PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Lily

dokumen-dokumen yang mirip
PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

TINJAUAN PUSTAKA Botani

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

PENANGANAN PASCA PANEN

BAHAN DAN METODE. = µ + A i + B j + (AB) ij + C k + ijk

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

Penanganan Hasil Pertanian

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

PENANGANAN PASCA PANEN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PENANGANAN PASCAPANEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

HASIL DAN PEMBAHASAN

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

62 PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Lily Pengamatan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif dilakukan terhadap 20 tanaman contoh untuk setiap varietas. Lily yang dibudidayakan di kebun produksi Cibodas adalah varietas Acapulco, Conca D or, Rio Negro, Lake Carey dan Crystal Blanca. Varietas Acapulco, Crystal Blanca, Rio Negro dan Lake Carey merupakan lily jenis Hibrida Oriental, sedangkan Conca D or merupakan lily dari jenis Hibrida Oriental Trumpet (OT). Pengamatan dimulai pada minggu ke-3 setelah tanam karena belum semua tanaman muncul ke atas permukaan tanah. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman lily baik pada fase vegetatif maupun pada fase generatif. Crystal Blanca merupakan varietas lily yang mengalami fase vegetatif terlama yaitu hingga 10 minggu, sedangkan varietas lily lainnya hanya mengalami fase vegetatif selama 8 minggu. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman lily tiap minggu pada Varietas Rio Negro sebesar 15.93 cm, Acapulco sebesar 15.54 cm, Lake Carey sebesar 13.08 cm, Conca D or sebesar 11.9 cm dan Crystal Blanca sebesar 11.3 cm. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada pengamatan terakhir tinggi tanaman, Rio Negro berbeda sangat nyata lebih besar dibandingkan dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 6). Rata-rata pertambahan jumlah daun tiap minggu pada Varietas Crystal Blanca sebanyak 8.82 helai, Acapulco sebanyak 7.2 helai, Lake Carey sebanyak 6.4 helai, Rio Negro sebanyak 4.95 helai dan Conca D or sebanyak 4.49 helai. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada pengamatan terakhir jumlah daun, Crystal Blanca berbeda sangat nyata lebih besar dibandingkan dengan varietas lainnya (Tabel 6). Data yang ditampilkan pada Tabel 6 merupakan data yang diambil pada 10 MST untuk Varietas Crystal Blanca dan 8 MST untuk Varietas Acapulco, Conca D or, Rio Negro dan Lake Carey.

63 Tabel 6. Tinggi dan Jumlah Daun berbagai Varietas Lily pada Pengamatan Terakhir Varietas Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai) Crystal blanca 105.24 57.7 Acapulco 109.57* 40.3** Conca D'or 84.81** 47.7** Rio negro 113.12** 37.1** Lake Carey 90.63** 44.05** Keterangan: * berbeda nyata pada taraf α:5% ** berbeda sangat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Varietas Lake Carey dan Rio Negro merupakan varietas lily yang mengalami fase generatif terlama hingga 5 minggu, sedangkan varietas lily lainnya hanya mengalami fase generatif selama 3 minggu. Rata-rata pertambahan panjang kuntum lily tiap minggu pada Varietas Acapulco sebesar 2.23 cm, Crystal Blanca sebesar 2.16 cm, Lake Carey sebesar 1.68 cm, Conca D or sebesar 1.66 cm dan Rio Negro sebesar 1.57 cm. Berdasarkan uji-t pada pengamatan terakhir panjang kuntum, Lake Carey berbeda sangat nyata lebih besar dibandingkan dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 7). Rata-rata pertambahan diameter kuntum tiap minggu pada Crystal Blanca sebesar 0.56 cm, Conca D or sebesar 0.49 cm, Lake Carey sebesar 0.42 cm, Rio Negro sebesar 0.38 cm dan Acapulco sebesar 0.27. Berdasarkan uji-t pada pengamatan terakhir diameter kuntum, Lake Carey berbeda sangat nyata lebih besar dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 7). Data yang ditampilkan pada Tabel 7 merupakan data yang diambil pada 11 MST untuk Acapulco dan Conca D or dan 13 MST untuk Crystal Blanca, Rio Negro dan Lake Carey. Perbedaan laju pertambahan panjang kuntum dan diameter kuntum terjadi karena perbedaan karakteristik antara varietas satu dengan varietas lainnya. Dua jenis Hibrida Oriental yang ditanam di kebun Produksi Cibodas yaitu Lake Carey dan Rio Negro mengalami fase generatif hingga 5 minggu. Miller (1992) menyatakan bahwa banyak dari jenis Oriental Hibrida yang mengalami perkembangan kuntum sangat lamban dibandingkan jenis lily lainnya.

