BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

II. LANDASAN TEORI. Definisi 1 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear) Definisi 2 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Taklinear)

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MODEL MATEMATIKA SACR PENYEBARAN VIRUS HEPATITIS C PADA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK SKRIPSI. memperoleh gelar Sarjana Sains

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BIFURKASI PADA MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN WAKTU TUNDA DAN LAJU PENULARAN BILINEAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al.,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab II Teori Pendukung

II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 1 [Sistem Persamaan Diferensial Linear (SPDL)]

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

T 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

BAB II LANDASAN TEORI

Suatu sistem persamaan diferensial dinyatakan sebagai berikut : Misalkan suatu sistem persamaan diferensial (SPD) dinyatakan sebagai

BAB III PEMBAHASAN. genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MODEL MATEMATIKA TENTANG PENGARUH TERAPI GEN TERHADAP DINAMIKA PERTUMBUHAN SEL EFEKTOR DAN SEL TUMOR DALAM PENGOBATAN KANKER SKRIPSI

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS

Sistem Persamaan Linier dan Matriks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA MSIR PADA PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT HEPATITIS B DENGAN PEMBERIAN VAKSINASI SKRIPSI

KESTABILAN TITIK TETAP MODEL PENULARAN PENYAKIT TIDAK FATAL

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dari persamaan diferensial biasa (PDB) yaitu suatu

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

ANALISIS KESTABILAN SISTEM GERAK PESAWAT TERBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI EIGEN DAN ROUTH - HURWITZ (*) ABSTRAK

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENULARAN PENYAKIT GONORE

Sistem Hasil Kali Persamaan Diferensial Otonomus pada Bidang

I. Sistem Persamaan Diferensial Linier Orde 1 (Review)

APLIKASI MATRIKS LESLIE UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN SUATU POPULASI

Karena v merupakan vektor bukan nol, maka A Iλ = 0. Dengan kata lain, Persamaan (2.2) dapat dipenuhi jika dan hanya jika,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEII T (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL- ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

ANALISIS KESTABILAN BEBAS PENYAKIT MODEL EPIDEMI CVPD (CITRUS VEIN PHLOEM DEGENERATION) PADA TANAMAN JERUK DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

Dalam bentuk SPL masalah ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

BAB I PENDAHULUAN. masalah penyebaran penyakit menular yang mewabah. Berdasarkan pasal 3

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dijelaskan landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung dan memperkuat tujuan penelitian. Landasan teori yang dimaksud meliputi pemodelan matematika, nilai eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik ekuilibrium, linearisasi sistem persamaan diferensial nonlinear, kestabilan titik ekuilibrium, bilangan reproduksi dasar, dan kriteria Routh-Hurwitz. 2.1 Pemodelan Matematika Pemodelan matematika merupakan suatu proses merepresentasi dan menjelaskan permasalahan pada dunia nyata yang dituangkan ke dalam pernyataan matematik (Widowati & Sutimin, 2007). Tahap-tahap dalam menyusun model matematika dapat dinyatakan dalam alur diagram berikut (Widowati & Sutimin, 2007). 9

Gambar 1. Proses Pemodelan Matematika Berdasarkan Gambar 1 dapat diperoleh langkah-langkah dalam pemodelan matematika sebagai berikut: 1. Menyatakan permasalahan nyata ke dalam pengertian matematika Permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan nyata dinyatakan dalam bahasa matematis. Langkah ini meliputi menentukan faktor yang dianggap penting dan sesuai, identifikasi variabel-variabel dalam masalah, dan membentuk beberapa hubungan antar variabel-variabel yang dihasilkan dari permasalan tersebut. 2. Menentukan asumsi yang akan digunakan Membuat asumsi dalam model matematika mengarah pada tujuan bagaimana agar model dapat berjalan dan dapat diselesaikan. 10

