HOTMARIA RAHAYU SITUMORANG 10703056 PEMBUATAN DAN EVALUASI SIMPLISIA BAWANG TIWAI (ELEUTHERINE AMERICANA (AUBL.) MERR) PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
Pada kutipan atau saduran skripsi ini harus tercantum nama penulis dan lembaganya yaitu Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung
PEMBUATAN DAN EVALUASI SIMPLISIA BAWANG TIWAI (ELEUTHERINE AMERICANA (AUBL.) MERR) SKRIPSI Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dan Teknologi Farmasi dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung Juni 2007 Hotmaria Rahayu Situmorang 10703056 Dr. Sukrasno Pembimbing Utama Dra. Siti Kusmardiyani, M.Sc. Pembimbing Serta
ABSTRAK Umbi bawang tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr) merupakan obat herbal tradisional yang digunakan oleh sebagian masyarakat di daerah Kalimantan dalam bentuk segar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pengolahan simplisia terhadap kandungan metabolit utama bawang tiwai. Umbi bawang tiwai segar dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang akan diparut dan dirajang. Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi dua, yaitu kelompok yang akan mengalami fermentasi dan non fermentasi. Setelah itu masing-masing kelompok sampel dikeringkan dengan metode pengeringan yang berbeda. Metode pengeringan mencakup pengeringan matahari, udara kering, lampu, dan oven. Parameter yang diukur dari sampel adalah rendemen ekstrak, kadar kuinon, dan tanin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses fermentasi meningkatan kadar senyawa kuinon, terutama pada sampel parutan dan rajangan yang difermentasi dan dikeringkan dengan udara kering. Proses fermentasi dapat meningkatkan perolehan metabolit sekunder, yaitu senyawa kuinon. Semua perlakuan tidak meningkatkan perolehan zat warna merah. ABSTRACT The fresh bulbs of Eleutherine americana (Aubl.) Merr has been used as a traditional medicine in Kalimantan. The objective of this research is to investigate the effect of crude drug preparation on the yield of the major secondary metabolites. Fresh bulbs were divided into scraped and sliced groups. The two groups were divided again into fermentation and non fermentation groups. These groups were then divided into groups based on the difference of drying methods. The drying methods included sun drying, dried-air drying, lamp drying, and oven drying. Parameters evaluated include percentage of extract recovery, quinone and tannin content. The results suggest that fermentation increased quinone content especially in sliced-fermented crude drug that was dried using dried air. All treatment did not significantly affect the tannin content. i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah-nya sehingga tugas akhir yang berjudul Penyediaan dan Evaluasi Simplisia Eleutherine americana (Aubl.) Merr telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. Sukrasno sebagai pembimbing utama dan Dra. Siti Kusmardiyani, M.Sc. sebagai pembimbing serta yang telah membimbing dan memberikan berbagai saran selama penelitian dan penyusunan buku tugas akhir ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada orangtua dan teman-teman yang telah memberikan dukungan moril dan materil. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan serta seluruh staf dan segenap karyawan Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung atas fasilitas dan bantuan yang diberikan selama penelitian berlangsung. Saran dan kritik demi perbaikan karya ini sangat diharapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. i