64 Tabel 7. Panjang Kuntum dan Diameter Kuntum berbagai Varietas Lily pada Pengamatan Terakhir Varietas Panjang Kuntum (cm) Diameter Kuntum (cm) Crystal Blanca 5.605 1.938 Acapulco 7.363** 1.961 Conca d'or 5.738 1.895 Rio Negro 6.468** 2.115* Lake Carey 7.75** 2.405** Keterangan: * berbeda nyata pada taraf α:5% ** berbeda sangat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Lama fase vegetatif dan generatif tanaman lily di kebun produksi Cibodas berbeda-beda antara varietas satu dengan varietas lainnya. Hal ini diduga dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing varietas serta kondisi lingkungan tumbuh tanaman lily. Setiap jenis/varietas lily memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. PT. Puri Sekar Asri memilih varietas lily yang ditanam berdasarkan beberapa pertimbangan. Jenis Hibrida Oriental dipilih karena memiliki keunggulan-keunggulan yang diminati konsumen seperti ukuran bunga, bentuk bunga serta tingkat keharuman bunga. Menurut International Flower Bulb Center (2005), Hibrida Oriental menghasilkan tanaman yang tinggi, bunga-bunga yang lebih besar dengan bentuk yang lebih indah dan wangi yang lebih kuat. Pemilihan ukuran umbi tanaman lily juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily seperti tinggi, jumlah daun dan bunga. Kebun produksi Cibodas menggunakan umbi berukuran 16/18 cm untuk ditanam, namun pada kenyataannya ukuran umbi yang ditanam tidak seragam. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily di lapang. Miller (1992) menyatakan bahwa selain varietas, ukuran umbi juga berpengaruh terhadap penampakan fisik dari tanaman lily. Semakin besar ukuran umbi maka semakin banyak jumlah daun dan bunga yang akan muncul dan semakin tinggi pula tanaman yang dihasilkan. Kondisi lingkungan tumbuh juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily. Screenhouse di kebun produksi Cibodas masih dalam tahap perbaikan sehingga perlindungan tanaman masih belum maksimal. Beberapa atap serta dinding screenhouse masih belum terpasang sehingga berbagai gangguan pada tanaman lily tidak dapat dihindari seperti air hujan, angin, serangga hingga hewan perusak lainnya. Menurut Miller (1994), cekaman secara mekanis yang terjadi

65 secara sering seperti guncangan dan sentuhan pada tanaman akan mengurangi tinggi tanaman pada lily jenis Easter dan Oriental Hibrid saat menjelang panen. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman adalah cahaya,suhu, tanah, RH dan curah hujan, nutrisi maupun serangan hama dan penyakit. Curah hujan di kebun produksi cukup tinggi yaitu 3296.8 mm/tahun oleh karena itu intensitas cahaya matahari juga dapat dikatakan rendah. Rimando (2001), Lily memerlukan intensitas cahaya matahari yang penuh. Kekurangan cahaya akan meningkatkan panjang batang namun akan mengurangi jumlah kuntum bunga per tangkainya. Suhu pada screenhouse juga mempengaruhi tinggi tanaman lily. Menurut Smith and Langhans (1962), Suhu siang hari yang lebih hangat dari malam hari akan menghasilkan lily dengan batang yang lebih tinggi. Penggunaan sumber irigasi juga mempengaruhi tanaman. Lily merupakan tanaman yang peka terhadap garam. Sumber irigasi pada kebun produksi adalah air sumur. Kandungan garam pada air sumur cukup tinggi sehingga dapat merusak tanaman. Selain penggunaan air sumur, penggenangan air pada tanah yang terjadi saat pengairan akan menghambat respirasi akar. Pori-pori tanah akan terisi oleh air sehingga tidak ada tempat bagi oksigen yang penting bagi respirasi. Menurut International Flower Bulb Center (2005), kandungan garam pada air sumur dapat meningkat tajam karena pendangkalan atau terlalu banyaknya pemakaian dan penguapan pada musim panas. Kandungan garam yang tinggi juga dapat dihasilkan dari pemupukan dan kandungan garam yang terkandung pada media tanam. Hal ini dapat menyebabkan mengerasnya akar dan mengurangi kemampuan akar menyerap air sehingga tanaman menjadi pendek. Suatu sistem pengairan yang membanjiri tanah dapat merusak struktur tanah, menghambat pertumbuhan akibat berkurangnya oksigen dan membuat tanaman rentan terhadap jamur. Kekurangan maupun kelebihan unsur hara juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily. Miller (1992) mengungkapkan bahwa ekstra kalsium penting pada perkembangan kuntum lily. Kekurangan kalsium, fosfat, potassium dan magnesium akan mengakibatkan tanaman menjadi pendek dan pertumbuhan tanaman melambat.