3. Membentuk model matematika Dengan memahami asumsi dan hubungan antar variabel, kemudian memformulasi persamaan atau sistem persamaan. Dalam menformulasi model, terkadang diperlukan adanya pengujian kembali asumsi yang telah dibuat agar formulasi model sesuai dan dapat diselesaikan. 4. Menentukan solusi dari persamaan Dilakukan analisis apakah model mempunyai penyelesaian atau tidak. Proses dalam memodelkan sangat perlu diperhatikan secara menyeluruh karena ada kemungkinan model yang telah diformulasi tidak mempunyai solusi. Namun pada kondisi lain dapat dibangun bahwa persamaan dapat mempunyai lebih dari satu solusi. 5. Interpretasi hasil Interpretasi hasil merupakan kesimpulan yang diperoleh dari formulasi model yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam masalah dunia nyata. Interpretasi ini dapat diwujudkan dalam bentuk grafik yang digambarkan berdasarkan solusi yang diperoleh dan selanjutnya diinterpretasi sebagai solusi dalam dunia nyata. 2.2 Nilai Eigen dan Vektor Eigen Nilai eigen dan vektor eigen dalam suatu matriks akan digunakan dalam menentukan kestabilan titik ekuilibrium dari suatu sistem persamaan linear. 11

Definisi 2.2.1 (Anton, 1987) Jika adalah matriks, maka vektor tak nol di dalam dinamakan vektor eigen (eigenvector) dari jika adalah kelipatan skalar dari, yakni untuk suatu skalar. Skalar dinamakan nilai eigen dari dan dikatakan sebuah vektor eigen yang bersesuaian dengan. Untuk mencari nilai eigen matriks yang berukuran maka kita dapat menuliskan kembali Persamaan sebagai atau secara ekuivalen dengan adalah matriks identitas. Persamaan akan memiliki solusi nontrivial jika dan hanya jika Persamaan merupakan persamaan karakteristik dari matriks dan skalar yang memenuhi Persamaan adalah nilai eigen dari. Pada matriks dengan ukuran, maka polinomial karakteristik mempunyai bentuk 12

Sehingga persamaan karakteristik menjadi dengan. Contoh 1 Diberikan matriks * + Tentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks. Penyelesaian: a. Akan ditentukan nilai eigen dari matriks (* + * +) * + Sehingga diperoleh nilai eigen dari matriks adalah dan. b. Akan ditentukan vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen Untuk 13

* + * + { Persamaan dan, ekuivalen dengan. Misalkan, maka, dengan maka vektor eigen dari matriks yang bersesuaian dengan adalah * +. Untuk * + * + { Persamaan dan, ekuivalen dengan. Misalkan, maka, dengan maka vektor eigen dari matriks yang bersesuaian dengan adalah * +. 2.3 Persamaan Diferensial Definisi 2.3.1 (Ross, 1984) Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan/menyertakan turunan satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel bebas. 14

Berdasarkan jumlah variabel bebasnya, persamaan diferensial dibagi menjadi dua, yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Definisi 2.3.2 (Ross, 1984) Persamaan diferensial biasa yaitu suatu persamaan diferensial yang melibatkan turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas. Definisi 2.3.3 (Ross, 1984) Persamaan diferensial parsial yaitu suatu persamaan diferensial yang melibatkan turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap dua atau lebih variabel bebas. Contoh 2 Contoh persamaan diferensial biasa ( ) Contoh persamaan diferensial parsial Persamaan diferensial dikatakan linear jika memenuhi kriteria berikut (Ross, 1984). i. Variabel tak bebas dan turunan-turunannya berpangkat satu. ii. Tidak terdapat perkalian antara variabel tak bebas dengan dirinya sendiri, variabel tak bebas dengan turunan-turunannya, dan antar turunan-turunannya. 15

iii. Variabel tak bebas bukan merupakan argumen dari fungsi logaritma, trigonometri, dan eksponensial. Definisi 2.3.4 (Ross, 1984) Persamaan diferensial nonlinear adalah persamaan diferensial biasa yang tak linear. 2.4 Sistem Persamaan Diferensial Gabungan dari persamaan diferensial disebut sistem persamaan diferensial. Sistem persamaan diferensial dibagi menjadi dua yaitu sistem persamaan diferensial linear dan sistem persamaan diferensial nonlinear. Sistem persamaan diferensial linear dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: dengan kondisi awal Jika bernilai nol, maka Persamaan disebut sistem persamaan linear homogen sedangkan jika bernilai tak nol, maka Persamaan disebut sistem persamaan diferensial linear nonhomogen. 16

Contoh 3 Contoh dari sistem persamaan diferensial linear. Sistem persamaan diferensial nonlinear dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: Dengan kondisi awal atau dapat ditulis dalam bentuk persamaan di bawah ini adalah fungsi tidak linear dan kontinu. Contoh 4 Contoh dari sistem persamaan diferensial nonlinear sebagai berikut: 17

