BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Setiap instansi atau lembaga negara maupun swasta pasti memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. berkembang dan sangat beragam. Mulai dari dunia maya (internet), koran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kegiatan yang menghasilkan informasi adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan

BAB I PENDAHULUAN. seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang bergerak pada bidang apapun. Hal tersebut karena arsip

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. tersebut masih sangat dibutuhkan keberadaannya. Keberadaan arsip sering

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan informasi yang terekam dalam berbagai bentuk atau media

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap aktivitas suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta selalu

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dinamis ialah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sumber informasi yang dihasilkan suatu instansi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. kearsipan adalah pekerjaan yang meliputi, pencatatan, pengendalian,

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Betty R.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi atau instansi dalam menjalankan tugas pokok

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin banyak pula arsip yang akan diciptakan oleh organisasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Informasi yang diperlukan oleh setiap organisasi yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. yang semakin maju, masyarakat sangat dimudahkan dalam mengakses dan

BAB I PENDAHULUAN. instansi pemerintah maupun swasta. Arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. Arsip yang dihasilkan adalah informasi penting yang dapat menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan administrasi menghasilkan input dan output. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan proses administrasi. Hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan. Arsip merupakan aset yang penting dan perlu diberi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi saat ini menuntut organisasi selalu menyajikan bukti

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta pasti membutuhkan arsip

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan arsip. Arsip itulah yang sering menjadi momok permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dalam organisasi pemerintahan selalu ada kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. administratif sehingga isi informasi yang terkandung didalamnya harus

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tanpa arsip seperti tubuh manusia yang tidak berakal, secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kearsipan meliputi : data, SDM/ arsiparis, fasilitas dan dana.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan pasti akan memiliki suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. Dengan demikian, data dan informasi menjadi hal yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. dalam melakukan kegiatannya pasti menghasilkan arsip. Menurut perundangundangan,

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. yang berkaitan maupun informasi bersifat umum yang dapat diakses oleh

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dalam Laporan Tugas Akhir yang berjdul Pengelolaan Arsip Dinamis

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang akurat, hal ini dikarenakan arsip dijadikan acuan bagi instansi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin kompleks. Salah satu permasalahan adalah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan primer organisasi. Setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pribadi atau pun bagi kepentingan sebuah organisasi. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan makin berkembangnya aktivitas administrasi suatu

BAB I PENDAHULUAN. masih dipandang sebelah mata dan arsip masih disebut dengan tumpukan kertas.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi arsipnya sendiri. Arsip yang tercipta menyesuaikan tugas pokok dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa terlepas dari kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. tugas pokok dan fungsi organisasi masing masing instansi. Dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan setiap orang. Adanya informasi karena terjadi

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. tercipta sebagai hasil dari proses kegiatan administrasi. Kedua bidang ini sangat

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang terpercaya dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Penyediaan informasi yang cepat, akurat dan lengkap akan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tercipta berguna sebagai aset sebuah organisasi, sebagai alat pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang beraneka ragam guna menunjang pelaksanaan kegiatan

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. hingga tingkat kedudukan terendah yaitu desa atau kelurahan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Semua lembaga atau instansi dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya bila tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. sangat penting dan mendasar. Seiring meningkatnya aktivitas dan dinamika

BAB I PENDAHULUAN. banyak menciptakan arsip dalam berbagai bentuk dan media. Tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi. Di dalam buku Manajemen Kearsipan Modern dari Konvensional ke

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya. Organisasi dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tak lepas dengan kegiatan surat-menyurat atau biasa disebut dengan korespondensi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi dalam peralatan data dan informasi sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan adm inistrasi maupun pelaksanaan tugas suatu lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. lebih cepat, tepat, akurat, dan lengkap. Informasi sendiri ialah suatu sumber

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan dan melaksanakan aktivitas suatu kegiatan. Arsip atau dokumen tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan informasi dengan cepat dan tepat mutlak menjadi harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia yang modern seperti sekarang ini, peranan arsip

BAB I PENDAHULUAN. kantor atau organisasi baik swasta maupun pemerintah. Sepanjang organisai

BAB I PENDAHULUAN. secara akurat dan efektif kepada semua pihak yang membutuhkannya. Informasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. sangat mudah dan cepat dapat diakses oleh siapapun. Setiap perusahaan ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan informasi menjadi satu hal yang primer. Informasi

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi menyebar. Masyarakat di abad ke-21 ini semakin haus dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian arsip menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan arsip terutama dalam penataannya agar mempermudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dan organiasai merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 NOMOR 23 UN2014 NOMOR 26

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. maupun sebagai bukti transaksi kegiatan organisasi adalah arsip (record).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsip memiliki arti penting bagi setiap organisasi sebagai sumber ingatan atau memori, bahan pengambilan keputusan, bukti atau legalitas dan rujukan historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan dengan proses pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan Undang - Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan, arsip didefinisikan sebagai berikut : Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 1 Organisasi baik lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan membutuhkan arsip dalam proses penyajian informasi. Selain itu sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dan merumuskan kebijakan. Semakin meningkat aktivitas dan dinamika organisasi, maka kecenderungan kebutuhan arsip semakin bertambah dalam mendukung proses pencapaian tujuan dari suatu organisasi. 1 Undang-undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan, pasal 1.