66 Hadirnya organisme pengganggu tanaman juga berpengaruh pada rusaknya penampilan serta pertumbuhan tanaman lily. Organisme pengganggu tanaman dapat berupa gulma, hama dan penyakit, gangguan hewan maupun manusia. Hadirnya gulma pada lokasi tanam lily menyebabkan perebutan unsur hara antara gulma dengan tanaman lily. Selain itu kehadiran gulma juga dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit. Menurut Adams dan Early (2004), kompetisi antara tanaman dan gulma untuk mendapatkan air, nutrisi dan cahaya akan menyebabkan tanaman kekurangan kebutuhan utamanya dan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi buruk. Selain itu pertumbuhan gulma yang padat secara serius dapat menghambat aliran air saat pengairan dan meningkatkan penggenangan pada lahan hortikultura. SEAMEO (1994) mengungkapkan bahwa kehadiran serangga mengurangi area fotosintesis dan kualitas tanaman sebagai akibat dari kerusakan fisik dan pelukaan, sedangkan kehadiran patogen seperti jamur dapat mengakibatkan penguningan dan pengeringan pada ujung daun serta pembusukan umbi. Pengamatan terhadap jumlah kuntum dilakukan untuk menentukan tingkat kematangan panen yang tepat. Jumlah kuntum yang dimiliki tiap tanaman lily berbeda-beda. Ukuran umbi merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah kuntum. Ukuran umbi yang digunakan di kebun produksi Cibodas adalah 16/18 cm. Menurut Zabo Plant Flowerbulbs and Perennials (2011), umbi lily jenis Oriental yang berukuran 16/18 cm akan menghasilkan bunga 4-6 kuntum, sedangkan pada jenis OT akan menghasilkan 3-6 kuntum. Lily dari jenis Hibrida Oriental yaitu Crystal Blanca dapat menghasilkan kuntum sebanyak 5.6 kuntum Acapulco menghasilkan kuntum sebanyak 4.75 kuntum, Lake Carey sebanyak 4.35 kuntum, Rio Negro sebanyak 2.85 kuntum dan dari jenis OT yaitu Conca D or sebanyak 3.15 kuntum. Jumlah kuntum yang dihasilkan tanaman lily di kebun produksi Cibodas sudah cukup memenuhi standar kecuali pada jenis Rio Negro yang menghasilkan kuntum dibawah standar. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada parameter pengamatan jumlah kuntum, Rio Negro berbeda sangat nyata lebih kecil dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 8). Penentuan tingkat kematangan bunga yang tepat saat panen dapat dilakukan dengan mengacu pada jumlah kuntum yang dihasilkan. Jumlah kuntum

67 yang dihasilkan lily di kebun produksi Cibodas berkisar antara 2.85-5.6 kuntum, sehingga tahap panen yang tepat adalah ketika satu kuntum terbawah telah menunjukkan semburat warnanya. Menurut International Flower Bulb Center (2005), Tahap panen paling cepat dan tepat adalah ketika dalam satu batang yang berisi kurang dari 5 kuntum terdapat minimal 1 kuntum menunjukkan warnanya. Tabel 8. Jumlah Kuntum berbagai Varietas Lily Varietas Jumlah Kuntum (kuntum) Crystal Blanca 5.6 Acapulco 4.75 Conca D'or 3.15** Rio Negro 2.85** Lake Carey 4.35* Keterangan: * berbeda nyata pada taraf α:5% ** berbeda sanyat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Pengamatan terhadap umur tanaman dimulai sejak tanam hingga panen. Hasil pengamatan terhadap umur tanaman terdapat pada (Gambar 29). Salah satu pertimbangan perusahaan dalam memilih jenis lily yang akan ditanam adalah lama umur tanam lily. Pengamatan terhadap umur tanaman bertujuan untuk membantu menentukan waktu tanam yang tepat bagi jenis lily tertentu agar memperoleh kondisi pasar yang tepat saat panen. Crystal Blanca merupakan varietas lily dengan umur tanam terlama yaitu 98.15 hari dan Acapulco merupakan varietas dengan umur tanam terpendek yaitu 76.65 hari. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada parameter pengamatan umur tanaman, Crystal Blanca memiliki umur tanaman berbeda sangat nyata lebih besar dengan varietas lainnya. Hampir semua jenis Hibrida Oriental yang ditanam di kebun produksi Cibodas (Rio Negro, Lake Carey dan Crystal Blanca) memiliki umur tanam yang lebih panjang dibandingkan jenis OT (Conca D or). Menurut International Flower Bulb Center (2005), Hibrida Oriental tidak membutuhkan banyak cahaya namun masa produksinya lebih lama. Meskipun jenis Oriental memiliki umur tanam yang lebih panjang dari jenis lainnya, jenis Oriental tetap menjadi pilihan utama untuk ditanam di kebun produksi Cibodas karena lebih disukai oleh konsumen karena. Menurut Direktorat Tanaman Hias (2005), jenis lily yang paling cocok ditanam di