Persamaan di atas merupakan sistem persamaan diferensial nonlinear dengan variabel bebas dan variabel tak bebas,, dan. Persamaan tersebut dikatakan sistem persamaan diferensial nonlinear karena terdapat perkalian antara variabel tak bebas dan pada persamaan pertama, terdapat kuadrat dari variabel tak bebas pada persamaan kedua, dan terdapat fungsi eksponensial dan trigonometri pada persamaan ketiga. 2.5 Titik Ekuilibrium Titik ekuilibrium merupakan titik tetap yang tidak berubah terhadap waktu. Adapun pengertian titik ekuilibrium disajikan dalam Definisi 2.5.1. Berikut diberikan sistem persamaan diferensial autonomus yaitu sistem persamaan diferensial dimana secara eksplisit tidak memuat variabel t, sebagai berikut: Dengan ( ), fungsi nonlinear dan kontinu. Definisi 2.5.1 (Wiggins, 2003) Titik disebut titik ekuilibrium dari Sistem jika memenuhi. 18

Contoh mengenai Definisi 2.5.1 Contoh 5 Diberikan sistem persamaan diferensial yaitu { Tentukan titik ekuilibrium dari Sistem. Penyelesaian Misal merupakan titik ekuilibrium Sistem. Titik ekuilibrium dari sistem di atas dapat diperoleh jika, sehingga Sistem di atas menjadi dan Berdasarkan Persamaan diperoleh dan. Selanjutnya substitusikan pada Persamaan sehingga diperoleh dan didapatkan. 19

Substitusi pada Persamaan sehingga diperoleh dan didapatkan. Sehingga dari Sistem diperoleh dua titik ekuilibrium yaitu dan. 2.6 Linearisasi Sistem Persamaan Diferensial Nonlinear Linearisasi merupakan proses mengubah suatu sistem nonlinear menjadi sistem linear. Linearisasi dilakukan pada sistem nonlinear untuk mengetahui perilaku sistem di sekitar titik ekuilibrium sistem tersebut dan dimaksudkan untuk memperoleh aproksimasi yang baik. Andaikan adalah titik ekuilibrium Sistem, maka pendekatan linear untuk Sistem diperoleh dengan menggunakan ekspansi Taylor di sekitar titik ekuilibrium yaitu ( ) ( ) ( ) Pendekatan linear untuk Sistem adalah 20

dengan diabaikan karena nilai merupakan bagian nonlinear yang selanjutnya dapat mendekati nol. Sehingga Sistem dapat dituliskan sebagai matriks seperti berikut: [ [ [ Misalkan,, maka dari Sistem diperoleh [ [ [ Sistem merupakan linearisasi Sistem, sehingga diperoleh matriks Jacobian pada titik ekuilibrium dari Sistem yaitu: ( ) [ 21

Jika matriks ( ) tidak mempunyai nilai eigen yang bernilai nol pada bagian realnya, maka sifat kestabilan sistem dapat dilihat dari ( ) Persamaan adalah sebagai hasil linearisasi Sistem. Setelah dilakukan linearisasi pada Persamaan, analisa kestabilan sistem nonlinear di sekitar titik ekuilibrium dapat diselidiki melalui analisa linearisasi di sekitar titik yang sama, jika titik ekuilibrium dari sistem nonlinear tersebut hiperbolik. Berikut diberikan definisi titik ekuilibrium hiperbolik. Definisi 2.6.1 (Perko, 2000) Titik ekuilibrium dikatakan titik ekuilibrium hiperbolik dari Sistem jika tidak ada bagian real nilai eigen dari matriks Jacobian bernilai nol. Contoh 6 Diberikan sistem persamaan diferensial nonlinear dimana mempunyai dua titik ekuilibrium yaitu dan. Akan dicari matriks ( ) dan akan diidentifikasi apakah masing-masing titik ekuilibrium tersebut hiperbolik atau nonhiperbolik. Penyelesaian Matriks Jacobian dari sistem (2.14) adalah [ 22

