PENYELESAIAN PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES ORDE TINGGI DENGAN METODE EKSPANSI RESTY BANGUN PRATIWI

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI METODE EKSPANSI-F UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN BOUSSINESQ ORDE EMPAT VINA APRILIANI

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

METODE PEMOTONGAN DERET FOURIER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GERAK GELOMBANG INTERNAL YANG PERIODIK PADA FLUIDA DUA LAPISAN MUHBAHIR

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

PENYELESAIAN MASALAH GELOMBANG PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI ANGGRAENI PUTRISIA

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI

PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA SPESIES DENGAN METODE HOMOTOPI YULI RAHMAWATI

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

PENGARUH ARUS PADA GERAK GELOMBANG SOLITER INTERNAL STUDI KASUS PADA FLUIDA DUA LAPISAN RIDZAN DJAFRI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS NOVIA YULIANI

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL

SOLUSI NUMERIK PADA PERSAMAAN FORCED KORTEWEG DE VRIES

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK MODEL LOTKA-VOLTERRA PUTRI TSANIYA KARIMA

BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN BURGERS DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH ARUS LALU LINTAS CHRISTOPHER DANNY

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA JENIS KEDUA. Edo Nugraha Putra ABSTRACT ABSTRAK 1.

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

PENERAPAN TRANSFORMASI LAPLACE DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR PADA RANGKAIAN SERI RLC SKRIPSI SITI FATIMAH AISYAH

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE

14. Seluruh pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

PENYELESAIAN MASALAH ROTASI ALIRAN FLUIDA KENTAL VON KARMAN MENGGUNAKAN METODE HOMOTOPI RANDITA GUSTIAN PUTRI

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

PENGGUNAAN METODE ANALISIS HOMOTOPI PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER-KdV DINI FITRI

PENYELESAIAN MASALAH NILAI AWAL PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA MENGGUNAKAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

Solusi Numerik Persamaan Logistik dengan Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Dan Metode Milne

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

BAB II KAJIAN TEORI. homogen yang dikenal sebagai persamaan forced Korteweg de Vries (fkdv). Persamaan fkdv yang dikaji dalam makalah ini adalah

MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD

PERHITUNGAN MASSA KLASIK SOLITON

PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE

PENYELESAIAN NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER ADVANCE-DELAY

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

Tinjauan Aliran Fluida dengan Menggunakan Metode Homotopi

Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

REFORMULASI DARI SOLUSI 3-SOLITON UNTUK PERSAMAAN KORTEWEG-de VRIES. Dian Mustikaningsih dan Sutimin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

Persamaan Diferensial Biasa

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA DENGAN METODA DEKOMPOSISI ADOMIAN

SISTEM HUKUM KEKEKALAN LINEAR DAN KUASI-LINEAR HIPERBOLIK

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

Metode Chebyshev-τ untuk Menghitung Nilai Eigen pada Masalah Kestabilan Hidrodinamika

METODE ANALISIS HOMOTOPI PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR TAK HOMOGEN ORDE SATU. (Skripsi) Oleh ATIKA FARADILLA

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TAK LINEAR DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL

PENENTUAN SOLUSI GELOMBANG NONLINIER KORTEWEG DE VRIES MENGGUNAKAN METODE HIROTA

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam berberapa tingkatan, gelombang pada atmosfir yang berotasi

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

APROKSIMASI FUNGSI SINUS DAN KOSINUS SEBAGAI KOMBINASI LINEAR DARI FUNGSI EKSPONENSIAL MUHAMMAD ADAM AZHARI

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

MODEL PERTUMBUHAN PENGELUARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN FUNGSI LOGISTIK SOFYAN ZUHRI

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

Transkripsi:

PENYELESAIAN PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES ORDE TINGGI DENGAN METODE EKSPANSI RESTY BANGUN PRATIWI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penyelesaian Persamaan Korteweg-de Vries Orde Tinggi dengan Metode Ekspansi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Resty Bangun Pratiwi NIM G54110016

