Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

dokumen-dokumen yang mirip
SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN...

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

BAB V DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN. Seperti dijelaskan pada subbab 4.2 diatas, pengambilan data dilakukan dengan

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN BANGUNAN PENGERING KERUPUK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PINDAH PANAS. Jurusan Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan 2

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT

SKRIPSI PERANCANGAN DAN UJI ALAT PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER) TIPE COUNTER FLOW

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB IV PERHITUNGAN DATA

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

PENGANTAR PINDAH PANAS

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

Lampiran I Data Pengamatan. 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

JENIS-JENIS PENGERINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

Lampiran 1. Produksi Kayu Bulat oleh Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Menurut Jenis Kayu, Lampiran 2. System pengeringan kayu Meranti

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Ikan cakalang

LAMPIRAN II PERHITUNGAN. 1 β

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI DAN OPERASI PENGERING EFEK RUMAH KACA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1.

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

LAMPIRAN B PERHITUNGAN. 1 β

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERANCANGAN DAN ANALISA ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI BRIKET BATUBARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN PRODUK PASCA PANEN HASIL PERIKANAN DI ACEH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

BAB FLUIDA A. 150 N.

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

BAB V. ALIRAN UDARA DALAM ALAT PENGERING ERK

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNJUK KERJA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIOGAS EFISIENSI TINGGI DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN

Antiremed Kelas 11 Fisika

PENGUJIAN MESIN PENGERING KAKAO ENERGI SURYA

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

Transkripsi:

LAMPIRAN 49

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) = 0.000934 kg air/dtk = 0.93 gr/dtk Keterangan = Angka 32 merupakan lama pengeringan yang direncanakan yaitu 32 jam. 2. Kebutuhan Panas Sifat udara pada suhu proses Kondisi T ( o C) T (K) RH H V W (kg H 2 O/kg (kj/kg) (m 3 /kg) Udara) 1- Awal 28 301 65 70.75 0.876 0.0167 2- Pengeringan 50 323 40 132.91 0.962 0.0319 3- Akhir 40 313 60 90.19 0.903 0.0284 - = ( ) ; C pb (kj/kg o C) = 0.837 + (3.348 x m 0 ) = 180 kg x 3.01 kj/kg K x (323 301) K x 10-3 = 11.9 MJ - = ; H fg pada 50 o C= 2382.84 kj/kg = 107.6 kg x 2382.84 kj/kg x 10-3 = 256.4 MJ - = ṁ =. / (..)/ 1.006 323 301 10 = (0.93/(28.4-16.7)) x 1.006 x (323 301) x (32 jam x 3600 dtk/jam) x 10-3 = 202.7 MJ Keterangan : ṁ v = Ẇ v /(W 3 -W 1 ) ; W 3 -W 1 merupakan kelembaban mutlak pada kondisi proses awal dan akhir pengeringan 50

- = ( ) Ket : U = 1.55 W/m 2 K (Dijelaskan Lampiran 4) ; A w (Luas terkena panas) = 20 m 2 Q4 = 1.55 W/m 2 K x 20 m 2 x (323 301) K x (32 jam x 3600 dtk/jam) x 10-6 = 78.6 MJ Total Panas yang Dibutuhkan adalah : Q T = Q 1 + Q 2 + Q 3 + Q 4 = 11.9 MJ + 256.4 MJ + 202.7 MJ + 78.6 MJ = 549.6 MJ Panas yang tersedia (disuplai dari energi surya) jika diasumsikan total penyinaran matahari selama proses pengeringan adalah 20 jam adalah : Q S = I A P α τ t = 500 W/m 2 x 4 m 2 x 0.75 x 20 jam x 3600 detik/jam x 10-6 = 108 MJ Panas yang harus disuplai dari biomassa : Q B = Q T - Q S = 549.6 MJ 108 MJ = 441.6 MJ 51

