BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah di wilayah Indonesia, Kabupaten Lamongan sangat perlu penggalian akan potensi daerah, terutama untuk pembuatan perencanaan ataupun pengambilan kebijakan daerah. Dengan kegiatan analisa lahan kritis yang didukung dengan pengunaan citra satelit Landsat ETM dan teknologi SIG dapat membantu mengetahui tingkat lahan kritis dan dijadikan modal bagi Kabupaten Lamongan untuk menyusun sebuah perencanaan yang erat kaitannya dengan kemakmuran masyarakat. Kabupaten Lamongan merupakan daerah yang mempunyai tingkat lahan kritis yang tinggi khususnya daerah Lamongan bagian selatan, sumber dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan dan Kecamatan Ngimbang Dalam Angka Tahun 2004. Salah satu penelitian yang dapat dilakukan adalah diadakannya penelitian mengenai lahan kritis di daerah Kecamatan Ngimbang. Dengan menganalisa lahan kritis diharapkan Kabupaten Lamongan diharapkan dapat menggali potensi dibidang pertanian, sebagai mana diketahui bahwa Kabupaten Lamongan bagian selatan khususnya Kecamatan Ngimbang merupakan daerah yang berpenghasilan utama dari sektor pertanian. 1
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian DAS Solo tahun 2004 dengan metode pendugaan dan pemetaan secara manual didapatkan data mengenai tingkat kekritisan yang sangat tinggi terutama di Kabupaten Lamongan bagian selatan. Adapun penelitian-penelitian lain yang dilakukan oleh Reseach Group on Monitoring Enviromental Dynamic (ReGMED), Departement of Geodetic Enginering, ITB dengan judul Penggunaan Perangkat Lunak Open Source Grass ( Geographic Resources Analysis Support System) Untuk Pemetaan Lahan Kritis, dengan tujuan untuk mengkaji kemampuan perangkat lunak GRASS dalam mengklasifikasi dan memetakan sebaran lahan kritis yang ada di Kabupaten Langkat. Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, penelitian yang akan dilakukan di Kabupaten Lamongan didasarkan pada data base lahan kritis yang ada kemudian dilakukan analisa dengan data citra tahun 2002, sehingga akan didapatkan hasil analisa lahan kritis diwilayah Kecamatan Ngimbang. Dengan demikian dukungan akan informasi kondisi wilayah yang mutakhir dan akurat sangat diperlukan, dan dalam hal ini teknologi Penginderaan jauh dengan Sistem Informasi Geografis sebagai dasar penyusunan data base kewilayahan merupakan salah satu penunjang dalam penelitian ini. Salah satu yang dapat disampaikan adalah analisa lahan kritis di wilayah Kecamatan Ngimbang dengan disertai oleh penyajian data base melalui metode Sistem Informasi Geografis sehingga dengan adanya hal tersebut maka akan semakin lengkap dan dapat mendukung adanya perencanaan pengembangan wilayah Kabupaten Lamongan secara umum kedepannya. 2
1. 2. Permasalahan dan Batasan Masalah 1.2.1 Permasalahan Pada saat ini teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) belum banyak digunakan untuk menganalisa lahan kritis pada suatu daerah. Oleh sebab itu dari penelitian ini diharapkan pemanfaatan penginderaan jauh dan SIG dapat dijadikan salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dibanding dengan pendugaan dan pemetaan yang dilakukan secara manual. 1.2.2 Batasan Masalah Adapun batasan studi lahan kritis ini didasarkan oleh tingkat intensitas curah hujan, tata guna tanah, kemiringan lereng dan jenis tanah. Dalam pengolahan data jenis tanah hanya didasarkan pada tingkat erosifitas tanah yang dipengaruhi oleh intensitas curah hujan. Penelitian ini tidak melakukan penelitian sampai pada sesar tanah, struktur tanah dan daya dukung dari tanah. Batasan penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan dengan luas wilayah 13.426, 998 Ha. Posisi pada 7⁰ 13 6 sampai dengan 7⁰ 23 57 lintang selatan dan 112⁰ 8 35 sampai dengan 112⁰ 14 58 bujur timur. Dalam melakukan analisa lahan kritis parameter yang digunakan dengan metode skoring secara umum. Analisa lahan kritis dilakukan dengan melakukan analisa intensitas curah hujan, tata guna tanah, kemiringan lereng, jenis tanah dan data citra 3
Landsat ETM dengan menggunakan metode analisa citra multi spektral dan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis. 1. 3. Maksud dan Tujuan Studi Adapun maksud dari studi ini adalah melakukan analisa tingkat kekritisan lahan di Kecamatan Ngimbang dengan menggunakan metode analisa citra multi spectral dan teknologi sistem informasi geografis. Sedangkan tujuannya adalah untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pembangunan daerah yang terarah dan terencana serta berkelanjutan, maka itu perlu dilakukan analisa lahan kritis secara terpadu yang berupa : a. Pemetaan tataguna dan tutupan lahan b. Perencanaan dan penanganan lahan kritis di wilayah Kecamatan Ngimbang. c. Penerapan teknik penginderaan jauh, dengan menggunakan citra satelit Landsat ETM sebagai alat bantu. d. Mengimplementasikan teknik penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk analisa data spasial (peta rupabumi maupun peta tematik) dan data tabular seperti data curah hujan, dll. 1.4 Gambaran Umum Daerah Penelitian 1.4.1 Kondisi Geografis Menurut Peta Rupa Bumi wilayah Kecamatan Ngimbang ditinjau dari kondisi geografis, terletak pada 7⁰ 13 6 sampai dengan 7⁰ 23 57 lintang selatan dan 112⁰ 8 4
35 sampai dengan 112⁰ 14 58 bujur timur. Luas wilayah Kecamatan Ngimbang adalah 13.426, 998 Ha. Adapun batas administrasi wilayah ini adalah Sebelah Utara : Kecamatan Modo Dan Kecamatan Kedungpring. Sebelah Timur : Kecamatan Sambeng Sebelah Selatan : Kabupaten Jombang Sebelah Barat : Kecamatan Bluluk Dan Sukorame Ditinjau dari aspek administrasinya, Kecamatan Ngimbang terdiri atas 19 desa. 5