kerjaan yang dapat mempengaruhi orangorang dan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitasaktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat didaya gunakan secara efktif dan efisien guna mencapai berbagai tujuan. Konsekuensinya, manajer-manajer di semua lapisan organisasi harus menaruh perhatian yang besar terhadap pentingnya pngelolaan sumber daya manusia. Masing-masing ahli memberikan pendapat yang berbeda mengenai
manajemen sumber daya manusia. Di bawah ini adalah beberapa pendapat atau definisi manajemen sumber daya manusia yang berbeda satu dengan yang lainnya. Menurut Notoadmodjo menyatakan bahwa : Manajemen sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan-kegiatan sumber daya manusia atau karyawan dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Notoadmodjo, 2007:117). Sedangkan menurut Malayu menyatakan bahwa : Manajemen sumber daya manusia adalah seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat (2007:10). Dalam hal ini, faktor manusia sangat fundamental dan selalu berperan aktif serta sangat dominan di dalam setiap kegiatan, karena manusia menjadi perencanaan, perilaku dan penentu terwujudnya tujuan dan sasaran organisasi. Dalam mengatur organisasi, mengatur karyawan, merupakan suatu hal yang sulit dan kompleks sifatnya, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang bermacam-macam. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah merupakan keseluruhan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan, yang dapat diatur melalui fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia itu sendiri agar dapat mencapai tujuan oganisasi atau perusahaan dengan lebih efektif dan efisien.
2.2.2 Fungsi Manajerial Adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Malayu menyatakan bahwa fungsi manajerial terdiri dari : a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan secara efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan ini untuk menetapkan program kepegawaian yang meliputi pengorganisasian, kompensasi, integrasi, pemiliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karyawan. b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagian organisasi. Organisasi hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. c. Pengarahan (Directing) Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh pimpinan dengan kepemimpinannya, memerintah bawahan agar mengerjakan tugasnya dengan baik.
d. Pengendalian (Controlling) Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati semua aturan-aturan perusahaan dan bekerja sesuai rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga lingkungan pekerjaan. 2.2.3 Fungsi Operasional Sedangkan fungsi operasional terdiri dari : a. Pengadaan (Procurement) Suatu proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan tenaga kerja yang baik akan membantu terwujudnya tujuan perusahaan. b. Pengembangan (Development and Training) Proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini dan masa depan. c. Kompensasi (Compensation) Pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, baik berupa uang atau barang yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip dari kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerja, dan layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.
d. Integrasi (Integration) Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan pegawai agar terciptanya kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Pengintegrasian merupakan hal yang paling penting dan sulit dalam manajemen sumber daya manusia karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. e. Pemeliharaan (Maintenance) Kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas pegawai agar mau tetap bekerjasama sampai pegawai tersebut pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan atasa dasar kebutuhan sebagian besar pegawai serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. f. Pemutusan Hubungan Kerja (Separation) Putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian kerja ini dapat disebabkan oleh keinginan karyawan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan lainnya. 2.3 Kompensasi Suatu cara meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi. Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan mengharapkan kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan. Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada para pekerja terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian kinerja
yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebainya. Para karyawan mungkin akan menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan dirinya dengan kompensasi yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat, maka dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi lebih baik. Hal itu cukup berbahaya bagi perusahaan apabila pesaing merekrut / membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan / organisasi. Kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada organisasi / perusahaan sebagai berikut di bawah ini : a. Mendapatkan karyawan berkualitas baik b. Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi gemilang c. Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada d. Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek hukumnya e. Memiliki keunggulan lebih dari pesaing / kompetitor 2.3.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Sedangkan pengertian kompensasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : Pengertian kompensasi menurut Malayu (2006:118) sebagai berikut: Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Sedangkan menurut William B. Wether dan Keith Davis mengatakan bahwa : Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Baik upah perjam maupun gaji periodik didesain dan dikelola oleh bagian personalia. 2.3.2 Tujuan Kompensasi Tujuan dari pemberian kompensasi antara lain adalah ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh buruh dan pemerintah. a. Ikatan kerja sama Dengan pemberian kompensasi terjalinlah kerja sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan harus membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
b. Kepuasan kerja Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoitasnya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. c. Pengadaan efektif Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karywan yang qualified akan lebih mudah. d. Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan dengan mudah memotivasi karyawannya. e. Stabilitas karyawan Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan akan lebih terjamin karena turn over relatif kecil. f. Disiplin Dengan pemberian jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari dan mentaati peraturan. g. Pengaruh serikat buruh Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh akan dihindarkan dan karyawan akan konsentrasi terhadap pekerjaannya. h. Pengaruh Pemerintah Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku maka intervensi pemerintah akan dihindarkan.
