LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011

dokumen-dokumen yang mirip
II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

Pengaduan tiap provinsi

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

I. PENDAHULUAN PENYIM DANA DANA KEMBALI PROVINSI

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

I. Bagasi tenghpendahuluan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

mengalami perubahan status. Kasus tersebut terdapat di Kota Pematang siantar Provinsi Sumatera Utara.

Pengelolaan Pengaduan Bulan Juni 2017

Perkembangan PPM Bulan Februari 2017

Status Pengaduan bulan Sept 16

masyarakat dominan pada pelaksanaan kegiatan sosialisasi, ekonomi dan Tabel 1.1. Pengaduan Status Proses di masing-masing Provinsi

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan Agustus 2017

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Capaian pengaduan tiap provinsi

Perkembangan PPM Bulan April 2017

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan (di Wilayah Ex P2KP 2, Ex KMW Provinsi, Ex P2KP 3, OC 6, OC 7 dan OC 8) Periode Nopember 2009

Status Pengaduan bulan Juni 2016

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Desember Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Perkembangan PPM Bulan Maret 2017

Perkembangan Pengelolaan Pengaduan Bulan Mei 2017

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan November 2017

Perkembangan PPM bulan Desember 2016

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9)

masyarakat. System yang dibangun ini tidak hanya dipegang dan dikendalikan oleh konsultan tetapi dikendalikan dan dimonitoring oleh pemerintah daerah.

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

Perkembangan PPM bulan Januari 2017

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II

QS PENGENDALIAN PELATIHAN MASYARAKAT PPMK 2014 Rekap Nasional Periode Laporan (Minggu ke 4) 30 April 2015

I. Capaian Pengaduan status April 2016

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

STATUS : 18 AGUSTUS 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Historical cakupan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

Laporan Akhir PPM (Maret 2014)

BERITA RESMI STATISTIK

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

LAPORAN TRIWULAN-III AKTIVITAS APBD PROVINSI

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MEI 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

LAPORAN PERKEMBANGAN PENINGKATAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS (PPMK)

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

Perkembangan Kelembagaan BKM

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Tingkat Kemiskinan Per Provinsi Wilayah Sumatera Tahun 2014

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

BAB II LANDASAN TEORITIS

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

INDONESIA Percentage below / above median

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

Panduan Penulisan Profil PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH

DATA INSPEKTORAT JENDERAL

PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN DITJEN CIPTA KARYA STATUS : 28 SEPTEMBER 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

Transkripsi:

LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011 I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu Periode Januari Desember 2011 pengaduan yang telah masuk sebanyak 7.875 pengaduan (55,19%) sejak adanya pemisahan penanganan dan pengelolaan pengaduan dari satu wilayah (sebanyak 33 propinsi) menjadi hanya wilayah 1 ( 14 Propinsi). Pengaduan yang telah selesai ditangani sebanyak 7.621 pengaduan (96,77%) dan yang masih proses sebanyak 254 (3,22%). Tabel 1.1 Pengaduan Secara Umum Periode Jan Des 2011 PROPINSI Proses Selesai Grand Total NAD 2 823 825 SUMUT 34 525 559 SUMBAR 2298 2298 RIAU 285 285 JAMBI 1 33 34 SUMSEL 27 171 198 BENGKULU 2 38 40 LAMPUNG 275 275 BABEL 4 73 77 KEPRI 397 397 DKI 103 240 343 JABAR 29 1272 1301 BANTEN 52 439 491 KALBAR 752 752 TOTAL 254 7621 7875 Pengaduan yang paling banyak selama kurun waktu Januari Desember 2011 terdapat di Propinsi Sumatra Barat, dengan total pengaduan sebanyak 2.298 pengaduan (29,18%) dengan status pengaduan selesai semua. Pengaduan terbanyak kedua terdapat di Propinsi Jawa Barat sebanyak 1.272 (16,15%), dengan status proses 29 pengaduan (2,27%). Pengaduan dengan status proses tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta sebanyak 103 pengaduan (42,91%) dari 240 pengaduan yang telah dikelola. Oleh karena itu DKI merupakan Propinsi yang status proses pengaduannya terbanyak dari 14 Propinsi yang ada di wilayah I. Status progress penanganan pengaduan selama kurun waktu Januari Desember 2011 dapat dilihat pada grafik berikut di bawah ini. 1 P a g e

