Xiuplhli engtau lhksana Lietiah liinggap di dalian y ay rapuli takpentali goyah makan makanan dari 6unga yang 6ersili mengelii$an kotoran 6erupa madu yang 6cnnanfaat se6agai o6at liidup rukun dalhm sarang sempit yang ta[&nacusang dun ma(, dan menyengat karena telpaka......... Kupersembahkan karya kecilku untuk yang kusayangi: Bapa, Mamah, Aa, Ceu 'Ndah, Evan, Ayu, dan Opi
UKURAN IMAGO DAN CIRI-CIRI KEBUGARAN TrichogramtnntoirIea cojuangcoi NAGARAJA (BYMENOPTERA : TRICHOGRAMMATIDAE) DARI DUA DAERAH GEOGR4FIS PADA TIGA JENIS INANG ACEU NURAFIATIN A06495021 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUBAN FAKULTAS PERTANIAN LNSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000
RINGKASAN ACEU NURAFIATIN. Ukuran Imago dan Ciri-ciri Kebugaran Trichogran~nzatoidea cojtrarzgcoi Nagaraja (Hymenoptera : Trichogrammatidae) dari Dua Daerah Geografis pada Tiga Jenis Inang. (Di bawah bimbingan DAMAYANTI BUCHORI). Famili Trichogrammatidae merupakan salah satu parasitoid telur yang bersifat generalis dan banyak menyerang serangga hama dari ordo Lepidoptera. Parasitoid ini sangat baik untuk pengendalian, karena dapat membunuh hama sebelum hama tersebut menimbulkan kerusakan. Penelitian ini dilakukan dari awal bulan Maret 1999 sampai dengan awal bulan Desember 1999 di Laboratorium Pengendalian Hayati, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Inang yang digunakan adalah Corcyra cephalonica (inang pengganti di laboratorium), Plutella xylostella (inang asli di lapangan) dan Heliothis arnzigera '(inang lain untuk dilihat kebugaran yang dihasilkannya). Ketiga inang ini diambil dari lapangan dan dibiakkan di laboratorium untuk dipanen telurnya, dan digunakan untuk perbanyakan fiichogran2n1atoidea cojua?gcoi. T'foidea cojimangcoi berasal dari dua daerah geografis yaitu Cirebon (C2a) dan Lembang (PL2). Tiga imago betina berumur satu hari diberi satu pias yang berbeda. Satu pias C. cephalo17ica berisi 30 telur (di9eezer 2 jam), satu pias P. xylostella berisi 30 telur, serta satu pias H. arntigera berisi 20 telur (di;fi.eezer 4 jam). Pias-pias dipaparkan selama 24 jam terhadap masing- masing imago sampai imago mati. Data ciri-ciri kebugaran generasi awal diperoleh dari data awal yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya di laboratorium, kemudian dibandingkan dengan data generasi ke-60-an.
Kemarnpuan parasitisasi T'toidea cojuangcoi pada telur inang C. cephalonica lebih rendah dibandingkan pada H. alazigera. Imago betina T'foidea cojzrangcoi dari telur inang C. cephalonica mempunyai ukuran yang lebih besar dengan perkembangan dari mulai telur sampai imago relatif lama, sehingga kemampuan hidupnya lebih tinggi. Peletakan telur perhari yang rendah mengakibatkan umur dan masa reproduksi betina menjadi lebih panjang, sehingga menghasilkan keperidian lebih tinggi yang sebenarnya bisa memproduksi telur lebih banyak lagi. Akan tetapi persentase betina yang muncul dari telur inang ini lebih rendah dibandingkan dari telur inang H. arnzigera dan P. xylostella. Kemampuan parasitisasi T'foidea cojuar7gcoi pada telur inang P. xylostelln adalah rendah. Imago betina yang muncul dari inang tersebut rnempunyai ukuran tubuh lebih kecil dengan lama perkembangan yang lebih singkat, akibatnya imago betina mempunyai kernampuan hidup yang lebih rendah. Urnur yang singkat dapat mempersingkat masa reproduksi, sehingga keperidian dan potensi produksi telurnya rendah. Walaupun demikian, ternyata dapat menghasilkan persentase betina lebih tinggi dibandingkan dengan C. cephalonica. Kemampuan parasitisasi T'toidea cojzlangcoi pada telur inang H. arnligera adalah tinggi. Imago betina yang muncul dari inang tersebut mempunyai ukuran tubuh yang besar, tetapi lama perkembangan parasitoid di dalam inang ini relatif lebih singkat. Walaupun demikian, kernampuan hidupnya relatif tinggi. Peletakan telur perhari yang tinggi, menyebabkan umur dan masa reproduksi betina singkat. Peletakan telur yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh kapasitas inang H. amfigera yang lebih besar daripada C. cephalonica. Dengan demikian, walaupun umur dan
masa reproduksinya singkat, tetapi menghasilkan keperidian serta potensi produksi yang tinggi. Jika dilihat dari ciri-ciri kebugaran yang dihasilkan, imago betina T'toiden cojuntgcoi dari telur inang C. cephnlo~icn lebih efektif dibandingkan dari H. n~ntigern dan P. xylostelln. Secara umum perbedaan geografis tidak mempengaruhi ciri-ciri kebugaran T'toidea cojzmmgcoi di laboratorium. T'toidea cojuatlgcoi populasi C2a dan PI2 setelah generasi ke-60-an pada C. cephnlonicn menyebabkan kemampuan hidupnya menjadi lebih rendah, tetapi umurnya lebih lama yang diikuti oleh perpanjangan masa reproduksi, sehingga dengan pertambahan generasi dapat meningkatkan keperidian.