ABSTRAK RESTY BANGUN PRATIWI. Penyelesaian Persamaan Korteweg-de Vries Orde Tinggi dengan Metode Ekspansi. Dibimbing oleh JAHARUDDIN dan ALI KUSNANTO. Gelombang internal merupakan gelombang yang terjadi di bawah permukaan laut. Jenis gelombang internal yang sering diamati adalah gelombang soliter. Gelombang soliter internal adalah suatu gelombang berjalan yang dalam perambatannya mempertahankan bentuk dan kecepatannya. Salah satu model matematika yang dapat menjelaskan gelombang soliter internal adalah persamaan Korteweg-de Vries KdV). Persamaan KdV diturunkan dari persamaan dasar fluida ideal, yaitu fluida yang taktermampatkan dan takkental. Persamaan KdV orde tinggi diselesaikan dengan metode ekspansi dan diperoleh penyelesaian dalam bentuk gelombang berjalan. Penggunaan metode ekspansi ini dilakukan dengan cara yang sederhana karena hanya melibatkan persamaan diferensial orde dua. Penyelesaian yang diperoleh diilustrasikan dalam grafik menggunakan software Mathematica 10.1. Kata kunci: gelombang internal, metode ekspansi tinggi., persamaan KdV orde ABSTRACT RESTY BANGUN PRATIWI. Solutions for a Higher Order of Korteweg-de Vries Equation Using Expansion Methods. Supervised by JAHARUDDIN and ALI KUSNANTO. Internal wave is a wave which occurs on ocean subsurface. Another frequently considered kind of this wave is solitary wave. Solitary internal wave is a traveling wave which maintains its shape and velocity while propagating. One of mathematical models which describe this kind of wave is the Korteweg-de Vries KdV) equation. This equation is derived from the basic ideal fluid equation, i.e., a fluid which has characteristics such as incompressible and unviscous. On this paper, the higher order KdV equation is solved by using expansion method, resulting a solution in traveling wave form. This method is full of simplicity since only second order differential equations get involved. The obtained solution is illustrated in graphical form using Mathematica 10.1 software. Keywords: expansion method, higher order KdV equation, internal wave.

PENYELESAIAN PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES ORDE TINGGI DENGAN METODE EKSPANSI RESTY BANGUN PRATIWI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Judul Skripsi : Penyelesaian Persamaan Korteweg-de Vries Orde Tinggi dengan Metode Ekspansi Nama : Resty Bangun Pratiwi NIM : G54110016 Disetujui oleh Dr Jaharuddin, MS Pembimbing I Drs Ali Kusnanto, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam karya ilmiah ini adalah penggunaan metode ekspansi untuk kasus gelombang internal yang dimodelkan dalam persamaan Korteweg-de Vries orde tinggi, dengan judul Penyelesaian Persamaan Korteweg-de Vries Orde Tinggi dengan Metode Ekspansi. Penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan karya ilmiah ini antara lain: 1 Nawawi Ayah) dan Ernawati Ibu) selaku orangtua, serta Ricky dan Velly selaku kakak, atas semua doa, dukungan, semangat, perhatian, nasihat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. 2 Dr Jaharuddin, MS selaku dosen pembimbing pertama dan Drs Ali Kusnanto, MSi selaku dosen pembimbing kedua atas semua ilmu, motivasi, saran, dan bantuannya selama penulisan karya ilmiah ini. 3 Elis Khatizah, SSi, MSi selaku dosen penguji atas saran dan kritik untuk perbaikan karya ilmiah ini. 4 Seluruh dosen Departemen Matematika FMIPA IPB atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis. 5 Seluruh staf Departemen Matematika FMIPA IPB atas semua bantuan selama perkuliahan dan proses penyelesaian karya ilmiah ini. 6 Teman-teman satu bimbingan yaitu Vina dan Parara atas semua dukungan, saran, dan bantuannya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 7 Teman-teman Matematika 48 atas segala dukungan, doa, semangat, perhatian dan bantuannya. 8 Rizky, Atikah, Intan, Riefdah, Alfi, Riski, Andini, Lidya, Putri, Hana, Sifa, Febiyana, Desi, Clara, dan Citra sebagai sahabat yang selalu memberikan saran, dukungan, perhatian dan kasih sayang. 9 Pihak-pihak lain yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam karya ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Bogor, Mei 2015 Resty Bangun Pratiwi

