LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman) NOMOR : 9 TAHUN : 1997 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 1997 TENTANG USAHA KAWASAN PERIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SLEMAN Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggungjawab, telah diserahkan sebagian urusan Pemerintahan di bidang pariwisata antara lain Usaha Kawasan Pariwisata; b. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan periwisata perlu ketentuan yang mengatur tentang Usaha Kawasan Pariwisata; c. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas perlu menetapkan Peraturan Daaerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman tentang Usaha Kawasan Pariwisata. Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;

2 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 3. Undang- Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah jo Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun1969; 4. Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993; 5. Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan; 6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1969, tentang Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Pengembangan Pariwisata jis Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1984, dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1987; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1984, tentang Tata Cara Penyediaan Tanah dan Pemberian Hak Atas Tanah Pemberian Izin Bangunan Serta Izin Undang- Undang Gangguan Bagi Perusahaan-Perusahaan yang Mengadakan Penanaman Modal Menurut Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1967 dan Undang- Undang Nomor 6 Tahun Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.59/PW.002/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata. 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan 10. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1995, tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bidan Ketenagakerjaan, Pariwisata, Pertambangan, Pekerjaan, Umum, Lalu Lintas, dan Angkutan Jalan dan Kehutanan Kepada Daerah Daerah Tingkat II Sleman. 11. Peraturan Daerah Tingkat II Sleman Nomor 1 Tahun 1987, tentang Penyidik Pegawai Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II Sleman.

3 12. Peraturan Daerah Tingkat II Sleman Nomor 4 Tahun 1995, tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN TENTANG USAHA KAWSAN PARIWISATA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Kepala Daerah adalah Kepala Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman b. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman c. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman d. Usaha Kawasan Pariwisata adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan prasarana dan sarana untuk pengembangan pariwisata.; e. Pengusaha Kawasan Pariwisata ialah Badan Hukum atau koperasi yang menyelenggarakan usaha kawasan pariwisata dan selanjutnya disebut pengusaha. f. Pimpinan Usaha Kawasan Pariwisata ialah orang yang ditunjuk oleh Pengusaha Kawasan Pariwisata untuk memimpin dan bertanggungjawab terhadap Pengelolaan Usaha Kawasan Pariwisata; g. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Kepala Daerah untuk pengusaha Penginapan Remaja;

4 BAB II BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 2 (1). Usaha Kawasan Pariwisata harus berbentuk Badan Usaha Perorangan Koperasi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (2). Modal Usaha Kawasan Pariwisata dapat bersumber dari dalam negeri atau patungan. BAB III PERSYARATAN DAN KEGIATAN PENGUSAHAAN Pasal 3 Pengusahaan Kawasan Pariwisata sekurang-kurangnya harus tersedia : a. Hotel atau penginapan lainnya b. Rumah makan c. Tempat rekreasi dan Hiburan Umum Pasal 4 Usaha Kawasan Pariwisata meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Mengusahan lahan untuk keperluan pembangunan usaha pariwisata dan menata serta membagi lebih lanjut dalam satuan-satuan simpul (lingkungan tertentu) yang dituangkan dalam gambar rencana (site plan); b. Membangun atau menyewakan satuan-satuan simpul (lingkungan tertentu) itu untuk membangun usaha pariwisata meliputi Hotel atau jenis penginapan lainnya, rumah makan, tempat rekreasi dan hiburan umum, serta usaha pariwisata lainnya sesuai dengan gambar rencana site plan); c. Melaksanakan pengembangan jalan, menyediakan air bersih dan listrik sesuai gambar rencana site plan); d. Menentukan syarat-syarat di dalam kawasan pariwisata berkenaan dengan penyediaan prasarana dan sarana, lingkungan hidup, tata bangunan, kesehatan umum, pencegahan kebakaran dan lain-lain sepanjang persyaratan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5 e. Melaksanakan dan atau mengawasi pembangunan usaha pariwasa agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam kawasan pariwisata serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang usaha masing-masing. f. Membangun bangunan yang dipandang perlu untuk keperluan administrasi usaha kawasan pariwisata. BAB IV KEWAJIBAN Pasal 5 Pemimpin Kawasan Pariwisata berkewajiban untuk : a. Memebuhi peraturan perundang-undangan di bidang Usaha Kawasan Pariwisata; b. Mencegah penggunaan Usaha Kawasan Pariwisata untuk kegiatan yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban umum serta melanggar norma agama dan kesusilaan; c. Memelihara dan memenuhi persyaratan sanitasi di dalam dan di lingkungan Usaha Kawasan Pariwisata; d. Melaporkan kegiatan usahanya kepada Kepala Daerah dalam hal ini Kepala Dinas Pariwisata berupa : 1) Laporan operasional tahunan 2) Neraca akhir tahunan Badan Usaha/ Koperasi selambat-lambatnya pada akhir bulan Mei setiap tahun yang dilegalisir akuntan yang sah; 3) Perubahan/ penggantian susunan komisaris/ direksi/ pemegang saham, serta alamat kantor. BAB V PERIZINAN Pasal 6 (1). Untuk menyelenggarakan Usaha Kawasan Pariwisata, pengusaha Usaha Kawasan Pariwisata harus memiliki Izin Usaha Kawasan Pariwisata.

