PERLINDUNGAN HAK-HAK DASAR MASYARAKAT ADAT DALAM PERATURAN PER-UU-AN NASIONAL:

dokumen-dokumen yang mirip
PILIHAN HUKUM PENGURUSAN/ PENGELOLAAN HUTAN OLEH MASYARAKAT ADAT

PENYUSUNAN STRATEGI PERCEPATAN PENGAKUAN HUTAN ADAT PASCA PUTUSAN MK NO. 35/PUU-X/2012

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 122/PUU-XIII/2015 Penggunaan Tanah Hak Ulayat untuk Usaha Perkebunan

Masyarakat Adat di Indonesia dan Perjuangan untuk Pengakuan Legal

HAK MASYARAKAT ADAT. Materi Perkuliahan HUKUM & HAM (Tematik ke-5) Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH YANG MEMILIKI OTONOMI KHUSUS

LANGKAH STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN DAN MEKANISME PENETAPAN HUTAN ADAT PASCA TERBITNYA PUTUSAN MK NO. 35/PUU-X/2012

the Right of Indigenous Peoples, melalui suatu pemungutan suara (roll-call vote),

Kebijakan Umum menuju Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat dan Wilayah Adatnya di Indonesia

PROBLEM OTONOMI KHUSUS PAPUA Oleh: Muchamad Ali Safa at

PERSPEKTIF PEMERINTAH ATAS HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT

Makalah. Masyarakat adat dan Hak Ekonomi Sosial dan Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dan Hak Perorangan

LAPORAN. Penelitian Individu

BAB I PENDAHULUAN. tangan terhadap hubungan hukum antara manusia dengan tanah di Indonesia.

BAB IV PENUTUP. sebagai suatu lembaga pelengkap dalam pelaksanaan Otsus Papua. Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

Eksistensi Hutan Adat Dalam Pembangunan Kehutanan di Indonesia. Paska Putusan MK No. 35/PUU-X/2012

Peluang Hukum Keberadaan dan Perlindungan/Pengakuan Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Sumber daya Alam

BAB I PENDAHULUAN. Aceh dengan fungsi merumuskan kebijakan (legislasi) Aceh, mengalokasikan

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BAB I PERKEMBANGAN SEJARAH HUKUM AGRARIA

Kemajuan PENETAPAN KAWASAN HUTAN

Kedaulatan dan Kemandirian Masyarakat Adat Melalui Pencapaian Pengelolaan Hutan Adat Lestari

KEDUDUKAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MENURUT UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

Resiko Korupsi dalam REDD+ Oleh: Team Expert

PERANAN KEPOLISIAN DALAM MENGATASI KONFLIK PERKEBUNAN DI INDONESIA

DINAMIKA PETAHANA DAN PENCALONANNYA DALAM PILKADA Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 04 Mei 2016; disetujui: 26 Mei 2016

POTENSI PELANGGARAN HAM DALAM BERBAGAI KEBIJAKAN NEGARA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAK MASYARAKAT ADAT DALAM BIDANG HAK SIPOL

DAFTAR PUSTAKA. Bogor.Indonesia. Sinar Grafika: Jakarta. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Perbedaan HAM pada UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen A. Pendahuluan

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

PERSOALAN AREAL PERKEBUNAN PADA KAWASAN KEHUTANAN. - Supardy Marbun - ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK YANG DIRUGIKAN ATAS BERALIHNYA LAHAN HAK GUNA USAHA UNTUK PERKEBUNAN MENJADI WILAYAH PERTAMBANGAN.

BAB V. PENUTUP. (dua) permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu:

PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK MASYARAKAT ADAT DARI PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) MAGISTER ILMU HUKUM

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

BAB II PENGATURAN HUKUM PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL. A. Latar Belakang Lahirnya Program Pembaharuan Agraria Nasional

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/DPD RI/III/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Harmonisasi Regulasi Antar Sektor dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam*

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 128 /PUU-VII/2009 Tentang UU Pajak Penghasilan Pemerintah tidak berhak menetapkan pajak

HAK ATAS PERUMAHAN YANG LAYAK: MASYARAKAT ADAT/BANGSA PRIBUMI

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

Masyarakat Adat dalam Kontestasi Pembaruan Hukum 1

22/06/2013. Materi Kuliah SUBJEK PAJAK. Definisi Subjek Pajak. Subjek Pajak (Ps 2 UU No 36 Th 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Analisis hukum kegiatan..., Sarah Salamah, FH UI, Penerbit Buku Kompas, 2001), hal. 40.

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No 53 tahun 1999, yang diperkuat dengan Keputusan Mahkamah. Konstitusi No. 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004.

