LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 3 Tahun 2003 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYEHATAN HOTEL DAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG Menimbang : a. bahwa dalam upaya melindungi masyarakat dari penularan penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan karena memanfaatkan jasa usaha perhotelan dan mengkonsumsi makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, maka dengan tidak mengurangi kesempatan terhadap perkembangan usaha dimaksud diperlukan adanya pengaturan Penyehatan Hotel dan Tempat Pengelolaan Makanan; b. bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut pada huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyehatan Hotel dan Tempat Pengelolaan Makanan. Mengingat : 1. Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonantie) Stbl 1926 Nomor 226 yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Stbl 1940 Nomor 14 dan Nomor 450; 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 22, TLN Nomor 2804); 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, TLN Nomor 3209); 4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, TLN Nomor 3237); 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, TLN Nomor 3495); 6. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 18, TLN Nomor 3518);

2 2 7. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 99, TLN Nomor 3656); 8. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, TLN Nomor 3685) yang telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, TLN Nomor 4048); 9. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, TLN Nomor 3699); 10. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, TLN Nomor 3839); 11. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, TLN Nomor 3848); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara 1983 Nomor 36, TLN Nomor 3258); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara 2000 Nomor 202, TLN Nomor 4022); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara 2001 Nomor 119, TLN Nomor 4139); 16. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Nomor 70 Tahun 1999). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TANGERANG M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG TENTANG PENYEHATAN HOTEL DAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang;

3 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang; 3. Walikota adalah Walikota Tangerang; 4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Tangerang; 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang; 6. Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, yang dikelola secara komersial yang meliputi hotel berbintang dan hotel melati; 7. Hotel berbintang adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial dan telah memiliki sertifikat Hotel kelas bintang; 8. Hotel Melati adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dikelola secara komersial; 9. Lingkungan Hotel adalah segala sesuatu yang berada di dalam batas administrasi pengusahaan Hotel; 10. Penyehatan Hotel adalah segala upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan Hotel beserta lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia; 11. Laik Sehat (Laik Hygiene) Hotel adalah kondisi Hotel yang memenuhi persyaratan kesehatan; 12. Tempat Pengelolaan Makanan adalah tempat kegiatan pembuatan atau pengelolaan makanan dan/atau minuman yang disajikan sebagai makanan siap santap bagi umum, yang meliputi rumah makan, restoran, jasa boga dan pengrajin makanan/industri makanan; 13. Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum ditempat usahanya; 14. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebahagian atau seluruh bangunan permanen dilengkapi peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya; 15. Peralatan adalah segala macam alat yang dipergunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan; 16. Fasilitas Sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapan yang dipergunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor lingkung fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia; 17. Laik Sehat (Laik Hygiene) tempat pengelolaan makanan adalah kondisi yang telah memenuhi persyaratan kesehatan; 18. Penetapan Tingkat Mutu Kesehatan ( Grading) adalah upaya klasifikasi rumah makan dan restoran berdasakan persyaratan kesehatan; 19. Surat Keterangan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang menentukan besarnya retribusi terutang; 20. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda; 21. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Tangerang. 3

4 4 BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Dengan nama retribusi Penyehatan Hotel dan Tempat Pengelolaan Makanan dipungut retribusi atas setiap penyelenggaraan hotel dan tempat pengelolaan makanan; (2) Obyek retribusi adalah setiap usaha penyelenggaraan hotel berbintang, hotel melati, dan tempat pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga, rumah makan/restoran di luar atau di dalam hotel dan pengrajin makanan; (3) Subyek retribusi adalah setiap orang atau badan hukum yang menyelenggarakan usaha hotel dan tempat pengelolaan makanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. BAB III KETERANGAN/SERTIFIKAT LAIK SEHAT Pasal 3 (1) Setiap penyelenggaraan hotel dan tempat pengelolaan makanan wajib melakukan penyehatan atas kegiatan usahanya; (2) Persyaratan dalam rangka penyehatan hotel meliputi : a. Lokasi, bangunan dan fasilitas sanitasi; b. Tenaga Kerja. (3) Persyaratan dalam rangka penyehatan tempat pengelolaan makanan meliputi : a. Lokasi, bangunan dan fasilitas sanitasi; b. Bahan makanan dan makanan jadi; c. Pengolahan makanan; d. Penyajian dan penyimpanan makanan; e. Peralatan; f. Tenaga Kerja. (4) Persyaratan penyehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) pasal ini, diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 4 (1) Sebagai bukti telah melakukan penyehatan, setiap penyelenggara hotel dan tempat pengelolaan makanan wajib memiliki Surat Keterangan/Sertifikat laik Sehat dari Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk; (2) Untuk memperoleh Keterangan/Sertifikat Laik Sehat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, harus terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui Kepala Dinas;

5 (3) Bentuk, syarat dan tata cara untuk memperoleh Keterangan/ Sertifikat Laik Sehat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, diatur lebih lanjut oleh Walikota. 5 BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 5 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penyehatan hotel dan tempat pengelolaan makanan dilaksanakan oleh Kepala Dinas; (2) Khusus hasil pembinaan dan pengawasan penyehatan tempat pengelolaan makanan rumah makan/restoran digunakan sebagai dasar penetapan tingkat mutu rumah makan/restoran; (3) Tata cara pengawasan dan penetapan tingkat mutu kesehatan rumah makan/restoran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, ditetapkan kemudian oleh Walikota. BAB V MASA BERLAKUNYA SURAT KETERANGAN/ SERTIFIKAT LAIK SEHAT Pasal 6 (1) Masa berlaku Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat ditetapkan selama usaha masih berjalan; (2) Dalam rangka pengendalian dan pengawasan, maka terhadap Surat Keterangan/Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, wajib dilakukan pendaftaran ulang setiap 2 (dua) tahun sekali; (3) Apabila pemegang Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat menghentikan atau menutup kegiatan usahanya, pengusaha/ penyelenggara yang bersangkutan diwajibkan melapor dan mengembalikan surat keterangan/sertifikat kepada Walikota melalui Kepala Dinas. Pasal 7 (1) Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat tidak boleh dipindahtangankan kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Walikota; (2) Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat yang telah diberikan dapat dicabut apabila disalahgunakan dan/atau menimbulkan kerugian masyarakat. BAB VI

