BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

DESAIN BUKU POP-UP PENTINGNYA SARAPAN BERGIZI UNTUK ANAK USIA SEKOLAH DASAR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi bayi dan perkembangannya di kemudian hari. ASI dipercaya dapat menguatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18


BAB I PENDAHULUAN. interaktif tentang bacaan dan gerakan sholat dengan versi dekstop dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan hidup yang berbasis pada langkah-langkah sehat. Jika tubuh kita

BAB І PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar orang. Hal tersebut menyebabkan kurangnya perhatian dari. karena kurangnya perhatian orang tua adalah karies gigi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta,

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB II METODOLOGI. 2.1 Tema Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat menggiurkan untuk sektor konsumsi dan Food and Beverages.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menyongsong Indonesia dalam melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pentingnya matematika di dalam sekolah selalu dianggap sulit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. membosankan. Pendapat mereka dapat dibenarkan, dikarenakan buku-buku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Bandung mempunyai peranan besar, salah satunya adalah peristiwa Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan. untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Membiasakan anak untuk membaca memiliki banyak manfaat, seperti membantu

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara dapat dikatakan negara yang maju, mandiri dan sejahtera jika memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. SDM sangatlah penting untuk negara berkembang seperti Indonesia. Untuk meningkatkan dan menciptakan SDM Indonesia berkualitas, peran pendidikan sangatlah penting demi terciptanya Indonesia maju, mandiri dan sejahtera. Generasi penerus merupakan modal SDM yang baik salah satunya adalah anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). Belajar merupakan kunci dalam sebuah proses pendidikan anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). Dalam menciptakan anak usia sekolah dasar yang kompeten adalah dengan memperhatikan proses belajar dan nilai gizi yang baik. Menurut Depkes RI tahun 2002, bahwa dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi di bidang kesehatan dan gizi, perlu dilakukan upaya antara lain melalui perbaikan gizi. Perbaikan zat gizi yang dimaksud sangat berguna untuk pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak dan kemampuan kerja sehingga dapat mencapai tingkat kesehatan optimal. Sebuah proses belajar sangat membutuhkan konsentrasi. Anak usia sekolah dasar akan sulit melakukan konsentrasi jika anak merasa lapar dipagi hari sebelum melakukan proses belajar disekolah. Untuk itu penting sekali anak usia sekolah dasar mendapatkan asupan makanan yang sesuai dan memiliki nilai gizi baik, terutama sarapan. Karena sarapan memiliki banyak manfaat, baik secara langsung dirasakan anak ataupun berkala jika dilakukan. Menurut Hasil penelitian menyebutkan 16,9% hingga 59% anak dan remaja Indonesia tidak terbiasa untuk sarapan (Hardinsyah, 2013). Pelajar di Jakarta yang akan memulai aktifitas sekolah dipagi hari 16,3%-nya juga tidak terbiasa untuk sarapan (Harian Kompas, 30 Mei 2011 dalam Hardinsyah, 2013). Banyak 1

hal yang menjadi penyebab anak usia sekolah tidak sarapan. Hal tersebut pada umumnya membuat kebiasaan yang terlalu lama dilakukan anak dan anak menjadi tidak ingin sarapan. Umumnya banyak orang tua di Indonesia khusunya Jakarta salah memaknai sarapan. Bahkan sebagian dari anak usia sekolah dasar yang sarapan mutu gizi sarapannya masih rendah. Menurut hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar, 2010) dari 35.000 anak usia sekolah (6-12 tahun) diketahui 26,1% sarapan dengan minuman (air, teh, susu). Selain itu 44,6% anak usia sekolah yang sarapan, hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhannya. Kesibukan orang tua anak usia sekolah dasar Kota Jakarta dipagi hari juga merupakan salah satu faktor yang seringkali membuat anak tidak disiapkan sarapan. Anak usia sekolah yang tidak makan sesuai kebutuhan atau melewatkan sarapan secara rutin akan mengagalkan penanaman kebiasaan gizi seimbang dan menghambat peningkatan kualitas. Penanaman pentingnya kebiasaan sarapan bergizi tersebut harus dipahami oleh orangtua sejak dini. Dengan mengedukasi pemahaman pentingnya sarapan bergizi, orangtua akan berusaha melakukan pendidikan sarapan untuk anak. Dengan orangtua melakukan pembiasaan pendidikan sarapan pada anak, maka dengan sendirinya anak akan terbiasa dan menjadi disiplin sarapan. Maka saat ini perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran pentingnya sarapan bergizi untuk anak usia sekolah dasar dengan strategi perancangan media komunikasi yang efektif sesuai karakteristik anak. Menurut Piaget perkembangan kognitif (intelegensi) anak 6-11 tahun termasuk dalam tahap operasi konkret (Syamsu Yusuf, 2014: 6). Operasi konkret adalah dimana anak dapat membentuk operasi mental atas pengetahuan yang dimiliki anak. Anak dapat menambahkan, mengurangi, mengubah dan juga memungkinkan anak untuk dapat memecahkan masalah (problem solver) secara logis. Pada usia sekolah anak mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan 2