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Persamaan Korteweg-de Vries 2 Metode Ekspansi 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Transformasi Persamaan 5 Aplikasi Metode 6 SIMPULAN 16 DAFTAR PUSTAKA 17 LAMPIRAN 18 RIWAYAT HIDUP 31

DAFTAR GAMBAR 1 Grafik Persamaan 38) sebagai penyelesaian persamaan KdV orde tinggi dengan - dan 15 2 Grafik Persamaan 38) sebagai penyelesaian persamaan KdV orde tinggi dengan - dan 16 DAFTAR LAMPIRAN 1 Penurunan sistem persamaan 22) 18 2 Penurunan persamaan-persamaan pada kasus pertama 21 3 Penurunan persamaan-persamaan pada kasus kedua 25 4 Penurunan persamaan-persamaan pada kasus ketiga 28

PENDAHULUAN Latar Belakang Persamaan diferensial parsial taklinear secara luas digunakan sebagai model untuk mengekspresikan banyak fenomena fisik. Umumnya persamaan diferensial parsial taklinear tersebut sulit untuk diselesaikan baik secara analitik maupun numerik jika dihadapkan pada perhitungan yang rumit. Salah satu fenomena alam yang dapat diekspresikan dengan persamaan diferensial parsial taklinear adalah fenomena gelombang yang sering terjadi di bawah permukaan laut yaitu gelombang internal. Gelombang internal terjadi karena adanya perbedaan rapat massa pada setiap lapisan air laut. Perbedaan rapat massa terjadi karena perbedaan suhu dan kadar garam. Gelombang internal tidak dapat telihat secara kasat mata tetapi dapat terdeteksi keberadaannya berdasarkan pola tertentu di permukaan laut. Salah satu jenis gelombang internal yang sering diamati adalah gelombang soliter. Gelombang soliter internal adalah suatu gelombang berjalan yang dalam perambatannya mempertahankan bentuk dan kecepatannya. Gelombang soliter internal dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan, seperti naiknya polutan dari dasar laut ke permukaan yang dapat mempengaruhi kehidupan biota laut. Salah satu model matematika yang dapat menjelaskan gelombang soliter internal adalah model persamaan Korteweg-de Vries KdV). Persamaan KdV menggunakan asumsi bahwa gelombang internal yang ditinjau bergerak hanya dalam satu arah dan panjang gelombang internal jauh lebih besar dari kedalaman fluida. Persamaan KdV diturunkan dari persamaan dasar fluida ideal yaitu fluida yang taktermampatkan dan takkental. Penyelesaian persamaan KdV orde rendah maupun tinggi menggunakan asumsi bahwa penyelesaiannya dalam bentuk gelombang berjalan. Banyak penelitian telah dilakukan untuk memperoleh penyelesaian dari persamaan KdV orde tinggi dengan menggunakan berbagai metode, diantaranya menggunakan metode analisis homotopi eksponensial Jaharuddin 2015) dan metode extended F-expansion He et al. 2013). Dalam metode analisis homotopi eksponensial, penyelesaian persamaan KdV orde tinggi yang diperoleh hanya berupa pendekatan analitik dengan fungsi yang berbentuk eksponensial. Sedangkan pada metode extended F-expansion, persamaan umum KdV orde tinggi yang berupa persamaan diferensial parsial taklinear akan ditransformasi menjadi persamaan diferensial biasa taklinear. Penyelesaian persamaan KdV yang diperoleh menggunakan metode extended F-expansion berupa penyelesaian eksak dengan pemisalan penyelesaiannya dinyatakan dalam bentuk deret pangkat. Deret pangkat tersebut memuat fungsi F yang memenuhi suatu persamaan diferensial biasa tak linear. Karya ilmiah ini akan mencari penyelesaian dari persamaan KdV orde tinggi menggunakan metode ekspansi. Metode ekspansi memiliki sedikit perbedaan dengan metode extended F-expansion. Pada metode ekspansi pemisalan penyelesaian persamaan KdV dinyatakan dalam bentuk deret pangkat yang memuat fungsi dengan fungsi yang memenuhi suatu persamaan diferensial biasa linear orde dua.

