PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB V HASIL DAN ANALISIS

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI LEAN SIGMA UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU PELAKSANAAN DI COAL HANDLING SYSTEM PLTU CILACAP

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

STUDI IMPLEMENTASI LEAN SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK MEREDUKSI IDLE TIME MATERIAL PADA GUDANG PELAT DAN PROFIL

ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang)

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2689

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

PENERAPAN LEAN SUPPLY CHAIN PADA PROSES LOADING PUPUK IN BAG DI PELABUHAN PT. PETROKIMIA GRESIK

Studi Kasus : PT Terminal Petikemas Surabaya

Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT.

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE)

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENINGKATAN EFISIENSI DI PT VARIA USAHA BETON DENGAN MENERAPKAN LEAN MANUFACTURING

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

Six Sigma, Lean dan Lean Six Sigma

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengurangan Cycle Time Pembuatan Kursi Tamu untuk Meningkatkan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing

ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

Evaluasi dan Perbaikan Proses Sub Assembly dengan Pendekatan Lean Risk di PT. PAL Indonesia (Persero)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN I.1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

Transkripsi:

PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA Farich Firmansyah 1) dan Moses L Singgih 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) farich.firmansyah@gmail.com dan 2) moseslsinggih@ie.its.ac.id ABSTRAK Indikasi terjadinya waste dalam proses produksi pembangunan lambung kapal dapat dilihat dengan terlambatnya hasil produksi dan tidak tercapainya target delivery time. Adanya bottleneck dan penumpukan material secara berlebihan berupa barang dalam proses menjadi salah satu contoh pemborosan yang terjadi dalam proses produksi. Dengan metode cost integrated value stream mapping maka aliran produksi dapat dikembangkan dan di desain lebih baik di masa depan dengan menghilangkan pemborosan dan analisa biaya secara menyeluruh berdasarkan aktivitas produksi. Dari hasil penelitian ini di peroleh hasil rancangan produksi pembangunan lambung kapal dengan pendekatan sistem tarik, dapat menghasilkan pengurangan waktu produksi hingga 8,8%, dan penghematan sebesar 21,7% dari total biaya per unit hanya dengan meminimalisir adanya waste selama proses peroduksi. Kata kunci: Cost Integrated, Waste, Value Stream Mapping. PENDAHULUAN Kesuksesan industri galangan kapal terutama pembangunan kapal baru, sangat bergantung kepada persaingan langsung industri terhadap para kompetitornya di pasar. Perusahaan galangan kapal harus dapat mempertahankan daya saing perusahaan dengan mengelola bisnis secara efisien dan efektif untuk memenuhi target dan waktu delivery. Untuk memenuhi hal tersebut, banyak perusahaan melakukan perubahan sistem baik secara fisik maupun budaya secara drastis dengan mengadopsi konsep lean. Konsep ini pun berusaha untuk di adopsi dalam proses pembangunan kapal oleh industri galangan, terutama dalam proses pembangunan fisik, karena efisiensi proses produksi dan kemampuan perusahaan dalam memberikan kualitas yang terbaik serta ketepatan delivery time menjadi modal penting agar perusahaan bisa tetap bertahan dalam persaingan. Salah satu tools yang sangat penting dalam penerapan lean manufacturing adalah VSM ( Value Stream Mapping). VSM merupakan alat yang dapat digunakan untuk memetakan aliran nilai ( value stream) secara mendetail untuk mengidentifikasi terjadinya pemborosan serta memberikan cara yang tepat untuk menghilangkannya atau menguranginya. Value stream mapping (Cost Integrated VSM) yang terintegrasi dengan pembiayaan menggunakan pendekatan activity based costing akan membantu memberikan analisa biaya menyeluruh untuk menjadi salah satu cara bagi manajemen untuk memberikan keputusan yang yang tepat. A-1-1