68 Indonesia adalah jenis Oriental Hibrida. Lily jenis ini juga lebih disukai konsumen karena bunganya indah dan wangi. umur tanaman (hari) 120 100 80 60 40 20 0 76.65 81.55 93.2 92.65 98.15 Keterangan: ** Varietas berbeda sanyat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Gambar 29. Umur Tanaman Berbagai Varietas Lily di Kebun Produksi Cibodas Panen Panen merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan komoditas pada tingkat kematangan yang tepat dengan kerusakan dan kehilangan hasil yang minimal serta dilakukan secepat mungkin (Santoso dan Purwoko, 1995). Tanaman lily dapat dipanen 3-5 minggu setelah muncul kuntum tergantung pada karakteristik dari varietas yang ditanam. Kegiatan panen dilakukan mulai pukul 06.00-selesai. Pemanenan dilakukan dengan memotong pangkal batang tanaman 10 cm di atas permukaan tanah dengan menggunakan gunting panen. Pemanenan yang dilakukan dengan memotong tanaman sudah merupakan teknik panen yang tepat. Menurut Zabo Plant Flowerbulbs and Perennials (2011), lebih baik untuk memotong batang tanaman lily dibandingkan dengan menariknya. Penarikan akan menyebabkan gangguan pada akar tanaman lily yang berada di dekatnya bahkan dapat merebahkan tanaman lain di sekitarnya. Hasil produksi bulanan lily tahun 2010 PT. Puri Sekar Asri yang diperoleh dari Divisi Pemasaran (Gambar 30) menunjukkan fluktuasi produksi dari bulan Januari hingga Desember 2010. Produksi terendah perusahaan terjadi pada bulan

69 April sebesar 656 ikat sementara produksi tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 3737 ikat. Peningkatan dan penurunan produksi dapat dipengaruhi oleh teknik budidaya serta jumlah umbi yang ditanam. Jumlah penanaman umbi serta jenis yang ditanam dipengaruhi oleh perkiraan permintaan pasar. Pada bulanbulan tertentu yang memiliki event besar, permintaan konsumen cenderung meningkat sehingga dilakukan penanaman dalam jumlah yang lebih besar untuk jenis yang dipanen pada bulan tersebut. Menurut International Flower Bulb Center (2005), jumlah umbi yang ditanam serta pemilihan jenis umbi tergantung pada minat konsumen terhadap jenis-jenis tertentu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh warna, ukuran bunga, tingkat keharuman serta lama vaselife bunga. Faktor-faktor seperti lama masa tanam, kerentanan terhadap penyakit, kualitas serta harga jual juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih umbi yang akan ditanam. Selain itu, kondisi pasar saat panen juga mempengaruhi pemilihan varietas yang akan ditanam seperti hari-hari besar keagamaan maupun hari-hari besar kenegaraan. produksi lily tahun 2010 (ikat) 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Gambar 30. Produksi Lily Potong Tahun 2010 (Sumber : Divisi Pemasaran PT. Puri Sekar Asri) Pengamatan yang dilakukan terhadap hasil panen yaitu pengamatan terhadap persentase tanaman yang dapat dipanen dari tiap varietas dan pengamatan terhadap persentase kesalahan panen. Pengamatan terhadap

70 persentase panen dari tiap varietas terdapat pada (Tabel 9). Jumlah tanaman lily yang dipanen dari jumlah umbi yang ditanam sangat besar. Hal ini dapat dilihat melalui persen tanaman yang dapat dipanen dari keseluruhan umbi yang ditanam. Crystal Blanca merupakan varietas yang memiliki nilai persentase panen paling tinggi diantara lainnya, sedangkan Lake Carey merupakan varietas yang memiliki nilai persentase panen yang paling rendah. Varietas Lake Carey merupakan varietas yang sering mengalami kerusakan di lapang. Hal ini diduga terjadi karena Lake Carey merupakan varietas yang baru pertama kali ditanam di kebun produksi Cibodas sehingga masih memerlukan penyesuaian serta belum diketahui teknik budidaya dan pemeliharaan yang tepat. Jumlah umbi yang ditanam juga mempengaruhi besarnya jumlah panen. Jumlah umbi Crystal Blanca yang ditanam di kebun produksi Cibodas jauh lebih banyak dibandingkan jenis lainnya karena varietas Crystal Blanca merupakan varietas yang paling diminati oleh konsumen. Lake Carey merupakan varietas yang paling sedikit ditanam karena merupakan varietas yang baru pertama kali di tanam sehingga umbi yang dipesan masih sedikit jumlahnya. Tabel 9. Persentase Panen terhadap Populasi Tanam berbagai Varietas Lily Varietas Populasi Tanam (Umbi) Populasi Panen (Batang) Persentase Panen (%) Acapulco 3595 3421 95.159944 Conca D or 2730 2569 94.102564 Rio Negro 2965 2783 93.86172 Lake Carey 1365 1181 86.520147 Crystal Blanca 11199 11195 99.964283 Pengamatan terhadap persentase kesalahan panen dilakukan dengan mengambil lima contoh tanaman terpanen secara acak sebanyak lima kali untuk dengan jumlah total tanaman contoh sebanyak 25 tanaman setiap varietas. Parameter yang digunakan pada pengamatan ini adalah tinggi tanaman, panjang kuntum, diameter kuntum dan indeks warna. Panjang kuntum diukur dari pangkal batang hingga pucuk tanaman, panjang kuntum diukur dari pangkal kuntum hingga ujung kuntum, diameter kuntum diukur pada bagian kuntum terbesar dan indeks warna kuntum diukur dengan menggunakan scoring 1-5. Scoring indeks warna kematangan kuntum terdapat pada (Gambar 31).

