BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR...

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE DI RUAS JALAN SOLO SRAGEN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA. Perdanakusuma tahun Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

ANALISIS PENGARUH KONDISI DRAINASE TERHADAP KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR SKRIPSI

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI

BAB IV ANALISA HIDROLOGI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

PENATAAN SISTEM DRAINASE DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

ABSTRAK. Kata kunci : Tukad Unda, Hidrgraf Satuan Sintetik (HSS), HSS Nakayasu, HSS Snyder

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

BAB III ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

ANALISIS GENANGAN DI JALAN PROF. DR. SUPOMO, SURAKARTA

PENATAAN DRAINASE DI KAWASAN KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KELURAHAN BUMI NYIUR KOTA MANADO

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

BAB V ANALISIS DATA HIDROLOGI

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

Oleh : Surendro NRP :

ANALISIS BANJIR TAHUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian ini adalah Ruas Jalan Solo -Sragen dengan panjang jalan 5 km. Penelitian awal dimulai dari STA 6+500 sampai STA terakhir yaitu STA 11+500. Pada jalan Solo Sragen memiliki satu stasiun pencatat hujan yaitu stasiun pencatat hujan Silamat. Dibawah ini dapat dilihat pada peta ruas jalan Solo Sragen. Gambar 4.1 Peta Ruas Jalan Solo Sragen 91

digilib.uns.ac.id 92 4.1 Data Curah Hujan Data curah hujan didapat dari Pengolah Sumber Daya Air Karanganyar, dan terdapat satu stasiun curah hujan yaitu stasiun silamat yang ada dijalan solo sragen. Data curah hujan digunakan untuk mendapatkan debit hitungan ( Qhitungan ). Sebelum digunakan data hujan dilakukan pengujian kepanggahan untuk curah hujan dan analisis frekuensi curah hujan. Tabel 4.1 Data Hujan Tahunan Stasiun Hujan di Sragen Tahun Hujan Tahunan ( mm/th) Pos Sragen 1990 1687 1991 1664 1992 1963 1993 1892 1994 1689 1995 1923 1996 1614 1997 776 Sumber : Pengolah Sumber Daya Air Karanganyar Tabel 4.2 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan NO Tahun Stasiun Sragen (mm) 1 1990 84 2 1991 110 3 1992 96 4 1993 102 5 1994 89 6 1995 95 7 1996 79 8 1997 47 Sumber : Pengolah Sumber Daya Air Kranganyar

digilib.uns.ac.id 93 Tabel 4.3 Data Hujan Tahunan Pencatat Hujan Solo - Sragen Hujan Tahunan (mm/th) Tahun Pos Sragen 1990 1687 1991 1664 1992 1963 1993 1892 1994 1689 1995 1923 1996 1614 1997 776 4.2 Hidrolika Saluran Data untuk dimensi saluran drainase didapat dari survey langsung dilapangan pada ruas jalan Solo Sragen. Dibawah ini gambar dan sketsa dimensi dari saluran drainase ruas jalan Solo Sragen sta 6 + 500 kiri jalan. Gambar 4.2 saluran drainase sta 6+500 kiri jalan w= 0.2 H = 0.5 b =1m Gambar 4.3sketsa saluran drainase

digilib.uns.ac.id 94 Keterangan : H = Tinggi Muka Air b = Lebar Dasar w = Tinggi jagaan contoh perhitungan saluran drainase jalan solo sragen sta 6+500 kiri jalan Luas Penampang Basah A = b x h = 0.5 m 2 Keliling Penampang Basah P = b x 2 h = 2 m Jari jari Penampang Basah Saluran R = P A = 0.250 m Dari parameter parameter tersebut didapat Kemiringan Dasar Saluran : V = 1æ hö ç nè 2ø 2 / 3 S 1/ 2 = 0.140 m 3 /detik Qdes = A.V = 0.044 m 3 /detik Pada perhitungan kapasitas saluran drainase yang ada pada ruas jalan Solo Sragen akan didapat debit eksisting (Q eksisting). Setelah mengetahui Q eksisting dapat dilihat kemampuan dari saluran drainase tersebut dengan membandingan antara Q hitungan yang didapat dari data curah hujan dengan Q eksisting. Apablia Q hitungan > Q eksisting maka kemampuan saluran drainase tidak mencukupi atau air meluap, dan jika Q hitungan < Q eksisting kemampuan saluran drainase mencukupi atau air tidak meluap. Perhitungan kapasitas saluran drainase selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.18 dan 4.19.