2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1 Mencari penyelesaian dari persamaan KdV orde tinggi dengan menggunakan metode ekspansi. 2 Memberikan ilustrasi grafik penyelesaian persamaan KdV orde tinggi dengan bantuan aplikasi Mathematica 10.1. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi persamaan Korteweg-de Vries KdV) dari Jaharuddin dan Pudjaprasetya 2002), Fokas 1995), dan konsep metode dari Yang et al. 2014). Persamaan Korteweg-de Vries Persamaan KdV diturunkan dari persamaan dasar fluida ideal, yaitu fluida yang taktermampatkan dan takkental. Persamaan dasar fluida ideal diperoleh berdasarkan gerak partikel fluida yang dinyatakan dalam dua dimensi dengan kecepatan partikel dalam arah horizontal dan vertikal berturut-turut adalah ux, z, t) dan wx, z, t). Fluida memiliki rapat massa dengan x, z dan t berturut-turut menyatakan koordinat horizontal, vertikal dan waktu. Terdapat dua hukum fisika yang diperlukan untuk menurunkan persamaan dasar fluida ideal, yaitu hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan momentum. Hukum kekekalan massa memberikan persamaan kontinuitas, sedangkan hukum kekekalan momentum memberikan persamaan Euler. Dengan demikian persamaan dasar fluida ideal diberikan dalam sistem persamaan berikut: 1) Dua persamaan pertama adalah persamaan kontinuitas, sedangkan dua persamaan terakhir adalah persamaan Euler dengan dan berturut-turut menyatakan tekanan dan percepatan gravitasi. Penyelesaian untuk Persamaan 1) saat kondisi diam adalah dengan Dalam penurunan persamaan KdV dimisalkan dua parameter kecil yaitu dan yang masing-masing merepresentasikan karakteristik tak linear dan dispersi. Persamaan KdV mensyaratkan terpenuhinya persamaan Selanjutnya, akan ditentukan penyelesaian untuk Persamaan 1) dengan menguraikan variabelvariabel bebasnya dalam deret yang bergantung pada sebagai berikut:

3 2) dengan dan. Substitusikan Persamaan 2) ke dalam Persamaan 1) dan pertahankan suku dengan orde pada Persamaan 1) sehingga diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan, yaitu * 3) Dengan memisalkan persamaan yang bergantung terhadap, maka Persamaan 3) menjadi sebagai berikut: * 4) Kondisi batas untuk Persamaan 4) pada menggunakan fakta bahwa komponen vertikal dari kecepatan harus bernilai nol pada. Oleh karena itu,. Kondisi batas untuk Persamaan 4) pada diperoleh dari kondisi batas kinematik dan kondisi batas dinamik pada permukaan batas, yaitu di 5) di 6) dengan ). Substitusikan Persamaan 2) ke dalam Persamaan 1) dan atur semua suku dengan orde menjadi nol sehingga diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan, yaitu dengan * ) ) 7) Kondisi batas untuk Persamaan 7) adalah Persamaan 5) dan fakta bahwa bernilai nol saat. Dengan mengalikan Persamaan 7) terhadap dan mengintegralkannya terhadap z dari sampai 0, diperoleh atau 8)