BAB I PENDAHULUAN. demokratisasi. Tujuan Otonomi Daerah adalah untuk meningkatkan kualitas

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI ALAT PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA

[Opini] Maria SW Sumardjono Jum at, 23 September Menghadirkan Negara

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang aspek hukum

BAB I PENDAHULUAN. khususnya maupun kehidupan manusia itu sendiri. Kebutuhan akan tanah dewasa

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN. mereka pergi. Dalam sejarah peradaban umat manusia, tanah merupakan faktor

DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

Modul ke: 09TEKNIK GEOPOLITIK. Nanang Ruhyat. Fakultas. Program Studi Teknik Mesin

IMPLIKASI PENCABUTAN HAK ATAS TANAH TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA. Istiana Heriani*

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 18


BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diamandemen ke-4, Bab

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan-pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis. dengan ini menjawab rumusan masalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. 1 Oleh karena itu, pencaharian bertani dan berkebun, 2

HUKUM ADAT DAN KOMERSIALISASI HUTAN DI LUAR JAWA PADA MASA ORDE BARU

BAB I PERKEMBANGAN POLITIK DAN HUKUM AGRARIA DI INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 35/PUU-X/2012 Tentang Tanah Hak ulayat Masyarakat Hukum Adat

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

Masalah pertanahan mendapat perhatian yang serius dari para pendiri negara. Perhatian

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

PILKADA LANGSUNG DI ACEH, DI ANTARA SENGKETA TIGA ATURAN

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. (judicial power) untuk melakukan kontrol terhadap kekuasaan eksekutif(executive

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XI/2013 Pengelolaan Sumber Daya Air Oleh Negara

EXECUTIVE SUMMARY HASIL PENELITIAN

Road Map Pembaruan Agraria di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adat. Misalnya saja dalam pasal 18 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi: Negara

KONFLIK PERTANAHAN (AGRARIA) alam memiliki nilai sosial

HAK ATAS TANAH UNTUK WARGA NEGARA ASING

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

BAB IV ANALISIS A. Perbedaan Antara Masyarakat dan Masyarakat Adat

Refleksi Pendampingan Pembentukan Produk Hukum Daerah mengenai Masyarakat Adat dan Wilayah Adat 1

Notulensi FGD. Aliansi Nasional. Reformasi KUHP

Kementerian PPN/ Bappenas. Prosiding. Seminar Nasional Bedah Peraturan Perundangan Terkait Tanah Adat/Ulayat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa

KEPASTIAN HUKUM HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT ATAS TANAH DAN SUMBERDAYA ALAM

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XIV/2016 Persyaratan Bagi Kepala Daerah di Wilayah Provinsi Papua

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

Konstitusi dan Rule of Law

Pendaftaran Tanah. Mata kuliah Hukum Tanah Perkuliahan ke 4

PERAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERLINDUNGAN HUTAN ADAT PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 35/PUU-X/2012 *

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

PETA MASALAH HUKUM PERTANIAN PROF.DR.ROMLI ATMASASMITA GURUBESAR (EM) UNPAD

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

1. ANNA MUAWANA, SE, MH F-PKB/A-169 KETUA TIM/WAKIL KETUA BALEG 2 DR. H. SUBYAKTO, SH, MM F-PD/A-495 ANGGOTA

4 Ibid, hlm 3 5 Ibid, hlm 5

Transkripsi:

Makalah ADVANCED TRAINING Hak-hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples' Rights) Bagi Dosen Pengajar HAM di Indonesia Yogyakarta, 21 24 Agustus 2007 PERLINDUNGAN HAK-HAK DASAR MASYARAKAT ADAT DALAM PERATURAN PER-UU-AN NASIONAL: Catatan Kritis Rikardo Simarmata (Ph.D researcher Univ. Leiden)

PERLINDUNGAN HAK-HAK DASAR MASYARAKAT ADAT DALAM PERATURAN PER-UU UU-AN NASIONAL: Catatan Kritis Rikardo Simarmata (Ph.D researcher Univ. Leiden)

Problem Konseptual (1) Istilah Dua istilah: masyarakat hukum adat (UUPA, UU Kehutanan, UU HAM, UU Sumberdaya Air, UU Perkebunan, UU MK, UU Pemda) dan masyarakat adat (UU Sistem Pendidikan Nasional, UU Minyak dan Gas Bumi, UU Panas Bumi). Apakah istilah masyarakat hukum adat adalah kata lain dari adatrechtsgemeenschap dan istilah masyarakat adat adalah kata lain dari indigenous peoples? Sejauh ini baru UU Otsus Papua yang membedakan kedua istilah tersebut.