digilib.uns.ac.id 95 4.3 Data Kondisi Umum Ruas jalan Solo - Sragen merupakan salah satu ruas jalan di wilayah Surakarta. Lebar perkerasan jalan tersebut adalah 7 m dengan panjang 5 km, yang terdiri dari dua arah dan dua lajur. Lalu lintas yang melewati ruas jalan Solo- Sragen adalah lalu lintas campuran yang terdiri dari sepeda, sepeda motor, mobil penumpang, bus, truk kecil, truk sedang, truk besar, truk gandeng, dan truk trailer. 4.3.1 Penentuan Kondisi Perkerasan Jalan Segmen jalan yang diamati sepanjang 5km dengan lebar 7 m. Pengamatan kondisi kerusakan ruas jalan berdasarkan teknik sampling dengan mengambil ruas jalan dengan kondisi kerusakan yang terberat. Adapun pembagian segmen pengamatan pada ruas jalan Solo - Sragen pada penelitian ini adalah : 1. Segmen jalan 0 100 m, dengan lebar 7 m. 2. Segmen jalan 100 200 m, dengan lebar 7 m. 3. Segmen jalan 200 300 m, dengan lebar 7 m. 4. Segmen jalan 300 400 m, dengan lebar 7 m. 5. Segmen jalan 400 500 m, dengan lebar 7 m. 6. Segmen jalan 500 600 m, dengan lebar 7 m. 7. Segmen jalan 600 700 m, dengan lebar 7 m. 8. Segmen jalan 700 800 m, dengan lebar 7 m. 9. Segmen jalan 800 900 m, dengan lebar 7 m. 10. Segmen jalan 900 1000 m, dengan lebar 7 m. Berikut contoh penilaian kerusakan jalan dengan metode PCI pada jalan Solo Sragen pada Sta 6 + 500 dapat dilihat pada tabel 4.4.

digilib.uns.ac.id 96 Tabel 4.4 Pavement Condition IndexSta 6+500 kirijalan Solo - Sragen Contoh PerhitunganKerusakan Tambalan a. Menentukkan kelas kerusakan b. Density didapat dari luas kerusakan dibagi dengan luas perkerasan jalan (tiap segmen) kemudian dikalikan 100%. Rumus lengkapnya adalah sebagai berikut : Density (%) = (Luas kerusakan / Luas Perkerasan ) x 100% Luas perkerasan = 7 m x 5000 m = 35000 m 2. Density = (19,20/35000) x 100% = 2,743% c. Mencari deduct value (DV) dengan memasukkan prosentase density pada grafik masing masing jenis kerusakan kemudian menarik garis vertical sampai memotong tingkat kerusakan (low, medium, high), selanjutnya pada pertolongan tersebut ditarik garis horizontal dan akan didapat nilai DV.

digilib.uns.ac.id 97 Grafik 4.1 Grafik kerusakan jalan Long &trans crack(low) dengan density = 2,743% Deduct Value = 6 d. Menjumlah Total Deduct Value Total deduct value yang diproleh pada suatu segmen jalan yang ditinjau sehingga diperoleh total deduct value (TDV) sebesar 12 e. Mencari Corrected Deduct Value Untuk mendapatkan nilai Corrected Deduct Value (CDV), yaitu dengan memasukkan angka yang diperbolehkan DV > 5 untuk perkerasan lapangan udara dan jalan ridak beraspal dan DV > 2 untuk jalan berpermukaan aspal. Mencari DV dengan melihat kurva koreksi dengan menjumlah nilai pemotongan sesuai angka yang diperbolehkan. Diambil nilai DV yang terbesar.

digilib.uns.ac.id 98 Grafik 4.2 Total Deduct Value ( TDV ) corrected deduct value (CDV) yang diperoleh adalah 8. f. Menghitung nilai kondisi perkerasan PCI = 100 CDV PCI = nilai kondisi perkerasan CDV = Corrected Deduct Value Nilai PCI pada segmen ini adalah 92 (Excellent). Kondisi ini menunjukan bahwa jalan dalam kondisi yang sangat baik. Dari contoh perhitungan pada sta 6+500 nilai PCI yang didapat pada segmen ini adalah 92 (Excellent). Kondisi ini menunjukan bahwa jalan dalam kondisi yang sangat baik. Perhitungan nilai keruskan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran B 1 pada jalan Solo Sragen dan lampiran B 3 jalan Sragen Solo.

digilib.uns.ac.id 99 4.4 Uji kepanggahan Data Hujan uji kepanggahan curah hujandengan menggunakan cara RAPS pada stasiun pencatat hujan Sragendisajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Uji Kepanggahan pada Stasiun Pencatat Hujan Sragen No. Tahun i i-rerata Sk* Sk** Absolut Q Abs Maks Q/ ľŧv Nilai Kritik 1 1990 1687 36 36 0,095 0,095 2,414 0,9 <1,047 2 1991 1664 13 49 0,130 0,130 3 1992 1963 312 361 0,955 0,955 4 1993 1892 241 602 1,593 1,593 <Ttk.kritik panggah 5 1994 1689 38 640 1,694 1,694 6 1995 1923 272 912 2,414 2,414 7 1996 1614-37 875 2,316 2,316 8 1997 776-875 0 0 0 Keterangan: i Sk* = hujan tahunan = kumulatif i-rerata Sk** = Sk*/standar deviasi n = jumlah data Nilai QRAPShit (maks)di stasiun Sragenterdapat pada tahun 1995 dengan nilai Q Absolut adalah 2,414 dan nilai Q/ ľŧv sebesar 0.9. Selanjutnya nilai Q/ ľŧvakan dibandingkan dengan nilai kritik yang terdapat pada Tabel 2.1 dengan n= 8 dan Confidence Interval 90%. Hasil dari perbandingan adalah Q RAPS hit/ ľŧv < Q RAPS kritik yang berarti stasiun Sragen adalah panggah. Hasil uji kepanggahan dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Kepanggahanstasiun hujan Sragen No Nama Stasiun Pencatat Hujan Q Abs Maks Abs Q/sqrt(n) Nilai Kritik Q Keterangan 1 Sragen 2,414 0,9 < 1,047 Panggah