4 dengan 9) Persamaan 8) adalah persamaan KdV standar untuk gelombang internal. Persamaan KdV standar terus dikembangkan oleh para peneliti untuk mendapatkan persamaan KdV dengan orde yang lebih tinggi. Persamaan KdV orde tinggi menurut Fokas 1995), yaitu Fungsi merepresentasikan simpangan pada permukaan fluida, dan adalah parameter bebas. Asumsikan bahwa sehingga dan Selanjutnya, dengan mengabaikan dua orde tertinggi yang sangat kecil dari, maka Persamaan 10) dapat direduksi sehingga dihasilkan persamaan lain dari persamaan KdV orde tinggi, yaitu Persamaan 11) merupakan kasus khusus dari Persamaan 10) saat. Selanjutnya Persamaan 11) akan diselesaikan dengan metode ekspansi. 10) 11) Metode Ekspansi Metode ekspansi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mencari penyelesaian dari persamaan diferensial. Berikut ini akan dijelaskan konsep metode ekspansi Tinjau bentuk umum persamaan diferensial parsial taklinear dengan dua variabel bebas berikut: Fungsi F adalah fungsi yang bergantung pada dan turunan-turunan parsialnya, sedangkan adalah fungsi yang tidak diketahui. Persamaan 12) ditransformasikan menjadi persamaan diferensial biasa taklinear dengan menggunakan transformasi dan sehingga diperoleh dengan menyatakan turunan pertama terhadap. Penyelesaian dari persamaan diferensial biasa 13) dinyatakan sebagai berikut: 12) 13) ) 14)

dengan adalah konstanta yang akan ditentukan kemudian, adalah bilangan bulat positif dan memenuhi persamaan diferensial orde dua sebagai berikut: 15) di mana dan adalah konstanta real. Berdasarkan nilai, penyelesaian umum dari Persamaan 15) memiliki tiga kemungkinan berikut: Saat diperoleh penyelesaian berupa fungsi hiperbolik ) ) 16) 5 Saat diperoleh penyelesaian berupa fungsi trigonometri ) ) 17) Saat diperoleh penyelesaian berikut ) 18) dengan dan konstanta sembarang. Substitusikan Persamaan 14) dan Persamaan 15) ke Persamaan 13) dan atur semua koefisien dari sistem yang dihasilkan menjadi nol sehingga diperoleh persamaan aljabar taklinear untuk dan Konstanta dan dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan aljabar taklinear tersebut. Selanjutnya, substitusikan konstanta dan yang diperoleh serta penyelesaian umum Persamaan 15) ke dalam Persamaan 14), sehingga diperoleh penyelesaian eksplisit dari Persamaan 11). Penyelesaian yang didapatkan bermacam-macam, hal ini bergantung pada penyelesaian dari Persamaan 15) yang terbagi menjadi tiga kasus, yaitu saat,, dan. Setelah penyelesaian untuk setiap kasus diperoleh, selanjutnya penyelesaian tersebut akan diilustrasikan melalui grafik penyelesaian dengan bantuan aplikasi Mathematica 10.1. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas penggunaan dari metode ekspansi untuk menyelesaikan persamaan KdV orde tinggi. Selanjutnya, penyelesaian yang diperoleh akan diilustrasikan dengan grafik penyelesaian. Transformasi Persamaan Persamaan 11) yang berupa persamaan diferensial parsial di transformasi menggunakan transformasi sehingga dapat dinyatakan sebagai persamaan diferensial biasa berikut:. 19)

6 Selanjutnya integralkan Persamaan 19) terhadap dan asumsikan bahwa konstanta pengintegralan adalah nol sehingga diperoleh persamaan berikut: ) 20) Aplikasi Metode Misalkan bahwa penyelesaian dari Persamaan 20) dinyatakan sebagai berikut: ) ) 21) Substitusi Persamaan 21) dan Persamaan 15) ke dalam Persamaan 20) dan atur semua koefisien menjadi nol sehingga diperoleh sistem persamaan aljabar taklinear dengan variabel sebagai berikut: ) ) ) ) 22) ) ) ) Penurunan sistem persamaan 22) diberikan pada Lampiran 1.

7 Nilai dapat diperoleh dari persamaan terakhir pada sistem persamaan 22). Sedangkan untuk nilai diperoleh dengan bantuan aplikasi Mathematica 10.1 dan adalah bilangan real sembarang. Penyelesaian yang diperoleh dibagi menjadi tiga kasus, sebagai berikut: KASUS PERTAMA Pada kasus pertama nilai 22) adalah sebagai berikut: yang memenuhi sistem persamaan 23) Pembahasan kasus pertama Substitusikan pada Persamaan 23) ke dalam Persamaan 21) sehingga diperoleh persamaan berikut: ) ) 24) Selanjutnya, substitusi penyelesaian umum dari Persamaan 15) yang diberikan pada Persamaan 16) 18) ke dalam Persamaan 24), sehingga diperoleh tiga kemungkinan berikut: Saat, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai berikut: [ ] [ ], [ ] [ ] 25) dengan Penurunan Persamaan 25) diberikan pada Lampiran 2.

