BAB VI PENUTUP. 1. Dari analisis pertumbuhan belanja daerah untuk tahun 2012, 2013, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Rp ,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya yang

BAB VI PENUTUP adalah pada tahun 2009 proporsi untuk belanja operasi sebesar

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN SUMBAWA SKRIPSI

BAB VI PENUTUP. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kupang Ditinjau Dari Aktivitas

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB VI PENUTUP. 24 Tahun 2005 dan PP No. 71 Tahun 2010 Tahun Anggaran dapat disimpulkan

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

JURNAL. Oleh: APRI DIANA EKA RAHAYU NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak 2. Sigit Puji Winarko, SE, S.Pd., M.

BAB VI PENUTUP. anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara. Timur Tahun Anggaran , dapat diambil kesimpulan sebagai

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3 Tahun 2012

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS KINERJA BELANJA DAERAH DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

BAB VI PENUTUP. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Kupang Ditinjau Dari Aktivitas Operasi

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU

BAB VI PENETUP. 1. Hasil Analisis Rasio PAD, PT, LLPYS terhadap Total Pendapatan Daerah. besar terhadap pendapatan daerah adalah Pendapatan Tarnsfer

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. telah mengikuti aturan dalam permendagri tetapi telah terdapat modifikasi di

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI APBD

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA BELANJA DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA TIGA DAERAH PEMEKARAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI APBD

ANALISIS KINERJA ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN SKRIPSI

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH. (Studi pada Kabupaten Malang)

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian tersendiri bagi sebuah organisasi sektor publik. Pendekatan-pendekatan

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI PAPUA PERIODE Ary Anjani Denis 1 Mesak Iek 2

BAB IV PENUTUP. dibandingkan dengan basis akrual penuh di BPKAD Kota Madiun tahun. ini dibuktikan dengan adanya paket Undang-Undang Keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. kinerja kepala daerah beserta wakil rakyat di kursi dewan.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu Vol VI, No 2, Juli Desember 2017

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim. (2001). Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : AMP YKPN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

M. Wahyudi Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

ANALISIS RASIO LAPORAN REALISASI ANGGARAN 2010 KOTA TANGERANG SELATAN

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

E.L. Tambuwun., S.S. Pangemanan., D.Afandi. Analisis Kinerja Keuangan. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAHAN KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. angka rasio rata-ratanya adalah 8.79 % masih berada diantara 0 %-25 %

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

KINERJA KEUANGAN DAERAH PASCAOTONOMI DAERAH STUDI PADA KOTA KOTAMOBAGU TAHUN

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas layanan terhadap masyarakat luas. Sebagai organisasi nirlaba, lembaga pemerintahan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen penting dalam

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan bagaimana. perusahaan dapat dikelola dengan efisien, sehingga dapat dimungkinkan

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desentralisasi merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan peraturan sektor publik yang disertai dengan adanya tuntutan

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PEMETAAN KINERJA KEUANGAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI JAMBI. Selamet Rahmadi

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH DENGAN REALISASI PADA KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2012

BAB VI PENUTUP. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 118,2%,

Selly Paat, Perbandingan Kinerja Pengelolaan. PERBANDINGAN KINERJA PENGELOLAAN APBD ANTARA PEMERINTAH KOTA TOMOHON DENGAN PEMERINTAH KOTA MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. adanya akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan. Para pemangku. penunjang demi terwujudnya pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Andy M.K. Kasi, Analisis Varians dan Pertumbuhan. ANALISIS VARIANS DAN PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Rp ,- tahun 2005 meningkat menjadi Rp.

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA JAMBI DI LIHAT DARI PERSPEKTIF AKUNTABILITAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

BAB I PENDAHULUAN. Negara dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi. penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

Julliet A. Gozaliem, Analisis Pendapatan dan Belanja. ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA PADA PEMERINTAH KOTA BITUNG. oleh: Julliet Angel Gozaliem

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai awal dalam rangkaian penelitian ini, pada bab I menjelaskan latar

Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo. Usman

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA TOMOHON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2. Pengertian anggaran menurut Mulyadi (2001), yaitu: 3. Pengertian anggaran menurut Mulyadi (2001), yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir ini merupakan bagian dari adanya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAGETAN TAHUN ANGGARAN SKRIPSI

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

BAB V PENUTUP. Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK).

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN )

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMDA KABUPATEN LOMBOK TIMUR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

BAB VI PENUTUP. kegiatan. Hal ini disebabkan oleh belum adanya regulasi-regulasi yang

