*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan, Narapidana, Rumah Tahanan Negara

dokumen-dokumen yang mirip
IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

ANALISIS PROSES PERENCANAAN PENGADAAN KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN DI POLIKLINIK GIGI RSUD BITUNG Patter Mugama*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K. F.

JURNAL PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)

NASKAH PUBLIKASI. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NARAPIDANA ATAS AKSES KESEHATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Klaten)

PERLINDUNGAN HAK KESEHATAN NARAPIDANA ANAK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II B SUNGAILIAT

Kata Kunci : Narapidana, Lembaga Pemasyarakatan, Pembinaan

ANALISIS PROSES PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO Try Putra. I. Tampongangoy*, Grace D. Kandou*, Febi K. Kolibu*

Progam Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta 1. ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN GRATIS (STUDI KASUS PUSKESMAS BATUA MAKASSAR)

GAMBARAN PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

PERSEPSI STAKEHOLDERS

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PEMBEBASAN BERSYARAT SEBAGAI SUATU MODEL PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (STUDI DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKALONGAN)

TINJAUAN TERHADAP KONTRAK KERJA PADA DEPARTEMEN KOMERSIAL PT TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-158.html MIKM UNDIP Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN DALAM PEMENUHAN HAK KESEHATAN PEKERJA MELALUI PELAYANAN KESEHATAN YANG DILAKUKAN OLEH KLINIK PERUSAHAAN

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang)

EFEKTIVITAS PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) PUSKESMAS PADA SMP NEGERI 2 TOMPASO DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PADA PUSKESMAS SUSOH DAN PUSKESMAS BLANGPIDIE DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TESIS

PEMENUHAN HAK PASIEN ATAS INFORMASI SEBELUM DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG

RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB DUMAI Jl. Pemasyarakatan No. 01 Bumi Ayu - Dumai RUTAN DUMAI

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN PP NO

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN LANJUT BERJENJANG PADA PASIEN BPJS DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

DAFTAR ISI... JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT...

ANALISIS REKRUTMEN TENAGA KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Claritsa S. Marentek*, Chreisye F. K. Mandagi*, Febi K.

Kata Kunci :Efektivitas, Lembaga Pemasyarakatan, Narapidana, Pembinaan

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016

PEMBINAAN TERHADAP ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DALAM PRESPEKTIF HAK ANAK

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI EFEKTIVITAS PEMBINAAN NARAPIDANA MELALUI PEMBEKALAN KETERAMPILAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II B KABUPATEN SLEMAN

LEMBAR PENGE SAHAN ARTIKEL ILMIAH

ABSTRAK. Kata Kunci : Informed Consent dalam keadaan darurat, Perlindungan Hukum bagi Dokter

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

Selfia Migar Novie.R.A.Palar F.Daicy.J.Lengkong ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB PERAWAT GIGI TERHADAP TINDAKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI YANG SESUAI DAN TIDAK SESUAI KOMPETENSI

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN RI

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa, Indonesia adalah Negara

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Determinan, Demam Berdarah Dengue, Puskesmas

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

SKRIPSI PEMENUHAN HAK-HAK NARAPIDANA SELAMA MENJALANI MASA PIDANA DI LEMBAGA PEMASYRAKATAN KLAS IIA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

TINJAUAN TERHADAP PEMBINAAN ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KLAS IIB KARANGASEM

SKRIPSI DISUSUN OLEH : Gusti Bagus Prakasa JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

Grace Margaretha Ginting

Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PROSES PERENCANAAN PENGADAAN KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN DI POLIKLINIK GIGI RSUD BITUNG Patter Mugama*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K. F.

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I CIPINANG

TINJAUAN PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DISTRIBUSI REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan, Informasi Obat.