digilib.uns.ac.id 100 4.4.1 Analisis Frekuensi Data Hujan Analisis frekuensi didasarkan pada sifat statistik kejadian masa lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa datang dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan di masa yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Oleh karena itu perhitungan analisis frekuensi menggunakan data hujan wilayah dari data hujan harian maksimum. Agar didapat nilai kala ulang yang lebih aman apabila digunakan dalam analisis perencanaan banjir. 4.4.1.1.Analisis Statistik Untuk menentukan jenis distribusi dilakukan analisis statistik. Dalam analisis ini yang ditinjau adalah Stasiun hujan di wilayah Sragen. Contoh perhitungan statistik stasiun Sragen tahun 1991: þķŏvś = ψ=ά \ꑐ = 87,750 mm. Xi - þķŏvś = 110 87,750= 22,250 mm (Xi - þķŏvś ) 2 = (22,250) 2 = 495, 063 mm (Xi - þķŏvś ) 3 = (22,2500) 3 = 11015,141 mm (Xi - þķŏvś ) 4 = (22,250) 4 = 245086,879 mm Perhitungan analisis statistik stasiun hujan Sragen dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Analisis Statistik stasiun hujan Sragen NO. TAHUN R 24 Max X (mm) X - X bar (X - X bar) 2 (X - X bar) 3 (X - X bar) 4 1 1990 84.0-3.750 14.063-52.734 197.754 2 1990 110.0 22.250 495.063 11015.141 245086.879 3 1992 96.0 8.250 68.063 561.516 4632.504 4 1993 102.0 14.250 203.063 2893.641 41234.379 5 1994 89.0 1.250 1.563 1.953 2.441 6 1995 95.0 7.250 52.563 381.078 2762.816 7 1996 79.0-8.750 76.563-669.922 5861.816 8 1997 47.0-40.750 1660.563-67667.922 2757467.816 Jumlah 702.0 commit 0.0 to user 2571.5-53537.3 3057246.4

digilib.uns.ac.id 101 Dengan menggunakan Persamaan 2.11 hingga 2.14 didapat parameter statistik stasiun hujan Sragen Rata-rata þķŏvś = 87,750 Standart Deviasi Sd = 19,167 Coef Variety Cv=S/þĶŎVŚ = 0,218 Coef Skewness Cs = -1,448 Coef Kurtosis Ck = 6,904 Perhitungan analisis statistik nilai Ln(x) dari data hujan stasiun hujan Sragen diperlukan.contoh perhitungan statistik Ln(x) tahun 1991: þķŏvś = ψ=ά \ꑐ ɐɇ = 4,448 mm Xi - þķŏvś = 4,700 4,448= 0,253mm (Xi - þķŏvś ) 2 = (0,253) 2 = 0,064 mm 2 (Xi - þķŏvś ) 3 = (0,253) 3 = 0,016 mm 3 (Xi - þķŏvś ) 4 = (0,253) 4 = 0,004 mm 4 Perhitungan analisis statistik Ln (x) data hujan Sragen dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Analisis Statistik Ln (x) Data Hujan padastasiun Sragen NO. TAHUN R 24 Max X (mm) X - X bar (X - X bar) 2 (X - X bar) 3 (X - X bar) 4 1 1990 4.431-0.017 0.000 0.000 0.000 2 1990 4.700 0.253 0.064 0.016 0.004 3 1992 4.564 0.117 0.014 0.002 0.000 4 1993 4.625 0.177 0.031 0.006 0.001 5 1994 4.489 0.041 0.002 0.000 0.000 6 1995 4.554 0.106 0.011 0.001 0.000 7 1996 4.369-0.078 0.006 0.000 0.000 8 1997 3.850-0.598 0.357-0.214 0.128 Jumlah 35.583 0.000 0.485-0.189 0.133 Dengan menggunakan Persamaan commit 2.8 hingga to user 2.11 didapat parameter statistik Ln(x) data hujan pada stasiun Sragen :

