BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan organ di dalam mulut yang bersinggungan langsung dengan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh dan rentan terserang penyakit. Salah satu penyakit paling umum pada gigi yang dijumpai di Indonesia adalah karies gigi. (Pratiwi, 2013:9). Di dunia, penyakit ini termasuk penyakit paling umum yang menyerang gigi (Hongini, 2012). Sedemikian umumnya hingga penyakit ini kerap kali diabaikan oleh penderitanya. Padahal jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal dan infeksi (Pratiwi, 2013:9). Selain itu, karies juga dapat menimbulkan penyakit yang lebih serius, hal ini dikemukakan oleh ketua Umum PDGI, drg. Emil M. Muis, penyebab dari sakit gigi yang paling umum adalah lubang pada gigi. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka lubang pada gigi semakin besar sehingga memudahkan kuman dan bakteri berkembang biak di dalamnya dan dapat menembus ke permukaan darah, kemudian menggumpal di jantung (Pratiwi, 2013:25). Gigi berlubang sendiri disebakan oleh beberapa faktor, diantaranya bakteri, gula, dan waktu. Jika sering mengonsumsi makanan manis dan jarang menyikat gigi dalam waktu tertentu, bisa dipastikan akan menderita gigi berlubang. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda untuk menderita gigi berlubang. (Erwana, 2013:93). Gigi berlubang dapat dicegah dengan berbagai cara, salah satunya adalah mengurangi konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi. (Pratiwi, 2013:26) Orang yang mengonsumsi gula melebihi asupan harian yang direkomendasikan, tubuh akan meningkatkan keluarnya kalsium melalui urine, sehingga menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, antara lain gigi berlubang atau karies gigi (Sasongkowati, 2014:109). Sehingga perawatan gigi harus dilakukan sejak dini dan orang tua perlu mengenalkan makanan dan minuman yang menyebabkan karies gigi. 1

2 Gigi berlubang paling sering terjadi pada anak-anak, karena mereka belum memiliki kesadaran untuk merawat dan menjaga kebersihan giginya (Pratiwi, 2013:25). Hal ini diperkuat oleh Dr. Arisman, MB dalam bukunya yang berjudul Gizi dalam Daur Kehidupan menyatakan bahwa karies gigi ini banyak terjadi pada anak-anak karena mereka cenderung menyukai makanan dan minuman yang berasa manis dan jarang membersihkan giginya. (Arisman, 2007: 67). Kebiasaan seperti ini akan semakin mempercepat proses terjadinya karies gigi pada anak dan jika dibiarkan anak sudah mengalami karies gigi akan mengganggu mereka dalam mengunyah makanana. Gigi permanen akan mulai muncul ketika anak berusia 6-7 tahun hingga tahun, namun anak usia 6-12 tahun diperlukan perawatan lebih intensive karena pada usia tersebut terjadi pergantian gigi dan tumbuhnya gigi baru, sedangkan gigi permanen yang telah tumbuh jika rusak tidak akan ada gigi penggantinya lagi, sehingga gigi permanen akan berakhir pada pencabutan dan mereka akan mengalami istilah gigi ompong alias tidak mempunyai gigi. (Suryawati, 2010:34). Mereka sering mengonsumsi cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Kemudian sisa gula tersebut menempel pada gigi dan berubah menjadi plak yang merupakan tempat tinggal bakteri. Bakteri pada gigi menyukai sukrosa (gula pasir) yang ada pada makanan yang disukai anak-anak yang dijual di tempat-tempat keramaian, dan sekolah-sekolah. (Arisman, 2007: 66). Anak dan bermain merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan (Monks, 2014). Ketertarikan anak terhadap permainan dan segala jenis bentuk permainan sangat disukai karena bersifat menghibur, memiliki tantangan dan juga memiliki sisi edukasi (Tuttle, 2008). Semenjak kanak-kanak hingga dewasa selama hidupnya manusia suka bermain, hal ini merupakan naluri manusia. Bermain memiliki banyak manfaat, diantaranya saling mengenal, menjalin keakaraban hingga membangun kerjasama tim yang kompak (Bun, 2014). Selain itu, bermain juga dapat merangsang perkembangan imajinasi anak (Rahman, 2014). 2

3 Eko Nugraha, CEO Kummara, dalam Koran Kompas edisi 17 April 2015 halaman 7 kolom 2 mengatakan bahwa bermain memiliki peran penting dalam proses belajar bagi setiap individu. Aktivitas ini dapat menciptakan kehangatan antar anggota keluarga dan juga memiliki nilai-nilai rekreasi, spiritual dan edukatif. Boardgame merupakan salah satu media edukasi yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan anak. Kebanyakan anak dapat belajar dengan lebih baik melalui aktifitas atau kegiatan bermain, salah satunya adalah bermain boardgame. Bermain boardgame juga dapat meningkatkan kedisiplinan dan kesabaran anak karena mereka harus bermain dengan giliran dan mentaati aturan mainnya. Anak juga belajar berinteraksi dan menghargai pemain lain, salah satunya dengan menegur jika ada pemain yang menyalahi aturan main. Untuk anak usia sekolah, boardgame dapat melatih anak memecahkan masalah, berstrategi, serta berfikir kreatif dan kritis. (Kanty, 2011) 1.2. Permasalahan Identifikasi Masalah Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan pembahasan makanan dan minuman penyebab karies gigi yaitu : Identifikasi Masalah dari anak: 1. Anak menyukai makanan dan minuman yang dapat menyebabkan karies gigi yang dijual di tempat umum dan anak belum bisa merawat kebersihan giginya dengan baik. 2. Dibutuhkan sebuah media bermain pengenalan makanan dan minuman penyebab karies gigi pada anak. 3