Matriks Jacobian untuk * + Akan dicari nilai eigen untuk sebagai berikut Diperoleh dua nilai eigen, yaitu dan. Dapat disimpulkan bahwa titik ekuilibrium adalah titik ekuilibrium nonhiperbolik karena terdapat nilai eigen nol dibagian realnya. Matriks Jacobian untuk adalah * + akan dicari nilai eigen untuk adalah Diperoleh dua nilai eigen, yaitu dan. Dapat disimpulkan bahwa titik ekuilibrium adalah titik ekuilibrium hiperbolik karena tidak terdapat nilai eigen yang bernilai nol di bagian realnya. 23

2.7 Kestabilan Titik Ekuilibrium Kestabilan titik ekuilibrium dari suatu sistem persamaan diferensial baik linear maupun nonlinear diberikan dalam definisi berikut. Definisi 2.7.1 (Olsder & Woude, 2004) Diberikan sistem persamaan diferensial orde satu, solusi dengan kondisi awal yang dinotasikan oleh. i. Vektor yang memenuhi dikatakan sebagai titik ekuilibrium. ii. Titik ekuilibrium dikatakan stabil jika untuk setiap terdapat sedemikian sehingga jika, maka untuk semua. iii. Titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik jika titik ekuilibriumnya stabil dan terdapat sedemikian sehingga, asalkan. iv. Titik ekuilibrium dikatakan tidak stabil jka titik-titik ekuilibriumnya tidak memenuhi (ii). Pada definisi di atas, menyatakan norm atau panjang pada. Berikut merupakan ilustrasi titik ekuilibrium stabil, stabil asimtotik, dan tidak stabil yang akan ditunjukkan pada Gambar 2. 24

Gambar 2. Ilustrasi Kestabilan Berdasarkan Gambar 2, titik ekuilibrium dikatakan stabil jika solusi dari sistem persamaan pada saat selalu berada pada jarak yang cukup dekat dengan titik ekuilibrium, titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik jika solusi dari sistem persamaan pada saat akan menuju ke titik ekuilibrium, dan titik ekuilibrium dikatakan tidak stabil jika solusi dari sistem persamaan pada saat bergerak menjauhi titik ekuilibrium. Selanjutnya, diberikan teorema mengenai sifat kestabilan sebagai berikut: Teorema 2.7.2 (Olsder & Woude, 2004) Diberikan sistem persamaan diferensial, dengan suatu matriks yang mempunyai nilai eigen berbeda dengan. 1. Titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik jika dan hanya jika untuk setiap 2. Titik ekuilibrium dikatakan stabil jika dan hanya jika untuk setiap dan jika setiap nilai eigen imajiner dengan 25

, maka multiplisitas aljabar dan geometri untuk nilai eigen harus sama. 3. Titik ekuilibrium dikatakan tidak stabil jika dan hanya jika terdapat paling sedikit satu untuk. Bukti: 1. Bukti ke kanan Akan dibuktikan bahwa jika titik ekuilibrium stabil asimtotik, maka untuk setiap. Berdasarkan Definisi (2.7.1) titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik jika. Hal ini berarti bahwa untuk, akan menuju. Karena merupakan solusi dari sistem persamaan diferensial, maka memuat. Sehingga, agar menuju, maka haruslah bernilai negatif. Bukti ke kiri Akan dibuktikan bahwa jika untuk setiap, maka titik ekuilibrium stabil asimtotik. Solusi dari sistem persamaan diferensial adalah, maka selalu memuat. Jika, maka untuk, akan menuju. Sehingga, berdasarkan Definisi (2.7.1), titik ekuilibrium stabil asimtotik. 26

2. Bukti ke kanan Akan dibuktikan bahwa jika titik ekuilibrium stabil, maka untuk setiap. Andaikan, maka solusi persamaan diferensial yang selalu memuat akan menuju (menjauh dari titik ekuilibrium untuk, sehingga sistem tidak stabil. Hal ini sesuai dengan kontraposisi pernyataan jika titik ekuilibrium stabil, maka untuk setiap. Jadi terbukti bahwa jika titik ekuilibrium stabil, maka untuk setiap. Bukti ke kiri Akan dibuktikan bahwa jika untuk setiap, maka titik ekuilibrium stabil dan jika ada, maka multiplisitas aljabar dan geometri untuk nilai eigen harus sama. Solusi dari sistem persamaan diferensial adalah, maka selalu memuat. Jika, maka titik ekuilibrium stabil asimtotik (pasti stabil). Jika, maka nilai eigen berupa bilangan kompleks murni. Multiplisitas aljabar berhubungan dengan nilai eigen sedangkan geometri berhubungan dengan vektor eigen. Sehingga akan dibuktikan bahwa banyak nilai eigen dan vektor eigen adalah sama. Tanpa mengurangi pembuktian secara umum, diambil sembarang sistem pada yang mempunyai nilai eigen bilangan kompleks murni. 27

