BAB VI PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisis pertumbuhan belanja daerah untuk tahun 2012, 2013, dan 2014, menunjukkan bahwa pertumbuhan belanja daerah Kabupaten Kupang mengalami keadaan yang fluktuatif dengan pertumbuhan yang menunjukkan hasil yang positif yaitu masing-masing, 3%, 9% dan 5% dengan pertumbuhan rata-ratanya adalah 6%. Pertumbuhan belanja dari tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat karena adanya penambahan pada rekening belanja operasi dan belanja tak terduga, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 dikarenakan adanya pengurangan pada rekening belanja transfer. Sehingga dari sisi analisis ini, kinerja belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang dapat dikatakan cukup baik karena telah mengupayakan pemanfaatan belanja daerah selalu mengalami pertumbuhan yang positif walaupun mengalami keadaaan yang fluktuatif. 2. Dari hasil analisis keserasian belanja maka dapat diketahui bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang memiliki rata-rata proporsi belanja operasi terhadap total belanja tahun 2012-2014 yaitu sebesar 83.02%, sedangkan besarnya rata-rata proporsi untuk belanja modal, yaitu sebesar 16,46%, untuk belanja tak terduga yaitu sebesar 0,45%, dan untuk belanja transfer yaitu sebesar 0.07%. Secara umum proporsi untuk belanja operasi memang harus mendominasi total belanja daerah
yaitu antara 60-90%, dan untuk belanja modal, proporsinya terhadap belanja daerah adalah 5-20%, hal ini berarti untuk belanja operasi dan belanja modal pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang sudah serasi dengan ketentuan proporsi tersebut. Sedangkan untuk belanja tak terduga dan belanja transfer lebih disesuaikan dengan keadaan anggaran setelah pengeluaran untuk belanja operasi dan belanja modal, karena proporsi untuk belanja tak terduga dan belanja transfer sangat kecil jika dibandingkan dengan belanja operasi dan belanja modal. Namun, dari sisi kinerja, dapat dikatakan kurang baik karena terlihat bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang masih memberikan porsi yang besar untuk belanja operasi dibandingkan dengan porsi untuk belanja modal. Porsi belanja pegawai juga cukup besar dibandingkan dengan belanja-belanja lainnya. Sehingga Pemerintah Kabupaten Kupang dalam rencana anggaran maupun realisasi belanja daerahnya lebih besar porsinya pada belanja operasi sedangkan untuk penopang pelayanan publik dan penopang ekonomi, seperti infrastruktur, irigasi dan aset lainnya yang termasuk belanja modal masih rendah. 3. Dari hasil perhitungan rasio efesiensi belanja, maka dapat dikatakan mulai Tahun Anggaran 2012-2014, tingkat efisiensi belanja daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang cukup efisien. Hal ini dikarenakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang masih melakukan penghematan anggaran. Pada T.A anggaran 2012 Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang melakukan penghematan sebesar 10,22%, T.A 2013 sebesar 11,75%, dan pada T.A 2014 sebesar 17.75%. Jadi, dari analisis rasio efisiensi, hasil analisis kinerja anggaran belanja Pemerintah
Daerah Kabupaten Kupang berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran pada T.A 2012 sampai dengan 2014 sudah cukup baik. 1.2. Saran Dari kesimpulan yang ada maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kupang agar semakin meningkatkan kinerja dalam pengelolaan anggaran belanja daerah secara khusus dan APBD secara umum. Dengan kinerja yang baik maka efektivitas, produktivitas, dan efisiensi belanja juga akan semakin baik. 2. Dalam hal keserasian belanja, Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang lebih memprioritaskan dananya pada belanja operasi dibandingkan pada belanja modal dan memang sesuai ketentuan yang ada tetapi alangkah baiknya perlu lebih meningkatkan Belanja Modal sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Kabupaten Kupang. Karena belanja modal yang digunakan untuk aset-aset tetap akan berguna dalam jangka panjang yang akan memberikan manfaat pada masa yang akan datang. 3. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan belanja daerah secara khusus dan APBD secara umum. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sama diharapkan untuk lebih mendalam mengenai kinerja anggaran belanja pada Pemerintah Daerah dengan menggunakan lebih banyak alternatif lagi sehingga hasil penelitiannya bisa lebih andal dan akurat daripada penelitian oleh penulis ini. Selain itu juga penelitian ini hanya dilakukan pada salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu
Kabupaten Kupang, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian di lingkup yang lebih luas dari penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Adhiantoko, Hony. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Blora (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Blora Tahun 2007 2011). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Yogyakarta. Bastian, Indra, 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah Seri: Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah: Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul. 2012, Pengelolaan Keuangan Daerah. UPP STIM YKPN, Yogyakarta Karinda, Y.C. 2010. Analisis Kinerja Anggaran Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi. Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga. Jakarta Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Panduan Bagi Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat Dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi,Sosial dan Politik. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN, Yogyakarta Makka, A.H. 2015. Analisis Kinerja Belanja Daerah Dalam Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Kota Kotamobagu. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Sam Ratulangi Manado. Ritonga, Irwan, T, 2009. Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Daerah Di Indonesia. Sekolah Pascasarjana UGM. Yogyakarta Sumarjo, Hendro. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Syamsi, Ibnu. 1986. Pokok-Pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman, Dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional Dan Regional. CV Rajawali, Jakarta. Sangadji, E. M., Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Andy, Yogyakarta. --------Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah --------Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
--------Kepmendagri Nomor 690.900 327 tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan --------Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah --------Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah --------Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan --------Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional --------Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara --------Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
LAMPIRAN I SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN II LAPORAN REALISASI ANGGARAN KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN 2012 2014
LAMPIRAN III LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUPANG TAHUN 2013 DAN TAHUN 2014