digilib.uns.ac.id 102 Ln(x) = 4,448 Sd (Ln(x)) = 0,263 Cv(Ln(x))=Sd(Ln(x))/Ln(x) = 0,059 Cs(Ln(x)) = -1,977 Ck(Ln(x)) = 8,433 4.4.1.2.Tes Jenis Distribusi Nilai parameter statistik kemudian diperbandingkan dengan syarat dari masingmasing jenis distribusi dalam Tabel 2.11 Didapat hasil pemilihan distribusi stasiun hujan Sragen yang terdapat dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9 Pemilihan Jenis Distribusi Stasiun Hujan Sragen NO Jenis Distribusi Syarat Hasil Perhitungan 1. Normal Cs=0 Ck=3 2. Log Normal Cs(Ln(x))=0 Cv 3 +3Cv =0,1 Ck(Ln(x))=3 Cv 8 +6Cv 6 +15Cv 4 +16Cv 2 = 3,02 3. Pearson III Cs>0 Ck=1.5 Cs 2 +3 =7,23 Cs = -1,448 Ck = 6,904 Cs = -1,977 Ck = 8,433 Cs = -1,448 Ck = 6,904 4. Log Pearson III Jika semua syarat tidak terpenuhi Cs = -1,977 Ck = 8,433 5. Gumbell Cs = 1,14 Ck = 5,4 Cs = -1,448 Ck = 6,904 Keputusan No No No No No No Yes Yes No No Dari tabel di atas didapat distribusi yang terpilih adalah Log Pearson III. 4.4.1.3. Uji Smirnov Kolmogorov Uji Smirnov Kolmogorov digunakan karena distribusi yang terpilih adalah Log Pearson III. Dengan Nilai Δcr ditunjukkan dalam Tabel 2.12. Dari perhitungan didapat hasil perhitungan Uji Smirnov Kolmogorov dari data hujan Sragen.

digilib.uns.ac.id 103 Tabel 4.10 Uji Smirnov Kolmogorov Data Hujan Pada stasiun hujan Sragen X Sn No Log Xi G Pr P (x) [Sn (x) - P (x)] (mm) (%) 1 47,000 11,111 1,672-2,270 95,393 4,607 6,504 2 79,000 22,222 1,898-0,298 90,435 9,565 12,658 3 84,000 33,333 1,924-0,065 89,850 10,150 23,183 4 89,000 44,444 1,949 0,155 89,298 10,702 33,742 5 95,000 55,556 1,978 0,403 88,675 11,325 44,230 6 96,000 66,667 1,982 0,442 88,575 11,452 55,242 7 102,000 77,778 2,009 0,673 87,996 12,004 65,774 8 110,000 88,889 2,041 0,959 87,275 12,725 76,164 þķŏvś = 1,932 mm Sd = 0,114 Cs = -1,977 Dengan jumlah data sebesar 8 dan signifikansi 5%, maka didapat nilai D Kritis dari sebesar 51,8%. Nilai D Maksimum dari perhitungan sebesar 76,164%. Dapat diambil kesimpulan bahwa data hujan di Stasiun Pencatat Hujan Solo - Sragen menggunakan Hipotesa Log Pearson III ditolak.hasil uji Smirnov Kolmogorov tidak memenuhi syarat.namun demikian karena dalam pemilihan jenis distribusi data hujan hanya Log Pearson III yang memenuhi, maka distribusi tersebut tetap digunakan. 4.4.2. Hujan Rencana Contoh perhitungan hujan rencana Log Pearson III data hujan Solo Sragen pada Tahun 1991 : Ln (x) = Ln 110 = 4.70mm Ln (x) = m Î = 4,43 mm Ln(x) Ln(R ) = 4.70 4,443 = 0,253 mm (Ln(x) Ln(R )) 2 = (0,26) 2 = 0,064mm 2 (Ln(x) Ln(R )) 3 = (0,26) 3 = 0,016 commit 3 to user

digilib.uns.ac.id 104 Perhitungan analisis statistik Log Pearson III hujan Solo Sragen dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Analisis statistik Log Pearson III hujan Solo Sragen NO. TAHUN R 24 Max X (mm) Ln X ln X-ln Xi (ln X-ln Xi) 2 (ln X-ln Xi) 3 1 1990 84.000 4.431-0.017 0.000 0.000 2 1991 110.000 4.700 0.253 0.064 0.016 3 1992 96.000 4.564 0.117 0.014 0.002 4 1993 102.000 4.625 0.177 0.031 0.006 5 1994 89.000 4.489 0.041 0.002 0.000 6 1995 95.000 4.554 0.106 0.011 0.001 7 1996 79.000 4.369-0.078 0.006 0.000 8 1997 47.000 3.850-0.598 0.357-0.214 Jumlah 702.000 35.583 0.000 0.485-0.189 Dengan menggunakan Persamaan 2.8 hingga 2.11 didapat parameter statistik Log Pearson III : Rata-rata Ln Xi 4,45 Standart Deviasi Sd 0.26 Coef. Skewness Cs -2.0 Nilai Cs kemudian dipakai dalam menentukan nilai G dari Tabel Cs Log Pearson III Negatif. Contoh perhitungan hujan rencana dengan kala ulang 2 tahun : G = 0,304 G.S = 0,304 x 0,26 = 0,080 Ln Xi + G.S = 4,45 + 0,0219 = 4,528 Rt = arc Ln(4,4697) = 92,519mm Perhitungan hujan rencana dari data hujan Solo - Sragendapat dilihat pada Tabel 4.12.