[ [ * + Nilai eigen dari Sistem akan ditentukan dengan mensubstitusi matriks [ ke dalam sehingga didapatkan ([ ) Diperoleh persamaan karakteristik sebagai berikut: Akar dari Persamaan adalah dan Berdasarkan definisi, adalah vektor eigen dari yang bersesuaian dengan jika dan hanya jika adalah pemecahan nontrivial dari, yakni [ * + * + Untuk maka Persamaan menjadi [ * + * + Matriks augmented dari Sistem yaitu [ 28

[ [ [ Berdasarkan matriks eselon baris tereduksi pada Sistem diperoleh solusi * + [ atau dapat dituliskan * + [ Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan adalah * + [. Untuk maka Persamaan menjadi [ * + * + 29

Matriks augmented dari Sistem yaitu [ [ [ [ Berdasarkan matriks eselon baris tereduksi pada Sistem diperoleh solusi * + [ atau dapat dituliskan * + [ 30

Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan adalah * + [. Terbukti bahwa banyak nilai eigen dan vektor eigen adalah sama. 3. Bukti ke kanan Akan dibuktikan bahwa jika titik ekuilibrium tidak stabil, maka untuk setiap. Titik ekuilibrium dikatakan tidak stabil jika, maka akan menuju. Karena merupakan solusi dari sistem persamaan diferensial, maka memuat. Untuk menuju dipenuhi jika untuk setiap. Bukti ke kiri Akan dibuktikan bahwa jika untuk setiap, maka titik ekuilibrium tidak stabil. Diketahui bahwa jika maka solusi persamaan diferensial yang memuat akan menuju. Hal ini berarti solusi akan menjauhi titik ekuilibrium Sehingga titik ekuilibrium dikatakan tidak stabil. Titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik lokal jika semua nilai eigen matriks Jacobian mempunyai bagian real negatif. Sementara itu, titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik global jika untuk sebarang nilai awal yang diberikan, solusi Sistem berada dekat dengan titik 31

ekuilibrium dan untuk membesar menuju tak hingga, konvergen ke titik ekuilibrium. Contoh 7 Diberikan Sistem. Akan diselidiki tipe kestabilan dari Sistem di sekitar titik ekuilibrium dan. Berdasarkan analisa pada Contoh 6 diperoleh bahwa titik ekuilibrium merupakan titik ekuilibrium nonhiperbolik. Sehingga perilaku kestabilan sistem linear di sekitar titik ekuilibrium tidak dapat ditentukan. Untuk titik ekuilibrium merupakan titik ekuilibrium hiperbolik, sehingga perilaku kestabilan sistem linear di sekitar titik ekuilibrium sama dengan perilaku sistem nonlinearnya yaitu tidak stabil karena terdapat bagian real dari nilai eigen matriks Jacobian bernilai positif. 2.8 Bilangan Reproduksi Dasar Bilangan reproduksi dasar adalah suatu parameter tertentu yang digunakan untuk melihat seberapa besar potensi penyebaran penyakit atau infeksi dalam suatu populasi. Bilangan reproduksi dasar didefinisikan sebagai jumlah rata-rata kasus sekunder yang disebabkan oleh satu individu terinfeksi selama masa terinfeksinya dalam keseluruhan populasi rentan (Diekmann & Heesterbeek, 2000). Bilangan reproduksi dari suatu model, jika maka titik ekuilibrium bebas penyakit stabil asimtotik lokal dan penyakit tidak menyerang populasi, 32

