MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 125/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SELASA, 10 NOVEMBER 2015
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 125/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial [Pasal 10 ayat (1)] dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung [Pasal 17 ayat (1)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Taufiqurrohman Syahuri ACARA Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 10 November 2015 Pukul 13.35 13.50 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Arief Hidayat (Ketua) 2) Patrialis Akbar (Anggota) 3) Manahan MP Sitompul (Anggota) Saiful Anwar Panitera Pengganti i
Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Taufiqurrohman Syahuri B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Andi Muhammad Asrun 2. Vivi Ayunita 3. Ai Latifah ii
1. KETUA: ARIEF HIDAYAT SIDANG DIBUKA PUKUL 13.35 WIB Bismillahirrahmaanirrahiim. Sidang dalam Perkara Nomor 125/PUU-XIII/2015 dengan ini dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Silakan, Pemohon yang hadir siapa? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Terima kasih, Yang Mulia. Pada hari ini hadir Prinsipal Bapak Taufiqurrohman Syahuri, beserta kami Kuasa Hukum, saya Vivi Ayunita, bersama dengan Bapak Andi Muhammad Asrun, dan Ibu Ai Latifah. Terima kasih. 3. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Pak Taufiqurrohman, saya kemarin ke Unsaid, ditinggal, ndak mau ketemu, ya. Baik. Saudara Pemohon, Majelis telah menerima perbaikan permohonan Saudara pada hari Jumat, 6 November, pukul 13.30 WIB, dan Majelis juga telah membaca perbaikan ini. Silakan dibaca pokokpokok perbaikannya saja. Kemudian Majelis juga telah memperoleh tambahan bukti P-2A, ya. Betul? 4. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya, Yang Mulia. 5. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik. Silakan, siapa yang akan membacakan, menyampaikan secara lisan perbaikan permohonannya? Silakan. 6. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Terima kasih, Yang Mulia. Sebelumnya kami telah memperbaiki sesuai dengan nasihat yang diberikan pada persidangan sebelumnya. Pertama, terkait dengan legal standing Pemohon, halaman 7. Pemohon perseorangan warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011, Pemohon saat ini 1
adalah Anggota Komisi Yudisial periode 2010-2015 merasa dirugikan dengan adanya ketentuan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang 22 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang 18 Tahun 2011 yang mensyaratkan persetujuan Presiden hanya untuk tindakan penangkapan atau penahanan saja, tidak mencakup keseluruhan tindakan kepolisian. 7. KETUA: ARIEF HIDAYAT He eh, itu yang berkenaan dengan Undang-Undang KY. Yang berkenaan dengan undang-undang ( ) 8. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA ( ) Untuk yang berkaitan dengan Undang-Undang Mahkamah Agung 9. KETUA: ARIEF HIDAYAT Mahkamah Agung. 10. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Pasal 24B ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan, Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta prilaku hakim. Dijelaskan pula di Pasal 13 Undang- Undang 22 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun... 18 Tahun 2011. Berkaitan dengan kewenangan tersebut, maka Pemohon memiliki kepentingan untuk menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim untuk menjamin ( ) 11. KETUA: ARIEF HIDAYAT Jadi memenuhi Pasal 51, ya? 12. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Betul, Yang Mulia. Sehingga Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan perkara pengujian a quo ke Mahkamah Konstitusi. 13. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. Kemudian di bagian positanya? 2
14. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Halaman 8.3.2, Pemohon menganggap bahwa ketentuan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang 18 Tahun 2011 telah membuat ketidakpastian hukum kepada Pemohon karena ketentuan pasal a quo tidak mencakup keseluruhan tindakan kepolisian yang terbukti mengganggu pelaksanaan tugas Pemohon sebagai Anggota Komisi Yudisial. Tindakan kepolisian tanpa izin Presiden yang dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan penyidik kepolisian terbukti mengganggu pelaksanaan kewajiban konstitusional Komisi Yudisial sebagai lembaga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Selanjutnya halaman ( ) 15. KETUA: ARIEF HIDAYAT Saudara juga sudah memperbaiki dengan perbandingannya dengan lembaga negara yang lain, ya? 16. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya. Ada di halaman 10 ada dibandingkan dengan ( ) 17. KETUA: ARIEF HIDAYAT Halaman 10-11 itu, ya? 18. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya. Hakim Konstitusi, BPK, dan juga anggota DPR, serta Dewan Gubernur Bank Indonesia. 19. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. 20. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Selanjutnya langsung pada petitum ( ) 21. KETUA: ARIEF HIDAYAT Termasuk mengutip pasal anu ya, putusan MK yang mengenai anggota DPR, ya? 3
22. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya. 23. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Terus? 24. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Selanjutnya langsung petitum. 1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya mohon maaf, Pemohon saja ini, direnvoi. Pemohon untuk seluruhnya ( ) 25. KETUA: ARIEF HIDAYAT Tidak para, ya? 26. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya. 27. KETUA: ARIEF HIDAYAT He eh, ini direnvoi, ya. Para-nya dihilangkan, ya. 28. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya, Yang Mulia. 29. KETUA: ARIEF HIDAYAT Langsung dicoret, tidak Pemohonnya satu. 30. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA 2. Menyatakan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau setidaktidaknya menyatakan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial sebagaimana 4
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang frasa ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial dapat ditangkap atau ditahan hanya atas perintah Jaksa Agung setelah mendapat persetujuan Presiden dimaknai sebagai ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial dapat dikenai tindakan kepolisian setelah mendapat persetujuan Presiden. 31. KETUA: ARIEF HIDAYAT Jadi disamakan dengan Hakim MK juga, ya? 32. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya. Betul, Yang Mulia. 33. KETUA: ARIEF HIDAYAT Tindakan seluruh tindakan kepolisian? 34. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Seluruh tindakan. 35. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik. Terus? 36. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA 3. Menyatakan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang frasa ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial dapat ditangkap atau ditahan hanya atas perintah Jaksa Agung setelah mendapat persetujuan Presiden, tidak dimaknai sebagai ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial dapat dikenai tindakan kepolisian setelah mendapat persetujuan Presiden. 5
37. KETUA: ARIEF HIDAYAT Tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, kalau tidak dimaknai itu, ya? 38. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Betul, Yang Mulia. Nomor 4, selanjutnya (...) 39. KETUA: ARIEF HIDAYAT Terus yang pasal MA? Kekuasaan MK? 40. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Menyatakan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau setidaktidaknya menyatakan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang frasa ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim anggota Mahkamah Agung, dapat ditangkap atau ditahan hanya atas perintah Jaksa Agung setelah mendapat persetujuan Presiden. Dimaknai sebagai ketua, wakil ketua, ketua muda, dan hakim anggota Mahkamah Agung dapat dikenai tindakan kepolisian setelah mendapatkan persetujuan Presiden. 41. KETUA: ARIEF HIDAYAT Berarti frasa-frasa itu hanya anu ya, diubah dikenai tindakan kepolisian? 42. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya betul, Yang Mulia. 43. KETUA: ARIEF HIDAYAT Terus yang lima tidak usah dibacakan. Ini tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai seperti itu, ya? 6
44. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ya betul, Yang Mulia. 45. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, terus yang keenam? 46. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Enam. Memerintahkan muatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya atau apabila Mahkamah... Majelis Hakim Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya. Demikian, Yang Mulia perbaikan dari kami. Terima kasih. 47. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, sebelum anu... ya, ini buktinya P-2A belum disahkan ya, tambahan bukti, ya. 48. KUASA HUKUM PEMOHON: VIVI AYUNITA Ada tambahan lagi P-4 sampai dengan P-9 yang sudah diserahkan. 49. KETUA: ARIEF HIDAYAT Sudah disampaikan? Kalau begitu tambahan... seluruh bukti, saya ulangi seluruh bukti P-1 sampai dengan P-9 yang sudah lengkap, saya sahkan, ya. KETUK PALU 1X Baik. Ada lagi yang akan disampaikan? Cukup? Prinsipal cukup, ya? Kalau tidak ada, silakan Yang Mulia kalau ada yang mau disampaikan. 50. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Ya, terima kasih, Yang Mulia Pak Ketua. Saya mau tanya Pak Taufiq langsung ya karena ini hadir Prinsipal. Ini kan untuk kejelasan saja bahwa keseteraaan yang dimaksudkan ini, ini kan berkaitan dengan pemanggilan Prinsipal atas kritikan terhadap Hakim Sarpin, betul ya? Pintu masuknya di situ kan? Dijelaskan di sini kan ya? 7
51. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Ya, saya kira itu hal yang terjadi dan saya khawatir KY ke depan akan seperti itu (...) 52. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Oke, enggak. Saya mau minta klarifikasi saja. 53. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Ya, ya. 54. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Nah, komentar Pak Taufiq pada waktu itu dalam posisi putusan Komisi Yudisial atau secara pribadi, secara lepas? 55. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Ada beberapa hal. Yang pertama, sebelum putusan. Saya selaku pansel pemeriksa dari Hakim Sarpin itu selalu diminta pertanyan pertanyaan oleh wartawan, jadi saya menjawab. Yang kedua, saya di... saya ditugaskan sebagai semacam juru bicara pleno KY dan setelah putusan juga banyak wartawan yang menanyakan hal semacam itu. 56. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Enggak. Ini yang dilaporkan ini yang mana? 57. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Yang dilaporkan ke polisi maksudnya? 58. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Ya. 59. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Penghinan, fitnah. 60. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Atas komentar tadi? Yang atas kometar lepas? 8
61. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Atas komentar-komentar saya di media. 62. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Oke, berarti komentar di media, ya? 63. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Pasal 310 sama Pasal 311. 64. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Ini pintu masuknya, ya? 65. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Betul. 66. HAKIM ANGGOTA:PATRIALIS AKBAR Ya, ya. Yang kedua, relevansi dari Prinspial untuk mempersoalkan Hakim Agung sementara Hakim Agungnya kan enggak pernah keberatan. Apa relevansinya? 67. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Ya, meskipun ini secara pribadi saya mengajukan, tapi secara moral saya sebagai Anggota KY yang selama ini menjaga kehormatan, keluhuran martabat, dan keluhuran hakim ini, saya kira saya punya kepentingan di situ. Apalagi di dalam pasal berikutnya, KY dapat mengambil langkah hukum atau langkah-langkah lain di dalam rangka menjaga kehormatan, keluhuran martabat Hakim. 68. KETUA: ARIEF HIDAYAT Yang Mulia, ada cukup? Ada yang akan disampaikan lagi oleh Prinsipal atau Kuasanya, kalau sudah cukup maka sidang ini akan saya akhiri. 69. KUASA HUKUM PEMOHON: MUHAMMAD ASRUN Jadi (...) 9
70. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ada, Pak Asrun? Silakan. 71. KUASA HUKUM PEMOHON: MUHAMMAD ASRUN Ya, singkat saja, Yang Mulia. Saya kira tindakan Pak Taufiq menguji Undang-Undang KY dan Mahkamah Agung, kita harus lihat sebagai niatan baik untuk memperkuat institusi ke depan. Jadi kepentingan konkret terkait kasus pribadi itu enggak ada karena prosesnya sudah hampir selesai di kepolisian. Dan saya kira itu yang kita perlu apresiasi, Yang Mulia. Apalagi ini Hari Pahlawan kan. Terima kasih. 72. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, ya makanya... makanya pada waktu itu, pada sidang yang pertama kita kan memberi nasihat kalau Undang-Undang KY-nya, itu kan kepentingannya ada kepentingan langsung. Tapi Undang-Undang MA itu tidak langsung, tapi berkenaan sebagai Anggota Komisi Yudisial yang sebetulnya mempunyai kepentingan karena dalam tugasnya menjaga Hakim Agung, juga jangan sampai bisa diperlakukan sebagaimana itu. Itu yang dijaga oleh Pak Taufiq kan gitu, sehingga ada kepentingan tidak langsung, sehingga memenuhi Pasal 51, kan gitu tho? Baik, kalau begitu... ya, silakan. 73. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Jadi ini saya mau menunjukkan bukti bahwa kami itu selalu menjaga kehormatan hakim. 74. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik. 75. PEMOHON: TAUFIQURROHMAN SYAHURI Dan mengenai kesejahteraan juga merupakan tugas KY, sehingga sejahteraan hakim pun kami perjuangkan. 76. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Baik, sudah kalau sudah tidak ada lagi maka perbaikan permohonan ini sudah diterima, baik secara tertulis maupun secara lisan. Pada persidangan siang hari ini, nanti akan kita laporkan 10
pada RPH bagaimana tindak lanjut selanjutnya, Kuasa dan Prinsipal silakan menunggu hasil RPH-nya. Ya, terima kasih. Sidang selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 13.50 WIB Jakarta, 10 November 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 11