BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

Perencanaan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan

ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

Presentasi Proyek Akhir

Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

Peningkatan arus bongkar muat pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA BANDUNG

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA WONOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR SRENGAT STA SAMPAI STA DENGAN METODE AASHTO TUGAS AKHIR

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

Perencanaan Geometrik Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : FERRY DWI TRISTANTO (NRP ) RAKHMAD RAHARJO (NRP ) Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN PEMBANGUNAN JALAN RUAS ONGGORAWE MRANGGEN PROPINSI JAWA - TENGAH

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA STA ) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN TUGAS AKHIR

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

PERENCANAAN RUAS JALAN RAYA YANG MENGHUBUNGKAN DISTRIT ERMERA DAN SUB-DISTRIT HATOLIA

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

BAB V PENUTUP I FC 30 20, '1" II FC 50 17, '7" III FC 50 66, '1" IV FC 50 39, '6" V FC 50 43, '8"

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

Kajian Lalu Lintas Persimpangan Tak Sebidang di Bundaran Satelit Surabaya

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM BENTLEY MX ROAD Rizky Rhamanda NRP:

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisa Ekonominya pada Proyek Jalan Sindang Barang Cidaun, Cianjur.

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN LAYOUT SIMPANG JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI - PEJAGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN CONGOT JALI WAWAR SISI SELATAN JAWA TENGAH. Disusun Oleh : Semarang, Nopember 2010

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

BAB II STUDI PUSTAKA

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

EVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

No Dokumen Revisi Ke: Dokumen Level: 3 PANDUAN Tanggal Berlaku: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

TUGAS AKHIR - RC

BAB III LANDASAN TEORI

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

METODOLOGI. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN. (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road)

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan disain yang menggunakan material tersebut telah sangat luas sehingga material

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF KAMPUS UNDIP TEMBALANG SAPTA MARGA

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Akses Pelabuhan Internasional Socah Bangkalan - Madura

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

KAJIAN LALU LINTAS PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG DI BUNDARAN SATELIT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN MUARA BELITI TEBING TINGGI STA STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

Transkripsi:

161 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan hasil perencanaan yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Geometrik Jalan a. Alinyemen Horisontal Ruas jalan Cibolang Nagrak Utara ini terbentuk dengan klasifikasi jalan sebagai arteri sekunder (e max = 10% dan e n = 2%). Direncanakan dengan kecepatan 50 Km/jam, dengan type jalan 2 lajur 2 arah (2/2 UD). Mempunyai lebar jalan = 2 x 3.5 m, lebar bahu jalan = 2 m dan ROW = 15 m. Alinyemen horisontal ruas jalan ini terbentuk sepanjang 12,27 Km dan terdiri dari 21 PI (Point of Intersection), yang terdiri dari 21 lengkung horizontal S-C-S (Spiral-Circle-Spiral). Terdapat 16 titik persilangan sebidang dengan jalan. Dan terdapat 23 titik persilangan dengan air (sungai), yang terdiri dari 7 buah gorong-gorong dan 16 buah jembatan, dengan panjang segmen yang bervariasi (lihat gambar plan profile pada lampiran). Untuk daerah kebebasan samping di tikungan, lereng dengan kemiringan 1 : 2 masih mencukupi untuk pandangan pengemudi, yang dihitung berdasarkan JPH. Dan nilai jarak kebebasan samping ini bervariasi dari 2.79m s.d 6.65m untuk semua tikungan.

162 Untuk pelebaran perkerasan jalan, dengan menggunakan kendaraan sedang sebagai kendaraan rencana, maka didapat lebar perkerasan tamabahan yang dibutuhkan bervariasi di setiap PI-nya, dengan kisaran lebar 1.2 s.d 2 m. b. Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal ruas jalan ini direncanakan dengan kelandaian maksimum sebesar 5%. Sehingga terbentuk PPV sebanyak 31 buah, yang terdiri dari 17 PPV lengkung cekung, dan 14 PPV lengkung cembung. Yang direncanakan berdasarkan referensi jarak pandang yang berbeda-beda (baik JPH maupun JPM) tergantung kondisi alinyemen horisontal, tata guna lahan dan kontur tanah yang tersedia. 2. Tebal Konstruksi Perkerasan Untuk perencanaan tebal perkerasan, dengan LER (Lintas Ekivalen Rencana) = 2898 > 1000 kendaraan per hari (umur rencana 10 tahun) ; persentase kendaraan berat 33.55% > 30% ; dan nilai CBR tanah dasar 3.23%, maka didapat : a. Lapisan Surface Laston (MS 744) dengan tebal 20cm. b. Lapisan Base Batu Pecah Kelas B dengan tebal 20cm. c. Lapisan Sub-Base Sirtu/Pitrun Kelas C dengan tebal 31cm. 3. Saluran Tepi Jalan Untuk perencanaan dimensi saluran tepi jalan, dengan tinggi hujan rencana 636.551 mm (periode ulang selama 10 tahun), dengan kriteria : material pembentuk saluran menggunakan beton (n saluran =0.018), kecepatan rencana sal (V = 3-4 m/dt), dan menggunakan profil saluran persegi, maka didapat : lebar saluran (b) = 1m dan tinggi saluran total (h+w) = 0.8 m, tebal beton 10cm. Dan nilai dimensi tersebut disamakan di kedua sisi sepanjang jalan untuk mempermudah pengerjaan.