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Halaman Pengesahan. Artikel Ilmiah

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

ABSTRAK ASPEK PELAYANAN POSBINDU UNTUK USIA LANJUT DI PUSKESMAS PASIRKALIKI BANDUNG TAHUN 2009

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG PARTISIPATIF (STUDI KASUS DI DESA DOLOK MERAWAN) SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 SKRIPSI. Oleh : SHISKA BUWANA DHEWI

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

Tesis Program Studi Hukum Konsentrasi Hukum Kesehatan. Disusun oleh Yani Sumpena Muhtar NIM

PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PIDANA BERSYARAT (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Medan dan BAPAS Klas I Medan)

PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA MANADO

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS RUTAN KLAS IIB MAMUJU PERIODE

*Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAGOK KOTA SEMARANG

PERLINDUNGAN HUKUM KARYAWAN DAILY WORKER PADA HOTEL MAYA SANUR RESORT & SPA DI KOTA DENPASAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN PERAWAT GIGI PADA PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG TESIS

Kata Kunci: Penerapan, Jaminan Sosial, BPJS Ketenagakerjaan, Pekerja, Perusahaan.

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-372.html MIKM UNDIP

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS ONDONG SIAU BARAT KABUPATEN SITARO

ADMINISTRASI PENGADAAN ALAT-ALAT KESEHATAN RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) UNTUK PELAYANAN BAYI

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III HAMBATAN PROSES PEMBINAAN DAN UPAYA MENGATASI HAMBATAN OLEH PETUGAS LAPAS KELAS IIA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Merebaknya kasus kejahatan dari tahun ke tahun memang bervariasi,

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

Kata kunci: Lembaga Pemasyarakatan, Pembebasan Bersyarat, Warga Binaan, Resosialisasi

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KARANGANYAR

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POLIKLINIK LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PEKANBARU. Elva G Depari 1, Suyanto 2, Dedi Afandi 3.

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

ABSTRAK. Kata Kunci: BPJS, Hak Konstitusional, Perlindungan Hukum. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

ABSTRAK. Tresa Telfia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Transkripsi:

KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP NARAPIDANA DI KLINIK KESEHATAN RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB KOTA KOTAMOBAGU Cristi N. Sumenda*, Chreisye K. F. Mandagi*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Pelaksanaan pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya dalam memenuhi hak-hak setiap orang yang dijamin dalam undang-undang 1945 untuk melakukan peningkatan derajat kesehatan baik perseorangan, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan. Rumah Tahanan Negara (rutan) Klas IIB Kota Kotamobagu menyediakan klinik kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada narapidana. Namun pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan belum berjalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana di klinik kesehatan rutan klas IIB Kota Kotamobagu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Rutan Klas IIB Kota Kotamobagu pada bulan Juni-Agustus 2017. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari Pengelolah Klinik Kesehatan, Kepala Rutan Klas IIB Kota Kotamobagu, Kasubsi Pelayanan Tahanan, Penanggungjawab Klinik Kesehatan dan narapidana. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang ada di rutan hanya terdiri dari 1 orang bidan yang merupakan pegawai rutan dan 1 orang perawat yang diperbantukan dari dinas kesehatan. Sarana dan prasarana yang ada terdiri dari 1 ruangan pemeriksaan yang juga merangkap ruang kantor dan ruang pengambilan obat dengan 1 buah tempat tidur, obat-obatan, alat kesehatan dan 1 buah tabung oksigen. Pelayanan kesehatan di klinik kesehatan rutan belum memiliki aturan tertulis untuk seluruh proses kegiatan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan di rutan belum berjalan maksimal dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada narapidana karena berbagai faktor seperti kurangnya tenaga kesehatan serta keterbatasan alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Kata Kunci : Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan, Narapidana, Rumah Tahanan Negara ABSTRACT Implementation of health care is an attempt to fulfill the rights of every person are guaranteed by law in 1945 to improve health status either individuals, groups and society as a whole. State Prison (Prison) Class IIB Kotamobagu provides a health clinic to provide health services to inmates. However, the implementation of the health services provided has not been run in accordance with minimum service standards that have been set. The purpose of this study was to determine how the implementation of health care to inmates at the prison medical clinic class IIB Kotamobagu. This type of research is qualitative research. The research was conducted in State Prison Class IIB Kotamobagu in June-August 2017. The data was collected through interviews and observation documents. Informants in this study amounted to 5 comprising Business s Health Clinic, Head of the State Prison Class IIB Kotamobagu City, Head of Custody Services, Responsible Health Clinic and prisoners. Data obtained from the primary data and secondary data. The results of this research are health workers in the crease only consists of one midwife who are employees of the crease and 1 nurse seconded from the health department. Existing facilities and infrastructure that consists of one room which also doubles examination office space and space taking the drug with 1 piece of bed, pharmaceuticals, medical devices and 1 tube of oxygen. Health care in prison health clinics do not yet have a written rule for the whole process of health service activities. Implementation of health care in prison not running optimally viewed from services provided to inmates due to various factors such as the lack of health workers as well as the limitations of medical equipment and medicines. Keywords : Implementation of Health Services, Inmates, the State Prison 1