Pengaduan kategori masalah sampai dengan periode Desember 2011 yang paling dominan terdapat di kategori penyimpangan dana sebanyak 101 pengaduan dari 234 pengaduan atau sekira 43,16%. Sedangkan pengaduan yang bersifat informatif pada kategori pertanyaan yang paling dominan dengan jumlah 1.716 pengaduan(85,33%) dari total pengaduan informatif yang masuk sampai periode Desember sejumlah 2.011 pengaduan. Pengaduan pada kategori masalah dengan status proses terbanyak terdapat pada kategori penyimpangan dana sebesar 28 pengaduan (27,72%) dari total 101 pengaduan. Pada kategori informatif pengaduan dengan status proses terdapat pada pengaduan kategori saran sebanyak 12 pengaduan (11,53%) dari 104 pengaduan yang berkategori saran. Secara keseluruhan hanya 5% yang masih status proses dari 2.245 pengaduan yang masuk pada kategori informatif dan masalah selama kurun waktu 2 bulan terakhir. 2 P a g e

Penyimpangan dana selama periode Januari Desember 2011, yang terekam dalam SIM PPM sebanyak 41 pengaduan. Pengaduan kategori penyimpangan dana yang masih proses sebanyak 17 pengaduan dan 23 pengaduan telah dinyatakan selesai. Pengaduan yang tertinggi terdapat di Propinsi Sumatra Selatan sebanyak 15 pengaduan dan 9 pengaduan masih status proses. Secara umum sampai dengan akhir tahun 2011 ini pengaduan yang bersifat informatif masih dominan, dengan menggunakan media tatap langsung. Namun demikian, terdapat pengaduan masalah yang dilaporkan dengan media pengaduan ini. Pengaduan masalah yang dilaporkan dengan menggunakan media SMS, email dan telephone atau website lebih pada pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana atau penyalahgunaan mekanisme dan prosedur. II. PROGRESS PPM WILAYAH I (Satu) PNPM Mandiri Perkotaan Periode Desember 2011 1. Gambaran Umum Jumlah pengaduan sampai dengan Desember 2011 sebanyak 14.276 pengaduan di wilayah I. Sedangkan pengaduan pada periode Januari Desember 2011 terdapat sebanyak 7.875 pengaduan dengan pengaduan yang berstatus proses sebanyak 254 pengaduan (3.22%). Pengaduan informatif pada periode Januari Desember 2011 sebanyak 7.547 pengaduan (52%) dengan pengaduan status proses sebanyak 196 pengaduan (2.59%) dan pengaduan masalah sebanyak 328 pengaduan dengan pengaduan status proses sebanyak 58 pengaduan (17.68%) Pengaduan informatif pada periode Januari- Desember 2011 berjumlah 7.547 pengaduan dan sebanyak 96 pengaduan masih dalam proses. Pengaduan informatif terbanyak terdapat di Propinsi Sumatra Barat sejumlah 2.295 3 P a g e

pengaduan. Pengaduan informatif yang status proses terbanyak terdapat di Propinsi DKI sebanyak 98 pengaduan dari status proses pengaduan secara keseluruhan propinsi sebanyak 236 pengaduan. Tabel 2.1. Pengaduan Informatif PROPINSI Proses Selesai Grand Total NAD 794 794 SUMUT 15 495 510 SUMBAR 2295 2295 RIAU 283 283 JAMBI 1 27 28 SUMSEL 10 139 149 BENGKULU 28 28 LAMPUNG 271 271 BABEL 4 65 69 KEPRI 386 386 DKI 98 236 334 JABAR 22 1199 1221 BANTEN 46 388 434 KALBAR 745 745 Grand Total 196 7351 7547 Pengaduan kategori masalah selama periode Januari Desember 2011 mencapai 328 pengaduan dan sebanyak 58 pengaduan (17.68%) dalam status proses. Selama kurun waktu tersebut pengaduan yang dalam status proses tertinggi pada periode Januari Desember 2011 terdapat di Propinsi Jawa Barat, Sedangkan pengaduan dengan status proses terendah dalam kurun waktu tersebut terdapat di Propinsi Riau, Sumbar,Jambi,Lampung, DKI dan Kalbar dengan jumlah pengaduan dibawah 10 dalam kurun waktu 1 tahun. 4 P a g e

