STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL WILIA MERI FARADONA NIM. 09030277 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013 1
The Implementation Study of Rural Infrastructure Development Programme (PPIP) in Koto Balingka at West Pasaman District By 1 Wilia Meri Faradona, 2 Drs Ridwan Ahmad, 3 Nefilinda, SE, M.Si *) Geography Education College Student STKIP PGRI West Sumatra **) Education Intructor Staffs STKIP PGRI S Geographies West Sumatra ABSTRACT This research is motivated by the application of Rural Infrastructure Development Programme (PPIP) in Koto Balingka at West Pasaman District uneven. This is one of the triggering factors the on set of problems in society. This study intentto obtain the data, processing, analyze and discuss data on the implementation of Rural Infrastructure Development Programme (PPIP) in Koto Balingka at West Pasaman District. Type of this research is descriptive. The population in this research about 6,410 people that all people in Koto Balingka at West Pasaman District. The samples were taken through the area sampling and then taken the respondents sampling. Area sampling using purposive sampling, it means the sample of this research defined 4 rural. And the respondents sampling using proportional random sampling technique. Sample this reseach was 62 people. The Instrument that used was a questionnaire or a question naire. The analysis of data using the percentage formula and drawned out by TCR. The Results of this study found: 1) Human participation in the implementation of Rural Infrastructure Development Programme (PPIP) in Koto Balingka at West Pasaman District average achievement level is 3.95 with 79.02 % of respondents were a good enough category. 2) The condition of roads in the application after the development of Rural Infrastructure Development Programme (PPIP) in Koto Balingka at West Pasaman District average achievement level is 3.75 with 74.96 % of respondents were a good enough category. 3) Revenues in the implementation of the Rural Infrastructure Development Programme (PPIP) in Koto Balingka at West Pasaman District average achievement level is 3.83 with 76.5 % of respondents were a good enough category. PENDAHULUAN Pembangunan di negara - Indonesia yang sedang berkembang mengandung dua dimensi, yaitu tujuan dan proses. Tujuan pembangunan sudah pasti kondisi kehidupan yang lebih baik sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai 21
tujuan itu dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan. Indonesia sejahteraakan dicapai melalui program pembangunan yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional. Sedangkan salah satu misi pembangunan nasional yaitu memelihara dan meningkatkan pembangunan yang bermutu merata dan terjangkau. Diantaranya pembangunan pedesaan. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Indonesia salah satunya untuk membrantas kemiskinan. Upaya mendukung penanggulangan kemiskinan di daerah pedesaan pemerintah merancang berbagai program dan kegiatan untuk pembangunan desa melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan berbagai program. Diantaranya adalah Program Pedesaan (PPIP) yang dimulai pada tahun 2007. Perwujudan arah kebijakan pembangunan nasional tersebut salah satunya melalui Program - - Pedesasaan (PPIP), program ini merupakan program berbasis pemberdayaan di bawah payung PNPM Mandiri. Peningkatan layanan dan penyediaan infrasrtuktur desa melalui bantuan langsung masyarakat (BLM) seperti jalan dan jembatan desa, air minum dan sanitasi, serta irigasi sederhana. Serta syarat daerah yang mendapat Program Pembangunan Infrastruktur Pedesasaan (PPIP) ialah daerahnya tergolong kurang mampu, kondisi jalan parah, infrastruktur kurang memadai, dan ada lahan yang dijadikan jalan usaha tani Prosedur untuk mendapatkan program PPIP cukup mudah. Dengan cara mengajukan permohonan kepada PEMDA setempat yang selanjutnya akan diteruskan kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum. Dan untuk mengenai biaya atau dana administrasi lainnya tidak dipungut biaya, karena 23
