BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada pasangan yang sudah menikah dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 01. 3.. Metode Penelitian Ada dua jenis pendekatan dalam penelitian, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu bentuk pendekatan yang menekankan pada pengolahan data yang bersifat deskriptif dengan bantuan dari hasil data yang diperoleh dengan wawancara, observasi serta pada pencatatan ketika dilapangan. Sedangkan pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada angka-angka yang ada pada data yang sudah ada dan data-data tersebut harus jelas dan pasti. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 010). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, penggunaan metode ini disesuaikan dengan jenis penelitian yang lebih mengarah pada pendekatan kuantitatif dibandingkan dengan pendekatan kualitatif. 9
30 3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Bebas dan Terikat Adanya variabel dalam penelitian kuantitatif adalah untuk menjelaskan fokus atau topik penelitian itu sendiri (Prasetyo & Jannah, 005). Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan proses pacaran dan ta aruf. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pra nikah sebagai variabel yang mempengaruhi, sementara variabel terikatnya adalah kepuasan pernikahan sebagai variabel yang memberikan reaksi atau respon dari pendekatan pra nikah. 3.3.. Definisi Operasional Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan rujukan-rujukan empiris yang dapat diukur berdasarkan dengan konsep operasional dari variable yang terdapat pada penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : a. Kepuasan pernikahan merupakan evaluasi dari pasangan suami-istri mengenai pernikahan itu sendiri antara harapan dengan kenyataan. b. Proses pacaran merupakan proses dimana ada pertemuan antara laki-laki dan perempuan yang memiliki keterikatan emosi, serta keintiman untuk menjajaki kemungkinan kesesuaian untuk dijadikan pasangan hidup. c. Proses ta aruf merupakan suatu proses pengenalan dimana saling mengenal dan memperkenalkan diri yang mengarah pada pernikahan antara pria dan wanita dalam rangka saling memantapkan diri sebelum kejenjang pernikahan dengan bantuan dari mediator atau pendamping.
31 3.4. Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Skala Dalam pengambilan data peneliti menggunakan skala sebagai alat untuk mengumpulkan data. Untuk mengukur kepuasan pernikahan, digunakan skala yang mencakup aspek adanya perasaan bahagia pada masing-masing individu pasangan suami-istri, saling memenuhi kebutuhan emosional pasangan, saling memperkaya aspek-aspek kehidupan pasangan masing-masing, rasa saling pengertian dan penerimaan terhadap pribadi pasangan, saling menjaga dan memperhatikan kesejahteraan dan menghargai. Jawaban yang diberikan dapat dinilai dari tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dengan angka, yaitu 1,, 3, 4, 5 untuk tingkat sangat tidak penting (STP) dan sangat tidak memuaskan (STM), tidak penting (TP) dan tidak memuaskan (TM), tidak tahu (TT) dan ragu-ragu (RR), penting (P) dan memuaskan (M), sangat penting (SP) dansangat memuaskan (SM). Tabel 3.1 Teknik Penilaian Jawaban Harapan Favorabel Kenyataan Sangat Tidak Penting 1 Sangat Tidak Memuaskan Tidak Penting Tidak Memuaskan Tidak Tahu 3 Ragu-ragu Penting 4 Memuaskan Sangat Penting 5 Sangat Memuaskan
3 Tabel 3. Blueprint Alat Ukur Kepuasan Pernikahan Faktor Indikator No. Item Jumlah a. communication 1. Bebas menyampaikan pendapat. Bebas mengekspresikan perasaan b. Leisure Activity 1. Aktivitas individu atau aktivitas bersama. Pilihan bersama atau individu 3. Harapan mengisi waktu luang 1,5,40 8,33 15, 3 17 10,36 3 1 c. Religious Orientation 1. Agama menjadi hal penting. Aplikasi nilai agama dalam kehidupan seharihari 3. Perbedaan orientasi agama 0, 6 7, 31 18,4 d. Conflict resolution 1. Cara memandang masalah. Strategi pemecahan masalah 7, 37 4, 35 e. Financial Management 1. Pengelolaan pemasukan keuangan. Pembagian pengelolaan pengeluaran keuangan 5, 41, 47 f. Sexsual orientation 1. Perilaku seksual. Kesetiaan terhadap pasangan 3. Kepuasan seksual g. Family and friends 1. Perhatian terhadap keluarga dan teman. Kenyamanan bersama keluarga dan teman 38,39 19, 1 11, 16, 3 14, 30, 53 6, 13, 5 3 3 3 h. Children and parenting 1. Keputusan mengenai anak,9
33. Kesepakatan mengasuh dan mendidik anak 9, 1 i. Personality issue 1. Perilaku dan kepribadian pasangan. Kebiasaan-kebiasaan pasangan 3. Keahlian pasangan j. Egalitarian role 1. Peran istri dalam pernikahan 4, 34 43, 46 44, 51 3, 8,49,50 4. Peran suami dalam pernikahan 45,48 Total 53 3.4. Validitas Validitas mempunyai makna tentang fungsi suatu alat ukur dalam ketepatan pengukuran dengan alat ukur tersebut. Suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas tinggi jika alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran itu sendiri. Tetapi jika alat ukur tersebut memiliki fungsi ukur yang tidak sesuai dengan maksud pengukuran maka alat ukur tersebut tidak valid. Menurut Sugiyono (008), alat ukur dapat dikatakan valid jika alat tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas juga menunjukkan tingkat atau derajat untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dari tingkat mana skala mengukur apa yang seharusnya diukur (Supranto, 011). Terdapat sejumlah cara untuk mempertimbangkan kadar validitas sebuah instrument. Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau
34 tidaknya suatu instrument yang berupa skala. Untuk perhitungan validitas ini menggunakan program SPSS versi 16.0. Validitas instrumen sahih apabila r hitung besarnya diatas 0,3 (Sugiyono & Wibowo dalam Sujianto, 009). Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dapat dilihat pada masing-masing nilai Corrected Item-Total Correlation (Nugroho dalam Sujianto, 009). Maka item yang tidak valid adalah item yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation yang lebih kecil dari 0,3. 3.4.3 Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan internal consistency, yaitu dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu (Sugiyono, 008). Menurut Sugiyono (008) suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random-error variance) (Supranto, 011). Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60 (Nugroho dalam Sujianto, 009). Penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach dan dalam perhitungannya menggunakan program SPSS versi 16.0.
35 3.5 Subjek Penelitian 3.5.1 Sampel Teknik pengambilan sampel sering disebut teknik sampling atau desain sampling atau metode sampling. Yang dimaksud dengan teknik sampling adalah teknik atau metode yang akan digunakan untuk mengambil sampel yang didasarkan pada keadaan dan kebutuhan data penelitian. Roscoe (dalam Sugiyono, 008) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian, yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500, dan bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah sampel dalam setiap kategori minimal 30 subjek. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling, artinya setiap individu atau unit yang di ambil dari populasi di pilih dengan sengaja menurut pertimbangan tertentu. Sehingga tidak semua populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi calon responden atau sampel. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan keperluan penelitian. Artinya setiap unit/individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu (Purwanto dan Sulistyaastuti, 007). Sugiyono (008) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini sendiri di bagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Pasangan-pasangan yang menikah dengan proses ta aruf.. Pasangan-pasangan yang menikah dengan proses pacaran.
36 3.5. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang beragama Islam dan menikah secara sah dan berdomisili di Kota Jakarta Barat. Penentuan populasi ini berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu karena terbatasnya jumlah pasangan yang menikah dengan proses ta aruf diwilayah tertentu sehingga peneliti memfokuskan pada Kota Jakarta Barat. Selain itu, karena pasangan yang menikah dengan proses ta aruf terbatas di banding dengan yang melalui proses pacaran maka peneliti harus menyesuaikan populasi yang menikah dengan proses ta aruf dengan proses pacaran. 3.5.3 Kriteria Sampel Dalam penelitian ini peneliti menetapkan beberapa kriteria untuk memilih subjek yang tepat dan sesuai dengan penelitian, antara lain : 1. Semua pasangan beragama Islam.. Pasangan yang menikah dengan proses pacaran dan pasangan yang menikah dengan proses ta aruf. 3. Masa pernikahan 1 sampai 10 tahun, menurut Strong dan De Vault (Lydia) yang meliputi fase perkenalan awal diikuti oleh fase menetap. 4. Mempunyai anak, hal ini dikarenakan salah satu faktor kepuasan pernikahan yang dijadikan indikator adalah Children and Parenting. 5. Minimal pendidikan pasangan suami-istri adalah SMA. Hal ini dimaksudkan karena cara pengambilan data berupa kuesioner, maka dibutuhkan sampel yang memiliki kemampuan baca dan tulis untuk
37 pengisiannya dan harus di isi langsung oleh subjek dan tidak bisa diwakilkan pada orang lain. 6. Berdomisili di daerah Jakarta Barat. Hal ini untuk mempermudah peneliti dalam mencari subjek. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Penelitian Persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah : a. Menentukan topik b. Mencari informasi dan data mengenai topik tersebut c. Merumuskan permasalahan d. Merumuskan hipotesis e. Menyusun alat ukur f. Mencari subjek g. Mengujicoba alat ukur 3.6. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 01, kemudian peneliti akan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada pasangan yang menikah dengan proses pacaran dan proses ta aruf.
38 3.7 Teknik Pengambilan Data Analisis data yang akan dilakukan pada pengujian penelitian adalah uji perbedaan, yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya dalam hal ini pasangan yang menikah dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Rumus : Keterangan : t = Nilai hitung = Rata-rata hitung sampel 1 = Rata-rata hitung sampel SDbm = Standar deviasi dari perbedaan mean