BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional

Pengaruh Pelatihan Syukur terhadap Peningkatan Subjective Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome

Pengaruh Pelatihan Syukur terhadap Peningkatan Subjective Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

Pengaruh Pelatihan Syukur terhadap Subjective Well-Being pada Penduduk Miskin di Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah combined

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data utama yaitu data mengenai hubungan antara body image dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Univesitas

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

BAB III METODE PENELITIAN. teori-teori yang ada melalui pengukuran variabel-variabel dengan prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain satu

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2011). Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

EFEKTIVITAS PELATIHAN RASA SYUKUR TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA ORANGTUA DENGAN ANAK TUNARUNGU ABSTRAK

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR ORISINALITAS... iii. LEMBAR PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah. menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (True Experimental Research) yaitu suatu penelitian

III. METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

Bab 3 Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random. Hasil O1 X

sebelum diberi perlakuan (kelompok eksperimen)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden terdiri dari 101 orang yang terdiri dari 26 laki-laki (25,74 %), dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN

PELATIHAN OUTBOUND BINA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA. Tesis. Minat Utama Bidang Psikologi Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Azwar (2013), variabel adalah simbol yang nilainya dapat bervariasi, yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung : Subjective Well Being 2. Variabel bebas : Pelatihan Syukur B. Definisi Operasional 1. Subjective Well Being Subjective well being adalah kebahagiaan secara keseluruhan yang dialami individu, di mana individu memiliki perasaan yang positif atas hidupnya sebagai hasil evaluasi afektif dan memiliki kepuasan hidup atas apa yang ia capai baik secara global maupun mengenai ranah-ranah tertentu sebagai hasil evaluasi kognitifnya. Subjective Well Being (SWB) dalam penelitian ini dukur dengan menggunakan dua skala secara terpisah, yakni The Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang disusun oleh Diener, dkk (1985) untuk mengukur evaluasi komponen kognitif dan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) yang disusun oleh Diener dan Biswas-Diener (2009) untuk mengukur 61

62 evaluasi komponen afektif. Kedua skala tersebut diadaptasi oleh peneliti dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. 2. Pelatihan Syukur Pelatihan syukur adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memberi pemahaman dan keterampilan untuk nikmat yang telah diterima dalam hidupnya dan menyadari adanya sumber eksternal dari nikmat tersebut sehingga peserta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan syukur yang dimiliki. Pelatihan syukur akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan fasilitator bernama Rini Setyowati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Rangkaian pelatihan syukur yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rangkaian Pelatihan Syukur No. Sesi Tujuan Metode Durasi 1. Pembukaan (Perkenalan) Identifikasi Masalah Kontrak Belajar 2. Pengenalan Down Syndrome 3. Tinjauan Umum Syukur 4. Menghargai Kebaikan Peserta memahami rangkaian pelatihan Mengidentifikasi permasalahan peserta terkait kondisi anak down syndrome yang dimiliki Peserta berkomitmen untuk bersama-sama mecapai tujuan pelatihan. Peserta memahami kondisi dan karakteristik anak down syndrome Peserta memahami arti dan manfaat syukur. Peserta menyadari segala kebaikan atau Active communication, games Sharing Active communication Kuliah, sharing, video Kuliah, sharing, instruments Kuliah, mental imagery, 30 menit 30 menit 5 menit 10 menit 5 menit 60 menit

63 (Recognize the benefit) 5. Mengakui Kebaikan (Acknowledge receiving its) 6. Mengembalikan Kebaikan (Return the favor/appreciate) Penutupan nikmat yang dimilikinya setelah menyadari hambatan-hambatan untuk bersyukur Peserta menyadari segala kebaikan atau nikmat yang dimiliki setelah melihat keadaan orang lain Peserta memahami bahwa berbuat kebaikan adalah bentuk syukur kita kepada segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan Memberikan kesimpulan dan intisari pelatihan simulations, video Kuliah, instruments, mental imagery, writing tasks, video Kuliah, mental imagery, simulations, instrments, video Relaksasi, instruments 40 menit 80 menit 15 menit C. Subjek Subjek dari penelitian ini adalah sampel dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling yakni teknik pengambilan sampel dengan pertimbanganpertimbangan tertentu yang terlah disesuaikan dengan karakteristik khusus yang dimiliki oleh populasi sesuai kebutuhan penelitian (Shaughnessy, dkk., 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak down syndrome yang bersekolah di SLB B-C Yayasan Bina Asih (YBA) Surakarta. Subjek yang akan mengikuti penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria-kriteria berikut ini: 1. Ibu yang memiliki anak down syndrome 2. Mampu membaca serta menulis.