70 Varietas 1 2 3 4 5 Acapulco Conca D or Rio Negro 71

71 Lake Carey Crystal Blanca Gambar 31. Scoring Indeks Warna Kematangan Kuntum Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas 72

73 Data yang didapat dari hasil pengamatan dibandingkan dengan standar panen perusahaan sehingga didapat persentase kesalahan panen. Hasil perbandingan tersebut terdapat pada (Tabel. 10). Meskipun persentase jumlah panen yang didapat tinggi, namun nilai pesentase kesalahan panen yang didapat juga tinggi. Persentase kesalahan tertinggi terdapat pada varietas Acapulco, sedangkan persentase kesalahan terendah pada panen terdapat pada varietas Conca D or. Penerapan standar panen di kebun produksi Cibodas dapat dikatakan belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari tingginya persentase kesalahan panen di kebun produksi Cibodas terutama pada Varietas Acapulco dan Rio Negro yang memiliki kesalahan panen >50%. Tenaga kerja pemanen lily yang dipakai oleh kebun produksi Cibodas adalah seorang karyawan harian perempuan berusia di atas 40 dan terkadang dibantu oleh kepala bagian subdivisi packing. Kurangnya jumlah tenaga pemanen dan bak penampungan air untuk menyimpan hasil panen seringkali menyebabkan waktu panen menjadi lama sehingga tanaman tidak segera dimasukkan ke dalam air. Menurut Direktorat Penanganan Pasca Panen Departemen Pertanian (2007), Bunga-bunga yang telah dipotong harus langsung dikumpulkan di dalam wadah berisi air bersih agar bunga tidak cepat layu dan terjaga dari kerusakan yang dapat menurunkan kualitas bunga. Kegiatan panen di kebun produksi Cibodas dilakukan dengan memotong tanaman pada batang ± 10 cm dari atas tanah. Kegiatan panen tersebut memerlukan tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengurangi ketelitian tenaga pemanen yang berusia lanjut. Ketika jumlah panen di kebun produksi Cibodas meningkat namun waktu yang tersedia untuk melakukan kegiatan panen terbatas maka digunakan tenaga kerja borongan. Tenaga borongan ini diambil dari karyawan kebun Cibodas, namun tidak memiliki pengalaman dalam hal pemanenan lily. Kelebihan permintaan lily jenis tertentu di kebun produksi Cibodas juga sering terjadi pada waktu-waktu tertentu. Jumlah yang diminta melebihi jumlah lily yang siap dipanen sehingga menyebabkan pemanen terpaksa memanen lily yang belum siap panen untuk memenuhi permintaan tersebut. Kurang tegasnya perusahaan dalam menerapkan standar dan aturan saat panen juga dapat menyebabkan pekerja melakukan kegiatan panen secara kurang teliti.