2 Arti penting arsip bagi kegiatan organisasi sebagai sumber informasi yang bertujuan sebagai bahan penganalisaan, pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Menurut William Benedon arsip didefinisikan sebagai: Any paper, book, photograph, microfilm, map, drawing, chart, card, magnetic tape, or any copy or print-out thereof, that has been generated or received by a company or its operating units and has been used by that company or its operating units or its successor as evidence of its activities or because of information contained therein. 2 arsip adalah kertas, buku, potret, pilem kecil, peta, lukisan, bagan, kartu, pita magnetis, atau sesuatu salinan ataupun cetakan dari itu yang telah diciptakan atau diterima oleh sesuatu perusahaan atau satuan satuan pelaksanaannya dan telah dipergunakan oleh perusahaan itu atau satuan satuan pelaksanaanya ataupun penggantinya sebagai bukti dari kegiatan kegiatannya atau karena adanya keterangan yang terkandung didalamnya. Arsip meliputi tertulis maupun yang dapat dilihat dan didengar seperti halnya hasil hasil rekaman dan film. Arsip berisikan hal hal yang berhubungan satu dengan yang lain dalam satu berkas tersendiri mengenai masalah yang sama. Dalam pandangan Basir Barthos, arsip merupakan setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan - keterangan mengenai suatu objek atau pokok permasalahan ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang itu pula. 3 Arsip dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan alat pengawasan yang diperlukan setiap organisasi. 2 William Benedon, Records Management (Los Angeles: Trident Shop, 1969),hlm.120-124. 3 Basir Barthos, Manajemen Kearsipan (Jakarta:Bumi Aksara,2000),hlm.1.

3 Penggolongan arsip menurut fungsinya digolongkan menjadi dua jenis arsip yaitu arsip statis dan arsip dinamis. Arsip statis adalah arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari hari, sedangkan arsip dinamis adalah arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari - hari. 4 Untuk arsip dinamis terdiri dari arsip aktif dan arsip inaktif. Yang dimaksud arsip aktif adalah arsip yang masih sering digunakan untuk kegiatan administrasi, sedangkan arsip inaktif adalah arsip yang sudah jarang digunakan untuk kegiatan administrasi. Oleh karena itu, setiap organisasi harus sadar akan jenis arsip apakah termasuk arsip aktif atau arsip inaktif, karena jika salah menyimpan arsip akan menghambat kegiatan organisasi. Selain itu tempat simpan antara arsip aktif dan arsip inaktif berbeda. Arsip inaktif dibedakan menjadi dua yaitu arsip inaktif teratur dan arsip inaktif tidak teratur. Perbedaan antara arsip inaktif teratur dan tidak teratur terletak pada sistem yang digunakan. Jika arsip inaktif teratur adalah arsip yang dalam sistem penataan dapat menggunakan sistem kronologis atau subyek atau sesuai dengan peraturan yang berlaku di instansi, sedangkan dengan arsip inaktif tidak teratur belum dilakukan pengelolaan arsip inaktif sesuai sistem seperti diatas. Dalam praktik kerja lapangan ini akan dilakukan pengelolaan arsip inaktif khusus di Sekretariat Desa. Pemerintah desa terdiri atas Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintah desa menjalankan tugasnya dibantu oleh 4 Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern Dari Konvensional ke Basis Komputer (Yogyakarta : Gava Media, 2005), hlm.12.