Sedangkan pengaduan pada lingkup keuangan dan administrasi status dari periode September Desember 2011 sebagai berikut : Tabel 2.2. Pengaduan Masalah PROPINSI Proses Selesai Grand Total NAD 2 29 31 SUMUT 19 30 49 SUMBAR 3 3 RIAU 2 2 JAMBI 6 6 SUMSEL 17 32 49 BENGKULU 2 10 12 LAMPUNG 4 4 BABEL 8 8 KEPRI 11 11 DKI 5 4 9 JABAR 7 73 80 BANTEN 6 51 57 KALBAR 7 7 Grand Total 58 270 328 Pengaduan pada lingkup administratif selama kurun waktu Januari Desember 2011 sebanyak 6.678 (84,8%) dari total pengaduan pada tahun 2011 sebanyak 7.875 pengaduan merupakan pengaduan lingkup administratif. Sedangkan jumlah pengaduan yang masih dalam status proses sebanyak 164 pengaduan (2,45%). Pengaduan pada lingkup administratif tertinggi terdapat di Propinsi Sumatra Barat dengan jumlah pengaduan sebesar 1.847 pengaduan (27,65%) dengan status proses tertinggi terdapat di Propinsi Banten dengan jumlah pengaduan yang masih status 5 P a g e

proses sebanyak 51 pengaduan (31,09%) dari total pengaduan proses sebanyak 164 pengaduan. Tabel 2.3. Pengaduan Lingkup Administratif PROPINSI Proses Selesai Grand Total NAD 2 759 761 SUMUT 29 471 500 SUMBAR 1847 1847 RIAU 231 231 JAMBI 1 28 29 SUMSEL 15 145 160 BENGKULU 2 37 39 LAMPUNG 244 244 BABEL 4 44 48 KEPRI 288 288 DKI 36 169 205 JABAR 24 1125 1149 BANTEN 51 399 450 KALBAR 727 727 TOTAL 164 6514 6678 Pengaduan pada lingkup administrasi keuangan pada periode Januari Desember 2011 telah mencapai 1.197 pengaduan dengan total pengaduan yang telah selesai sejumlah 1.107 pengaduan dan masih proses sebanyak 90 pengaduan. Pengaduan yang masih proses terbanyak terdapat di propinsi DKI Jakarta sebanyak 67 pengaduan (74,44%). Pada lingkup keuangan pengaduan yang dominan terdapat di Propinsi Sumatra Barat 451 pengaduan (37.67%). Sedangkan pengaduan yang dalam status proses dominan terdapat di Propinsi DKI sebanyak 67 pengaduan (70.37%). 6 P a g e

Penyimpangan Dana Status Progress penyimpangan dana sampai dengan bulan Desember 2011 sebanyak 41 pengaduan dan yang masih dalam proses sebanyak sebanyak 17 pengaduan. Propinsi dengan status proses penanganan penyimpangan dana tertinggi terdapat di Propinsi Sumatra Selatan sebanyak 9 pengaduan. Tabel 2.4. Pengaduan Penyimpangan Dana PROPINSI Proses Selesai Grand Total NAD 1 1 SUMUT 4 1 5 RIAU 1 1 JAMBI 2 2 SUMSEL 9 6 15 LAMPUNG 1 1 KEPRI 2 2 DKI 1 1 JABAR 3 8 11 BANTEN 2 2 Grand Total 17 24 41 Penyimpangan dana hasil temuan BPKP dengan nominal dana Rp.253.875.748 dan telah kembali sebesar 85,34% (Dana kembali Rp.1.547.300.359), ada penambahan dana kembali sebanyak 1.321.024.611 dari Propinsi DKI Jakarta dimana status temuan tindak-lanjut hasil temuan BPKP tahun 2004 telah dinyatakan di TPTD/ dinyatakan selesai karena dokumen tidak diketemukan. Sedangkan pengembalian dana dari hasil temuan Non BPKP sebanyak 366.546 (51,02%) dari total hasil temuan Non BPKP sebesar Rp.718.350.584. 7 P a g e