METODE Value Stream Mapping Value stream mapping adalah sebuah metode visual untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang di dalamnya termasuk material dan informasi dari masing-masing stasiun kerja. Value stream mapping ini dapat dijadikan titik awal bagi perusahaan untuk mengenali pemborosan dan mengidentifikasi penyebabnya. Value stream mapping merupakan salah satu konsep lean manufacturing yang merupakan suatu upaya yang dilakukan secara terus - menerus untuk menghilangkan pemborosan ( waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) suatu produk (barang/ jasa) agar memberikan nilai tambah kepada pelanggan (customer value). Menurut Russel dan Taylor (1999) waste didefiniskan sebagai hal diluar dari jumlah minimum dari peralatan, material, parts, ruang dan waktu yang sangat penting untuk memberikan nilai tambah (added value) terhadap produk. Cost Integrated Value Stream Mapping Penelitian ini menggabungkan VSM dengan aspek biaya. Integrasi aspek biaya dalam VSM untuk memperkenalkan cost line yang dapat membantu memudahkan dalam pengambilan keputusan. Yang sangat penting di dalam cost integrated ini, adalah perhitungan pembiayaan untuk setiap aktivitas harus dapat digambarkan untuk memetakan biaya yang timbul dari setiap proses atau aktivitas yang dilakukan. Dalam aktivitas produksi, pembiayaan tiap unit poduk dapat dihitung dengan melakukan klasifikasi biaya berdasar biaya langsung dan biaya tidak langsung, dibagi dengan total unit yang berhasil di produksi. Dalam proses produksi, secara umum biaya yang timbul terdiri atas beberapa komponen diantaranya biaya pekerja, material, peralatan produksi, hingga biaya holding cost yang timbul karena adanya inventory selama proses dan dapat dijelaskan sebagai berikut a. Biaya operator Ld = no x t x r x α Keterangan: Ld = biaya pekerja per aktivitas no = jumlah dari operator/pekerja t = waktu yang dibutuhkan r = rate atau biaya operator per satuan waktu α = persentase dari availability factor b. Biaya mesin Mu= me x N x t Keterangan: me = biaya mesin per jam N = jumlah mesin yang beroperasi t = lama waktu mesin beroperasi c. Biaya Storage Sc = nm x t x Cs Keterangan: Sc = Storage Cost nm = Jumlah material/barang dalam proses yang berada dalam storage t = Lama waktu penympanan A-1-2

Cs = Biaya penyimpanan tiap unit d. Biaya Peralatan Tc = (Ct x N x t) + mc Keterangan: Tc = biaya peralatan Ct = biaya unit per tool per jam N = jumlah peralatan yang beroperasi t = lama waktu mesin beroperasi mc = biaya material konsumabel yang diperlukan Analisa Proses Aktivitas utama pada analisa proses adalah membuat timeline, pada setiap timeline terdapat value added time dan non-value added time. Yang dianalisa pertama kali adalah cycle time, yaitu waktu yang dibutuhkan seorang operator untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaannya termasuk untuk melakukan kerja manual dan berjalan. Terkadang diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit produk, dalam hal ini ditentukan dari proses yang paling lama ( bottleneck), baik itu pekerjaan dilakukan oleh manusia atau mesin. Selanjutnya, kita akan mencari leadtime, yaitu waktu rata - rata untuk mengalirnya satu unit produk di sepanjang proses (dari awal sampai akhir) termasuk waktu menunggu (waiting time) antara sub-sub proses. Analisa Biaya Aktivitas utama pada analisis biaya adalah mengintegrasikan cost line dalam VSM bersama dengan timeline yang sudah pada VSM pada umumnya. Komponen biaya yang timbul, akan di kelompokkan tiap aktivitas produksi Total activity cost = (Mu + Tc) + Ld + mi + Sc (mi = 0, jika tidak ada material digunakan yang ditambahkan dalam aktivitas tersebut) Keterangan : Mu = biaya penggunaan mesin Ld = biaya operator Mi = biaya material (raw material produksi) Tc = biaya penggunaan peralatan Sc = biaya storage HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Perusahaan Obyek yang akan dilakukan penelitian adalah bengkel konstruksi lambung kapal Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia. Bengkel konstruksi lambung kapal memiliki fungsi untuk mengolah raw material plat, melakukan fabrikasi dan perakitan part hingga menjadi blok konstruksi lambung kapal. Secara umum terdapat 4 bagian proses besar dalam proses produksi konstruksi lambung kapal ini, yaitu: General Work Preparation (Surface Preparation) Fabrication Sub Assembly Part Assembly Panel A-1-3

Analisa Proses Proses produksi masih mengandalkan proses push, sehingga terjadi banyak bottle neck terutama pada proses assembly, dan penumpukan juga terjadi pada proses fabrikasi dan sub assembly, sehingga bengkel konstruksi lambung kapal penuh dan sulit untuk melakukan handling material produksi yang sedang dalam proses. Hal ini dapat dilihat pada gambar Gambar 1 Penumpukan Material Produksi Pada Bengkel Konstruksi Lambung Kapal Gambaran umum proses digambarkan dalam current value stream mapping dapat dilihat pada Gambar 2, secara total proses, production lead time di konstuksi lambung kapal diperoleh 6206 menit dimulai dari proses kedatangan material hingga proses dan menghasilkan blok kapal. Dengan tenaga kerja langsung yang bekerja 10 jam setiap harinya, di dapatkan waktu 10,2 hari untuk menyelesaikan satu blok kapal dengan bobot 36,08 ton, bila dengan adanya inventory sebanyak 6 hari, maka proses ini akan bertambah hingga 16,2 hari untuk menyelesaikan satu blok kapal. Tabel 1. Kategori Aktivitas Produksi Konstruksi Lambung Kapal Jenis Aktivitas Produksi Value Added Non Value Added Unloading 65 Inventory 1 Day Sorting 10 Set Up 160 Grit Blasting & Painting 295 Loading 215 Inventory 2 Day Labelling 60 Sorting 10 Transport 28 Set Up 380 Marking 187 Cutting 935 Labelling 289 Inventory 1 Day Sorting 24 Set Up 75 Sub Assembly Part 1155 Labellling Panel 20 Inventory 2 Day Set Up 155 Assembly Panel to Block 1948 Quality Check (Internal) 60 Waiting 1 Day Quality Check (External) 30 Loading and Transportation Block 45 A-1-4