74 Varietas Tabel 10. Standar Panen Perusahaan dan Persentase Kesalahan Panen Aktual Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas Tinggi (cm) Panjang Kuntum (cm) Diameter Kuntum (cm) Indeks Warna Kuntum Persentase Kesalahan Panen (%) Acapulco <70 <7 <1 5 84 Conca D'or <70 <7 <1 5 12 Rrio Negro <70 <7 <1 5 76 Lake Carey <70 <7 <1 5 44 Crystal Blanca <70 <7 <1 5 28 Kegiatan panen yang dilakukan tanpa memperhatikan standar yang telah ditetapkan akan menyebabkan kerugian-kerugian pada komoditas serta perusahaan. Kerugian yang akan dialami perusahaan adalah menurunnya kualitas dari bunga potong yang diproduksi sehingga akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Selain itu, panen yang dilakukan pada bunga potong yang belum siap panen akan berpengaruh pada vaselife bunga. Zabo Plant Flowerbulbs and Perennials (2011), mengungkapkan bahwa pemanenan yang dilakukan sebelum waktunya akan menghasilkan bunga yang jelek dan warnanya agak pudar. Selain itu jika dilakukan panen terlalu awal maka tidak semua kuntum akan mekar. Tahap panen paling cepat dan tepat adalah ketika dalam satu batang yang berisi lebih dari 10 kuntum terdapat minimal 3 kuntum menunjukkan warnanya, dalam satu batang lily yang berisi 5-10 kuntum terdapat minimal 2 kuntum menunjukkan warnanya, sedangkan pada satu batang lily yang berisi kurang dari 5 kuntum terdapat minimal 1 kuntum menunjukkan warnanya. Meskipun rata-rata jumlah kuntum yang diproduksi <5 kuntum, namun perusahaan menargetkan bahwa dalam satu tangkai lily yang siap panen terdapat dua kuntum yang telah matang (bersemburat). Hal ini dilakukan agar dapat mencapai nilai penjualan yang tinggi. Pasca Panen Kegiatan pasca panen yang dilakukan pada bunga potong bertujuan untuk mengusahakan agar kemunduran kualitas bunga potong sekecil mungkin dan kehilangan hasil seminimal mungkin (Halevy dan Mayak, 1979). Teknik panen dan penanganan pascapanen yang tepat pada bunga lily potong akan megurangi kehilangan hasil, meningkatkan mutu dan kualitas serta nilai jual karena bunga lily merupakan komoditas hortikultura yang bersifat mudah rusak. Faktor faktor

75 yang mempengaruhi kualitas pasca panen pada tanaman hias terutama bunga potong adalah tingkat kemekaran bunga, gas etilen, suplai hara, suhu, suplai air, gerakan pertumbuhan, kerusakan mekanik dan penyakit. Hal-hal tersebut hendaknya diperhatikan dengan seksama untuk mecegah kemunduran kualitas pada bunga potong lily selama kegiatan pasca panen. Kegiatan yang dilakukan setelah panen di kebun produksi Cibodas adalah sortasi, pengikatan, grading dan pengemasan. Sortasi dilakukan secara manual di atas meja yang telah disiapkan untuk proses penyortiran. Sortasi dilakukan dengan memilih dan memilah tanaman lily yang telah dipanen berdasarkan kesamaan tinggi, panjang kuntum, besar kuntum dan tingkat kematangan kuntum. Tanaman yang memiliki tinggi tanaman, panjang kuntum, besar kuntum dan kematangan kuntum sama dikelompokkan menjadi satu. Setelah proses sortasi selesai dilakukan, maka tanaman lily diikat dengan menggunakan karet gelang. Tiap ikat lily berisi lima tanaman lily dan diikat berdasarkan kesamaan tinggi, panjang kuntum, diameter kuntum dan kematangan kuntum. Batang bawah lily yang telah diikat kemudian digunting sepanjang ±1 cm untuk membuang bagian yang kering akibat panen. Tahap selanjutnya adalah seleksi kualitas atau grading. Grade yang digunakan di kebun produksi Cibodas adalah grade A,B dan C. Teknik Pengemasan di kebun produksi Cibodas adalah membungkus lily dengan menggunakan plastik bening. Lily yang telah diikat dengan karet gelang, dibungkus dengan plastik bening beukuran 90 x 70 cm. Lily diletakkan dengan posisi miring ± 45 diatas plastik kemudian plastik tersebut digulung mengikuti bentuk tanaman membentuk corong seperti pada buket bunga. Setelah terbungkus rapi, ujung plastik direkatkan dengan menggunakan isolasi agar bungkusan tidak rusak atau lepas. Kegiatan sortasi, pengikatan, grading dan pengemasan dilakukan pada satu lokasi yaitu di lokasi pasca panen yang berada dekat dengan ruang penyimpanan. Lokasi pasca panen ini berada di tempat yang teduh, dilengkapi dengan meja sortasi serta bak penampungan air. Kegiatan grading yang dilakukan di kebun produksi Cibodas bertujuan untuk menentukan kualitas bunga potong lily dengan menggolongkannya berdasarkan parameter kualitas tertentu yaitu jenis tanaman, tinggi tanaman, panjang kuntum, besar kuntum dan jumlah kuntum masak dalam satu ikat.