4 Perangkat Desa. Perangkat desa terdiri atas Sekretariat Desa dan Kepala kepala Dusun. Pimpinan Pemerintah Desa adalah Kepala Desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa. Kepala desa bukan seorang Pegawai Negeri Sipil dan mendapatkan gaji dari hasil pengolahan tanah bengkok. Sekretariat desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam menjalankan hak, wewenang, dan kewajiban pimpinan pemerintah desa. Sekretariat Desa terdiri atas Sekretaris Desa dan Kepala kepala Bagian. 5 Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan memiliki perbedaan. Pemerintah Kelurahan biasanya di perkotaan. Pemimpin Kelurahan adalah Kepala Kelurahan yang sering disebut Lurah. Cara pemilihan Kepala Kelurahan diangkat dan dipilih oleh Pemerintah. Kepala Kelurahan adalah seorang pegawai negeri sipil yang mampu dan cakap dalam menjalankan tugas. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Kelurahan bertanggung jawab kepada Bupati atau Walikota melalui Kepala Kecamatan. Kepala Kelurahan dibantu oleh beberapa Perangkat Kelurahan yang bertanggung jawab kepada Kepala Kelurahan. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa Rukun Warga (RW). Perangkat Kelurahan terdiri atas Sekretaris Kelurahan dan Kepala kepala Lingkungan. 6 Sekretariat Desa adalah unit kearsipan dan unit pengolah di Pemerintah Desa Caturtunggal. Sekretariat Desa disebut sebagai unit kearsipan karena unit 5 C.S.T. Kansil, Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1984), hlm. 212. 6 Ibid., hlm. 219.

5 pusat yang mengelola arsip. Unit Pengolah dikarenakan Sekretariat Desa juga mengelola arsip milik Sekretariat Desa sendiri. Pengelolaan arsip inaktif didasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi, dan keamanan, serta didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, dan sarana prasarana yang memadai sehingga dalam menemukan kembali arsip inaktif dapat cepat dan efektif. Pengelolaan arsip inaktif yang baik mampu menyediakan arsip yang benar pada waktu yang tepat, dan untuk orang yang tepat, serta dalam hal pendanaan dapat seefisien dan semurah mungkin. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan arsip inaktif di Sekretariat Desa? 2. Bagaimana penataan arsip inaktif di Sekretariat Desa? 3. Apa kendala yang dihadapi dalam penataan arsip inaktif di Sekretariat Desa? 4. Bagaimana solusi dari kendala yang dihadapi tersebut? B. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Sekretariat Pemerintah Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentunya memiliki tujuan yang harus dicapai yaitu untuk mengetahui pengelolaan arsip inaktif di Sekretariat Pemerintah Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut

6 tidak mudah dilaksanakan karena kondisi arsip di Sekretariat Desa masih berantakan dan belum terkelola. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan pengelolaan arsip inaktif yang benar dan sesuai prosedur. Sehingga dalam penataan arsip maupun penemuan kembali arsip dapat mudah dan cepat. C. Tinjauan Pustaka Sumber sumber pustaka yang digunakan sebagai penunjang adalah buku yang berjudul Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi dan Dokumen karya Sulistyo Basuki. Pada bagian IV menjelaskan tentang arsip dinamis inaktif yang berisi tentang informasi yang terekam kemudian diciptakan atau diterima. Kemudian dilakukan klasifikasi, disimpan dan ditemu kembali. Pada penyimpanan arsip dinamis inaktif yang umumnya disimpan di Record Center, pemilihan fasilitas penyimpanan yang bisa dilakukan dengan menggunakan ruangan yang tidak cocok untuk keperluan kantor namun memiliki persyaratan fisik dan lingkungan untuk menyimpan arsip dinamis inaktif, fasilitas pusat arsip dinamis inaktif yang bisa dilakukan dengan menyewa fasilitas ruangan, pengepakan arsip dinamis, sistem penomoran arsip dinamis inaktif, peminjaman arsip dinamis inaktif, temu balik arsip dinamis inaktif dari simpanan, dan cara aman pemusnahan arsip dinamis inaktif. Sumber pustaka kedua yang digunakan adalah buku yang berjudul Manajemen Perkantoran Efektif, Efisien, dan Profesional karya Donni Juni Priansa dan Agus Garnida. Dalam bab VIII menjelaskan mengenai proses

7 terjadinya arsip melalui beberapa tahap yaitu tahap penciptaan dan penerimaan, tahap distribusi, tahap penggunaan, tahap pemeliharaan, dan tahap pemusnahan. Selain itu dijelaskan juga mengenai sistem penyimpanan arsip. Hal tersebut merupakan proses yang akan dilakukan dalam mengelola arsip dinamis inaktif di Pemerintah Desa Caturtunggal. Sumber pustaka ketiga yang digunakan adalah buku yang berjudul Pola Kearsipan Modern Sistem Kartu Kendali karya Hadi Abubakar. Penjelasan tentang arsip dinamis inaktif terdapat pada bab II yang menjelaskan tentang lingkaran kehidupan kearsipan yang meliputi tahap pencipta arsip yang biasa disebut korespondensi, tahap pengurusan dan pengendalian yang mana merupakan tahap dimana surat masuk atau keluar diregistrasi atau diagenda sesuai sistem, tahap referensi yaitu tahap dimana surat diklasifikasikan, diiindeks, kemudian di lakukan filling dan ditemukan kembali, tahap penyusutan adalah kegiatan pengurangan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, tahap pemusnahan dikhususkan untuk arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna dan tercantum di jadwal retensi arsip, tahap penyimpanan di unit kearsipan, untuk arsip dinamis inaktif dipindahkan ke unit kearsipan di instansi, dan tahap terakhir adalah tahap penyerahan ke ANRI untuk arsip yang sudah menjadi statis. Sumber pustaka keempat yang digunakan berupa modul yang berjudul Petunjuk Teknis Pengelolaan Arsip Pemerintah Desa yang dikeluarkan oleh Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sleman tahun 2011. Di dalam modul ini dijelaskan mengenai teknis pengelolaan arsip di Pemerintah Desa. Dijelaskan juga mengenai pengurusan naskah dinas masuk, pengurusan naskah dinas keluar,