digilib.uns.ac.id 105 Tabel 4.12 hujan rencana dari data hujan Solo - Sragen T G G.S ln Xi + G.S 2 0.304 0.080 4.528 92.519 5 0.780 0.205 4.653 104.860 10 0.901 0.237 4.685 108.262 25 0.965 0.254 4.702 110.116 50 0.990 0.261 4.709 110.834 Rt 4.4.3. Waktu Konsentrasi Pada perhitungan waktu konsentrasi (tc) terlebih dahulu mengetahui kemiringan saluran. Dalam penelitian ini kemiringan saluran didapat dari survey langsung dilapangan pada ruas jalan Solo Sragen. Aliran air mengalir pada sungai yang terdapat pada ruas jalan Solo Sragen pada sta 8+ 500.Aliran air mengalir pada sta 8+500 karena terdapat sungai, sehingga air mengalir dari sta 6+500 menuju 8+600 dan dari sta 11+ 600 menuju sra 8+600. Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc) dapat dilihat pada tabel 4.13. Contoh perhitungan kemiringan S pada sta 8+600 kiri jalan : S = S = ψ=ά ɐɇ ²úǴ Ėúm ψ=ά 덀ʶłc ɐɇ, ɐɇ 덀ʶłc덀ʶłc S = 0,004 Contoh perhitungan Saluran Drainase sta 6+500 : 덀ʶłc, 덀ʶłc덀ʶłc ψ=άψ=ά ɐɇ덀ʶłc덀ʶłc, tc = 덀ʶłc. 덀ʶłc덀ʶłcψ=ά, tc = 7,3984 tc = 0,1233

digilib.uns.ac.id 106 Tabel 4.13 Waktu Konsentrasi (tc) No 1 2 3 4 5 Saluran Sta 6+500 kanan & kiri jalan Sta 7+500 kanan & kiri jalan Sta 8+500 kanan & kiri jalan Sta 9+500 kanan & kiri jalan Sta 10+500 kanan & kiri jalan Panjang Slope tc tc (m) (menit) (jam) 100 0,002 7,3984 0,1233 100 0,002 7,3984 0,1233 100 0,004 5,6655 0,0944 100 0,002 7,3984 0,1233 100 0,002 7,3984 0,1233 4.15 Intensitas Hujan Setelah mengetahui waktu konsentrasi (tc ) pada setiap saluran yang ada dikiri dan kanan jalan Solo Sragen dapat dihitung intensitas hujan. Pada perhitungan intensitas hujan dalam penelitian ini mengunakan kala ulang 2th, 5th.10th, 20th, 50th untuk perhitungan debit.perhitungan intensitas hujan dapat dilihat pada tabel 4.14.berikut ini contoh perhitungan intensitas hujan untuk kala ulang 2th. Contoh Perhitungan : Rencana Saluran Drainasepada ruas jalan Solo Sragen Sta 6+500 untuk Q2 tahun dapat dihitung dengan parameter-parameter : I = R24æ 24ö 24 ç è t c ø 2 3 I = 92,5129 24 æ ç è 24 0,1233 I=129,4703 mm/jam ö ø 2 3 Perhitungan Intensitas Hujanselanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.13.

digilib.uns.ac.id 107 Tabel 4.14 Intensitas Hujan. No Th Saluran tc R24 I (jam) (mm) (mm/jam) 1 2 Sta 6+500 0,1233 92,5192 129,4703 5 Kanan & kiri 104,8603 146,7404 10 Jalan 108,2619 151,5005 20 110,1156 154,0945 50 110,8339 155,0997 2 2 Sta 7+500 0,1233 92,5192 129,4703 5 Kanan & kiri 104,8603 146,7404 10 Jalan 108,2619 151,5005 20 110,1156 154,0945 50 110,8339 155,0997 3 2 Sta 8+500 0,0944 92,5192 154,6801 5 Kanan & kiri 104,8603 175,3129 10 Jalan 108,2619 180,9999 20 110,1156 184,0990 50 110,8339 185,3000 4 2 Sta 9+500 0,1233 92,5192 129,4703 5 Kanan & kiri 104,8603 146,7404 10 Jalan 108,2619 151,5005 20 110,1156 154,0945 50 110,8339 155,0997 5 2 Sta 10+500 0,1233 92,5192 129,4703 5 Kanan & kiri 104,8603 146,7404 10 Jalan 108,2619 151,5005 20 110,1156 154,0945 50 110,8339 155,0997 4.1.5 Debit Rencana Batas batas daerah pengaliran ditetapkan berdasarkan peta RBI ( Rupa Bumi Indonesia). Luas daerah aliran (A) pada saluran drainase didapat dengan mengetahui kontur yang ada pada peta. Hasil dari luas daerah saluran drainase dapat dilihat pada Tabel 4.16 untuk jalan Solo Sragen dan Tabel 4.18 jalan Sragen Solo. Dibawah ini gambar dari luasan yang didapat mengunakan peta RBI ( Rupa Bumi Indonesia) dengan bantuan AUTOCAD 2007.