6 (2). Untuk mendapatkan izin Usaha Kawasan Pariwisata, pengusaha Usaha Kawasan Pariwisata mengajukan permohonan kepada Kepala Daerah; (3). Persetujuan atau penolakan permohonan izin Usaha Kawasan Pariwisata diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya permohonan lengkap. (4). Kepada pengusaha Usaha Kawasan Pariwisata yang telah memperoleh Izin Usaha Kawasan Pariwisata, diberikan Surat Tanda Izin Usaha Kawasan Pariwisata. (5). Setiap Usaha Kawasan Pariwisata yang dibangun di dalam Kawasan Pariwisata harus memiliki Izin Usaha hanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi usaha tersebut.. Pasal 7 Permohonan Izin Usaha Kawasan Pariwisata mengajukan surat permohonan kepada Kepala Daerah melalui Dinas Pariwisata dengan mengisi formulir yang telah disediakan. Pasal 8 permohonan Izin Usaha Kawasan Pariwisata dilengkapi : a. Rekomendasi Direktur Jendral Pariwisata b. Gambar rencana (site pln) c. Salinan/ foto copy akte pemdirian Badab Usaha/ Koperasi. d. Salinan/ foto copy izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonite) e. Uraian tentang prospek pemasaran f. Salinan/ foto copy izin lokasi. Pasal 9 (1). Izin Usaha Kawasan Pariwisata berlaku untuk waktu yang tidak terbatas. (2). Izin Usaha Kawasan Pariwisata tidak dapat dipindah tangankan (3). Izin Usaha Kawasan Pariwisata sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini harus didaftarkan ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.

7 (4). Bentuk Izin Usaha Kawasan Pariwisata dan anda Surat Izin Usaha Kawasan Pariwisata akan diatur oleh Kepala Daerah. Pasal 10 Izin Usaha Kawasan Pariwisata tidak berlaku lagi apabila Badan Usaha/ Koperasi pemegang izin Usaha Kawasan Pariwisata bubar. BAB VI RETRIBUSI Pasal 11 (1). Retribusi dikenakan terhadap : a. Izin Usaha Kawasan Pariwisata b. Daftar ulang Izin Usaha Kawasan Pariwisata c. Surat Tanda Izin Usaha Kawasan Pariwisata (2). Besarnya retribusi a. Izin Usaha Kawasan Pariwisata Rp ,00 (lima puluh ribu rupiah) per ha. b. Daftar ulang Izin Usaha Kawasan Pariwisata Rp ,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). c. Surat Tanda Izin Usaha Kawasan Pariwisata Rp ,00 (lima ratus ribu rupiah). Pasal 12 Hasil pungutan sebahgaimana disebut pada Pasal 11 ayat (2) Peraturan Daerah ini disetor oleh Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pariwisata ke Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Cabang Sleman selaku pemegang Kas Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman sesuai dengan peraturtan perundang-undangan yang berlaku.