8 penataan sarana pengendalian, penataan arsip, peminjaman arsip, penyusutan arsip, sarana pengendalian arsip, sarana penataan dan penyimpanan arsip, gambar mengenai sarana pengendalian dan penataan arsip, dan lampiran bagan alur pengelolaan arsip. Sumber pustaka kelima yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang berjudul Records Management karya Mina M.Johnson. Di dalam buku ini Mina M.Johnson menjelaskan tentang the record cycle includes : creation, classification, storage, retrieval, purging or retention, transfer and archival storage or disposition (daur hidup arsip dinamis yang meliputi penciptaan, klasifikasi, penyimpanan, pemulihan, membersihkan atau retensi, transfer, dan penyimpanan arsip atau disposisi) yang tercantum di bab VI. Dengan begitu pengelolaan arsip dinamis inaktif memang harus sesuai dengan ketentuan, agar dalam melakukan pengelolaan dapat lancar dan mudah. D. Metode Pengumpulan Data Metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian survey. Penelitian survey dilakukan dengan melakukan survey ke tempat instansi PKL sebagai alat pengumpulan data pertama. Metode kedua yang digunakan adalah menggunakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau subjek penelitian secara langsung dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

9 langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. 7 Data primer diperolah dari observasi dan wawancara kepada narasumber. Observasi dilakukan dengan pengamatan selama di instansi PKL, sedangkan wawancara adalah pengambilan data melalui wawancara atau secara lisan langsung dengan Staf Perangkat Desa. E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman yang menyeluruh dari Laporan Tugas Akhir yang berjudul Pengelolaan Arsip Inaktif di Pemerintah Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Tugas akhir ini telah dibagi ke dalam empat bab. Sekalipun masing masing bab menggambarkan persoalan yang berbeda tetapi semua terjalin dalam satu tema yang utuh. Bab pertama mencakup latar belakang dan permasalahan, tujuan, tinjauan pustaka dan metode pengumpulan masalah. Uraian dalam latar belakang terfokus pada beberapa alasan. Alasan pertama seperti lokasi PKL terjangkau dan tidak jauh, dan merupakan instansi pemerintah yang selalu dikunjungi warga desa. Alasan kedua seperti penerapan ilmu kearsipan yang diperoleh selama perkuliahan serta belajar menjadi seorang petugas arsip. Tujuan PKL sebagai ajang belajar sebelum memasuki dunia kerja sebagai seorang arsiparis. Tinjauan pustaka merupakan kumpulan sumber pustaka yang relevan dengan topik yang diambil dalam Laporan Tugas Akhir. Dalam menentukan buku apa saja yang akan hlm. 10. 7 S. Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),

10 dijadikan sebagai tinjauan pustaka perlu dilakukan secara mutakhir. Metode pengumpulan masalah merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui penelitian survey dan menggunakan data primer. Bab kedua mencakup profil Pemerintah Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Profil Pemerintah Desa Caturtunggal dimulai dari sejarah singkat Pemerintah Desa Caturtunggal. Cakupan lainnya mengenai visi dan misi instansi, tugas pokok dan fungsi instansi, dan struktur organisasi. Bab ketiga mencakup penjelasan mengenai pengelolaan arsip inaktif khusus di Sekretariat Desa. Penjelasan dimulai dari kondisi arsip inaktif, sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan arsip inaktif. Selanjutnya bab ini juga berisi penjelasan mengenai pengelolaan arsip inaktif di Sekretariat Desa yang nantinya akan dijelaskan secara detail. Bab ketiga inilah yang merupakan inti dari tugas akhir yang penulis buat selama praktik kerja lapangan. Di dalam bab III juga di jelaskan mengenai layanan kearsipan yang ada di instansi pemerintah desa. Bab keempat terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari kendala yang dihadapai saat melakukan pengelolaan arsip inaktif di Sekretariat Desa. Saran berisi masukan penulis untuk Pemerintah Desa Caturtunggal supaya dapat mengelola arsip inaktif dengan benar sesuai prosedur.