PENDAHULUAN Rumah Tahanan Negara (rutan) merupakan usaha pemasyarakatan yang menampung, merawat dan membina narapidana yang merupakan orang yang menjalani pidana atau masa hukuman (Margayanti D, 2007). Rutan adalah tempat masyarakat kecil yang telah dinyatakan bersalah oleh hakim karena tindak pidana yang dilakukannya (Priyanto D, 2009). Di dalam rutan, narapidana hidup dalam lingkungan yang dibatasi oleh tembok dimana narapidana dipisahkan dengan tingkat kejahatan dan kondisi kesehatan yang berbeda. Selama berada di dalam rutan, narapidana wajib diberikan kebutuhan hidup oleh pemerintah, seperti kebutuhan makanan, perlengkapan tidur, lingkungan yang bersih serta pelayanan kesehatan yang optimal (Wayanamarsanthi, 2011). Narapidana mempunyai hak untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu keadaan kesehatan narapidana baik secara fisik, mental maupun sosial. Di dalam rutan, tidak semua narapidana memiliki kondisi yang sehat, bagi narapidana yang mengalami sakit, pihak rutan harus memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan adalah tercapainya kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan hidup sehat yang optimal berarti setiap orang tanpa memandang ras, agama, politik yang dianut serta keadaan ekonomi, diberikan pelayanan kesehatan begitu juga dengan narapidana yang sedang menjalani masa hukuman di rutan (Sukron M, 2009). Rutan klas IIb Kota Kotamobagu memiliki klinik kesehatan ini tidak dapat berfungsi sebagaimana layaknya puskesmas atau rumah sakit dengan fasilitas dan anggaran operasionalnya. Narapidana yang ada di rutan klas IIb Kota Kotamobagu masih belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal karena disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya tenaga kesehatan yang kurang, keterbatasan alat kesehatan serta keterbatasan obat-obatan. Narapidana yang sakit dan tidak dapat ditangani di klinik kesehatan rutan akan dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, baik puskesmas maupun rumah sakit. Namun seringkali proses rujukan ini menjadi sulit karena alasan keamanan serta sejauh ini rutan belum memiliki satu tempat rujukan yang sudah terikat kerjasama sehingga saat ada rujukkan biasanya dirujuk ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit yang mau menerima. 2

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara Klas IIB Kota Kotamobagu pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus tahun 2017. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang, yaitu Pengelola Klinik Kesehatan, Kepala Rumah Tahanan Negara Klas IIB Kota Kotamobagu, Kasubsi Pelayanan Kesehatan, Penanggungjawab Klinik Kesehatan dan narapidana. Instrumen penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan instrumen tambahan berupa daftar pertanyaan, alat tulis dan alat perekam. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi dokumen. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Terhadap Narapidana Pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana melalui pemberian pelayanan yang optimal merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan di rutan untuk memenuhi hak-hak dari narapidana dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Dalam pelaksanaanya, pemberian pelayanan kesehatan tentunya harus ditunjang oleh beberapa hal yang sangat menentukan berjalan tidaknya pelayanan yang akan diberikan. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana. 1) Ketenagaan Sumber daya manusia dalam hal ini adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan di klinik kesehatan rutan. Klinik kesehatan rutan wajib memiliki tenaga kesehatan minimal satu orang dokter dan satu orang perawat atau tenaga kesehatan lain (PP No. 58 tahun 1999). Namun pada kenyataannya tenaga kesehatan di rutan kota Kotamobagu masih sangat kurang. Pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana tidak maksimal karena tenaga kesehatan yang ada sangat kurang. Tenaga kesehatan di rutan klas IIb kota Kotamobagu adalah seorang bidan dibantu oleh seorang napi yang menjaga klinik kesehatan rutan dan terkadang ada seorang perawat yang diperbantukan dari dinas kesehatan setempat. 2) Peralatan Kesehatan dan Ruang Pelayanan Kesehatan Dalam Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 1999, rutan wajib menyediakan klinik kesehatan 3