*) dalam menit Gambar 2. Current State Map Proses Dari Tabel 1 dapat dilihat pengelompokan aktivitas yang bersifat value added dan non-value added dimana dapat diketahui bahwa total aktivitas value added hanya mencapai 4333 menit, dan kegiatan non value added mencapai 1873 menit. Identifikasi Waste Dari hasil identifikasi waste yang terjadi pada proses pembangunan konstruksi kapal di Divisi Kapal Niaga. Salah satu tanda utama terjadinya waste atau pemborosan ini ditunjukkan dengan dua kejadian berikut: Terjadi keterlambatan dalam proses produksi dimana dari jadwal perencanaan yang ada tidak dapat terlaksana dengan baik. Terjadinya penumpukan material pada pos-pos produksi pembangunan konstruksi kapal baru. Dari hasil identifikasi ini, selanjutnya akan diberikan rekomendasi untuk penyusunan flow process yang baru dengan menghilangkan atau meminimalisir terjadinya waste dengan melakukan perubahan rancangan flow process sebagai berikut: Merubah sistem push yang diterapkan oleh perusahaan dan digantikan dengan sistem tarik ( pull), dimana kebutuhan material akan diberikan di dasarkan pada kebutuhan dari proses berikutnya, sehingga mengurangi inventory A-1-5

Melakukan kerjasama dengan pihak supplier agar proses pengadaan barang dan jasa menyesuaikan dengan sistem batch atau blok, yang berarti pemasok atau supplier akan memberikan layanan tambahan berupa sorting raw material dengan kebutuhan per blok, sehingga seluruh aktivitas yang berhubungan dengan melakukan efisiensi kerja akan hilang. Memusatkan proses labelling dan kontrol raw material dari satu bagian, sehingga akan lebih terpusat dan lebih terkoordinasi berkaitan dengan metode kerja sehingga lebih maksimal. Rancangan Future State Map Dari hasil identifikasi waste tersebut, maka dikeluarkan rancangan baru, dengan pendekatan sistem tarik atau pull system untuk mengurangi adanya inventory, menciptakan dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan juga kapasitas. Beberapa proses yang merupakan pemborosan dihilangkan atau dihindari sehingga menciptakan pemborosan seminimal mungkin. Setelah itu rancangan ini dituang dan dibentuk dalam future state map seperti yang terlihat pada Gambar 3. Pada future state map, dirancang pula sistem pembangunan untuk mengikuti one piece flow, hal ini akan membawa perubahan dengan mengelompokkan pekerjaan untuk pengolahan material dalam satu line, sehingga proses akan bisa dilakukan secara kontinyu. Analisa Biaya Pemetaan aktivitas ini akan dilanjutkan dengan menganalisa komponen biaya yang timbul dari aktivitas yang berkaitan dengan produksi. Secara umum, pembiayaan yang dikeluarkan dalam proses pembangunan kontruksi kapal baru terdiri atas: Biaya material, adalah biaya yang berkaitan dengan material habis pakai yang digunakan dalam proses, dan juga biaya material produk berupa plat dan profil. Biaya labor, adalah biaya tenaga kerja atau operator yang dihitung dalam satuan waktu. Biaya peralatan adalah biaya operasional yang dikeluarkan oleh mesin yang bekerja selama proses produksi, pembiayaan ini timbul dikarenakan peralatan tersebut mengkonsumsi energi yang besar. Biaya inventory, adalah biaya yang timbul dikarenakan adanya penumpukan bahan material atau yang sedang berada dalam proses, sehingga menimbulkan biaya, dan kerugian dikarenakan ada penggunaan lahan yang tidak efektif. A-1-6