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK.. i KATA PENGANTAR...... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. PENDAHULUAN............ ii v vi 1 BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA......... 3 1.1 Tinjauan Botani....... 3 1.2 Penggunaan Tradisional dan Efek Farmakologi.. 4 1.3 Tinjauan Kimia.... 5 1.4 Simplisia..... 8 1.5 Ekstraksi...... 10 1.6 Pemantauan Ekstrak...... 13 1.7 Analisis Kandungan Metabolit...... 14 2 METODE PENELITIAN... 15 3 PERCOBAAN. 16 3. 1 Bahan.. 16 3. 2 Alat.. 16 3. 3 Pengumpulan Bahan... 16 3. 4 Determinasi Tanaman... 16 3. 5 Pengolahan Bahan... 17 3. 6 Ekstraksi...... 17 3. 7 Pengukuran Rendemen Ekstrak...... 17 3. 8 Penetapan kadar air simplisia...... 18 3. 9 Pemantauan Ekstrak..... 18 3.10 Pengukuran senyawa kuinon dalam ekstrak n-heksan...... 18 3.11 Pengukuran zat warna merah dalam ekstrak metanol...... 18 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN... 19 i
BAB Halaman 5 KESIMPULAN..... 26 6 RINGKASAN PENELITIAN... 27 DAFTAR PUSTAKA...... 29 LAMPIRAN A... 31 LAMPIRAN B. 34 i
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1 Ilustrasi bawang tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr) 3 4.1 Rendemen ekstrak n-heksan dari kelompok sampel parutan... 20 4.2 Rendemen ekstrak n-heksan dari kelompok sampel rajangan... 20 4.3 Kandungan kuinon ekstrak n-heksan dari kelompok sampel parutan.. 21 4.4 Kandungan kuinon ekstrak n-heksan dari kelompok sampel rajangan 21 4.5 Perbandingan rendemen ekstrak sampel yang dikeringkan dengan matahari dan dengan udara kering... 22 4.6 Rendemen ekstrak metanol dari kelompok sampel parutan... 23 4.7 Rendemen ekstrak metanol dari kelompok sampel rajangan... 23 4.8 Kandungan zat merah ekstrak metanol dari kelompok sampel 24 parutan... 4.9 Kandungan zat merah ekstrak metanol dari kelompok sampel rajangan 24 v
PENDAHULUAN Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya terutama tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. Eleutherine americana (Aubl.) Merr dikenal masyarakat dengan nama bawang sabrang atau bawang tiwai. Umbinya berbentuk bulat lonjong seperti bawang merah dan berwarna merah terang. Bagian umbi tanaman bawang tiwai secara tradisional dapat digunakan untuk mengobati sembelit, dan disuria (Kasahara, 1995). Untuk obat sembelit dipakai ± 50 gram umbi bawang tiwai segar, dicuci dan diparut, kemudian diperas dan disaring. Hasil saringan ditambah 1/2 gelas air matang panas kemudian diminum sehari dua kali 1/4 gelas pagi dan sore (Ditjen POM, 1989). Proses penyediaan simplisia yang paling sederhana adalah dengan pengeringan langsung, yang hal ini tidak mungkin untuk bawang tiwai, karena akan memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu proses perajangan atau pemarutan diperlukan. Tingkat kerusakan jaringan antara perajangan dan pemarutan berbeda, sehingga akan berdampak pada perbedaan intensitas interaksi antara enzim substrat yang dalam jaringan utuh terpisahkan oleh kompartementasi. Pada sejumlah simplisia terutama dalam produk pangan, pengeringan simplisia didahului dengan proses fermentasi. Kualitas produk akhir antara fermentasi dan tanpa fermentasi sangat nyata seperti halnya pada pengolahan daun teh, buah vanila, buah cokelat, dsb. Walaupun sudah dicantumkan dalam Materia Medika Indonesia, bawang tiwai belum banyak digunakan manfaatnya sebagai obat-obatan. Di Jawa sebagian besar masyarakat tidak mengenal bawang tiwai, walaupun sering dijumpai disekitar halamannya. Di Tenggarong, Kutai, Kertanegara, bawang tiwai sudah diperjualbelikan oleh masyarakat Dayak dengan penggunaan sebagai obat. Sampai saat ini penggunaan bawang tiwai oleh masyarakat dalam bentuk segar. Untuk kepentingan industri, akan lebih menguntungkan apabila bahan baku dapat disediakan dalam bentuk kering, sehingga kesinambungan ketersediaan dan keseragaman mutu lebih terjamin. Sampai saat ini simplisia bawang tiwai belum tersedia di perdagangan. Dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh proses penyediaan 1
simplisia terhadap mutu simplisia yang dihasilkan. Parameter evaluasi yang digunakan meliputi rendemen ekstrak dan kandungan metabolit utama. 1