lengkap dengan fasilitasnya. Peralatan kesehatan atau ruang pelayanan kesehatan yang harusnya tersedia di klinik kesehatan rutan klas IIb kota Kotamobagu masih sangat kurang. Di klinik rutan ini, hanya tersedia satu ruangan yaitu sebagai ruang kantor, ruang observasi dan ruang pemeriksaan serta merangkap juga sebagai ruang pengambilan obat. Didalamnya hanya terdapat sebuah tempat tidur untuk pemeriksaan, tensimeter, timbangan, tabung oksigen dan lemari obat dua buah. Kurangnya fasilitas kesehatan yang ada membuat pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana tidak maksimal. Kebanyakan narapidana yang sakit tidak dapat ditangani di klinik kesehatan rutan sehingga harus dirujuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan diluar. 3) Pengadaan Obat Untuk pengadaan obat, rutan klas IIb kota Kotamobagu menerima bantuan dari dinas kesehatan setempat dan dari puskesmas terdekat yang satu wilayah dengan klinik kesehatan rutan. Namun terkadang pengadaan obat juga dilakukan dari kantor rutan sendiri. Jika ada beberapa obat yang tidak diterima dari dinas kesehatan dan puskesmas maka dari rutan ada mengadakan obat tersebut. Pengadaan obat dari dinas kesehatan dan puskesmas dilakukan sebulan sekali dengan meminta data narapidana dan tahanan yang ada di rutan setiap bulannya. Untuk obatobatan yang dibutuhkan oleh narapidana namun tidak tersedia di klinik kesehatan rutan, dari petugas kesehatan meminta keluarga narapidana untuk dapat membelinya diluar rutan. 4) Ruang Lingkup Pelayanan Alur pelayanan kesehatan di klinik kesehatan rutan klas IIb kota Kotamobagu tidak tersusun atau tertulis secara jelas. Alur pelayanannya kondisional saja. Jika ada napi yang sakit langsung diperiksa tanpa ada registrasi terlebih dahulu. 5) Kerjasama dengan Instansi Lain Rutan klass IIb kota Kotamobagu mengadakan kerjasama dengan beberapa instansi terkait dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana. Kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada narapidana. Kerjasama yang dilakukan antara lain dengan dinas kesehatan setempat terkait dengan pengadaan obat, foging, penyuluhan tentang 4