76 Pengamatan yang dilakukan pada proses grading yaitu pengamatan terhadap persentase grade, persentase kerusakan pada tanaman dari tiap varietas dan pengamatan terhadap persentase kesalahan pada proses grading. Hasil pengamatan persentase grade dan persentase kerusakan pada tanaman dari tiap varietas dari tiap varietas terdapat pada (Tabel 11). Lake Carey merupakan varietas yang memiliki persentase grade A paling tinggi yaitu mencapai 100%, sedangkan Acapulco merupakan varietas yang memiliki nilai persentase grade A paling rendah. Varietas Acapulco juga merupakan satu-satunya varietas yang memiliki grade C meskipun hanya 1% dari keseluruhan hasil grading. Persentase kerusakan yang ditemukan saat sortasi cukup kecil. Lake Carey merupakan varietas dengan persentase kerusakan paling tinggi yaitu 1.22%. Varietas Tabel 11. Persentase Grade pada Berbagai Varietas Lily di Kebun Produksi Cibodas Jumlah (ikat) Total % Grade A B C Rusak (ikat) A B C Rusak Acapulco 587 398 10 3.6 998.6 58.78 39.86 1.00 0.36 Conca D or 602 38 0 2.8 642.8 93.65 5.91 0 0.44 Rio Negro 397 270 0 3.6 670.6 59.20 40.26 0 0.54 Lake Carey 259 0 0 3.2 262.2 98.78 0 0 1.22 Crystal Blanca 1241 544 0 2.2 1787.2 69.44 30.44 0 0.12 Kerusakan tanaman lily yang ditemukan saat proses sortasi di kebun produksi Cibodas disebabkan oleh hama yang menyerang tanaman maupun kerusakan saat panen dan pengangkutan. Kerusakan yang terjadi pada lily terdapat pada (Gambar 32). Kerusakan pada lily dapat menghilangkan nilai jual tanaman lily. Tanaman lily di kebun produksi Cibodas yang rusak baik dikarenakan oleh hama maupun akibat dari kegiatan panen dan pengangkutan akan dibuang dan tidak dijual. Kegiatan pengangkutan setelah panen adalah sumber kerusakan yang paling banyak terjadi di kebun produksi Cibodas. Tenaga pengangkut hasil panen adalah beberapa karyawan perempuan dan terkadang dibantu oleh beberapan karyawan laki-laki. Karyawan laki-laki yang membantu pengangkutan seringkali memaksakan pengangkutan hasil panen dalam jumlah yang besar untuk mempercepat proses pengangkutan. Hal ini menyebabkan tanaman yang berada pada tumpukan paling bawah menjadi patah. Kerusakan lainnya terjadi saat sortasi

77 dan pengemasan. Karyawan yang membantu pengemasan seringkali kurang berpengalaman sehingga kurang hati-hati dan cenderung kasar ketika mengemas lily dalam plastik. Hal ini sering menyebabkan kuntum tergores bahkan patah. Menurut Direktorat Penanganan Pasca Panen Departemen Pertanian (2007), untuk mengurangi kehilangan hasil yang disebabkan oleh kerusakan yang sering timbul setelah panen pada tanaman hias seperti layu, patahnya batang dan daun, serta lepasnya kelopak bunga, maka diperlukan perhatian khusus pada penanganan pasca panennya agar produk mempunyai fase hidup atau daya simpan yang lama. Gambar 32. Kerusakan pada Lily Akibat Kegiatan Panen dan Pascapanen Tanaman yang diambil sebagai tanaman contoh pada pengamatan kesalahan grading berjumlah 10 ikat setiap varietasnya. Tanaman contoh ini dibandingkan dengan standar grade perusahaan yang telah ditetapkan. Standar grading yang ditetapkan perusahaan aktual terdapat pada (Tabel 12). Grade Tabel 12. Standar Grading Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas Jumlah Kuntum Masak (kuntum/ikat) Panjang Kuntum Masak (cm) Diameter Kuntum Masak (cm) Indeks Warna Kuntum Masak Tinggi (cm) A 80 10 9 1 5 B 70-80 6-9 7-9 1 5 C <70 <6 <7 <1 5

78 Meskipun persentase grade pada Lake Carey tinggi, namun setelah dilakukan pengamatan terhadap presentase kesalahan grading juga didapat nilai yang tinggi. Persentase kesalahan grading terdapata pada (Tabel 13). Lake Carey merupakan varietas dengan persentase kesalahan grading tertinggi. Persentase kesalahan grading terkecil terdapat pada Acapulco dan Conca D or. Tabel 13. Persentase Kesalahan Grading Aktual Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas. Varietas Persentase Kesalahan Grading Aktual (%) Acapulco 20 Conca D'or 20 Rio Negro 30 Lake Carey 40 Crystal Blanca 30 Tingginya persentase kesalahan grading ini menunjukkan bahwa penerapan standar grading di kebun produksi Cibodas belum dilaksanakan dengan baik. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kesalahan saat grading tidak jauh berbeda dengan kesalahan yang terjadi saat panen. Karyawan pasca panen merupakan orang yang sama dengan karyawan yang melakukan kegiatan panen sehingga pekerjaan yang dilakukan cukup banyak. Kegiatan pasca panen di kebun produksi Cibodas ini dilakukan dalam keadaan berdiri dan membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat mengurangi ketelitian karyawan yang berusia lanjut. Tenaga karyawan borongan juga seringkali digunakan pada proses pasca panen saat jumlah lily yang dipanen serta permintaan konsumen tinggi. Permintaan lily jenis tertentu seperti pada varietas Lake Carey juga menyebabkan persentase kesalahan panen menjadi tinggi. Lake Carey merupakan jenis baru yang ditanam dengan jumlah yang terbatas dan belum memiliki saingan sehingga penyeleksi langsung memasukkan seluruh jenis ini kedalam grade A. Penyebab lainnya adalah meskipun perusahaan sudah memiliki standar yang digunakan pada grading namun penerapan standar grading serta penanganan kegiatan pasca panen lainnya belum dilakukan secara tegas dan tepat. Perlu ditegaskan kembali tujuan dilakukannya pasca panen di kebun produksi Cibodas sehingga penerapan pasca panen dapat dilakukan dengan baik dan hati-hati. Selain dilakukannya pengawasan yang lebih ketat pada proses grading, dapat pula diberikan pedoman