UKURAN IMAGO DAN CIRI-CW KEBUGARAN Trichogmnmzntoi(lrn cojunngcoi NAGARAJA (HYMENOPTERA : TRICHOGRAMMATIDAE) DARI DUA DAERAH GEOGRAFIS PADA TIGA JENIS INANG OIeh : ACEU NURAFIATIN A06495021 Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor JLJRUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000
Na~na mahasiswa Nornor pokok : Ukuran Imago dan Ciri-Ciri ICebugaran Tricl~og,.nnmlntc)iden cojz~ai~gcoi NAGABAJA (1-Iymenoptera : Trichogrammatidae) dari Dua Daerah Geografis pada Tiga Jenis Inang : Aceu Nurafiatin : A06495021 Menyetujui, NIP 131 612 471
Penulis lahir di Kota Kuningan pada tanggal 1 Pebruari 1977 sebagai anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak H. M. Nasihin Anwar dan Ibu Hj. Aat Sholihat. Tahun 1989 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cigadung 2 Kuningan, kemudian tahun 1992 menyelesaikan pendidikan menengah di MTs Negeri Cigugur Kuningan, dan tahun 1995 penulis menamatkan pendidikan menengah atas di SMA Muhammadiyah Cirebon. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 1995 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setahun kemudian penulis diterima di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis berkesempatan menjadi asisten pada mata kuliah Hama dan Penyakit Tanaman Pangan, serta mata kuliah Hama dan Penyakit Tanaman Hortikultura tahun ajaran 199912000, Disamping itu, penulis pemah menjabat pengurus Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman Wmasita) periode 199711998 dalam Bidang Kajian Studi Ilmiah.
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang menguasai alam semesta, yang memberikan cahaya kehidupan, kekuatan, serta kemampuan kepada seluruh umat-nya. Karena- Nyalah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Dr. Ir. Damayanti Buchori MSc selaku dosen pembimbing, atas segala bimbingan, petunjuk, nasehat, dan perhatian yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan HPT dan dalam menyelesaikan tugas akhir. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya kepada: 1. Bapa, Mamah, Aa, Ceu Endah, Ayi (Evan, Ayu dan Opi) atas cinta dan kasih sayangnya kepada penulis 2. Seluruh staf Jurusan HPT, atas pelayanan pendidikannya 3. Kru Lab. Pengendalian Hayati (M' Reni, M' Araz, M' Rini, M' Funny, K' Bandung, K' Nano dan Kania) atas kerja sama, dorongan, bantuan, dan nasehat selama penulis bekerja di laboratorium. 4. M' Adha, atas bimbingannya dari awal sampai akhir penelitian, serta bantuan untuk mendapatkan bahan tulisan. 5. Pak Ucup dan Pak Wawan yang telah banyak membantu mencarikan serangga uji di lapangan. 6. Ayu, Kania, Laksmi, Nengah dan rekan-rekan HPT 32, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 7. Saudara seperjuangan di Bagunde 31, terima kasih atas kedamaian dan kekeluargaan yang tercipta selama di Bogor.
8. Kak Budi dan A Dadan, atas perhatian, dorongan, serta nasehat kepada penulis selama ini. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa HPT. Bogor, April 2000 Penulis