Lampiran 2. Perhitungan Dimensi Fisik Sub-Fungsi Struktur 1. PERHITUNGAN PENENTUAN JUMLAH RAK Luas Rak (A rak ) = 0.9 x 0.65 = 0.585 m 2 Volume Bahan tiap rak = A rak x Tinggi Tumpuk = 0.585 x 0.02 = 0.012 m 3 /rak Volume bahan dikeringkan = 180 kg/500 kg/m 3 = 0.36 m 3 Jumlah Rak = 0.36 m 3 /0.012 m 3 /rak = 30 rak Rak disusun secara zigzag seperti terlihat pada gambar diatas dengan jarak antar rak 20 cm. 2. PERHITUNGAN PENENTUAN DIMENSI TUNGKU Kebutuhan Panas Kebutuhan panas yang diperlukan dari biomassa adalah 441.6 MJ. Jika diasumsikan efisiensi tungku 30% dan efektifitas HE adalah 0.4 dan kalor jenis kayu adalah 16351 kj/kg (Gaoss 2008) dan tungku juga digunakan pada siang hari, maka diperlukan kayu bakar sebanyak : = = 441.6 1000 0.3 0.4 16351 30 = 7.5/ - Massa kayu untuk pembakaran dibutuhkan 7.5 kg/jam, maka tungku dirancang untuk kapasitas 8 kg Perhitungan Kebutuhan Oksigen Secara Umum C + O 2 CO 2 12 kg C + 32 kg O 2 44 kg CO 2 1 kg C + 2,67 kg O 2 3,67 kg CO 2 Untuk pembakaran sempurna 1 kg C memerlukan 2,67 kg O 2 yang menghasilkan 3,67 kg CO2. 4 H + O 2 2 H 2 O 4 kg H + 32 O 2 2 x 18 kg H 2 O 1 kg H + 8 kg O 2 9 kg H 2 O Untuk pembakaran sempurna 1 kg Hidrogen H 2 membutuhkan 8 kg Oksigen O 2, dan menghasilkan 9 kg H 2 O Kebutuhan Oksigen 8 kg kayu bakar mengandung : Karbon (C) = 0.43 * 8 kg = 3.44 kg Hidrogen (H) = 0.05 * 8 kg = 0.4 kg Oksigen (O) = 0.38 * 8 kg = 3.04 kg Ket : Kandungan C, H, O didasarkan pada kandungan C, H, O kayu lamtorogung (Gaoss 2008). 52

Kebutuhan Oksigen [(3.44 * 2.67) + (0.4 * 8)] 3.04 = 9.34 kg O 2 Excess Air = 100% (asumsi) Total Kebutuhan O 2 = 9.34 * 2 Kebutuhan Udara = 18.68 kg O 2 Jika komposisi O 2 dalam udara adalah 21% maka dalam 1 kg udara mengandung 210 gr O 2 Sehingga kebutuhan udara total adalah = 18.68 O 2 /0.21 O 2 /kg udara = 88.9 kg udara = 74.1 m 3 /proses (ρ udara = 1.2 kg/m 3 ) Jika setiap proses membutuhkan waktu pembakaran 60 menit maka kebutuhan udara adalah 0.02 m 3 /detik Dimensi Inlet Udara Luas Inlet Udara yang diperlukan Adalah A = Q udara /V = 0.02/0.5 = 0.04 m 2 Volume Tungku Massa kayu bakar setiap pengumpanan adalah 8 kg Massa jenis kayu bakar rata-rata diasumsikan 200 kg/m 3 V tungku minimum = 8/200 =0.04 m 3 Karena pengumpanan tidak dilakukan sekaligus maka ada ruang lebih yang harus disediakan, jika ruanglebih yang disediakan adalah 50% dari volume minimum maka : V tungku = 0.04 + (0.5 x 0.04) = 0.06 m 3 3. PERHITUNGAN PENENTUAN JUMLAH PIPA HEAT EXCHANGER Untuk menentukan jumlah pipa heat exchanger yang diperlukan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : Asumsi : T1 = 28 o C ; T2 = 60 o C ; t1 = 170 o C ; t2 = 140 o C Panas yang dibutuhkan untuk pengeringan pada malam hari diasumsikan 60% dari total energi dari biomassa secara keseluruhan (dijelaskan pada Lampiran 1), maka panas yang harus disuplai dari penukar panas adalah sebesar jika malam hari disumsikan selama 12 jam : =.. = 6133.3 = (1 2) (2 1) (1 2) ln (2 1) 53

= = (170 60) (110 28) = 111 (170 60) ln (140 28) (1 2) (170 140) = (2 1) (60 28) = 0.94 = (2 1) (60 28) = (1 1) (170 28) = 0.21 = 0.98 ( ) Holman 1993 menyatakan bahwa koefisien konveksi keseluruhan (U) untuk penukar panas gas ke gas adalah 10-40 W/m2 o C, untuk menentukan jumlah pipa diasumsikan bahwa U = 35 W/m2 o C dan pipa yang dipilih adalah berdiameter luar 30 mm (diameter dalam 1 inch) dengan panjang 40 cm/pipa, maka : = = 6133.3 = 1.6 35 0.98 111 h = 1.6 = 42 (0.03) 0.4 / 54