2.3.3 Jenis Kompensasi a. Kompensasi Finansial Kompensasi finansial merupakan kompensasi yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan dalam bentuk uang. Adapun bentuk kompensasi ini antara lain : - Gaji - Bonus - Insentif b. Kompensasi Non Finansial Kompensasi non finansial adalah segala bentuk balas jasa yang tidak berupa uang. Bentuk kompensasinya antara lain: - Tersedianya fasilitas penunjang : Poliklinik, tempat ibadah. - Komunikasi yang baik. - Lingkungan kerja yang kondusif. 2.4 Pengertian Loyalitas Karyawan Loyalitas karyawan menjadi unsur penting bagi kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan. Karena loyalitas karyawan merupakan sikap karyawan terhadap segala kondisi yang terjadi di perusahaan. Sikap karywan ini akan berpengaruh positif terhadap jalannya usaha perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (2005:417) Loyalitas adalah Sikap positif karyawan terhadap kondisi yang terjadi di perusahaan baik yang mengarah pada kemajuan maupun mengarah pada kecenderungan yang merugikan.
Sedangkan menurut hasibuan (2004) mendeskripsikan loyalitas sebagai berikut : Kesetiaan (loyalitas) dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan. Karyawan yang loyal terhadap perusahaannya tidak akan rela jika perusahaannya mengalami kerugian karena kerugian perusahaan dirasakan sebagai kerugiannya sendiri begitu pula sebaliknya. Loyalitas timbul dari dalam diri sendiri, berasal dari kesadran yang tinggi bahwa karyawan dan perusahaan merupakan dua pihak yang saling membutuhkan. Karywan membutuhkan perusahaan tempat mencari sumber penghasilan dan pemenuhan kebutuhan social lainnya. Disisi lain perusahaan juga dianggap mempunyai kepentingan pada karyawan, karena dengan karyawan itulah perusahaan akan dapat melakukan kegiatan produksi dalam rangka pencapaian tujuannya. Menurut Gary Desler (2006:156), Para karyawan akan cenderung untuk setia kepada perusahaan yang setia kepada mereka. Jika karyawan sudah menyatu dengan perusahaan, maka loyalitas akan dengan sendirinya timbul pada diri setiap karyawan. Ini berarti telah terdapat kesepakatan (komitmen) antara karyawan dan perusahaan. Berdasarkan komitmen tersebut maka kelangsungan hidup rumah tangga karyawan berbanding lurus dengan keberadaan perusahaan tempatnya bekerja. Akibatnya, karyawan cenderung mengidentifikasikan dirinya menyatu dalam keberadaan perusahaan. Dengan demikian tidak ada sedikitpun keinginan dari karyawanitu untuk pindah ke perusahaan lain, sebab tindakannya akan sema dengan pengkhianatan diri sendiri dan perusahaan.
Adapun ciri-ciri karyawan yang mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi menurut Gary Desler (2006) adalah sebagai berikut: 1. Tidak senang melihat perbuatan yang merugikan perusahaan. 2. Bersedia turun tangan untuk mencegah hal-hal yang merugikan perusahaan. 3. Bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya, waktunya, tenaganya untuk kemajuan perusahaan. 4. Tidak mau berbuat hal-hal yang mengarah pada hal-hal yang merusak perusahaan. 5. Suka bekerja keras, kreatif dan selalu berbuat yang terbaik untuk perusahaan. 6. Merasa bangga atas prestasi yang dicapai perusahaan. 2.4.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Karyawan Menurut Gouzaly (2006) yang menyebabkan rendahnya loyalitas karyawan adalah : 1. Sistem kompensasi yang kurang menjamin ketenangan kerja 2. Waktu kerja kurang fleksibel 3. Kurangnya motivasi 4. Struktur organisasi yang kuang jelas, sehingga tugas dan tanggung jawab kabur 5. Rancangan pekerjaan kurang baik 6. Rendahnya kualitas manajemen yang terlibat pada kurangnya perhatian terhadap konsumen
7. Rendahnya kemampuan kerja ataan, yang tidak mendukung berhasilnya kerjasama tim 8. Kurang terbukanya kesempatan untuk mengembangkan karir Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan loyalitas karyawan adalah : 1. Penyempurnaan sistem kompensasi, sehingga mencerminkan keadilan yang eksternal 2. Mengkaji ulang seluruh jabatan dan pekerjaan yang ada di dalam perusahaan dan menyusun uraian pekerjaan yang benar 3. Pimpinan peruahaan perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap kepuasan karyawan 4. Melibatkan karyawan dalam berbagai pelatihan, sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. 5. Meningkatkan sistem penilaian kinerja karyawan 6. Meningkatkan keterpaduan dan keterbukaan sistem pengembangan karir. 7. Meningkatkan efektifitas komunikasi dalam perusahaan sehingga ada umpan balik dari hasil pekerjaan yang dilakukan 8. Meningkatkan fleksibilitas waktu kerja sesuai keadaan 2.5 Pengaruh Kompensasi Terhadap Loyalitas Karyawan Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan
eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Pengertian kompensasi menurut Malayu (2006:118) sebagai berikut: Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Loyalitas karyawan menjadi unsur penting bagi kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan. Karena loyalitas karyawan merupakan sikap karyawan terhadap segala kondisi yang terjadi di perusahaan. Sikap karywan ini akan berpengaruh positif terhadap jalannya usaha perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (2005) Loyalitas adalah Sikap positif karyawan terhadap kondisi yang terjadi di perusahaan baik yang mengarah pada kemajuan maupun mengarah pada kecenderungan yang merugikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi loyalitas karyawan di sebuah perusahaan. Karena dengan adanya pemberian kompensasi yang memadai dapat mempengaruhi loyalitas karyawan,