Grafik 3. Progress Pengaduan tiap Propinsi di wilayah OC-1 sd. OC-4 Wilayah OC-1 (Periode Jan s/d Desember 2011) Progress pengaduan di wilayah OC-1 secara umum grafik data pengaduan di wilayah OC-1 secara umum memiliki kecenderungan menurun terkecuali Propinsi Kepulauan Riau, Propinsi Sumatra Barat dan NAD. Secara umum yang mengalami fluktuatif data cukup significant terdapat di Propinsi Sumatra Utara dimana sering data tidak mengirimkan selama 5 bulan di tahun 2011. Propinsi Sumatra Barat menduduki posisi tertinggi dengan pengaduan paling banyak/ dominan. Grafik 4. Progress Pengaduan tiap Propinsi di wilayah OC-1 sd. OC-4 Wilayah OC 2 8 P a g e

Sedangkan progress pengelolaan pengaduan di wilayah OC-2 secara umum dari periode Januari Desember 2011 di beberapa propinsi seperti; Bengkulu, Jambi dan Babel dengan jumlah pengaduan yang relatif rendah (kurang dari 10 pengaduan per-bulan). Sedangkan Propinsi Lampung mengalami fluktuasi yang cukup tajam terutama pada periode Januari Mei dan menurun tajam pada periode Agustus 2011 dan merangkak naik di September dan berada di kisaran antara 20 15 pengaduan setiap bulannya. Grafik 5. Progress Pengaduan tiap Propinsi Wilayah OC-3 Pengelolaan pengaduan di wilayah OC-3 secara umum mengalami fluktuasi yang sama antara satu propinsi dengan propinsi lainnya. Pada bulan Maret mengalami penurunan data. Lalu meningkat pada bulan Juni, dan menurun di bulan Agustus serta naik di bulan Oktober dan cenderung mendatar sampai dengan akhir tahun 2011. Hal tersebut menunjukkan di wilayah OC-3 ada kecenderungan data yang dikirim selalu berkurang dan tidak mengirimkan data karena perubahan pengelola pengaduan masyarakat baik di Propinsi DKI Jakarta dan Propinsi Banten. 9 P a g e

Grafik 6. Progress Pengaduan tiap Propinsi di wilayah OC-1 sd. OC-4 Wilayah OC-4 Pengelolaan data pengaduan di wilayah OC-4 secara umum mengalami fluktuasi cukup tajam dengan absen mengirimkan data pengaduan setiap 4 bulan sekali dan intensif di 4 bulan terakhir dengan data kosong sampai akhir Nopember 2011 tidak mengirimkan atau terlambat mengirimkan data pengaduan. Artinya, data yang terkumpul dari masing-masing kota/ kabupaten terkumpul lengkap dalam kurun waktu 4 bulanan. 10 P a g e

2. Pengaduan Berdasarkan Derajat Masalah Tabel 4. Klasifikasi Pengaduan berdasarkan Derajat Pengaduan sd. Desember2011 PPM Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Propinsi Pusat Total KMP PNPM - P2KP 0 0 0 0 0 0 PRV. NAD 1140 39 84 50 0 1313 PRV. SUMUT 593 4 48 10 5 660 PRV. SUMBAR 4821 10 21 3 3 4858 PRV. RIAU 450 4 21 4 1 480 PRV. JAMBI 93 0 0 0 0 93 PRV. SUMSEL 172 5 93 3 1 274 PRV. BENGKULU 61 0 14 1 9 85 PRV. LAMPUNG 508 25 114 10 5 662 PRV. BABEL 58 38 7 33 0 136 PRV. KEPRI 429 7 59 3 14 512 PRV. DKI 201 10 148 76 12 447 PRV. JABAR 2068 31 128 8 2 2237 PRV. BANTEN 750 19 202 8 27 1006 PRV. KALBAR 1503 0 4 3 3 1513 Total 12.847 192 943 212 82 14.276 Berdasarkan derajat pengaduan sampai dengan akhir Desember 2011 derajat pengaduan di kelurahan masih mendominasi seperti tahun-tahun sebelumnya. Juga ada kecenderungan peningkatan jumlah pengaduan pada derajat lainnya, seperti di tingkat kecamatan, Propinsi dan pusat. Derajat pengaduan pada tingkat propinsi dan pusat menjadi trend pengaduan di tahun 2011 dimana masyarakat banyak mengadukan pada tingkat ini melalui email, sms, pengaduan online, surat dan telephone di tingkat Propinsi dan pusat. Sampai dengan akhir Desember 2011 pengaduan pada derajat kelurahan masih mendominasi pengaduan. Sedangkan pengaduan pada derajat kelurahan yang tertinggi masih terdapat di Propinsi Sumatra Barat (4.821 pengaduan). Ditingkat kecamatan terdapat di propinsi NAD(39 pengaduan) dan NAD(38 pengaduan) yang dominan. Sedangkan di kota/kabupaten terdapat di Propinsi Banten (202 pengaduan), DKI (148 pengaduan) dan Lampung (114 pengaduan). Pada derajat/ tingkatan di propinsi yang dominan terdapat di NAD (50 pengaduan), DKI (76 pengaduan) dan Bangka belitung (33 pengaduan). Juga, pengaduan di tingkat pusat sering masuk dari Propinsi Banten (27 pengaduan), DKI (12 pengaduan) dan Kepulauan Riau (14 pengaduan). Secara umum derajat pengaduan pada tingkat kelurahan mendominasi 90% lebih dengan media aduan banyak berupa tatap langsung, serta pengaduan yang disampaikan berupa pengaduan informatif dengan kategori pertanyaan. 11 P a g e