kesehatan dan tenaga kesehatan yang diperbantukan dari dinas kesehatan untuk klinik kesehatan rutan klas IIb kota Kotamobagu. Kerjasama lainnya yaitu dengan puskesmas dalam hal pengadaan obat setiap bulan serta kerjasama dengan PMI setiap tiga bulan sekali melakukan kegiatan donor darah. Pelayanan Kesehatan Narapidana Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan di rutan klas IIb Kota Kotamobagu, didapati bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada narapidana masih mengalami kendala, yaitu kurangnya tenaga kesehatan, kurangnya persediaan obat-obatan, peralatan kesehatan yang kurang serta tidak memiliki alur pelayanan yang jelas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan (Napitupulu, 2014) yaitu penyediaan obat-obatan yang terbatas, peralatan medis yang tidak memadai serta tenaga kesehatan yang minim. 1) Pelayanan Umum Pelayanan umum yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada narapidana sebagaimana biasanya sesuai dengan program pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan di Rutan (Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemasyarakatan). Pelaksanaan pelayanan umum terhadap narapidana di klinik kesehatan rutan klas IIb kota Kotamobagu dilaksanakan secara kondisional. Tenaga medis yang ada hanya melayani narapidana dengan sakit-sakit ringan saja, seperti batuk, gatal-gatal dan penyakit lain yang dirasa masih bisa ditangani di klini kesehatan rutan. Jika ada narapidana dengan penyakit yang dirasa tidak bisa ditangani di klinik kesehatan rutan dikarenakan terbatasnya tenaga kesehatan dan alat-alat kesehatan maka dari tenaga kesehatan yang ada akan merujuk narapidana tersebut untuk mendapatkan pelayanan kesehatan diluar rutan. Namun kenyataan yang ada, tidak semua pelayanan umum dapat diberikan kepada narapidana. Tenaga kesehatan yang sangat kurang menyebabkan narapidana tidak mendapatkan pemeriksaan secara berkala dimana pemeriksaan ini merupakan salah satu poin dalam standar pelayanan minimal kesehatan bagi narapidana di rutan. Petugas hanya melakukan pemeriksaan secara berkala kepada narapidana yang sakit dan sedang dalam perawatan. Jumlah napi yang begitu banyak merupakan hal utama yang menjadi penyebab tenaga 5

kesehatan tidak dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan, yaitu Pelaksanaan Hak Narapidana Atas Pelayanan Kesehatan dan Makanan yang Layak di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bojonegoro (Fajrin R, 2015) bahwa tidak adanya pemeriksaan secara berkala setiap sebulan sekali sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui juga bahwa klinik kesehatan di rutan klas IIb kota Kotamobagu tidak melayani 1x24 jam. Jadi disaat ada narapidana yang tiba-tiba sakit diluar jam kantor tidak langsung mendapatkan pelayanan kesehatan. Dari petugas yang ada harus menelepon petugas kesehatan terlebih dahulu. Jika petugas kesehatan berhalangan untuk segera datang maka narapidana akan dirujuk ke pelayanan kesehatan terdekat. 2) Pelayanan Khusus Disamping pelayanan kesehatan umum, di rutan juga ada pelayanan kesehatan khusus karena sifat dan jenis penyakitnya yang memerlukan penanganan secara spesifik dan profesional (Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemasyarakatan). Pelayanan khusus di rumah tahanan negara adalah suatu pelayanan yang membutuhkan tenaga profesional untuk penanganannya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui tenaga kesehatan di rutan klas IIb kota Kotamobagu sangat kurang. Rutan tidak memiliki tenaga medis profesional yang bisa menangani penyakit-penyakit yang membutuhkan penanganan yang spesifik. Kurangnya tenaga kesehatan membuat pelayanan khusus di klinik kesehatan rutan klas IIb kota Kotamobagu tidak bisa berjalan dengan baik. Narapidana dengan sakit yang membutuhkan penanganan khusus tidak bisa dilayanani di klinik kesehatan rutan sehingga harus dirujuk ke pelayanan kesehatan terdekat untuk bisa mendapatkan penanganan. Proses rujukan untuk narapidana yang sakitpun cukup sulit karena berbagai alasan seperti keamanan dan beberapa prosedur yang harus diurus. Sampai saat ini juga belum ada rumah sakit yang bekerjasama dengan rutan untuk rujukan narapidana. Sehingga jika ada narapidana yang sakit dan harus di rujuk dari pihak rutan merujuknya 6