seluruh dana administrative dan operasional sudah dibayarkan langsung dari pemerintah pusat. Serta lokasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) tersebar di 29 provinsi, dengan sasaran lokasi mengikuti ketetapan SK Menteri Pekerjaan Umum. Salah satunya tersebar di Sumatera Barat seperti di Kecamatan Koto Balingaka Kabupaten Pasaman Barat. Koto Balingka merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Pasaman Barat, yang beribukotakan Parit. Dan secara geografis Kecamatan ini dikatakan sangat strategis karena merupakan akses pesisir pantai (pantai Air Bangis) dan akses Propinsi tetangga Sumatera Utara yang sangat potensial secara ekonomi sebagai lalu lintas perdagangan. Kecamatan ini terdiri dari 1 nagari yaitu nagari Parit dan 28 jorong serta yang menjadi mata pencaharian masyarakatnya ialah sebagai petani kebun seperti kebun kelapa sawit, karet, dan kakao. Tetapi belum bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat dan masih banyak jorong di kecamatan ini dalam kategori miskin. Hal ini disebabkan kurangnya akses masyarakat terhadap - infrastruktur dasar dalam menunjang peningkatan pertanian ekonomi seperti jalan usaha tani yang belum memadai dan kalaupun ada sudah dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Maka Kecamatan Koto Balingka sangat memerlukan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu Kecamatan ini merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran Program Pedesaan (PPIP). Program Pembangunan - Infrastruktur Pedesaan (PPIP) khususnya di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat dimulai pada tahun 2009 sampai sekarang. Dan pelaksanaan - pembangunan tersebut telah diterapkan di beberapa jorong seperti Air Balam, Parit, Pemukiman Baru I, Siduampan, Air Jenih, Tanah Datar dan Simaninggir. Dan jalan yang di bangun berupa rabat beton dan tidak rabat beton. Jalan rabat beton memiliki 34
panjang 2 Km dengan lebar 1 m dan tidak rabat beton memiliki panjang 2 Km dengan lebar 4 m. Serta lahan yang dijadikan untuk pembangunan jalan tersebut berupa hibah dari masyarakat dan tidak ada ganti rugi. Program Pedesaan (PPIP) yang tersebar di Koto Balingka berupa jalan, salah satu jalan usaha tani yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperlancar transportasi masyarakat. Agar program ini berjalan dengan lancar maka perlu partisipasi masyarakat supaya kondisi - infrastruktur setelah pembangunan jalan baik dan dapat meningkatkan pendapatan para masyarakat. Walaupun Program Pembagunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) telah di terapkan di Koto Balingka untuk mempermudah masyarakat, tetapi masih menimbulkan permasalah yaitu dimanabelum merata penerapan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka. Itu makanya peneliti ingin melanjutkan penelitian ini. Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan, bahwa peneliti menemukan dalam penerapan Program Pedesaan (PPIP) belum merata di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat penerapan program tersebut. Hal inimerujukdariundang-undangnomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional. Dimana pelaksanaan pembangunan nasional harus merata bagimasyarakat, tetapi kenyataan tidak seperti yang di harapkan sehingga memicu timbulnya permasalahan di dalam masyarakat. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dalam proposal ini mengambil judul mengenai Studi Penerapan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di - Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif karena penelitian ini untuk mengungkapkan masalah yang terjadi di tengah masyarakat pada saat ini dan sebagaimana adanya. 4 5
Menurut Arikunto (2010:3) - mengatakan bahwa penelitian deskriptif penelitian yang - dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, Arikunto (2010:173). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 6.410 orang yaitu masyarakat yang ikut memanfaatkan pembangunan jalan melalui penerapan Program Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, Arikunto (2010:174). Sampel wilayah dan kemudian sampel responden. Sampel wilayah menggunakan teknik pengambilan sampel wilayah dalam penelitian ini dientukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengambilan sampel wilayah ditunjuk berdasarkan 2 daerah yang berdekatan dan jenis jalan yang dibangun sama di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Maka yang menjadi sampel wilayah ditetapkan Jorong Tanah Datar, Air Jernih, Air balam, dan Siduampan. Menurut Arikunto (2006) menyatakan jika subjeknya kurang 100, lebih baik diambil semua. Tetapi jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan jumlah populasi yang ditunjuk, maka sampel responden diambil secara teknik proportional random sampling, dengan proporsi sebesar 10% dari jumlah kepala keluarga yang ada pada jorong yang telah ditetapkan dalam sampel wilayah penelitian, sehingga dengan demikian jumlah sampel responden yaitu 62 orang. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di kemukakan, maka yang menjadi variabel penelitian ini adalah: partisipasi masyarakat, kondisi infrastruktur setelah pembangunan jalan, dan pendapatan masyarakat di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis 6 5