3. Pengaduan Berdasarkan Media Penyampaian. Sampai pada periode Desember 2011 pengaduan melalui media tatap langsung masih mendominasi dimana telah mencapai 12.913 pengaduan(90.45%), sebagai media terbanyak yang digunakan dalam pengaduan masyarakat. Pengaduan tertinggi kedua menggunakan SMS 472 pengaduan(3.36%) media telephone 310 pengaduan (2,17%). Propinsi yang paling banyak menggunakan media tatap langsung terdapat di wilayah Propinsi sumatra Barat 4.813 (37.85%). Sedangkan melalui telephone terdapat di Propinsi Jabar, DKI,Banten dan NAD. Pengaduan dominan melalui media SMS terdapat di Propinsi Jabar (209 pengaduan) dan NAD (84 pengaduan). Tabel 6. Klasifikasi Pengaduan Berdasarkan Media Penyampaian PROPINSI Tatap Langsung Buku Adu Kotak Adu Telepon SMS Fax Surat Email WEB BPKP Temuan Lap Jumlah PRV. NAD 1053 3 23 34 84 0 75 2 0 3 36 1313 PRV. SUMUT 499 0 0 25 27 0 14 2 7 22 64 660 PRV. SUMBAR 4813 2 1 18 6 0 1 0 0 16 1 4858 PRV. RIAU 431 8 2 17 9 0 4 0 1 7 1 480 PRV. JAMBI 72 0 0 5 13 0 0 0 0 3 0 93 PRV. SUMSEL 216 2 2 17 14 0 8 1 0 14 0 274 PRV. BENGKULU 54 0 0 2 11 0 3 0 0 13 2 85 PRV. LAMPUNG 607 0 0 24 16 0 1 0 0 9 5 662 PRV. BABEL 59 0 8 12 20 0 1 5 4 18 9 136 PRV. KEPRI 466 0 0 14 7 0 0 0 0 20 5 512 PRV. DKI 330 1 0 47 22 2 2 9 0 29 5 447 PRV. JABAR 1921 1 4 47 209 3 24 7 6 12 3 2237 PRV. BANTEN 910 2 0 44 20 0 3 0 0 22 5 1006 PRV. KALBAR 1482 1 0 4 14 0 0 2 1 9 0 1513 TOTAL 12913 20 40 310 472 5 136 28 19 197 136 14276 12 P a g e

Media pengaduan yang menjadi favorit masyarakat secara urut yakni melalui tatap langsung, SMS, telephone dan surat. Media pengaduan ini masih menjadi sering digunakan masyarakat di dalam menyampaikan pengaduan baik, berupa, pertanyaan, kritik dan saran yang disampaikan secara perorangan atau mengatas namakan kelompok atau lembaga tertentu. 13 P a g e

