PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG, Menimbang : a. bahwa berkenaan dengan adanya Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pariwisata kepada Kabupaten Daerah Tingkat II Badung sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995, maka dipandang perlu meningkatkan pengembangan usaha penunjang Pariwisata; b. bahwa untuk maksud tersebut diatas, dimana Usaha Pondok Wisata mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Kepariwisataan Daerah, maka untuk mendorong dan meningkatkan peranan Usaha Pondok Wisata dimaksud dipandang perlu untuk mengatur dan menetapkannya dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Drt.Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1288); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah - Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);
2 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3215); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 101 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3658); 6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 tentang Pedoman dalam melaksanakan Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengembangan Kepariwisataan Nasional; 7. Keputusan bersama Menteri Pariwisata dan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 KM.292/EK.205/Phb Tahun 1979 Nomor 208 Tahun 1979 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979, tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah dalam bidang Kepariwisataan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I; 8. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.74/PW-105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Pondok Wisata; 9. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.104/PW-105/MPPT 89 tentang Perubahan Pasal 6 Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.74/PW-105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Pondok Wisata; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; 11. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.95/UM-001/MPPT 94 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Bidang Pariwisata;
3 12. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 13 Tahun 1989 tentang Usaha Pondok Wisata ( Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1990 Nomor 254 Seri D Nomor 251); 13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995 tentang Penyerahan sebagaian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bali dan di Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pekerjaan Umum, Pariwisata, Pertambangan, Angkutan Jalan, Pekerjaan Umum Pariwisata, Pertambangan, Tenaga Kerja dan Kehutanan kepada Kabupaten Daerah Tingkat II Badung (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1995 Nomor 114 Seri D Nomor 113); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 4 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Sipil di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tahun 1989 Nomor 1 Seri D Nomor 1). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG TENTANG USAHA PONDOK WISATA
4 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; b. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung; c. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; d. Usaha Pondok Wisata adalah suatu usaha perorangan dengan menggunakan sebagian dari Rumah Tinggalnya untuk penginapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian; e. Pimpinan Pondok Wisata adalah pengurus sehari-hari yang memimpin dan bertanggung jawab atas pengusahaan Pondok Wisata; f. Tamu Pondok Wisata adalah setiap orang yang menginap di Pondok Wisata dengan membayar; g. Ijin Usaha adalah Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah. Pasal 2 Tidak termasuk dalam pengertian Usaha Pondok Wisata ini adalah : a. Hotel yang diatur dalam Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Tanggal 7 Juni 1986 Nomor KM.37/PW.304/MPPT-86 tentang Pertauran Usaha Penggolongan Hotel. b. Losmen/Hotel dengan tanda Bunga Melati yang diatur dalam Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikas Tanggal 30 Agustus 1985 Nomor KM. 69/PW.304/MPPT 85 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Losmen dan Keputusan Menteri Pariwisata Pos Telekomunikasi tentang
5 Perubahan Istilah Losmen Pasal 22 dan 24 Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.69/PW.304/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Losmen; c. Penginapan Remaja yang diatur dalam Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Tanggal 30 1985 Nomor KM.75/PW-304/MPPT-85. d. Perkemahan yang diatur dalam Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.71/PW.105/MPPT-85; e. Asrama untuk kepentingan, asrama dan Rumah Pemondokan bagi pelajar/mahasiswa; f. Tempat Penginapan yang dikelola Instansi Pemerintah maupun Swasta yang khusus digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi karyawannya. BAB II BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 3 (1) Usaha Pondok Wisata berbentuk usaha perorangan. (2) Modal Usaha Pondok Wisata dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. BAB III PERSYARATAN PENGUSAHAAN Pasal 4 (1) Pengusahaan Pondok Wisata adalah usaha penyediaan pelayanan penginapan dengan jumlah maksimum 5 (lima) kamar.