79 dalam melakukan grading seperti pencantuman foto kuntum lily, ukuran panjang kuntum, ukuran diameter kuntum, tinggi tanaman lily sesuai dengan kriteria grade yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pedoman tersebut dapat diletakkan pada meja sortasi sehingga memudahkan pekerja dalam melakukan grading terutama pada pekerja borongan yang tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam kegiatan grading. Menurut Wiryanto (1993) Penanganan pasca panen tanaman hias khususnya bunga potong bertujuan untuk : 1) memperkecil respirasi, 2) memperkecil transpirasi, 3) Mencegah kerusakan fisik, 4) memelihara estetika, 5) memperoleh harga yang tinggi. Penanganan pasca panen yang baik dan hati-hati akan dapat mencapai tujuan tersebut. Vaselife Vaselife merupakan tingkat ketahanan dan kesegaran bunga setelah dipanen dari tanaman induknya. Vaselife bunga potong biasanya diukur dengan menggunakan satuan hari lamanya bunga masih tetap segar saat masih di dalam jambangan. Pengamatan terhadap vaselife ini bertujuan untuk mengetahui lama vaselife bunga potong lily antar varietas. Percobaan terhadap vaselife ini dilakukan dengan merendam pangkal batang lily dengan air setinggi 20 cm, memotong pangkal batang sepanjang 1-2 cm dan mengganti air jambangan setiap dua hari sekali. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 5 tanaman contoh untuk 4 varietas yang dibandingkan yaitu Acapulco, Conca D or, Lake Carey dan Rio Negro terhadap dua perlakuan suhu yaitu suhu ruang dan suhu dingin. Vaselife untuk perlakuan suhu dingin dilakukan di dalam cool storage bersuhu 14-20 o C dan RH 80-94%, sedangkan untuk perlakuan suhu ruang dilakukan di dalam mess perusahaan bersuhu 15-24 o C. Grafik batang dari vaselife lily pada 4 varietas yang dibandingkan terdapat pada Gambar 33. Lily potong yang berada pada cool storage memiliki lama vaselife lebih panjang daripada bunga potong lily yang berada di suhu ruang. Varietas Lake Carey memiliki vaselife terlama baik ketika berada di suhu ruang yaitu 12.2 hari maupun di dalam cool storage yaitu 17.4 hari, sedangkan varietas Conca D or memiliki vaselife terpendek baik ketika

80 berada di suhu ruang yaitu selama 8.4 hari maupun saat berada di cool storage yaitu selama 12.2 hari. Lama masa pajang bunga potong merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih jenis-jenis tertentu. Rimando (2001) menyatakan bahwa bunga potong lily dapat bertahan 7-8 hari di jambangan pada suhu ruang. Rata-rata vaselife bunga lily pada suhu ruang yang diamati lebih dari 8 hari. Hal ini diduga terjadi karena suhu ruang di lokasi pengamatan lebih rendah dari suhu ruang biasanya sehingga dapat memperpanjang vaselife bunga potong lily. Perlakuan cool storage mempengaruhi lama vaselife bunga potong lily dan memperpanjang masa pajang bunga 2 hingga 5 hari lebih lama dibandingkan dengan perlakuan suhu ruang. Menurut Corbineau (1988), penyimpanan di lemari pendingin bertujuan mengurangi kehilangan air, memelihara kualitas bunga, menghambat infeksi bakteri dan jamur, juga memperlambat prosesproses lain yang berhubungan dengan pertumbuhan dan kelayuan bunga. Suhu rendah dapat menjaga kualitas bunga dan mengurangi penuaan, serta yang terpenting adalah dapat memperpanjang umur simpan. lama vaselife (hari) 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 acapulco conca d'or rio negro lake carey Varietas suhu ruang cool storage Gambar 33. Lama Vaselife Berbagai Varietas Lily pada Cool Storage dan Suhu Ruang