BAB I PENDAHULUAN. hasil kayu merupakan kegiatan yang paling berat. Kegiatan pemanenan hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan. menjadi lebih dominan yang dialami oleh pekerja. Di sisi lain, ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

Bab II SISTEM PEMANENAN HASIL HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. petani, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sangat tergantung oleh kualitas, kompetensi dan

BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

heri selama 8 jam. Setiap hasil RINGKASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Pengantar. Daftar Isi

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

BAB V PEMBAHASAN. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diharapkan dan tidak diduga.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 23 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, tujuan pemanfaatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

TINGKAT PEMAHAMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN PEMANENAN KAYU JATI DI KPH CIANJUR

TEKNIK PENEBANGAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. diketahui kapan terjadinya, tetapi hal tersebut dapat dicegah. Kondisi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan tepat. Sumber daya hutan dapat menghasilkan hasil hutan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

PERMUDAAN ALAM dan PERMUDAAN BUATAN

Draft Legalitas: Versi Anyer 28 September 2005

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian, Konsep & Tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

BAB I PENDAHULUAN. akal sehingga dapat merencanakan sesuatu, menganalisa yang terjadi serta

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

Bab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

I. PENDAHULUAN. Budidaya udang adalah kegiatan atau usaha memelihara udang di tambak selama

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

TEKNIK PENYARADAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan keefisienan kerja seorang karyawan. Tingkat produktifitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. berfluktuasi selama periode mencapai US$ 6,24 milyar (atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

Rp 6.532,42/m3. Sedangkan untuk skyline tahun 1999 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan hutan lestari perlu dilaksanakan agar perubahan hutan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan di bidang kehutanan termasuk pekerjaan yang berat dan berbahaya. Sessions (2007) juga menjelaskan bahwa pekerjaan di bidang kehutanan merupakan salah satu pekerjaan yang paling berat dan berbahaya karena seringkali melibatkan upaya fisik yang berat dan menuntut pekerja berada dalam cuaca yang panas serta kemungkinan diserang serangga dan penyakit. Dari semua pekerjaan di bidang kehutanan, kegiatan pemanenan hasil kayu merupakan kegiatan yang paling berat. Kegiatan pemanenan hasil kayu merupakan satu rangkaian kegiatan yang banyak melibatkan kegiatan fisik mulai dari kegiatan penebangan dan pembagian batang di petak tebangan, penyaradan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran di Tempat Penimbunan Kayu (TPK). Pekerjaan di bidang kehutanan merupakan pekerjaan yang membutuhkan konsumsi energi yang paling besar dibandingkan dengan pekerjaan di bidang yang lain. Menurut Silversides dan Sunberg (1988) dalam Supriyatno (2013), pekerjaan di bidang kehutanan membutuhkan konsumsi energi sebesar 5.000-6000 kkal/hari. Konsumsi energi tersebut termasuk dalam konsumsi energi yang besar apabila dibandingkan dengan pekerjaan di 1

2 bidang lain, seperti misalnya pada bidang pertanian dan bangunan yang membutuhkan konsumsi energi sebesar 4.500-5.000 kkal/hari. Pekerjaan pemanenan hasil kayu merupakan pekerjaan yang dikategorikan berbahaya dibandingkan dengan pekerjaan kehutanan yang lainnya karena dalam pekerjaan pemanenan mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari lingkungan kerjanya, beban kerja yang dipikul, dan juga peralatan yang digunakan selama bekerja. Di Perum. Perhutani, kegiatan pemanenan masih dilaksanakan secara manual dengan tenaga manusia terutama dalam memindahkan kayu bulat di TPK. Seperti yang disebutkan oleh Supriyatno (2009) bahwa kegiatan pemanenan tersebut dikatakan manual karena perbandingan komposisi tenaga manusia dengan tenaga mesin yang digunakan yaitu 90% dibanding 10%. Untuk itu perlu adanya perhatian khusus terhadap kegiatan pemanenan dari aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). ILO (2010) juga menyebutkan bahwa di Indonesia masih perlu adanya perhatian yang lebih serius terhadap pekerja di bidang kehutanan pada aspek K3. Srihadiono (2005) menjelaskan bahwa di Indonesia pernah terbit petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja pada kegiatan penebangan dan pengangkutan kayu (no:per/01/men/1978). Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia peduli dengan keselamatan kerja di sektor kehutanan. Namun Strehlke (1971) dalam Srihadiono (2005) mengamati bahwa para pekerja masih mempraktikkan hal-hal yang membahayakan, antara lain bertelanjang kaki dan berpakaian seadanya ketika bekerja (padahal harus memakai celana panjang dan memakai sepatu).

3 Penerapan K3 selain untuk kesehatan dan keselamatan pekerja juga untuk mengoptimalkan produktivitas dalam melakukan kerja. Dengan menerapkan K3, maka diharapkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal tanpa mengabaikan kesehatan dan keselamatan pekerja. 1.2 Rumusan Masalah Melihat masih kurangnya perhatian kepada aspek-aspek K3 sehingga masih banyak terjadi kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang berupa terjadinya kecelakaan kerja yang mengakibatkan cidera, rusaknya kayu yang telah dipanen, rusaknya peralatan kerja atau mesin dan menurunnya produktivitas kerja sehingga terjadi pemborosan waktu kerja, maka dari itu perlu dilakukan penerapan K3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga menyebutkan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh lebih dari 100 orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi wajib menerapkan K3 di perusahaannya. TPK Randublatung I semestinya wajib menerapkan K3 di perusahaannya karena dalam kegiatannya mempunyai potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Dengan demikian perlu adanya acuan mengenai K3 dalam kegiatan pemanenan hasil hutan kayu terutama pada kegiatan memindahkan kayu bulat di TPK, karena hampir semua pekerjaan di TPK menggunakan kayu sebagai objek pekerjaannya.

4 Mengingat besarnya resiko kecelakaan kerja pada kegiatan memindahkan kayu secara manual, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkat dan memindahkan kayu di TPK yang berkaitan dengan K3 antara lain: 1. Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan pekerja. 2. Prosedur dan teknik pengangkatan dan pemindahan manual yang ergonomis; 3. Beban yang diperkenankan untuk diangkat oleh pekerja; Dari 3 hal tersebut di atas dapat digunakan sebagai pedoman bagi pekerja dalam melakukan kegiatan memindahkan kayu bulat di TPK sehingga resiko cidera dapat diminimalisir dan produktivitas kerja dapat ditingkatkan. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penggunaan APD dalam mengangkat dan memindahkan kayu bulat di TPK. 2. Mengetahui dan membandingkan prosedur dan teknik yang digunakan dalam mengangkat dan memindahkan kayu bulat di TPK 3. Mengetahui berat riil yang diangkat oleh pekerja dalam mengangkat dan memindahkan kayu bulat di TPK. 4. Mengetahui penerapan K3 dalam mengangkat dan memindahkan kayu bulat di TPK.

5 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat: 1. Menjadi masukan bagi pihak TPK agar lebih memperhatikan aspek K3 dalam melaksanakan kegiatan di TPK baik kegiatan memindahkan kayu bulat maupun kegiatan yang lain. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak TPK dalam melaksanakan kegiatan memindahkan kayu bulat secara manual. 3. Menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan di bidang pemanenan hasil hutan, khususnya terkait dengan aspek K3 dalam hal bongkar muat kayu.