II. Progress Pengaduan Program PAKET DAN PLPBK WILAYAH I (Satu) Progress pengaduan yang berkaitan dengan program Advanced (Paket, ND dan Channeling) sampai periode Desember 2011 mengalami peningkatan data terdapat di wilayah Propinsi NAD, Sumbar, Lampung, Jabar dan Kalbar (yang tertinggi). No PROVINSI Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Des-11 1 PRV. NAD 5 18 26 37 44 54 65 72 2 PRV. SUMUT 6 7 10 10 10 14 15 16 3 PRV. SUMBAR 31 37 54 72 96 112 132 147 4 PRV. RIAU 4 4 4 5 6 6 6 6 5 PRV. JAMBI 1 1 1 1 1 1 1 1 6 PRV. SUMSEL 0 0 0 0 0 0 0 PRV. 7 BENGKULU 3 3 3 3 3 3 5 7 8 PRV. LAMPUNG 20 20 20 21 21 25 25 25 9 PRV. BABEL 1 1 1 1 2 2 2 2 10 PRV. KEPRI 0 0 0 0 0 0 0 0 11 PRV. DKI 1 1 1 1 1 1 1 1 12 PRV. JABAR 31 30 35 35 41 44 44 60 13 PRV. BANTEN 9 9 9 9 9 9 9 9 14 PRV. KALBAR 108 111 123 123 136 145 151 162 SUB TOTAL 220 242 287 318 370 416 456 508 Pengaduan pada program advanced di bulan Desember 2011 terjadi peningkatan data dari bulan sebelumnya, dengan kenaikan data sebesar 11.40%. Peningkatan data tersebut hanya terjadi di beberapa propinsi saja yang memiliki program advanced (seperti : PAKET, PLPBK dan Channeling). Peningkatan data pengaduan pada program ini terjadi pada propinsi Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Lampung dan Jawa Barat. Secara keseluruhan pengaduan yang masuk pada periode Desember 2011 sebanyak 508 pengaduan. Pada pengelolaan pengaduan di program advanced terjadi penggabungan pengelolaan, dimana yang sebelumnya dikelola sendiri oleh Korkot Advanced tetapi karena terjadi penggabungan Korkot di wilayah advanced dan reguler maka wilayah advanced dimasukkan ke korkot reguler, yang dikelola bersama dengan program reguler lainnya. 14 P a g e

Progress pengaduan di wilayah Advanced menunjukkan adanya perkembangan di wilayah Propinsi NAD, Riau, Sumbar dan Lampung. Pengaduan yang paling banyak terdapat di wilayah Kalimantan Barat dengan jumlah pengaduan pada bulan Desember mencapai 162 pengaduan. Pengaduan tertinggi kedua berada di Propinsi Sumatra Barat 147 Pengaduan (naik 15.1%) dan di Propinsi NAD 72 pengaduan (20.37%). Pengaduan program Paket lebih tinggi dari program PLPBK,channeling dan replikasi. Pengaduan Paket mencapai 441 pengaduan(89.66%) dari 508 pengaduan yang masuk. Pengaduan di wilayah advanced tersebut mengalami peningkatan sebesar 9.61% (40 pengaduan). Sedangkan pengaduan pada program channeling mencapai 9 pengaduan yang tidak berubah-rubah selama kurun 6 bulan terakhir dan PLPBK mencapai 32 pengaduan. Progress pengaduan di program advanced terjadi peningkatan data pengaduan pada program PAKET di wilayah Propinsi Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat dan Propinsi Kalimantan Barat. Peningkatan data tersebut terjadi setiap bulan. Sedangkan di wilayah Propinsi Lain yang terdapat program PAKET tidak terdapat pengelolaan pengaduan pada program PAKET ini secara baik. Begitu pula terjadi pada program PLPBK dan channeling belum ada pengelolaan data pengaduan secara baik. Hal ini disebabkan oleh penggabungan data pengelolaan pengaduan dari program advanced ke reguler. 15 P a g e