8 BAB VIII PELAKSANAAN PEMBINSAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 13 (1). Pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditugaskan kepada Dinas Pariwisata. (2). Pembinaan dan Pengawasan serta Pengendalian Usaha Kawasan Pariwisata ditugaskan kepada Dinas Pariwisata dengan mengikutsertakan Instansi terkait. (3). Kepala Dinas Pariwisata atas nama Kepala Daerah dapat meminta laporan dalam hal yang dianggap perlu kepada Pengusaha/ Pimpinan Usaha Kawasan Pariwisata. BAB XVII KETENTUAN PIDANA Pasal 14 (1). Barang siapa melanggar Pasal 2, 3, 4, 5 dan Pasal 6 ayat (1), (2) Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp ,- (lima puluh ribu rupiah) (2). Bagi Pengusaha Kawasan Pariwisata yang telah mempunyai Izin Usaha dan Persetujan Prinsip akan tetapi melanggar ketentuan Pasal 5 dan Pasal 7 Peraturan Daerah ini disamping ancaman pidana tersebut ayat (1) Pasal ini maka Izin Usahanya dapat dicabut. (3). Disamping ancaman pidana tersebut ayat (1) Pasal ini yang bersangkutan tetap diwajibkan membayar retribusi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah. (4). Tindak Pidana ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB XVIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 15 Selain oleh Pejabat Penyidik POLRI penyidikan atas tindak pdana sebagaimana dimaksud Pasal 14 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku

9 Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas penyidikan para Penyidik sebagaimana dimaksud Pasal 15 Peraturan Daerah ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan. c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka. d. Melakukan penyitaan benda atau surat. e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang. f. Memanggil orang yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan dan selanjutnya melalui Penyidik POLRI memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, Tersangka dan keluarganya. i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggunjawabkan. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 (1). Bagi Pengusaha Kawasan Pariwisata yang sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini telah mendapatkan izin usaha diwajibkan mendaftarkan kembali kepada Kepala Daerah dalam hal ini Kepala Dinas Pariwisata selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Daftar Ulang. (2). Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua Usaha Kawasan Pariwisata yang belum memiliki Izin Usaha harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.

10 BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur oleh Kepala Daerah. Pasal 19 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua peraturan yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini tidak berlaku lagi. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Pearaturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingakat II Sleman. Ditetapkan di : Sleman Pada tanggal : 18 Februari 1998 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Ketua Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Cap ttd. Cap ttd. S U D I Y O N O DRS. H. ARIFIN ILYAS

11 Disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Surat Keputusan : Nomor : 154/ KPTS/ 1997 Tanggal : 12 Mei 1997 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor : 9 Seri : B Tanggal : 14 Juni 1997 SEKRETARIS WILAYAH / DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN Cap ttd. RM. H. TIRUN MARWITO, SH NIP. :

12 PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN NOMOR : 1 TAHUN 1997 TENTANG USAHA PENGINAPAN REMAJA I. PENJELASAN UMUM Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1995, tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bidan Ketenagakerjaan, Pariwisata, Pertambangan, Pekerjaan, Umum, Lalu Lintas, dan Angkutan Jalan dan Kehutanan Kepada Daerah Daerah Tingkat II Sleman. Sebagai pedoman pembunaan Usaha Penginapan Remaja oleh Pemerintah Pusat tela dikeluarkan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.59/PW.002/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata. Mengingat Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman merupakan Daerah pendukung Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan utama, serta banyak tempat yang memungkinkan untuk Usaha Kawasan Pariwisata yang ruang lingkupnya menyediakan sarana dan prasarana penginapan, tempat makan, rekreasi, dan hiburan umum, perkemahan serta fasilitas pariwisata lainnya agar perkembangannya dapat tercapai keserasian dan keselarasan lingkungan perlu diadakan pembinaan, pengturan dan pengawasan yang diatur dalam Peraturan Daerah. Atas dasar hal-hal tersebut diatas dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Tingkat II Sleman tentang Usaha Penginapan Remaja. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 3 : Cukup jelas Pasal 4 huruf d : Yang dimaksud dengan mengusahakan lahan adalah menyediakan lahan untuk keperluan pembangunan usaha pariwisata yang keluasannya dusesuaikan dengan kondisi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman dan peruntkannya sesuai dengan Rencana Tata

13 Ruang dan Rencana Tata Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman. Pasal 4 huru b s/d Pasal 6 ayat (3) : Cukup jelas Pasal 6 ayat (4) : Tanda Surat Izin Usaha Kawasan Pariwisata harus dipasang di Kantor Pimpinan Usaha Kawasan Pariwisata dan mudah dilihat dan berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Pasal 6 ayat (5) s/d Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Pembubaran adalah sesuai dengan ketentuan Akta Pendirian atau dinyatakan bubar oleh Pejabat yang Berwenang. Pasal 11 s/d Pasal 20 : Cukup jelas