6 (2) Pengusahaan Pondok Wisata dapat mengadakan jasa pelayanan makanan dan minuman sebagai jasa tambahan. (3) Pemerintah Daerah dapat mengatur penggolongan Usaha Pondok Wisata yang akan diatur oleh Bupati Kepala Daerah. Pasal 5 (1) Pengelolaan Usaha Pondok Wisata berkewajiban untuk : a. Memberikan laporan statistik tingkat penghuni kamar secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Bupati Kepala Daerah cq Dinas Pariwisata. b. Mencegah penggunaan Usaha Pondok Wisata dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum serta melanggar kesusilaan ; c. Memelihara hygiene dan sanitasi kamar, kamar mandi dan WC serta pekarangan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Pengelolaan Usaha Pondok Wisata Wajib membuat persyaratan penghunian Kamar, termasuk tarif kamar dan diletakkan di tempat yang mudah terlihat dan dibaca oleh Tamu Pondok Wisata. BAB IV P E R I J I N A N Pasal 6 (1) Untuk mengusahakan Pondok Wisata harus memiliki Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah. (2) Ijin Usaha diberikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dengan ketentuan setiap 5 (lima) tahun pengusaha yang bersangkutan wajib mendaftarkan ulang kepada Bupati Kepala Daerah.
7 (3) Ijin Usaha dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima lengkap dan benar. (4) Setiap Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah ditembuskan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali. (5) Ijin Usaha dapat dicabut apabila : a. memperoleh Ijin Usaha secara tidak sah b. tidak memnuhi persyaratan/ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (6) Untuk memperoleh Ijin Usaha pondok Wisata permohonan ditulis diatas kertas berleges Rp. 2.000,- (Dua ribu rupiah) dan ditujukan kepada Bupati Kepala Daerah melalui Dinas Pariwisata, dengan melampirkan : a. Data Usaha Pondok Wisata yang direncanakan akan dibangun; b. KTP/Surat Keterangan Domisili; c. Bukti Pemilikan/Pengusahaan hak atas tanah; d. Gambar rencana bangunan dan peta lokasi bangunan/ijin Bangunan; e. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); f. Salinan Ijin Hinder Ordonantie (HO); g. Data-data fasilitas Usaha Pondok Wisata. (7) Permohonan perpanjangan Ijin Usaha ditujukan kepada Bupati Kepala Daerah melalui Dinas Pariwisata dengan melampirkan : a. Ijin Usaha yang telah dimiliki sebelumnya; b. Tanda bukti pembayaran pajak / retribusi tahun sebelumnya / terakhir ; c. Laporan perkembangan usaha; (8) Ijin Usaha tidak boleh dipindah tangankan kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bupati Kepala Daerah melalui Dinas Pariwisata.
8 BAB V P E M B I A Y A A N Pasal 7 Biaya untuk mendapatkan Ijin Usaha Pondok Wisata sebesar Rp. 15.000,- (Lima belas ribu rupiah) per kamar. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8 (1) Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah. (2) Dalam hal-hal tertentu bila dianggap perlu Bupati Kepala Daerah dapat meminta laporan kepada Pemimpin Pondok Wisata. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 9 (1) Barang siapa melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyakbanyaknya Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak pidana dimaksud ayat (1) ini adalah pelanggaran.
9 BAB VIII KETENTUAN PENYIDIK Pasal 10 (1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daeah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;
10 i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 (1) Usaha Pondok Wisata yang belum memenuhi persyaratan-persyaratan dalam Peraturan Daerah ini diwajibkan selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan terhitung tanggal berlakunya Peraturan Daerah ini untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. (2) Usaha Pondok Wisata yang tidak memenuhi persyaratan ayat (1) dilarang beroperasi/ditutup. Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur didalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.
11 Ditetapkan di Denpasar Pada Tanggal : 28 Nopember 1996 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG TINGKAT II BADUNG KETUA, ttd. ttd. I KETUT GARGA I.G.B.ALIT PUTRA Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Dengan Keputusan Tanggal 28 April 1997 Nomor 132 Tahun 1997 Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. Nomor : 37 Tanggal : 20 Mei 1997 Seri : C Nomor : 3 Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Badung ttd Drs. Ida Bagus Yudara Pidada Pembina Utama Muda Nip. 010045843
12 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA I. UMUM Bahwa dalam rangka mengembangkan usaha penunjang di bidang Pariwisata khususnya Usaha Pondok Wisata di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung untuk dipandang perlu mengadakan penataan dan pengaturan Usaha Pondok Wisata dimaksud. Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan dengan adanya penyerahan urusan berdasarkan kepada Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1955 yang mengatur tentang penyerahan sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bali diantaranya tentang Pariwisata kepada Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung tentang Usaha Pondok Wisata. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Ayat (1) Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 : Pemberian Ijin Usaha Pondok Wisata di utamakan pada kawasan pariwisata.