digilib.uns.ac.id 108 Sta 10 + 500 sta 9+ 500 Sta 8 + 500 Sta 7+500 Sta 6+500 Keterangan : Gambar 4.4 luasan ruas jalan Solo Sragen 1. : Pemukiman 2. : Sawah : Tegalan Contoh perhitunga luasan untuk Sta 6+ 500 kiri jalan A = 7845 + 3470 A = 11315.00 m2 Sehingga A sebesar:11315.00 m 2 Contoh perhitungan Cgab untuk Sta 6+500 kiri jalan Cgab = ( 0,85 x 0,82 ) + ( 7845 x 3470 ) / 11315 Cgab = 0,84 Perhitungan luasan dan Cgab selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.15

digilib.uns.ac.id 109 Tabel 4.15 Luasan ruas jalan Solo Sragen *) nilai C diperoleh pada tabel runoff coefficient (C ) Lampiran A- 6 Sehingga besarnya debit aliran (Q) dapat dihitung sebagai berikut : Contoh perhitungan Q2 tahun pada sta 6+500 kiri jalan: Qp = Kr ( 1,047)CIA Q = 1,047 x 0,84 x 129,4703 x11315.00 Q = 0,3424 Sehingga Q sebesar:0,3424m 3 /det Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.16 Perhitungan Debit Rencana.

digilib.uns.ac.id 110 Tabel 4.16 Debit Rencana Solo Sragen No Saluran Tr A (m2) tc Cgab I Qn (jam) (mm/jam) (m3/det) 1 Sta 6+500 2 11315,00 0,1233 0,84 129,4703 0,3424 Kanan & kiri 5 146,7404 0,3881 Jalan 10 151,5005 0,4007 20 154,0945 0,4075 50 155,0997 0,4102 2 Sta 7+500 2 22747,50 0,1233 0,84 129,4703 0,6852 Kanan & kiri 5 146,7404 0,7766 Jalan 10 151,5005 0,8018 20 154,0945 0,8156 50 155,0997 0,8209 3 Sta 8+500 2 34145,00 0,0944 0,84 129,4703 1,0334 Kanan & kiri 5 146,7404 1,1712 Jalan 10 151,5005 1,2092 20 154,0945 1,2299 50 155,0997 1,2379 4 Sta 9+500 2 45510,00 0,1233 0,84 129,4703 1,3752 Kanan & kiri 5 146,7404 1,5587 Jalan 10 151,5005 1,6093 20 154,0945 1,6368 50 155,0997 1,6475 5 Sta 10+500 2 57350,00 0,1233 0,84 129,4703 1,7287 Kanan & kiri 5 146,7404 1,9593 Jalan 10 151,5005 2,0228 20 154,0945 2,0574 50 155,0997 2,0709

digilib.uns.ac.id 111 Contoh perhitunga luasan untuk Sta 6+ 500 kiri jalan A = 4830 + 7192,5 A = 12022.50 m2 Sehingga A sebesar:12022.50 m 2 Contoh perhitungan Cgab untuk Sta 6+500 kiri jalan Cgab = ( 0,85 x 0,82 ) + ( 7845 x 3470 ) / 11315 Cgab = 0,84 Perhitungan luasan dan Cgab selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.17 Tabel 4.17 Luasan ruas jalan Sragen Solo *) nilai C diperoleh pada tabel runoff coefficient (C ) Lampiran A- 6 Sehingga besarnya debit aliran (Q) dapat dihitung sebagai berikut : Contoh perhitungan Q2 tahun pada sta 6+500 kiri jalan: Qp = Kr ( 1,047)CIA Q = 1,047 x 0,84 x 129,4703x 12022,50 Q = 0,3626

