BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka B. Landasan Teori C. Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

SISTEM PENGOLAHAN DATA RAWAT INAP DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN BERBASIS MULTIUSER

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. biaya tetapi juga dari segi kualitas. Meningkatkan kualitas layanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kesehatan yang di kembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT...i. PERSETUJUAN UJIAN SIDANG...iv. HALAMAN PENGESAHAN...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Pengumpulan data Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah Sakit Kalabahi masih belum terkomputerisasi, tetapi hanya menggunakan buku tulis atau kertas biasa saja. Pengambilan data untuk penelitian ini, berupa selang waktu kedatangan antar pasien satu dengan pasien berikutnya dan juga waktu yang dibutuhkan oleh dokter dalam melayani seorang pasien dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Mengenai BOR (Bed Occupancy Rate), Av LOS (Average Length Of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over Interval), NDR (Net Death Rate), GDR (Gross Death Rate), adalah data pada tahun 2001, 2002, 2003. Sedangkan data untuk penelitian sistem antrian di poliklinik adalah data yang diambil pada pengamatan bulan Oktober 2003, Januari 2004, dan Maret 2004. Untuk inventori obat diambil data pada tahun 2002 dan 2003 saja yang diberikan oleh manajemen rumah sakit yang bersangkutan. 3.2. Perhitungan Karakteristik-karakteristik Antrian

Pelayanan pasien di Rumah Sakit Kalabahi terdiri atas pelayanan pasien rawat jalan, rawat inap, baik di Poliklinik maupun di Unit Gawat Darurat (UGD). Pasien yang datang untuk memeriksakan dirinya harus mendaftar terlebih dahulu di satu orang penerima pasien untuk memberikan informasi awal tentang penyakitnya sekaligus membayar biaya administrasi yang adalah sama untuk semua pasien, yaitu sebesar Rp.2.500,-. Yang menjadi pengamatan mengenai antrian dalam tesis ini adalah pelayanan di Poliklinik. Gambar 3.2.a. berikut menunjukkan konfigurasi pelayanan di Poliklinik Dokter Antrian pasien Pendata pasien sekaligus Kasir Gambar 3.2.a. Konfigurasi Pelayanan Pasien di Poliklinik Rumah Sakit Kalabahi, Alor. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mendatakan diri dan membayar uang administrasi jauh lebih singkat dibandingkan dengan rata-rata waktu pasien harus menunggu di antrian, sehingga pengaruh waktu yang dihabiskan di bagian pendataan dan administrasi terhadap waktu antrian dapat diabaikan. Apabila jumlah pasien yang datang adalah sedemikian rupa sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengantri menjadi relatif lama, maka hal ini dapat menimbulkan

ketidaknyamanan dari pasien karena harus lama menunggu, bahkan bagi beberapa pasien yang tidak harus dirawat di rumah sakit, akan mengalami kerugian, karena mungkin seharusnya mereka dapat menghasilkan uang atau mengerjakan sesuatu saat itu namun waktu mereka terbuang untuk mengantri. Di lain pihak, bagi para dokter yang melayani saat itu akan mengalami kerugian juga dalam hal pemanfaatan waktu, karena seringkali mereka harus bekerja dengan waktu yang lebih panjang dari yang seharusnya, tanpa mendapatkan uang lembur. Dengan pertimbangan-pertimbangan inilah, pihak manajemen rumah sakit harus mengambil langkah-langkah sedemikian rupa sehingga masing-masing pihak, baik pasien maupun dokter dapat melakukan pekerjaannya seoptimal mungkin. Untuk memperbaiki waktu antrian, apabila laju kedatangan pasien adalah tetap, dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan penambahan jumlah dokter yang melayani atau mempercepat proses pelayanan. Namun dengan mempercepat proses pelayanan akan memperbesar kemungkinan kesalahan diagnosa oleh dokter atau kesalahpahaman dari pasien dalam menangkap penjelasan dokter, sehingga yang lebih aman adalah menambah jumlah dokter yang melayani, walaupun dibutuhkan biaya yang relatif besar namun misi dari Rumah Sakit secara umum, membantu pasien untuk sembuh, dapat terjamin. Berapa jumlah dokter yang dibutuhkan dapat ditentukan melalui perhitungan parameter-parameter berikut:

1. Laju kedatangan pasien, λ, yaitu banyaknya pasien yang datang per satuan waktu. 2. Laju pelayanan pasien oleh dokter, µ, yaitu banyaknya pasien yang dapat dilayani per satuan waktu. Laju pelayanan efektif rata-rata dokter, cµ, harus melebihi dari laju kedatangan rata-rata pasien, λ, yakni cµ > λ. Ada pun langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung rata-rata laju kedatangan (λ) dan rata-rata laju pelayanan (µ) adalah dengan menghitung selang waktu kedatangan satu pasien dengan pasien berikutnya, dan menghitung waktu yang diperlukan oleh dokter untuk melayani seorang pasien. Diagram-diagram alur kegiatankegiatan ini dapat dilihat berturut-turut pada Gambar 3.2.b. dan Gambar 3.2.c. berikut ini Pasien datang Mulai menghitung waktu / melanjutkan menghitung waktu

Pasien mulai dilayani Mulai menghitung waktu / melanjutkan menghitung waktu

Pengamatan laju kedatangan pasien dan laju pelayanan dokter dilakukan dengan menghitung selang waktu kedatangan pasien satu dengan pasien sebelumnya dan menghitung waktu yang diperlukan oleh dokter dalam melayani seorang pasien. Perhitungan karakteristik-karakteristik antrian dilakukan dengan menggunakan

rumus-rumus pada Sub-Bab 2.2. yang juga terdapat dalam QM For Windows 2, dan juga dengan menggunakan simulasi sistem antrian yang telah dijelaskan pada Sub-Bab 2.4. Hasil-hasil simulasi sistem antrian tersebut dapat dilihat pada halaman lampiran, L-7 sampai L-14. 3.3. Sistem Penyediaan Obat-obatan Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam penyediaan obat-obatan agar biaya penyediaan menjadi ekonomis namun tetap dapat melayani permintaan para konsumen, yaitu tingkat permintaan dalam kurun waktu tertentu, laju penerimaan obat-obatan, dan yang paling penting adalah menentukan jumlah pesanan dan kapan harus memesan lagi

agar jumlah pesanan dapat seoptimal mungkin. Hanya obat-obatan yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi dan vital keberadaannya yang diteliti dalam tesis ini. Langkah-langkah yang akan diambil dalam meneliti sistem penyediaan obat ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.a. berikut ini: Mengumpulkan informasi tentang nama obat-obatan yang memiliki tingkat permintaan tinggi dan vital keberadaannya. Menentukan jenis obat-obatan yang sistem penyediaannya akan diamati. Mengumpulkan data tingkat permintaaan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, harga satuan obat yang diteliti sistem penyediaannya. Menghitung jumlah pesanan yang ekonomis dan waktu pemesanan lagi. Selesai Gambar 3.3.a. Diagram Alur Perhitungan Jumlah Pesanan-obat Yang Ekonomis Dan Waktu Pemesanan Lagi.