namun jika maka titik ekuilibrium bebas penyakit tidak stabil dan penyakit sangat mungkin untuk menyebar (Driessche & Watmough, 2001). Untuk, maka penyakit endemik dan individu yang terinfeksi penyakit akan menginfeksi lebih dari satu individu yang rentan sehingga penyakit akan menyebar ke populasi. Misalkan terdapat kelas terinfeksi dan kelas tidak terinfeksi. Selanjutnya dimisalkan pula menyatakan subpopulasi kelas terinfeksi dan menyatakan subpopulasi kelas tidak terinfeksi (rentan dan atau sembuh), dan, untuk, sehingga dengan adalah matriks dari laju individu baru terinfeksi penyakit yang menambah kelas terinfeksi dan adalah matriks laju perkembangan penyakit, kematian, dan atau kesembuhan yang mengakibatkan berkurangnya populasi dari kelas terinfeksi. Perhitungan bilangan reproduksi dasar berdasarkan linearisasi dari sistem persamaan diferensial yang didekati pada titik ekuilibrium bebas penyakit. Hasil linearisasi dari kelas terinfeksi pada titik ekuilibrium bebas penyakit dapat dituliskan sebagai berikut dengan dan matriks berukuran, dan 33

dengan merupakan titik ekuilibrium bebas penyakit. Selanjutnya didefinisikan matriks sebagai dengan disebut sebagai next generation matrix. Bilangan reproduksi dasar dari model kompartemen adalah yaitu nilai eigen terbesar dari matriks (Driessche & Watmough, 2001). Contoh 8 Diberikan sistem persamaan diferensial berikut dengan : populasi individu rentan pada saat : populasi individu terinfeksi pada saat t : populasi individu sembuh dari infeksi pada saat 34

Tentukan bilangan reproduksi dasar dari Sistem. Penyelesaian Sistem mempunyai titik ekuilibrium bebas penyakit. Penentuan bilangan reproduksi menggunakan metode next generation matrix dapat diperoleh dari kelas, sehingga diperoleh sebagai berikut : [ [ Hasil linearisasi di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit pada dan adalah [ [ Selanjutnya akan dicari dan didapatkan Sehingga diperoleh next generation matrix berikut [ [ [ Bilangan reproduksi dasar diperoleh dari nilai eigen terbesar dari matriks. Jadi, nilai dari Sistem adalah 35

2.9 Kriteria Routh-Hurwitz Nilai eigen dari matriks adalah akar-akar dari persamaan karakteristik (Olders & Woude, 2004). Namun seringkali muncul permasalahan dalam menetukan akar-akar persamaan karakteristik. Sehingga diperlukan suatu aturan atau kriteria yang menjamin nilai dari akar-akar suatu persamaan karakteristik bernilai negatif atau ada yang bernilai positif. Tanda negatif ataupun positif dapat digunakan untuk menetukan sifat kestabilan dari suatu titik ekuilibrium. Salah satu kriteria yang efektif untuk menguji kestabilan sistem adalah kriteria Routh-Hurwitz. Diberikan persamaan karakteristik nilai eigen dari matriks yang berukuran sebagai berikut: dengan dan merupakan koefisien dari persamaan karakteristik. Akar-akar dari Persamaan dapat diketahui dengan menyusun tabel Routh-Hurwitz sebagai berikut: Tabel 1. Tabel Routh-Hurwitz 36

dimana : Perhitungan berhenti sampai kolom pertama menghasilkan nilai nol. Dalam kriteria Routh-Hurwitz semua akar-akar dari Persamaan mempunyai bagian real negatif jika dan hanya jika semua elemen pada kolom pertama tabel Routh-Hurwitz memiliki tanda yang sama (semua bernilai positif atau semua bernilai negatif (Olsder & Woude, 2004). Contoh 9 Diberikan persamaan karakteristik Selidiki apakah Persamaan termasuk kriteria Routh-Hurwitz. Penyelesaian Berdasarkan Persamaan didapatkan nilai. Akan dibuktikan bahwa semua elemen pada kolom pertama tabel Routh-Hurwitz memiliki tanda yang sama. 37

Karena maka persamaan karakteristik dari Persamaan tidak memenuhi kriteria Routh-Hurwitz. Contoh 10 Diberikan persamaan karakteristik Selidiki apakah Persamaan termasuk kriteria Routh-Hurwitz 38

Penyelesaian Berdasarkan Persamaan didapatkan nilai. Akan dibuktikan bahwa semua elemen pada kolom pertama tabel Routh-Hurwitz memiliki tanda yang sama. Karena,,, dan, maka persamaan karakteristik dari Persamaan memenuhi kriteria Routh-Hurwitz. 39