8 Kemudian, berdasarkan nilai dan, maka dapat ditinjau tiga kemungkinan dari Persamaan 25), yaitu: 1 Jika dan, maka + 26) 2 Jika dan, maka + 27) 3 Jika, dan, maka +) 28) dengan ) Saat berikut:, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai [ ] [ ], [ ] [ ] 29) dengan. Penurunan Persamaan 29) diberikan pada Lampiran 2. Kemudian, berdasarkan nilai dan, maka dapat ditinjau tiga kemungkinan dari Persamaan 29), yaitu: 1 Jika dan, maka + 30)

9 2 Jika dan, maka + 31) 3 Jika, dan, maka + + 32) dengan ). Saat berikut:, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai * 33) dengan. Penurunan Persamaan 33) diberikan pada Lampiran 2. KASUS KEDUA Pada kasus kedua nilai 22) adalah sebagai berikut: yang memenuhi sistem persamaan 34) ))* dengan ) )

10 Pembahasan kasus kedua Substitusikan pada Persamaan 34) ke dalam Persamaan 21) sehingga diperoleh persamaan berikut: ) 35) ) Selanjutnya, substitusi penyelesaian umum dari Persamaan 15) yang diberikan pada Persamaan 16) 18) ke dalam Persamaan 35), sehingga diperoleh tiga kemungkinan berikut: Saat, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai berikut: [ dengan. [ ] [ ], [ ] [ ] ] 36) Penurunan Persamaan 36) diberikan pada Lampiran 3. Kemudian, berdasarkan nilai dan, maka dapat ditinjau tiga kemungkinan dari Persamaan 36), yaitu: 1 Jika dan, maka * +)+ 37) 2 Jika dan, maka 38) * +)+

11 3 Jika, dan, maka * +)+ 39) dengan ). Saat berikut:, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai [ dengan. [ ] [ ], [ ] [ ] ] 40) Penurunan Persamaan 40) diberikan pada Lampiran 3. Kemudian, berdasarkan nilai dan, maka dapat ditinjau tiga kemungkinan dari Persamaan 40), yaitu: 1 Jika dan, maka * +)+ 41) 2 Jika dan, maka * +)+ 42)

12 3 Jika, dan, maka [ + +] 43) dengan ). Saat berikut:, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai 44) * dengan. Penurunan Persamaan 44) diberikan pada Lampiran 3 KASUS KETIGA Pada kasus ketiga nilai 22) adalah sebagai berikut: yang memenuhi sistem persamaan 45) dengan ) )

13 Pembahasan kasus ketiga Substitusikan pada Persamaan 45) ke dalam Persamaan 21) sehingga diperoleh persamaan berikut: ) 46) ) Selanjutnya, substitusi penyelesaian umum dari Persamaan 15) yang diberikan pada Persamaan 16) 18) ke dalam Persamaan 46) sehingga diperoleh tiga kemungkinan berikut: Saat, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai berikut: [ dengan. [ ] [ ], [ ] [ ] ] 47) Penurunan Persamaan 47) diberikan pada Lampiran 4. Kemudian, berdasarkan nilai dan, maka dapat ditinjau tiga kemungkinan dari Persamaan 47), yaitu: 1 Jika dan, maka 48) * +)+ 2 Jika dan, maka 49) * +)+

14 3 Jika, dan, maka 50) * +)+ dengan ). Saat berikut:, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai 51) [ dengan. [ ] [ ], [ ] [ ] ] Penurunan Persamaan 51) diberikan pada Lampiran 4. Kemudian, berdasarkan nilai dan, maka dapat ditinjau tiga kemungkinan dari Persamaan 51), yaitu: 1 Jika dan, maka * +)+ 52) 2 Jika dan, maka * +)+ 53)