4 Rumusan Masalah Merujuk dari identifikasi masalah, maka rumusan masalahnya adalah : Bagaimana merancang media bermain pengenalan makanan dan minuman yang menyebabkan karies gigi pada anak? 1.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari perancangan tugas akhir ini pada pengenalan makanan dan minuman penyebab karies gigi pada anak yang dibatasi dengan bidang desain komunikasi visual (DKV), tepatnya konsentrasi desain grafis. Perancangan ini ditujukan untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Batasan yang akan dilakukan selama tugas akhir sebagai berikut : 1. Apa Perancangan media bermain dalam upaya pengenalan makanan dan minuman penyebab karies gigi pada anak. 2. Bagaimana Dalam perancangan tugas akhir ini, fokus dari perancangan yaitu visualisasi papan permainan dan tokoh pemain yang akan disesuaikan dengan gaya visual yang disukai oleh anak-anak. 3. Siapa Target audience dari perancangan media bermain ini adalah anak-anak usia 6-12 tahun yang masih sekolah dasar. 4. Kapan Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Februari 2015 dan sedianya akan selesai menjadi karya media bermain pada bulan Juni

5 5. Dimana Penelitian dan pencarian data tugas akhir ini dilakukan di Dinas Kesehatan, Jalan Supratman No.73 Bandung, Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) kota Bandung di Jalan Sekeloa Selatan No.1 Bandung, Kummara Studio di Jalan Sido Mukti T1 Sukaluyu Bandung, tempattempat keramaian (Gazibu, Car Free Day) dan sekolah-sekolah Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah untuk memperkenalkan makanan dan minuman penyebab karies gigi dengan media yang menyenangkan, sehingga anak dapat memahami kategori makanan dan minuman yang menyebabkan karies gigi Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan media bermain dalam upaya pengenalan makanan dan minuman penyebab karies gigi pada anak ini dengan cara yaitu : 1. Studi Pustaka, metode ini dilakukan dengan membaca buku, literatur, artikel, jurnal untuk mendapatkan referensi, data, yang akurat. Literatur yang didapatkan dari perpustakaan, pasar buku, toko buku dan tempattempat yang menjual buku lainnya. (Soewardikoen, 2013) 2. Wawancara, untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang tidak dapat diamati secara langsung. (Rohidi, 2011:208). Metode ini dilakukan dengan mewawancarai kepada narasumber yaitu, dokter gigi dan psikolog anak, untuk menanyakan penyebab karies gigi, dan untuk mengetahui karakteristik anak dan kesukaan anak. Selain itu untuk mendapatkan data cara membuat media bermain yang baik yaitu dengan mewawancarai konsultan game Kummara. 5

6 3. Pengamatan (Observasi), metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam dan terperinci, dan mencatatnya dalam berbagai cara. (Rohidi, 2011:182). Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan di tempat keramaian seperti Car Free Day (CFD), Gazibu di hari Minggu pagi dan juga Sekolah Dasar untuk mengamati kebiasaan anak membeli snack dan menanyakan gambar-gambar yang disukai anak-anak. 4. Kuesioner diberikan kepada orang tua yang berisi kebiasaan anak dalam merawat giginya dan kebiasaan anak bermain boardgame. Kuesioner ini di sebarkan di Car Free Day (CFD), Gazibu, dan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Kerangka Perancangan Dalam melakukan perancangan diperlukan riset kepada beberapa narasumber yang ahli dalam bidang kesehatan gigi, psikologi anak, dan konsultan game seperti yang telah disebutkan di atas. Riset ini dilakukan dengan teknik wawancara yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang ada dengan tujuan melengkapi data yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah. Selain itu, untuk menguatkan hasil wawancara, diperlukan juga data dari buku, literatur, artikel, jurnal yang berhubungan dengan masalah yang diangkat serta melakukan observasi ke tempat keramaian untuk melihat karakter anak dan makanan yang sering dibeli. 6

7 Bagan 1.1 Kerangka Penelitian (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 7

8 1.7. Pembabakan a) Bab I Pendahuluan Berisi penjelasan latar belakang masalah yang diangkat, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, cara pengumpulan data, kerangka perancangan dan pembabakan. b) Bab II Dasar Pemikiran Menjelaskan teori atau dasar pemikiran yang dibutuhkan untuk memperkuat perancangan, diantaranya : pengertian media berrmain, manfaat anak bermain, pengertian game, teori desain (tipografi, warna, layout, ilustrasi), pengertian gigi, perkembangan dan karakter anak usia 6-12 tahun. c) Bab III Data dan Analisis Masalah 1. Data Menjelaskan dat-data yang berkaitan dengan objek perancangan, seperti lembaga yang bekerjasama, proyek yang sejenis, tentang makanan dan minuman penyebab karies gigi, acuan gaya gambar dan acuan perancangan media bermain. 2. Analisis Berisi pengolahan berbagai data yang berkaitan dengan obyek perancangan. Dilakukan dengan analisis yang sesuai dengan tujuan perancangan, untuk menghasilkan strategi perancangan. d) Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Berisi konsep-konsep perancangan seperti konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media dan konsep visual yang dipergunakan dalam perancangan. Hasil perancangan mulai dari penentuan jenis permainan, sketsa, pewarnaan, hingga final artwork. 8

9 e) Bab V Penutup Kesimpulan dan saran. Kesimpulan seluruh isi laporan dari rancangan yang telah dilakukan. Saran berisi mengenai masukan dan kritik dari semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung yang bisa membangun tingkat kesehatan gigi anak. 9