163 4. Volume Galian dan Timbunan Pembangunan ruas jalan Cibolang Nagrak Utara ini memerlukan 1,339,023.7 m 3 galian tanah dan 347,708.16 m 3 timbunan tanah pilihan. 5. Perhitungan Biaya a. Ada pekerjaan utilitas jalan yang harus diperhatikan untuk perhitungan biaya ini, diantaranya : Rambu Terdapat 4 jenis rambu dasar yang dipasang di ruas jalan ini, yaitu rambu peringatan, larangan, perintah dan petunjuk. Dan jumlah dari semua rambu yang ada ini adalah 78 buah. Marka Terdapat 2 jenis marka yang dipakai di ruas jalan ini, yaitu marka putus-putus dan menerus pada as jalan. Marka menerus ini khusus dipakai di tikungan. Dan luas marka total ini berjumlah 981.13 m 2. Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) LPJU yang digunakan pada jalan alternatif ini adalah tipe Lengan Tunggal yang ditempatkan pada bahu jalan. LPJU ini dipasang per 100 m per sisi jalan. Dengan kata lain, jarak lampu aktual adalah 50m, dengan posisi berlawanan. Sehingga LPJU ini berjumlah 2 x 123 = 246 buah. b. Perhitungan biaya dalam pengerjaan ruas jalan ini mengacu pada harga pekerjaan yang berlaku di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008. Terdiri dari 4 poin pekerjaan utama, yaitu pekerjaan tanah, pekerjaan perkerasan jalan, pekerjaan drainase, dan pekerjaan utilitas jalan. Sehingga total harga yang diperlukan adalah Rp. 138,339,082,438.49.

164 6.2. SARAN Saran yang dapat diberikan penulis, setelah serangkaian perencanaan dalam tugas akhir ini, adalah sebagai berikut : 1. Untuk jalan arteri, sebenarnya type jalan yang ideal adalah 4 lajur 2 arah, baik itu 4/2 UD maupun 4/2 D. Hal ini tidak dapat perencana lakukan karena terbentur dengan masalah pembebasan lahan yang sulit dilakukan pemerintah, yaitu dengan membatasi ROW = 15m. 2. Untuk alinyemen horizontal, persilangan dengan air (sungai) harus diusahakan tegak lurus, agar tidak membuat bangunan persilangan menjadi lebih panjang. Dan idealnya tidak ada persilangan dengan air (sungai) di sepanjang lengkung peralihan dan lengkung circle. Hal ini berlaku juga untuk persilangan sebidang dengan jalan eksisting. 3. Untuk alinyemen vertikal, kelandaian maksimum yang diinginkan harus benar-benar memperhatikan bentuk kontur tanah yang dihadapi. Bila perencanaan masih dirasa kurang, semisal terlalu banyak membuat jembatan dengan bentang yang panjang, volume galian dan timbunan yang sangat masif, dll, bisa dilakukan perencanaan ulang. 4. Untuk perencanaan tebal perkerasan, bila output hasil dari metode Bina Marga masih kurang memuaskan, bisa dilakukan review desain menggunakan metode lainnya. 5. Untuk dimensi saluran tepi jalan, bila lebar ROW mencukupi, dapat dicoba material pembentuk dari tanah yang diperkeras dengan dimensi trapesium. Hal ini akan sangat berguna untuk menekan harga supaya lebih murah.

165 DAFTAR PUSTAKA Affandi, Faisal. (2009). Rambu Lalu Lintas Jalan Di Indonesia. Jakarta Anonim. (1987). Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. SKBI 2.3.26.1987.UDC: 625.73 (02). Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. (1997) Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. (1987). Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. (1991). Spesifikasi Penguatan Tebing No. 11 SBNKT 1991. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. (1991). Tata Cara Pemasangan Rambu Dan Marka Jalan Perkotaan NO. 01/P/BNKT/1991. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. (1994). Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SNI 03-3424-1994. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. (1997). Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No: 038/T/BM/1997. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. (2004). Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Hendarsin, S.L. (2000). Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri Bandung, Bandung. Munawar, A. (2005). Dasar-dasar Teknik Transportasi. Beta Offset, Yogyakarta.

166 Prastyanto, C.A, Kartika, A.A.G, Buana, C. (2006). Modul Ajar Kuliah Rekayasa Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS. Surabaya. Saodang, H. (2004). Konstruksi Jalan Raya. Nova, Bandung. Sofia, Fifi. (2006). Modul Ajar Kuliah Rekayasa Sumber Daya Air. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS. Surabaya. Sukirman, S. (1999). Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Nova, Bandung. Sukirman, S. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya. Nova, Bandung.

BIOGRAFI SINGKAT PENULIS Penulis dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 31 Maret 1988, merupakan anak ke-dua dari tiga bersaudara. Setelah menempuh pendidikan formal, yaitu di SDN Ir. H. Djuanda Sukabumi, SLTPN 2 Sukabumi, SMUN 3 Sukabumi (mengambil program akselerasi), dan lulus pada tahun 2004, selanjutnya penulis diterima di program S1 Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melalui progam reguler (SPMB) pada tahun yang sama. Penulis di program S1 Jurusan Teknik Sipil ITS ini mengambil Judul Tugas Akhir di bidang Transportasi, untuk perencanaan jalan. Penulis juga sempat bekerja praktek di Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Nagreg di Kabupaten Bandung pada tahun 2007.