ke pelayanan kesehatan terdekat atau yang mau menerima saja. Untuk penyakit seperti TBC, dari pihak rutan memberikan pelayanan khusus seperti diisolasikan dan diberikan perawatan serta pemeriksaan secara rutin. Pelayanan yang diberikan bertujuan agar narapidana lain tidak terjangkit penyakit tersebut. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Kesehatan Bagi Narapidana Standar pelayanan minimal untuk kesehatan narapidana di rutan di atur dalam pasal 21 dan 22 Peraturan Pemerintah no. 58 tahun 1999 tentang standarisasi atau syarat pelayanan dan perawatan narapidana di rutan yaitu hak warga binaan untuk menerima pelayanan dan perawatan seperti menerima pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. Dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana belum berjalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. Ada beberapa pelayanan yang tidak dapat dilaksanakan karena tenaga kesehatan yang kurang serta alatalat kesehatan yang tidak memadai. Fasilitas kesehatan yang ada di klinik kesehatan rutan klas IIb kota kotamobagu belum memadai untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal sesuai dengan standar pelayanan minimal kepada narapidana. Sejauh ini rutan klas IIb kota Kotamobagu telah berupaya untuk memberikan pelayanan kepada narapidana sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah diatur. Pemberian pelayanan kesehatan telah diupayakan semaksimal mungkin meskipun terdapat banyak sekali kendala dalam pelaksanaannya. KESIMPULAN 1. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada narapidana di rutan klas IIb kota Kotamobagu masih belum maksimal. Fasilitas kesehatannya masih sangat kurang sehingga pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana tidak maksimal. Terkadang untuk penanganan terhadap narapidana alat-alat yang akan digunakan harus dipinjam terlebih dahulu. Narapidana yang tidak bisa ditanganipun dirujuk ke pelayanan kesehatan diluar rutan karena terbatasnya alat ataupun tenaga kesehatan. Alur pelayanan kesehatannya tidak tersusun atau tertulis dengan jelas. Alur pelayanannya bersifat kondisional. Setiap narapidana yang datang langsung dilayani. Untuk 7

pemeriksaan secara berkala kepada seluruh narapidana tidak dilakukan setiap bulannya sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan karena tenaga kesehatan yang ada tidak memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala kepada seluruh narapidana sehingga pelaksanaan pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. 2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas IIb Kota Kotamobagu baik pelayanan umum maupun pelayanan khusus tidak berjalan sesuai dengan standar pelayanan minimal kesehatan yang telah ditetapkan. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya tenaga kesehatan. Seperti yang diketahui bahwa tenaga kesehatan seperti dokter diharuskan untuk ada di rutan. Namun rutan klas IIb Kota Kotamobagu tidak memiliki tenaga kesehatan seperti dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan. SARAN 1. Perlu adanya perekrutan tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat untuk pelayanan kesehatan terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas IIb Kota Kotamobagu agar pelayanan kesehatan dapat dilakukan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. 2. Perlu adanya pengadaan alat-alat kesehatan untuk klinik kesehatan Rumah Tahanan Negara Klas IIb Kota Kotamobagu atau melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya dalam hal pengadaan alatalat kesehatan sehingga pelayanan kesehatan umum atau pelayanan kesehatan dasar dapat diberikan kepada seluruh narapidana yang ada. DAFTAR PUSTAKA Fajrin, R. 2015. Pelaksanaan Hak Narapidana Atas Pelayanan Kesehatan dan Makanan yang Layak Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bojonegoro. http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.i d/index.php/novum/article/view/13 066. Diakses tanggal 22 September 2017. Margayanti, D. 2007. Hubungan Faktor Lingkungan Hunian Perilaku Kebersihan Perorangan Dengan Kejadian Kandidiasi Kutis Intertriginosa Pada Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Pati. Semarang 8

Napitupulu, Vesta, 2014. Penegakan Hak Asasi Manusia Terhadap Pelayanan Kesehatan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Manado. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/file s/1402145f85d2e21c7dbd33a2204 e0acf.pdf. Diakses tanggal 22 September 2017 Peraturan Pemenrintah Nomor 58 Tahun 1999 Tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan. Priyanto, D, 2009. Implementasi Lembaga Pemasyarakatan. Jakarta. Sukron, M, 2009. Pelayanan Kesehatan Narapidana. Jakarta: Universitas Indonesia. Wayanamarsanthi, Ni, 2011. Perlindungan Hukum Narapidana Wanita dalam Sistem Pemasyarakatan. Bali. 9