6 6 GOLONGAN RETRIBUSI DAN CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 8 (1) Retribusi penyehatan Hotel, Rumah Makan dan Restoran termasuk golongan retribusi perijinan tertentu; (2) Tingkat penggunaan jasa pemberian Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat diukur dengan tingkat pemeriksaan, pembinaan dan pengawasan. BAB VII PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 9 Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi adalah untuk biaya administrasi, pemeriksaan, pembinaan dan pengawasan. BAB VIII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 10 (1) Struktur dan besarnya tarif retribusi Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat adalah sebagai berikut : NO JENIS USAHA KLASIFIKASI RINCIAN TARIF TARIF Hotel Berbintang Melati a. Biaya pemeriksaan/pengukuran pencahayaan 3 (tiga) titik pengukuran x Rp = Rp ,- b. Biaya pemeriksaan/pengukuran kelembaban 3 (tiga) titik pengukuran x Rp = Rp ,- c. Biaya pemeriksaan/pengukuran kebisingan 2 (dua) titik pengukuran x Rp ,- d. Biaya pengukuran kualitas air bersih - Pemeriksaan parameter kimia 2 sample x Rp ,- - Pemeriksaan parameter bakteriologi 2 sample x Rp ,- e. Biaya pemeriksaan/pengukuran Angka Kuman di ruangan/kamar 1 (satu) titik pengukuran x Rp = Rp ,- a. Biaya pemeriksaan/pengukuran pencahayaan 2 (dua) titik pengukuran x Rp = Rp ,- Rp ,- Rp ,-

7 7 2. Rumah Makan/ Restoran Grade Non Grade b. Biaya pemeriksaan/pengukuran kelembaban 2 (dua) titik pengukuran x Rp = Rp ,- c. Biaya pemeriksaan/pengukuran kebisingan 1 (satu) titik pengukuran x Rp ,- d. Biaya pemeriksaan kualitas air bersih - Pemeriksaan paramater kimia Rp Pemeriksaan parameter bakteriologi Rp a. Angka Kuman Rp ,- b. Pemeriksaan Air Rp ,- c. Pemeriksaan Makanan Rp ,- a. Pemeriksaan Air Rp ,- b. Pemeriksaan Makanan Rp ,- Rp ,- Rp , Industri/Pengrajin Makanan - Pemeriksaan Air dan Makanan Rp ,- 4. Jasa Boga a. Pemeriksaan Air Rp ,- b. Pemeriksaan Makanan Rp ,- Rp ,- (2) Terhadap pendaftaran ulang Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (2) Peraturan Daerah ini, dikenakan biaya daftar ulang sebesar 50% (lima puluh prosen) dari besarnya biaya keterangan/sertifikat laik sehat. BAB IX WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 11 Retribusi dipungut di wilayah Daerah. BAB X SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 12 Retribusi terutang dalam masa retribusi terjadi pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XI TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 13 (1) Pungutan retribusi tidak dapat diborongkan;

8 (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 8 BAB XII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 14 (1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan; (2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam; (3) Hasil retribusi penyehatan Hotel dan Tempat Pengelolaan Makanan sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 Peraturan Daerah ini, disetor ke Kas Daerah dan dikembalikan ke Dinas untuk biaya operasional diluar anggaran rutin; (4) Pengaturan pengembalian dan penggunaan hasil retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 15 (1) Pembayaran retribusi dilakukan secara tunai; (2) Walikota dapat memberikan ijin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan; (3) Tata cara mengangsur retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, ditetapkan oleh Walikota; (4) Walikota dapat mengijinkan wajib retribusi untuk menunda pembayaran retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 16 (1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Peraturan Daerah ini, diberikan tanda bukti pembayaran; (2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan; (3) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi ditetapkan oleh Walikota.

9 9 BAB XIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 17 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktu atau kurang membayar dikenakan sanksi administasi berupa bunga sebesar 2% (dua prosen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XIV KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 18 (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Pasal 4, Pasal 6 ayat (2) dan (3), dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp ,- (lima juta rupiah); (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. Pasal 19 Penyidikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (2) Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik Umum dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 20 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan Daerah ini, mempunyai wewenang dan kewajiban melaksanakan penyidikan sebagai berikut : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang terhadap adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

10 h. menghentikan penyidikan setelah mendapatkan petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya, kepada penuntut umum sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. 10 BAB XV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat yang sudah dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, dinyatakan masih tetap berlaku sampai berakhirnya Surat Keterangan/Sertifikat Laik Sehat dengan kewajiban mendaftarkan ulang sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (2) Peraturan Daerah ini. BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 23 Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tangerang. Ditetapkan di T a n g e r a n g. Pada tanggal 10 April WALIKOTA TANGERANG Cap/ Ttd Drs. H. MOCHAMAD THAMRIN

11 11 Diundangkan di T a n g e r a n g. Pada tanggal 17 April SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG Cap/Ttd Drs. H. WAHIDIN HALIM Pembina Tingkat I NIP LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2003 NOMOR 3 SERI B