digilib.uns.ac.id 112 Sehingga Q sebesar: 0,3626m 3 /det Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.18 Perhitungan Debit Rencana. Tabel 4.18 Debit Rencana Sragen - Solo No Saluran Tr A (m2) tc Cgab I Qn (jam) (mm/jam) (m3/det) 1 Sta 6+500 2 12022,50 0,1233 0,84 129,4703 0,3626 Kanan & kiri 5 146,7404 0,4110 Jalan 10 151,5005 0,4243 20 154,0945 0,4316 50 155,0997 0,4344 2 Sta 7+500 2 23095,00 0,1233 0,82 129,4703 0,6816 Kanan & kiri 5 146,7404 0,7725 Jalan 10 151,5005 0,7976 20 154,0945 0,8113 50 155,0997 0,8166 3 Sta 8+500 2 34122,50 0,0944 0,82 129,4703 1,0071 Kanan & kiri 5 146,7404 1,1414 Jalan 10 151,5005 1,1785 20 154,0945 1,1986 50 155,0997 1,2065 4 Sta 9+500 2 45835,00 0,1233 0,84 129,4703 1,3842 Kanan & kiri 5 146,7404 1,5689 Jalan 10 151,5005 1,6198 20 154,0945 1,6475 50 155,0997 1,6583 5 Sta 10+500 2 57210,00 0,1233 0,83 129,4703 1,7132 Kanan & kiri 5 146,7404 1,9417 Jalan 10 151,5005 2,0047 20 154,0945 2,0391 50 155,0997 2,0524

digilib.uns.ac.id 113 Tabel 4.19 Dimensi Saluran Drainase Jalan Solo Sragen No. Sal. 1 2 3 4 5 Sta. Awal Kemiringan Qhitungan Sal. ( S ) Lebar dasar (b) Dimensi Saluran Tinggi Tinggi Luas Keliling Jari Muka Kecepatan Jagaan Basah Basah Hidrolis Air (V) (w) (A) (P) (R ) (h) Qeksisting m3/det m m m m2 m m m/det m3/det sta 6+500 kiri jalan 0,002 0,388 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta 7+500 kiri jalan 0,002 0,777 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta 8+500 kiri jalan 0,004 1,171 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,627 0,314 sta 9+500 kiri jalan 0,000 1,559 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,140 0,070 sta 10+500 kiri jalan 0,002 1,959 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 Lokasi Sal. Meluap / Tidak Meluap? Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Tabel 4.20 Dimensi Saluran Drainase Jalan Sragen Solo No. Sal. 1 2 3 4 5 Sta. Awal Kemiringan Sal. Qhitungan ( S ) Lebar dasar (b) Dimensi Saluran Tinggi Tinggi Luas Keliling Jari Muka Jagaan Basah Basah Hidrolis Air (w) (A) (P) (R ) (h) Kecepatan Qeksisting (V) sta 6+500 kanan jalan 0,002 0,411 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta 7+500 kanan jalan 0,002 0,773 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta 8+500 kanan jalan 0,004 1,141 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,627 0,314 sta 9+500 kanan jalan 0,000 1,569 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,140 0,070 sta 10+500 kanan jalan 0,002 1,942 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 Lokasi Sal. Meluap / Tidak Meluap? Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap

digilib.uns.ac.id 114 4.5. Hubungan Antara Debit Aliran ( Q aliran ) Dengan Pavement Condition Index (PCI) Hubungan antara Debit luapan( Qluapan ) dan data Pavement Condition Index ( PCI ) yang didapat dari hasil survey lapangan dapat dilihat pada grafik hubungan pada jalan Solo Sragen dan grafik hubungan pada jalan Sragen Solo. Data yang digunakan adalah data data Debit luapan ( Qluapan ) dan hasil survey PCI ( Pavement Condition Index ) pata setiap segmen ruas jalan Solo Sragen dan ruas jalan Sragen Solo. Berikut ini adalah tabel nilai PCI Jalan pada jalan Solo Sragen dan Sragen Solo persegmen jalan. Tabel 4.21 Nilai PCI Jalan Solo - Sragen No Segmen Jalan (m) panjang lebar Luas Segmen (m 2 ) PCI 1 6+500 7 700 84,98 2 7+500 7 700 60,6 3 8+500 7 700 58,6 4 9+500 7 700 58 5 10+500 7 700 54,5 Tabel 4.22 Nilai PCI Jalan Sragen -Solo No Segmen Jalan (m) panjang lebar Luas Segmen (m 2 ) PCI 1 6+500 7 700 95,053 2 7+500 7 700 84,4 3 8+500 7 700 55,6 4 9+500 7 700 47,4 5 10+500 7 700 37,9 Analisis ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010.Analisis ini dilakukan tiap segmen jalan. Tahap akhir akan menghasilkan jenis jenis kerusakan jalan persegmen dan dapat diketahui nilai kerusakan jalan tersebut dengan metode

digilib.uns.ac.id 115 PCI (Pavement Condition Index ). Berikut ini adalah grafik dari nilai PCI pada jalan Solo Sragen dan Sragen Solo persegmen. Grafik 4.3 Grafik PCI pada Jalan Solo Sragen Dari hasil Grafik 4.3 PCI pada Jalan Solo Sragen dengan nilai yang rendah R 2 = 0.667 kerusakan pada jalan tidak terlalu besar. Kerusakan jalan Grafik 4.4 Grafik PCI pada jalan Sragen Solo Dari hasil grafik 4.4 PCI pada jalan Sragen Solo dengan nilai R 2 = 0.950 kerusakan pada jalan cukup besar.