persentase melalui distribusi frekuensi dan persentase P = x 100% (Arikunto, 2006) Dilanjutkan dengan tingkat capaian responden menggunakan rumus TCR = x 100 % HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Koto balingka terletak di Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat dengan luas daerah 340,78 Km 2. Secara letak geografis Kecamatan Koto Balingka pada 00 10 30-99 25 00 Bujur Timur dan ketinggian dari permukaan laut 0-811 meter. B. Pembahasan 1. Partisipasi masyarakat dalam penerapan Program - Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat skor rata-ratanya ialah 3,95 dengan tingkat capaian responden 79,02% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat menganggap partisipasi masyarakat dalam penerapan Program - Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka cukup baik. Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasi masalah dan potensi yang ada di masyarakat pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan ketertiban masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi (Adi, 2012:231). 2. Kondisi setelah pembangunan jalan dalam penerapan Program Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat skor rata-ratanya ialah 3,75 dengan tingkat capaian responden 74,96% yang 6 7
berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat menganggap kondisi setelah pembangunan jalan dalam penerapan Program Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka cukup baik. Pembangunan jalan ialah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi berbagai rintangan geografi. - (http://id.wikipedia.org/wiki/jala n) 3. Pendapatan masyarakat dalam penerapan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat skor rata-ratanya ialah 3,83 dengan tingkat capaian responden 76,50% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat menganggap bahwa peningkatan pendapatan masyarakat penerapan Program - Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka cukup baik. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan. Pendapatan biasanya diakui pada saat barang diserahkan pada pembeli. Pada saat ini dikirimkan faktur tagihannya. Tetapi, antara penyerahan barang (oleh penjual) dengan penerimaan barang (oleh pembeli) terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui saat penjual menyerahkan barangnya pada perusaan pengangkutan (Soemarso, 2005: 231). Peningkatan pendapatan adalah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi (Isa dalam Syafei, 2011:11). C. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Partisipasi masyarakat - dalam penerapan Program Pedesaan (PPIP) di - Kecamatan Koto Balingka 7 8
Kabupaten Pasaman Barat rata-ratanya ialah 3,95 dengan tingkat capaian responden 79,02% yang berada pada kriteria cukup baik. b. Kondisi infrastruktur setelah pembangunan jalan dalam penerapan Program - Pedesaan (PPIP) di - Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat rata-ratanya ialah 3,75 dengan tingkat capaian responden 74,96% yang berada pada kriteria cukup baik. c. Pendapatan masyarakat dalam penerapan Program Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat rata-ratanya ialah 3,83 dengan tingkat capaian responden 76,50% yang berada pada kriteria cukup baik. 2. Saran a. Bagi pemerintah daerah khususnya di Kecamatan Koto Balingka hendaknya membantu pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengevaluasian setelah pelaksanaan fisik bagi daerah-daerah yang - tergolong kurang mampu agar pembangunan - infrastruktur yang dilakukan berjalan dengan baik dan daerah yang ditempati tidak terbelakang. b. Bagi masyarakat khususnya di Kecamatan Koto Balingka Pasaman Barat untuk mendukung dan berpartisipasi dalam - pembangunan jalan seperti motivasi, ide-ide dan pikiran agar daerah yang di tempati mengalami kemajuan. c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan dan pedoman yang bermanfaat 8 9
serta menambah - pengetahuan para - pembacanya. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto.2012. Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. PT Raja GrafindoPersada. Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. http://id.wikipedia.org/wiki/ Jalan (diakses tanggal 25 Februari 2013). 10 9