Gambar 3. Future State Map Proses Tabel 2. Kategori Biaya Aktivitas Produksi Konstruksi Lambung Kapal (Current State) Jenis Aktivitas Produksi Value Added Non Value Added Unloading Rp 2.751.667 Inventory Rp 16.012.500 Sorting Rp 324.454.167 Set Up Rp 2.773.333 Grit Blasting & Painting Rp 282.558.333 Loading Rp 143.333 Inventory Rp 56.100.000 Labelling Rp 86.000 Sorting Rp 340.000 Transport Rp 685.333 Set Up Rp 10.808.889 Marking Rp 10.240.667 Cutting Rp 45.596.024 Labelling Rp 358.000 Inventory Rp 112.200.000 Sorting Rp 1.264.000 Set Up Rp 1.087.500 Sub Assembly Part Rp 15.042.456 Labellling Panel Rp 82.333 Inventory Rp 112.200.000 Set Up Rp 6.095.000 Assembly Panel to Block Rp 28.468.880 Quality Check (Internal) Rp 20.000 Waiting Rp 54.120.000 Quality Check (External) Rp 350.000 Loading and Transportation Block Rp 36.045.000 Total Rp 371.665.694 Rp 748.217.722 Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa biaya dari proses yang memiliki value added mencapai Rp 371.665.694, dan biaya non-value added mencapai Rp 748.217.722, dimana dari keseluruhan biaya proses, ternyata aktivitas yang tidak memberikan nilai masih sangat tinggi. Biaya non-value added tertinggi adalah saat barang berada di inventory dengan biaya mencapai Rp 350.632.500 Dengan melakukan penerapan sistem tarik (pull) dan mengunakan one piece flow pada proses produksi, maka jumlah inventory dapat dikurangi, dari adanya 4 inventory, dikurangi menjadi satu bagian dan dengan sistem tarik, inventory dapat di kontrol seminimal mungkin A-1-7

berdasarkan kebutuhan dan menyesuaikan kapasitas produksi tiap bagian sehingga tidak ada penumpukan barang dalam proses. Untuk mengetahui perbedaan biaya yang terjadi dikarenakan adanya perubahan aliran proses,maka kita bisa membandingkan biaya yang timbul dari setiap aktivitas. Pada saat current state map, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan satu unit blok adalah Rp 1.123.498.364,89, sedangkan untuk proposed cost integrated value stream map di dapatkan pengurangan besaran biaya untuk memproduksi satu unit blok Rp 879.556.032 atau hampir 21,7% biaya proses untuk current state map. Hal ini disebabkan adanya pengurangan biaya inventory pada proses, sekitar Rp 238.432.500 yang memang dari struktur biaya current state map memiliki presentase sebesar 31,2% dari seluruh biaya total untuk memproduksi satu unit blok kapal. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 3 berikut: Tabel 3. Perubahan Struktur Biaya Produksi 1 Unit Blok Lambung Kapal Rincian Biaya Current Cost VSM Proposed Cost VSM Total Cost Rp 1.123.498.365 Rp 879.556.032 +Material Rp 552.579.976 Rp 552.464.976 +Equipment Rp 202.263.889 Rp 197.086.389 +Holding Cost Rp 350.632.500 Rp 112.200.000 +Labour Cost Rp 18.022.000 Rp 17.804.667 KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa di dalam proses produksi pembangunan konstruksi lambung kapal terdapat dua jenis waste yang terjadi, yaitu inventory dan motion. Dari rancangan future state map yang ada, diketahui terjadi pengurangan waktu hingga mencapai 8,8% dari kondisi curent, yang di dapatkan dari menghilangkan waste atau pemborosan sebesar 30,2% non value added time yang ada di dalam proses current state map. Dari analisa biaya di dapatkan bahwa pengurangan biaya sebesar 21,7% setelah melakukan implementasi future state map, dimana biaya pengurangan tersebut berasal dari besar beban biaya inventory yang selama ini berada di tengah proses. DAFTAR PUSTAKA Barfield, J. T., C. A. Raiborn, et al. (1994). Cost Accounting; Traditions and Innovations. USA, West Publishing. Benjamin S. J., M. S. (2009). An improved methodology for absorption costing: efficiency based absorption costing (EBAC). The Journal of Applied Business Research, 25(6), 87-104. Daniel A. Ramos.2009. Lean Principles Applied to Extended Value Stream Mapping To Achieve a Costs Savings in the North American Automotive Industry. A Research Paper University of Wisconsin-Stout. Gaspersz, Vincent. (2007). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Indutries. Womack, J.P, Jones, D.T. and Roos, D. 1990. The machine that changed the world. Rawson Associates, New York, NY. Womack, J.P., Jones, D.T., 1996. Lean Thinking: Banish Waste and Create Wealth in Your Corporation. Simon & Schuster, New York A-1-8