IV. Isue-issue Strategis Issue strategis yang terjadi selama kurun waktu periode Januari Desember 2011 yaitu : 1) Pengaduan melalui media tatap langsung masih terus mendominasi, dan pengaduan yang disampaikan tersebut berupa pengaduan informatif (pertanyaan,saran,kritik) yang disampaikan langsung ke pihak pendamping. Artinya, pengelolaan pengaduan oleh masyarakat belum berjalan optimal karena pengaduan yang disampaikan masyarakat sering langsung disampaikan dalam tatap langsung bersama masyarakat. 2) Selama periode Januari Desember 2011 masih terdapat pengaduan yang masih dalam status proses sebanyak 254 pengaduan. Ada kecenderungan proses penanganan pengaduan belum menjadi prioritas utama bagi pihak pelaku konsultan baik ditingkat propinsi, kota/kabupaten maupun kelurahan. 3) Keterlambatan gaji selama periode Agustus sampai dengan Desember 2011 berdampak pada progress dan keterlambatan laporan dari lapangan. Issue tersebut bergeser menjadi perbaikan sistem gaji, kenaikan gaji dan perbaikan kesejahteraan faskel yang telah mengabdi cukup lama. Persoalan tersebut apabila tidak segera disikapi akan berujung pada permasalahan yang lebih besar dan meluas karena siklus gaji tersebut berulang setiap tahun. 4) Pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana telah bergeser dari pelakunya anggota BKM, KSM atau masyarakat menjadi fasilitator dan Korkot. 5) Data pengaduan dominan di tingkat kelurahan di beberapa propinsi dari pengaduan informatif ke pengaduan masalah. 6) Pengaduan melalui media tatap langsung merupakan pengaduan pendamping yang merupakan kewajiban yang harus disetorkan kepada pihak KMW. Sehingga terkesan dipaksakan adanya peningkatan jumlah pengaduan dibeberapa wilayah bukan karena optimalnya pelayanan pengaduan di masyarakat. 7) Masih terdapat kurangnya pemahaman pengelola data SIM PPM KMW dalam pengelolaan data pengaduan, seperti : Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Banten. 8) Unit Pengelola pengaduan baik di tingkat kelurahan, kota/kabupaten maupun propinsi belum berjalan optimal dan cenderung kurang aktif di dalam merespon permasalahan dan informasi yang disampaikan oleh masyarakat. 16 P a g e

9) Sosialisasi media pengaduan dan unit pengelola pengaduan belum terdistribusi meluas di kalangan masyarakat maupun pemerintah sehingga keberadaan UPM belum diketahui oleh masyarakat. 10) Masyarakat lebih cenderung menggunakan media pengaduan melalui tatap langsung dan masyarakat sering menyampaikan pertanyaanpertanyaan tentang program langsung kepada pihak konsultan sehingga ada kecenderungan media tatap langsung/ pertemuan lebih memudahkan masyarakat di dalam mendapatkan respon yang cepat. 11) Respon terhadap pengaduan baik di tingkat KMW (propinsi),korkot (kota/kabupaten) kurang tanggap dan cepat di dalam penanganan masalah sehingga penyampaian respon ini terlambat disampaikan kembali kepada pengadu atau mediator pengaduan. 17 P a g e

III. Rekomendasi Permasalahan keterlambatan gaji dan demo fasilitator KMW Propinsi DKI harus segera dicermati dan dicarikan solusinya. Agar permasalahan tersebut tidak berulang kembali agar segera ada solusi dan perbaikan sistem penggajian tersebut. Perlu adanya perubahan paradigma terhadap pelaku tentang kesadaran untuk cepat merespon setiap kritikan,saran dan pertanyaan bahkan permasalahan yang terjadi akibat kesalah-pahaman di antara para pelaku di lapangan maupun dengan pihak pemerintah setempat. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan pengaduan masyarakat baik yang dilakukan oleh BKM, pihak konsultan dan pemerintah daerah maka perlu dibentuk Unit pengaduan PPM yang dikelola bersama melalui Pokja TKPKD yang dikoordinir oleh pemerintah daerah melalui kegiatan KBP kota/kabupaten. Juga dalam peningkatan kontrol masyarakat dalam pengelolaan program perlu dibentuk Pusat Informasi Program (Pusinfo) dimana pengelolaannya dapat melalui Satuan Unit Bersama antara masyarakat, kelompok peduli dan pemerintah daerah. Demikian laporan progress pengaduan masyarakat ini disampaikan. Mohon saran dan masukan dalam perbaikan laporan ini sangat diharapkan. 18 P a g e