15 3 Jika, dan, maka [ + +] 54) dengan ). Saat berikut:, maka diperoleh penyelesaian Persamaan 11) sebagai 55) * dengan. Penurunan Persamaan 55) diberikan pada Lampiran 4. Grafik Penyelesaian Pada bagian ini, akan diilustrasikan grafik penyelesaian persamaan KdV orde tinggi yang telah diperoleh dengan menggunakan metode ekspansi. Namun, tidak semua penyelesaian yang diperoleh akan diilustrasikan, karena untuk semua ilustrasi grafik penyelesaian akan memberikan kesimpulan yang sama. Sehingga penyelesaian yang diilustrasikan hanya salah satu penyelesaian saja, yaitu penyelesaian pada kasus 2 saat dan saat. a) Saat Saat b) Gambar 1 Grafik Persamaan 38) sebagai penyelesaian persamaan KdV orde tinggi dengan Gambar 1 menunjukkan grafik persamaan 38) saat dan. Berdasarkan Gambar a) dan Gambar b), gelombang yang terbentuk memiliki satu puncak serta jika berbeda tanda, maka gelombang yang terbentuk akan berbeda arah cekungan dengan amplitudo yang sama besar.

16 a) Saat b) Saat Gambar 2 Grafik persamaan 38) sebagai penyelesaian persamaan KdV orde tinggi dengan Gambar 2 menunjukkan grafik persamaan 38) saat dan. Berdasarkan Gambar a) dan Gambar b), gelombang yang terbentuk memiliki satu puncak serta jika nilai diperbesar, maka gelombang yang terbentuk akan memiliki panjang gelombang yang semakin besar. Selanjutnya berdasarkan Gambar 2 bagian a) dan Gambar 1 bagian a), jika nilai nilai diperbesar, maka gelombang yang terbentuk akan memiliki amplitudo yang lebih kecil. SIMPULAN Persamaan Korteweg-de Vries KdV) berupa persamaan diferensial tak linear. Persamaan tersebut digunakan untuk menjelaskan gerak gelombang fluida ideal taktermampatkan dan takkental). Dalam bentuk standar, terjadi keseimbangan antara koefisien taklinear dan dispersi. Berdasarkan kedua koefisien tersebut diperoleh persamaan KdV orde tinggi yang dinyatakan dalam variabel takbebas berupa simpangan gelombang. Persamaan KdV orde tinggi diselesaikan dengan metode ekspansi dan diperoleh penyelesaian analitik. Penggunaan metode ekspansi ini dilakukan dengan cara yang sederhana karena hanya melibatkan persamaan diferensial orde dua. Grafik penyelesaian yang diperoleh menunjukkan bahwa gelombang yang terbentuk memiliki satu puncak dan besar amplitudo serta panjang gelombang dipengaruhi oleh koefisien-koefisien persamaan KdV orde tinggi.

17 DAFTAR PUSTAKA Fokas AS. 1995. On a Class of physically important integrable equations. Physica D. 871):145-150.doi:10.1016/0167-278995)00133-O. He Y, Zhao YM, and Long Y. 2013. New exact solutions for a higher-order wave equation of KdV type using extended F-expansion method. Mathematical Problem in Engineering. Volume 2013, Article ID 128970, 8 pages.doi:10.1155/2013/128970. Jaharuddin and Pudjaprasetya SR. 2002. Evolution equations for density stratified fluid. Proceedings ITB. 341):131-142. Jaharuddin. 2015. Approximate analytical solution of a higher order wave equation of KdV type. Far East Journal of Mathematical Sciences. 972):197-207. Yang H, Li W, and Yang B. 2014. The -expansion method and its application for higher-order equations of KdV III). Journal of Applied Mathematics. Volume 2014 2014), Article ID 384969, 6 pages.doi:10.1155/2014/384969.

18 Lampiran 1 Penurunan sistem persamaan 22) Dari Persamaan 21) diperoleh persamaan berikut: 1.1) 1.2) 1.3) 1.4) Selanjutnya berdasarkan Persamaan 15) diperoleh 1.5) 1.6) Substitusi Persamaan 1.6) ke Persamaan 1.3), 1.4), dan 1.5) diperoleh 1.7) 1.8)

19 1.9) Substitusi Persamaan 1.1), 1.2), 1.7), 1.8), dan 1.9) ke Persamaan 20) diperoleh [ [ ] ]

20 Atur semua koefisien dari sistem yang dihasilkan menjadi nol sehingga diperoleh sistem persamaan aljabar taklinear yaitu sistem persamaan 22).

