BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan teori-teori yang ada, hasil-hasil penelitian sebelumnya, dan hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1. Persepsian gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap perilaku kewargaan organisasional. Pengaruh positif ini dapat terjadi apabila konsep dasar kepemimpinan transaksional, yaitu pertukaran aktif antara tujuan yang ingin dicapai dengan imbalan yang diperoleh atas pencapain tujuan tersebut dilakukan dengan baik dan konsisten. Faktor yang berpengaruh dari kepemimpinan transaksional adalah contingent reward, yang dapat diimplementasikan dalam bentuk sistem manajemen kinerja yang transparan dan adil, serta active management-by-exception, yaitu pemimpin senantiasa memberikan arahan para anggotanya tentang cara-cara mencapai tujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang tidak perlu. 2. Persepsian gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap perilaku kewargaan organisasional. Pemimpin yang mampu membuat visi yang jelas tentang arah organisasi dan memberikan pengaruh ideal dalam berperilaku untuk mencapai visi tersebut dapat meyakinkan para anggotanya untuk mempercayai visi tersebut dan 71
melaksanakannya dari dalam diri tanpa paksaan. Pemimpin juga perlu memberikan motivasi dan stimulasi intelektual kepada masing-masing anggotanya untuk senantiasa menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan dorongan dan kepercayaan yang diberikan, individu akan tergerak untuk melakukan pekerjaannya dengan baik bahkan melebih dari yang disyaratkan. 3. Pengaruh persepsian gaya kepemimpinan transformasional terhadap perilaku kewargaan organisasional tidak melebihi gaya kepemimpinan transaksional. Dalam suatu organisasi, gaya kepemimpinan transaksional dapat lebih mendorong munculnya perilaku kewargaan organisasional apabila karyawan melihat contingent reward dan active management-byexception sebagai suatu bentuk implementasi keadilan distributif (distributive justice) dan keadilan prosedural (procedural justice) yaitu terciptanya iklim kerja yang kondusif dengan alokasi hasil organisasional yang adil dan merata. Kedua hal tersebut akan berdampak positif terhadap kepuasan karyawan yang dianggap mampu mendorong munculnya perilaku kewargaan organisasional. 4. Pemberdayaan psikologis memediasi penuh pengaruh persepsian gaya kepemimpinan transformasional terhadap perilaku kewargaan organisasional. Keselarasan antara makna suatu pekerjaan dengan nilai individu merupakan faktor yang sangat penting untuk menumbuhkan komitmen kerja di dalam organisasi. Hal ini kemudian akan mampu mendorong individu untuk memberikan hasil kerja yang lebih baik bahkan 72
melebihi persyaratan pekerjaannya yang akhirnya akan menciptakan iklim kerja yang sehat. Gaya kepemimpinan transformasional dianggap mampu untuk memberdayakan para anggotanya secara psikologis, yaitu tidak hanya mendelegasikan proses pengambilan keputusan, namun memberikan kesempatan para anggotanya untuk memaknai pekerjaan yang diberikan, meningkatkan kompetensi individu, dan memberi pengaruh positif bagi lingkungan kerjanya. 5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Mendatang Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang dapat disempurnakan pada penelitian mendatang, yaitu: 1. Penelitian ini dilakukan pada satu periode waktu saja (cross-sectional) sehingga walaupun dapat menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, hasil penelitian ini tidak mampu menjelaskan dinamika perubahan kondisi serta variabel dinamis yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu, untuk kesinambungan penelitian ini, rancangan penelitian longitudinal dengan menggunakan cara crosssectional berulang atau time-series dapat menjadi pilihan untuk penelitian mendatang. 2. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan cara analisis regresi dan membandingkan teori yang ada dengan kondisi di lapangan. Pembahasan yang diberikan terbatas pada pemahaman penulis tentang situasi saat penelitian dilakukan. Kelemahan cara ini adalah memungkinkan terjadinya bias karena dilihat dari sudut pandang terbatas. 73
Validasi hasil kuesioner dengan menggunakan metoda diskusi kelompok terarah dapat dijadikan alternatif untuk mempertajam hasil analisis dan pembahasan. 3. Penelitian ini hanya mengambil sebagian kecil faktor-faktor yang dianggap mampu memunculkan perilaku kewargaan organisasional. Oleh sebab itu hasil analisisnya hanya terbatas pada hubungan antara variabel yang digunakan. Untuk kepentingan pengambilan inisiatif perbaikan di dalam organisasi, analisis terhadap faktor-faktor lain yang mendorong munculnya perilaku kewargaan organisasional perlu dilakukan dan dikaji lebih dalam. 5.3. Implikasi Manajerial Hasil penelitian ini dapat memberikan beberapa implikasi bagi organisasi terutama tentang hubungan dan pengaruh persepsian gaya kepemimpinan terhadap pemberdayaan psikologis dan perilaku kewargaan organisasional. Temuan yang penting untuk dicermati adalah contingent reward dan active management-by-exception apabila dilakukan secara bersamaan dan konsisten akan mampu menumbuhkan rasa kepercayaan karyawan terhadap para pemimpin yang memungkinkan untuk mendorong karyawan untuk melakukan extra-roles di dalam pekerjaannya. Para pemimpin dapat mendorong munculnya perilaku kewargaan organisasional dengan cara memberikan arahan dan bimbingan kepada para anggotanya tentang cara-cara melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Arahan dan bimbingan tersebut perlu dilengkapi dengan sistem 74
manajemen kinerja yang adil sehingga karyawan merasa termotivasi dan dihargai hasil kerjanya dan merasa menjadi bagian dari organisasi. Pemberian motivasi intrinsik lainnya yang dapat dilakukan oleh para pemimpin adalah dengan cara mengajak karyawan secara aktif untuk berpikir dan mencari solusi terhadap permasalahan yang ada. Kesempatan untuk mengembangkan ide-ide baru diyakini mampu untuk membantu karyawan memaknai pekerjaan yang diberikan sehingga karyawan akan bersedia memberikan kontribusi maksimal bagi organisasi melebihi yang tertulis di dalam deskripsi pekerjaannya. Apabila terjadi keselarasan antara makna pekerjaan dengan nilai-nilai individu, maka individu tersebut akan mampu memberikan komitmen kerja yang lebih tinggi, memberikan hasil kerja yang lebih baik, dan mampu mendorong tumbuhnya iklim kerja kelompok yang lebih sehat. 75