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari analisis pertumbuhan belanja daerah untuk tahun 2012, 2013, dan 2014, menunjukkan bahwa pertumbuhan belanja daerah Kabupaten Kupang mengalami keadaan yang fluktuatif dengan pertumbuhan yang menunjukkan hasil yang positif yaitu masing-masing, 3%, 9% dan 5% dengan pertumbuhan rata-ratanya adalah 6%. Pertumbuhan belanja dari tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat karena adanya penambahan pada rekening belanja operasi dan belanja tak terduga, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 dikarenakan adanya pengurangan pada rekening belanja transfer. Sehingga dari sisi analisis ini, kinerja belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang dapat dikatakan cukup baik karena telah mengupayakan pemanfaatan belanja daerah selalu mengalami pertumbuhan yang positif walaupun mengalami keadaaan yang fluktuatif. 2. Dari hasil analisis keserasian belanja maka dapat diketahui bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang memiliki rata-rata proporsi belanja operasi terhadap total belanja tahun 2012-2014 yaitu sebesar 83.02%, sedangkan besarnya rata-rata proporsi untuk belanja modal, yaitu sebesar 16,46%, untuk belanja tak terduga yaitu sebesar 0,45%, dan untuk belanja transfer yaitu sebesar 0.07%. Secara umum proporsi untuk belanja operasi memang harus mendominasi total belanja daerah

yaitu antara 60-90%, dan untuk belanja modal, proporsinya terhadap belanja daerah adalah 5-20%, hal ini berarti untuk belanja operasi dan belanja modal pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang sudah serasi dengan ketentuan proporsi tersebut. Sedangkan untuk belanja tak terduga dan belanja transfer lebih disesuaikan dengan keadaan anggaran setelah pengeluaran untuk belanja operasi dan belanja modal, karena proporsi untuk belanja tak terduga dan belanja transfer sangat kecil jika dibandingkan dengan belanja operasi dan belanja modal. Namun, dari sisi kinerja, dapat dikatakan kurang baik karena terlihat bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang masih memberikan porsi yang besar untuk belanja operasi dibandingkan dengan porsi untuk belanja modal. Porsi belanja pegawai juga cukup besar dibandingkan dengan belanja-belanja lainnya. Sehingga Pemerintah Kabupaten Kupang dalam rencana anggaran maupun realisasi belanja daerahnya lebih besar porsinya pada belanja operasi sedangkan untuk penopang pelayanan publik dan penopang ekonomi, seperti infrastruktur, irigasi dan aset lainnya yang termasuk belanja modal masih rendah. 3. Dari hasil perhitungan rasio efesiensi belanja, maka dapat dikatakan mulai Tahun Anggaran 2012-2014, tingkat efisiensi belanja daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang cukup efisien. Hal ini dikarenakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang masih melakukan penghematan anggaran. Pada T.A anggaran 2012 Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang melakukan penghematan sebesar 10,22%, T.A 2013 sebesar 11,75%, dan pada T.A 2014 sebesar 17.75%. Jadi, dari analisis rasio efisiensi, hasil analisis kinerja anggaran belanja Pemerintah

Daerah Kabupaten Kupang berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran pada T.A 2012 sampai dengan 2014 sudah cukup baik. 1.2. Saran Dari kesimpulan yang ada maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kupang agar semakin meningkatkan kinerja dalam pengelolaan anggaran belanja daerah secara khusus dan APBD secara umum. Dengan kinerja yang baik maka efektivitas, produktivitas, dan efisiensi belanja juga akan semakin baik. 2. Dalam hal keserasian belanja, Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang lebih memprioritaskan dananya pada belanja operasi dibandingkan pada belanja modal dan memang sesuai ketentuan yang ada tetapi alangkah baiknya perlu lebih meningkatkan Belanja Modal sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Kabupaten Kupang. Karena belanja modal yang digunakan untuk aset-aset tetap akan berguna dalam jangka panjang yang akan memberikan manfaat pada masa yang akan datang. 3. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan belanja daerah secara khusus dan APBD secara umum. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sama diharapkan untuk lebih mendalam mengenai kinerja anggaran belanja pada Pemerintah Daerah dengan menggunakan lebih banyak alternatif lagi sehingga hasil penelitiannya bisa lebih andal dan akurat daripada penelitian oleh penulis ini. Selain itu juga penelitian ini hanya dilakukan pada salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu

Kabupaten Kupang, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian di lingkup yang lebih luas dari penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Adhiantoko, Hony. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Blora (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Blora Tahun 2007 2011). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Yogyakarta. Bastian, Indra, 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah Seri: Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah: Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul. 2012, Pengelolaan Keuangan Daerah. UPP STIM YKPN, Yogyakarta Karinda, Y.C. 2010. Analisis Kinerja Anggaran Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi. Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga. Jakarta Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Panduan Bagi Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat Dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi,Sosial dan Politik. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN, Yogyakarta Makka, A.H. 2015. Analisis Kinerja Belanja Daerah Dalam Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Kota Kotamobagu. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Sam Ratulangi Manado. Ritonga, Irwan, T, 2009. Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Daerah Di Indonesia. Sekolah Pascasarjana UGM. Yogyakarta Sumarjo, Hendro. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Syamsi, Ibnu. 1986. Pokok-Pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman, Dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional Dan Regional. CV Rajawali, Jakarta. Sangadji, E. M., Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Andy, Yogyakarta. --------Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah --------Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

--------Kepmendagri Nomor 690.900 327 tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan --------Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah --------Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah --------Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan --------Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional --------Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara --------Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

LAMPIRAN I SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN II LAPORAN REALISASI ANGGARAN KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN 2012 2014

LAMPIRAN III LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUPANG TAHUN 2013 DAN TAHUN 2014