21 Lampiran 2 Penurunan persamaan persamaan pada kasus pertama Sebelum menurunkan persamaan-persamaan pada kasus pertama, terlebih dahulu akan diturunkan persamaan ) untuk, dan. Saat, diperoleh ) ) dan Sehingga ) [ ) ). ))] ) ) atau Saat dan ) ) ) ))] [ ) ) ) 2.1), diperoleh ) ) ) ) Sehingga [ ) ] ) ) [ ) ) ] ) ) atau ) ) 2.2)

22 Saat dan sehingga ) ), diperoleh ) ) * + ) * 2.3) Penurunan Persamaan 25) Substitusi Persamaan 2.1) ke dalam Persamaan 24), diperoleh ), ), [ ), ), ] [ ) ]

23 * + * + ) dengan, dan konstanta sembarang. Penurunan Persamaan 29) Substitusi Persamaan 2.2) ke dalam Persamaan 24), diperoleh ), ), [ ), ), ] [ ) ] * + * + ) * + * + dengan, dan konstanta sembarang.

24 Penurunan Persamaan 33) Substitusi Persamaan 2.3) ke dalam Persamaan 24), diperoleh *+ *+ * *+ *+ + * * + * dengan dan konstanta sembarang.

25 Lampiran 3 Penurunan persamaan persamaan pada kasus kedua Penurunan Persamaan 36) Substitusi Persamaan 2.1) ke dalam Persamaan 35), diperoleh ), ), [ ), ), ] [ ) ] [ ) ] dengan, dan konstanta sembarang.

26 Penurunan Persamaan 40) Substitusi Persamaan 2.2) ke dalam Persamaan 35), diperoleh ), ), [ ), ), ] [ ) ] [ ) ] dengan, dan konstanta sembarang.

27 Penurunan Persamaan 44) Substitusi Persamaan 2.3) ke dalam Persamaan 35), diperoleh *+ *+ * *+ *+ + * * + * dengan dan konstanta sembarang.

28 Lampiran 4 Penurunan persamaan persamaan pada kasus ketiga Penurunan Persamaan 47) Substitusi Persamaan 2.1) ke dalam Persamaan 46), diperoleh ), ), [ ), ), ] [ ) ] [ ) ] dengan, dan konstanta sembarang.

29 Penurunan Persamaan 51) Substitusi Persamaan 2.2) ke dalam Persamaan 46), diperoleh ), ), [ ), ), ] [ ) ] [ ) ] dengan, dan konstanta sembarang.

30 Penurunan Persamaan 55) Substitusi Persamaan 2.3) ke dalam Persamaan 46),diperoleh *+ *+ * *+ *+ + * * + * dengan dan konstanta sembarang.

31 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 23 November 1993 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Nawawi dan Ernawati. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Depok dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Persamaan Diferensial Biasa PDB) pada tahun 2013. Penulis juga aktif di organisasi kemahasiswaan yaitu himpunan profesi Gumatika Gugus Mahasiswa Matematika) FMIPA IPB sebagai bendahara Departemen Sosial dan Lingkungan pada periode 2012-2013 dan sebagai staf Departemen Sosial dan Lingkungan pada periode 2013-2014. Selain itu, penulis pernah terlibat dalam beberapa kegiatan kepanitian yang diselenggarakan oleh Gumatika, antara lain Panitia Math Camp Divisi Pendidikan tahun 2012 dan sebagai ketua penyelenggara pada tahun 2013, Panitia IPB s Mathematics Challange IMC) Divisi Dekorasi, Dokumentasi, dan Design DDD) tahun 2013, Panitia Welcome Ceremony Mathematics WCM) Divisi Konsumsi tahun 2014, serta Panitia Matematika Ria Divisi Dekorasi, Dokumentasi, dan Design DDD) tahun 2014.