Lampiran 3. Perhitungan Koefisien Pindah Panas Keseluruhan Diasumsikan pidah panas terjadi pada semua dinding vertikal pengering, dengan ilustrasi sebagai berikut : T p = 50 C h 2 T L = 30 C h 1 Keterangan : h 1 = koef. pindah panas konveksi dari dinding ke udara luar h 2 = koef. pindah panas konveksi udara pengering ke dinding x x = tebal dinding = 1.6 mm Mencari h1 Asumsi : 1. Konveksi terjadi secara alami 2. Tinggi dinding terkena pindah panas (L) = 2 m 3. Suhu dinding merupakan suhu rata-rata antara T P dan T L, yaitu : T d =(50 + 30)/2 = 40 C 4. Suhu rata-rata (T F ) = (T d + T p )/2 = (30 + 40)/2 = 35 C = =. =. ; =. =. ( = = ) =. h = 1.31( ) = 1.31 (10) = 2.82 Mencari h2 Asumsi : 1. Konveksi terjadi secara paksa 2. Kecepatan udara rata-rata (v u ) = 0.2 m/s 3. Tinggi dinding terkena pindah panas (L) = 2 m 4. Suhu dinding merupakan suhu rata-rata antara T P dan T L, yaitu : T d =(50 + 30)/2 = 40 C 5. Suhu rata-rata (T F ) = (T d + T p )/2 = (50 + 40)/2 = 45 C = ; = = =. = =.. =. ( = = ) =. =. (. ). = 128.16 55

h = =.. = 1.77 Mencari U 1 = 1 + + 1 h h 1 = 1 2.82 + 0.0016 0.1651 + 1 = 1.03 1.77 =. = =.. =. 56

Lampiran 4. Perhitungan Daya Kipas P1 P2 = Tekanan udara di ruang pengering (Pa) = Tekanan udara lingkungan (Pa) = 101325 Pa γ = Berat jenis (N/m 3 ) = 11.2 N/m 3 (udara pada suhu 313 K) V2 V1 Z m T H p Np = Kecepatan udara keluar (m/s) = 1.35 m/s (hasil simulasi) = Kecepatan udara masuk (m/s) = 0.4 m/s (hasil simulasi) = Beda ketinggian inlet dan outlet (m) = 1.8 m = massa fluida di dalam ruang pengering = ρ x Vpengering = 1.142 x 6 = 6.852 kg = Suhu udara di ruang pengering = 313 K = Head kipas = Daya kipas Q = debit tiap kipas = 0.07 m 3 /s η = = = = = efisiensi kipas = 70 % (asumsi) ; =... + + = +.. +. =... Daya untuk tiap kipas adalah : = =..... =. 57

Lampiran 5. Variasi model simulasi - Variasi 1 Parameter-parameter yang menjadi input : 1). Kondisi udara keluar heat exchanger (masuk ke ruang pengering) Suhu = 320 K Tekanan = 101.325 kpa 2). Kondisi udara keluar pengering Debit = 0.1 m 3 /s 3). Pengatur sirkulasi udara pada pengering yang dimodifikasi ini kipas berdiameter 300 mm sebanyak dua buah, kipas dipasang pada dinding depan dengan ketinggian titik pusat 1.8 m dari lantai. Hasil simulasi ditunjukkan pada gambar berikut : Tampak Samping Tampak Atas 58

- Variasi 2 Parameter-parameter yang menjadi input : 1). Kondisi udara keluar heat exchanger (masuk ke ruang pengering) Suhu = 320 K Tekanan = 101.325 kpa 2). Kondisi udara keluar pengering Debit = 0.2 m 3 /s 3). Pengatur sirkulasi udara pada pengering yang dimodifikasi ini kipas berdiameter 250 mm sebanyak dua buah, kipas dipasang pada dinding depan dengan ketinggian titik pusat 1.8 m dari lantai. Hasil simulasi ditunjukkan pada gambar berikut : Tampak Samping Tampak Atas 59

Lampiran 6. Data Hasil Pengujian 1. PENGUJIAN KAPASITAS PENUH 60

2. PENGUJIAN SETENGAH KAPASITAS 61

Lampiran 7. Foto-foto Pengering 62

63

Lampiran 8. Gambar Teknik 64