objektif. Tingkat berpikir anak juga sudah menjadi lebih maju, anak akan menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Anak (6-12 tahun) merupakan waktu memasuki masa belajar, anak ingin mengetahui segala sesuatu, berusaha menambah pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Belajar tersebut tidak hanya dalam bidang akademis, namun belajar juga dilakukan untuk membentuk sikap anak, salah satunya belajar disiplin untuk sarapan. Jika anak usia sekolah paham akan manfaat sarapan dan dampak meninggalkan sarapan, anak akan mulai berfikir konkret untuk memecahkan masalah sebab akibat sarapan yang nantinya akan meningkatkan kesadaran pentingnya sarapan anak. Pada anak usia 6-12 tahun merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan bahasa/vocabulary. Pada masa kelas rendah sekolah dasar anak menguasai 2.500 kata dan pada masa kelas tinggi sekolah dasar anak menguasai 50.000 kata (Syamsuddin, 1991; Syaodih, 1990 dalam Syamsu Yusuf, 2014: 179). Pada usia 6-12 tahun dengan menguasai keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak akan gemar membaca dan mendengarkan cerita. Oleh sebab itu, media yang digunakan penulis untuk perancangan dalam mendukung pendidikan sarapan bergizi untuk anak adalah buku. Namun anak pada usia bersekolah terkadang merasa cepat lelah jika membaca buku yang dianggapnya tidak menarik dan lebih suka bermain. Dengan cara merancang media yang menyenangkan sebuah proses kegiatan membaca anak akan lebih efektif. Diperlukan kosep membaca yang edukatif dan interaktif pada perancangan ini. Menyikapi hal tersebut, penulis merasa dengan merancang buku pop-up merupakan cara efektif. Menurut Alit Ayu Dewantary pop-up adalah sebuah kartu atau buku yang ketika dibuka bisa menampilkan bentuk 3 dimensi atau timbul (dgi-indonesia.com, diakses pada 12 April 2015). Sehingga dengan menggunakan media buku pop-up anak akan tertarik membaca dan tidak bosan, sehingga dapat mendidik anak mengenai sarapan. 3

1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang terdapat dalam perancangan ini dapat di klasifikasikan menjadi identifikasi masalah dan rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, identifikasi masalah yang terdapat dalam perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Anak usia sekolah dasar merupakan calon SDM kompeten 2. Anak usia sekolah akan sulit melakukan konsentrasi jika anak merasa lapar dipagi hari sebelum melakukan proses belajar disekolah 3. Tingginya tingkat persentase anak usia sekolah khususnya di Jakarta yang melewatkan sarapan 4. Banyaknya orang tua yang salah memaknai sarapan 5. Masih banyaknya orang tua tidak tahu manfaat pentingnya sarapan dan dampak dari tidak sarapan bagi anak usia sekolah 6. Minimnya media informasi yang menjelaskan tentang sarapan 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah tersebut, rumusan masalah yang terdapat dalam perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mendesain media buku pop-up dengan yang efektif sebagai upaya meningkatkan perhatian anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) akan pentingnya sarapan bergizi di DKI Jakarta? 2. Bagaimana mendesain elemen visual pada media buku pop-up yang komunikatif sebagai upaya meningkatkan perhatian anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) akan pentingnya sarapan bergizi di DKI Jakarta? 4

1.3 Ruang Lingkup Masalah Dari identifikasi masalah dan rumusan masalah tersebut, ruang lingkup masalah yang terdapat dalam perancangan ini sebagai berikut: 1. Apa Perancangan buku pop-up pentingnya sarapan bergizi untuk anak sekolah dasar. 2. Bagaimana Perancangan buku pop-up bersifat edukatif dan interaktif dan visual yang efektif tentang sarapan bergizi. 3. Siapa Target primer pada perancangan ini adalah anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). Sedangkan target sekunder adalah orang tua anak usia sekolah dasar yang berperan sebagai perantara penyampaian informasi juga sebagai pengambil keputusan dan bertindak bagi anak. 4. Dimana Buku pop-up dirancang untuk menyadarkan pentingnya sarapan bergizi untuk anak sekolah dasar khususnya di DKI Jakarta. 5. Kapan Perancangan ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data dimulai pada Januari-April dan mulai melakukan perancangan visual dimulai pada April-Juni 2015 1.4 Tujuan Perancangan Setelah meninjau dari rumusan masalah diatas, maka tujuan perancangan ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana mendesain media buku pop-up dengan yang efektif sebagai upaya meningkatkan perhatian anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) akan pentingnya sarapan bergizi di DKI Jakarta. 2. Untuk mengetahui bagaimana mendesain elemen visual pada media buku pop-up yang komunikatif sebagai upaya meningkatkan perhatian anak usia 5