Problem Konseptual (2) Siapa masyarakat adat? Menggunakan definisi (Permenag/Kepala BPN No. 5/1999, UU Sumberdaya Air) vs menggunakan pembuktian pemenuhan unsur (UU Kehutanan, UU Perkebunan, UU MK) Pendekatan defenisi: tidak ada sebuah peraturan per- UU-an yang duduk di hirarki yang tinggi dijadikan patokan. UU Sumberdaya Air justru meniru defenisi dari Permenag/Kepala BPN No. 5/1999. Pendekatan pemenuhan unsur: apakah membayangkan masyarakat adat yang statis atau masyarakat adat yang mengalami perubahan?

Problem Konseptual (3) Perlindungan Hak-Hak Dasar dalam Konstitusi Dinamika: 1. dari pengakuan deklaratif ke pengakuan bersyarat; 2. penghilangan prediket sebagai daerah istimewa Dari pemerintahan daerah (volkgemeenschap) ke masyarakat hukum adat (adatrechtsgemeenshap) Konstitusi hasil amandemen: konstitusionalisasi pengakuan bersyarakat. Staatside: siapa dan dimana kedudukan masyarakat adat? Apakah ia merupakan minority/vulnerable group yang perlu dilindungi dan karena itu berhak mendapatkan affirmative policy?

Problem Konseptual (4) Perlindungan Hak-Hak Dasar dalam Peraturan Per-UU UU-an Agraria/SDA Fiksi hukum: hak menguasai persekutuanpersekutuan adat beralih menjadi hak menguasai negara. Karena itu persekutuan2 adat tidak lagi memiliki hak menguasai melainkan hanya hak mengelola atau hak memanfaatkan. Pengakuan bersyarat: intensi mengakui atau menyangkal? Intensi untuk menyangkal memproyeksikan akan berlaku satu hukum yang seragam (unifikasi) dan masyarakat adat niscaya akan berkembang untuk berubah menjadi masyarakat modern.

Problem Konseptual (5) Perlindungan Hak-Hak Dasar dalam Peraturan Per-UU UU-an Agraria/SDA Karena persyaratannya banyak dan berlapis, menandakan bahwa negara tidak menempatkan masyarakat adat sebagai minority group yang memerlukan affirmative policy. Hak masyarakat adat atas agraria/sda mengalah untuk pertambangan (UU No. 11/1967) dan HPH (PP No. 21/1970). Perlindungan terhalang oleh persyaratan. Pengakuan dan perlindungan tertunda karena belum ada pengukuhan keberadaan hak ulayat atau masyarakat hukum adat.

Problem Konseptual (6) Gelombang Ketiga Pasca Amandemen Kedua UUD 1945, terdapat banyak peraturan perudangan yang memiliki klausul mengenai pengakuan keberadaan dan hak-hak dasar masyarakat adat: mengimplementasikan pengakuan bersyarat. Produk hukum daerah: antara tetap bertahan dalam kerangka legal nasional atau responsif untuk meredakan ketegangan antara apa yang seharusnya dan apa yang senyatanya.

Situasi-Situasi Praktis Pengakuan dan perlindungan hak-hak dasar masyarakat adat terkendala karena sejumlah faktor berikut ini: 1. menonjolnya simbolisasi terutama dalam kancah politik lembaga adat, upacara, pakaian dan gelar adat mendominasi simbol masyarakat adat. 2. penyelesaian konflik atas tuntutan pengembalian tanah-tanah adat, tidak bisa dilakukan karena kelompokyang menuntut belum ditetapkan sebagai masyarakat hukum adat. 3. Pemda tidak melakukan pengukuhan hak ulayat dan masyarakat hukum adat karena tidak mengalokasikan anggaran tersendiri. Peniadaan anggaran ini memang disengaja karena takut menghadapi resiko dikiritik, dipersoalkan bahkan digugat oleh kelompok masyarakat. 4. bagi sebagian pemerintah, pengakuan dan perlindungan masyarakat adat dikonotasikan dengan gerakan-gerakan pemisahan diri.

Rekomendasi untuk Perubahan Dekonstitusionalisasi pengakuan bersyarat, sekaligus penghilangan klausul pengakuan bersyarat. Pengakuan bersyarat sebenarnya justru menyangkal asumsi yang dibangun oleh fiksi hukum bahwa persekutuanpersekutuan adat telah eksis sebelum negara bangsa berdiri. Memperjelas kedudukan masyarakat adat dalam konstruksi bentuk negara. Memperjelas penggunaan istilah beserta pengertiannya. Menempatkan masyarakat adat sebagai minority/vulnerable group yang memerlukan affirmative policy.