digilib.uns.ac.id 116 4.6. Perhitungan Debit Luapan Pada perhitungan debit luapan ( Qluapan ) dihasilkan dari debit hitungan (Qhitungan) yang didapat dari analisis curah hujan dan debit eksisting ( Qeksisting) yang didapat dari analisis hidrolika saluran. Debit luapan (Qluapan) digunakan sebagai limpasan untuk mengetahui pengaruh terhadap kerusakan jalan dengan metode PCI ( Pavement Condition Index). Perhitungan debit luapan (Qluapan) dapat dilihat pada tabel 4.23 untuk jalan Solo - Sragen dan 4.24 Sragen Solo. Tabel 4.23 Perhitungan Debit Luapan (Qluapan) pada jalan Solo Sragen No. Sal. Sta Q hitungan Qeksisting m3/det Qluapan m3/det 1 sta 6+500 kiri jalan 0,388 0,222 0,166 2 sta 7+500 kiri jalan 0,777 0,222 0,555 3 sta 8+500 kiri jalan 1,171 0,314 0,857 4 sta 9+500 kiri jalan 1,559 0,070 1,489 5 sta 10+500 kiri jalan 1,959 0,222 1,737 Contoh Perhitungan Qluapansta 7+600 kanan jalan Qluapan = 0,777-0,222 Qluapan = 0,555m3/detSehingga Qluapan sebesar:0,555m3/det Tabel 4.24 Perhitungan Debit Luapan (Qluapan) pada jalan Sragen -Solo No. Sal. Sta Q hitungan Qeksisting m3/det Qluapan m3/det 1 sta 6+500 kanan jalan 0,411 0,222 0,189 2 sta 7+500 kanan jalan 0,773 0,222 0,551 3 sta 8+500 kanan jalan 1,141 0,314 0,828 4 sta 9+500 kanan jalan 1,569 0,070 1,499 5 sta 10+500 kanan jalan 1,942 0,222 1,720 Contoh Perhitungan Qluapansta 6+500 kanan jalan Qluapan = 0,411-0,222 Qluapan = 0,189m3/detSehingga Qluapan sebesar: 0,189m3/det

digilib.uns.ac.id 117 Setelah mengetahui kerusakan jalan persegmen dengan metode PCI ( pavement Condition Index ) dan debit luapan (Qluapan) untuk setiap saluran pada jalan Solo Sragen dapat dilihat hubungan dari keduanya, dimana pengaruh limpasan untuk kerusakan jalan yang dilihat dari debit luapan ( Qluapan). Analisis ini dilakukan tiap segmen jalan, persegmen dibagi menjadi 5.Kemudian memasukkan nilai PCI persegmen jalan dan Debit Luapan (Qluapan) untuk mengetahui pengaruh limpasan yang ada pada setiap segmen jalan.dibawah ini adalah grafik hubungan dari nilai PCI ( Pavement Condition Index )dengan Debit Luapan ( Q luapan ). Grafik 4.5 Grafik Hubungan PCI dengan Q luapan pada jalan Solo Sragen Dari hasil grafik 4.5 Pengaruh debit luapan ( Qluapan ) dengan kerusakan jalan metode PCI pada ruas jalan Solo Stagen dapat dilihat pada grafik kerusakan tertinggi terdapat pada sta 10 +500 54,5 ( good ) dimana terdapat sungai yang ada pada sta 8+500 sehingga kemiringan yang ada pada jalan lebih besar maka aliran air mengalir pada jalan tersebut. Kerusakan jalan pada sta sta 8+500 dengan nilai kerusakan 58,6 ( good ). Hal ini menunjukkan kerusakan yang dipengaruhi oleh limpasan tidak signifikan. Kerusakan perkerasan lentur dapat juga disebabkan oleh faktor lain seperti beban lalu lintas, suhu, dan lain-lainnya.

digilib.uns.ac.id 118 Grafik 4.6 Grafik Hubungan PCI dengan Qluapan pada jalan Sragen Solo Dari hasil grafik 4.6 Pengaruh debit luapan ( Qluapan ) dengan kerusakan jalan metode PCI pada ruas jalan Solo Sragen dapat dilihat pada grafik kerusakan tertinggi terdapat pada sta 10 +500 dengan nilai kerusakan 37,9 (poor) dimana terdapat sungai yang ada pada sta 8+500 sehingga kemiringan yang ada pada jalan lebih besar maka aliran air mengalir pada jalan tersebut. Kerusakan jalan pada sta 8+500 dengan nilai kerusakan 55,6 ( good). Hal ini menunjukkan kerusakan yang dipengaruhi oleh limpasan tidak signifikan. Kerusakan perkerasan lentur dapat juga disebabkan oleh faktor lain seperti beban lalu lintas, suhu, dan lain-lainnya.