sekolah dasar (6-12 tahun) akan pentingnya sarapan bergizi di DKI Jakarta. 1.5 Metodologi Perancangan Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, perancangan ini akan menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis data yaitu sebagai berikut: 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data tersebut dilakukan menggunakan studi pustaka, wawancara dan observasi. Dengan menggunakan instrument pengumpulan data berupa lembar kuisioner (angket tertutup), pedoman wawancara, kamera foto. 1. Metode Studi Pustaka Data dan informasi diperoleh dari berbagai sumber melalui buku, jurnal, artikel ilmiah, dan berbagai media yang digunakan dalam mengedukasi masyarakat. 2. Metode Observasi Mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung gaya hidup dan perilaku orangtua dan anak usia sekolah (6-12 tahun) di wilayah DKI Jakarta yang bertujuan untuk mendapatkan desain yang dapat menyampaikan pesan secara efektif. 3. Metode Wawancara Pengumpulan data juga didapat melalui pendekatan personal kepada narasumber. Narasumber tersebut merupakan institusi yang terpercaya dan telah melakukan Pendidikan Sarapan Nasional pada Pekan Sarapan Nasional. Tujuan melakukan wawancara ini untuk mendapatkan data secara lebih mendalam mengenai sarapan bergizi. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan psikolog anak untuk mendapatkan data secara lebih mengenai karakteristik anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). 6

1.5.2 Metode Analisis Data Dalam analisis data untuk perancangan ini penulis akan menggunakan metode kualitatif dan analisis secara visual dengan menguraikan elemen-elemen desain sebagai tolak ukur. 1.6 Kerangka Perancangan DESAIN BUKU POP-UP PENTINGNYA SARAPAN BERGIZI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR DKI JAKARTA Fenomena Tingginya persentase anak usia sekolah dasar melewatkan waktu sarapan dan dapat memberi dampak negatif pada kualitas kognitif anak serta menghambat proses belajar Identifikasi Masalah 1. Anak usia sekolah dasar merupakan calon SDM kompeten 2. Anak usia sekolah akan sulit melakukan konsentrasi jika anak merasa lapar dipagi hari sebelum melakukan proses belajar disekolah 3. Tingginya tingkat persentase anak usia sekolah khususnya di Jakarta yang melewatkan sarapan 4. Banyaknya orang tua yang salah memaknai sarapan 5. Masih banyaknya orang tua tidak tahu manfaat pentingnya sarapan dan dampak dari tidak sarapan bagi anak usia sekolah 6. Minimnya media informasi yang menjelaskan tentang sarapan Hasil Perancangan Desain Masyarakat Fokus Masalah Masih banyakna orang tua yang salah memahami apa itu sarapan dan apa manfaatnya serta minimnya media informasi mengenai sarapan bergizi Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka Wawancara Observasi Analisis Data Menggunakan metode kualitatif dan metode analisis visual Solusi Buku pop-up pentingnya sarapan bergizi Target Audience Anak usia sekolah dasar Jakarta Studi Perancangan Perancangan Desain Gambar 1.1 Skema Perancangan 7

1.7 Sistematika Penulisan 1. Bab 1 Pendahuluan Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang menjabarkan gambaran umum tentang masalah yang diangkat melalui fenomena yang terjadi, dan juga menjelaskan fokus permasalahan dengan rumusan serta tujuan perancangan. Pada bab ini juga dijelaskan metode pengumpulan data yang akan dilakukan dan bagaimana kerangka perancangan yang digunakan sebagai acuan untuk proses penelitian, serta gambaran singkat setiap bab. 2. Bab 2 Dasar Pemikiran Pada Bab ini menjelaskan teori relevan yang digunakan sebagai panduan dalam merancang. 3. Bab 3 Data dan Analisis Masalah Pada Bab ini menguraikan data-data yang telah didapatkan dari hasil observasi wawancara dan kuisioner serta menjelaskan analisis dari data yang telah didapatkan dan dengan menggunakan teori yang telah dijabarkan pada Bab 2 untuk strategi perancangan 4. Bab 4 Konsep dan Hasil Perancangan Pada bab ini menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media dan konsep visual. Serta menampilkan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visualisasi pada media. 5. Bab 5 Simpulan Pada bab ini menjelaskan simpulan dan saran perancangan 8