64 3. Belum pernah mengikuti pelatihan syukur 4. Tingkat subjective well being sedang atau rendah berdasarkan skala SWLS dan SPANE 5. Dapat bekerjasama dan bersedia mengikuti seluruh rangkaian pelatihan syukur dengan mengisi informed consent. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 orang yang dibagi menjadi tujuh orang kelompok eksperimen dan tujuh orang kelompok kontrol. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan: 1. Satisfaction With Life Scale (SWLS) SWLS merupakan skala yang disusun oleh Diener, dkk. (1985) untuk mengukur evaluasi komponen kognitif individu mengenai kehidupannya (Diener, 2009b). SWLS merupakan skala yang menggunakan sistem penilaian Likert yang terdiri dari 5 aitem dengan 7 kategorisasi jawaban. Kategorisasi ini dimulai dengan skor 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skor 7 (sangat setuju) (Pavot dan Diener, 1993). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intrumen ini memiliki koefisien reliabilitas yang sangat tinggi, yakni antara 0,79-0,89 (Pavot dan Diener, 1993). Selanjutnya, dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan skor menjadi tiga kategori (Azwar, 2013), yaitu: Rendah Sedang : < (μ 1,0σ) : (μ 1,0σ) < (μ + 1,0σ)

65 Tinggi : (μ + 1,0σ) Tabel 2. Blue Print Satisfaction With Life Scale prauji coba Aitem No. Komponen Indikator Perilaku Favorable Unfavorable Jumlah 1. Kepuasan a. Keinginan merubah 5 4 hidup hidup saat ini secara global b. Kepuasaan hidup saat ini 3 c. Kepuasan kehidupan 5 masa lalu d. Kesesuaian hidup saat 1 ini dengan harapan e. Pandangan orang lain 2 mengenai 2. Kepuasan pada ranah kehidupan tertentu kehidupannya Penilaian mengenai beberapa aspek spesifik dalam kehidupan seseorang 4 1 Jumlah 4 1 5 2. Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) SPANE merupakan skala yang disusun oleh Diener dan Biswas-Diener (2009) untuk mengukur evaluasi komponen afektif dalam subjective well being. Skala ini merupakan model skala yang menggunakan sistem penilaian Likert yang terdiri dari 12 aitem dan 5 kategorisasi jawaban yakni kategorisasi 1 (hampir tidak pernah/tidak pernah) sampai dengan 5 (selalu). Terdapat dua subskala pada SPANE, yakni SPANE-P/Positive Experience yang mengukur afek positif dan SPANE-N/Negative Experience yang mengukur afek negatif responden (Diener, 2009). Perhitungan skala positif dan negatif ini dilakukan secara terpisah karena merupakan dua variabel afek

66 yang terpisah. Total skor (The Balance of Positive and Negative Experience/SPANE-B) didapatkan dengan cara mengurangi skor positif dan skor negatif, total skor ini berkisar antara -24 sampai 24 (Diener, 2009). Menurut Diener (2009), instrumen ini memiliki koefisien reliabilitas yang cukup baik yakni berkisar antara 0,83-0,86. Tabel 3. Blue Print Scale of Positive and Negative Experience prauji coba No. Komponen Indikator Perilaku Aitem Jumlah 1. Afek positif Reaksi individu terhadap 1, 3, 5, 7, 10, 12 6 semua peristiwa yang menunjukkan bahwa hidup berjalan sesuai apa yang diinginkan. 2. Afek negatif Respon negatif seseorang sebagai reaksi terhadap segala peristiwa yang dialami. 2, 4, 6, 8, 9, 11 6 Jumlah 12 12 3. Modul Pelatihan Syukur Penelitian ini juga menggunakan modul yang berfungsi sebagai landasan pelaksanaan pelatihan syukur baik bagi fasilitator maupun peserta. Modul pelaksanaan yang akan digunakan merupakan modul yang dimodifikasi dari modul pelatihan syukur milik Anggarani (2013). Modifikasi yang dilakukan berupa penambahan dan pengurangan materi serta simulasi agar lebih sesuai dengan subjek penelitian. Modul ini disusun berdasarkan pada pengertian, konsep, dan proses syukur yang disesuaikan dalam hubungannya sebagai salah satu bentuk intervensi untuk meningkatkan subjective well being, dipadukan dengan penjelasan strategi dan hambatan dalam keterampilan

67 syukur menurut Emmons (2007) dan Hanaco (2012). Pendekatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah experiental learning yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk terlibat aktif dalam setiap sesi pelatihan Modul ini memuat penjelasan mengenai keterampilan yang disampaikan fasilitator, beserta beberapa metode yang akan digunakan seperti simulasi, diskusi, sharing, dan teknik relaksasi sebagai perwujudan pendekatan experiental learning tersebut. Validitas isi modul pelatihan syukur menggunakan review professional judgement atau analisis dari dosen pembimbing dan fasilitator serta uji coba modul pelatihan pada ibu yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan subjek penelitian. 4. Wawancara dan Observasi Wawancara juga dilaksanakan sebagai data tambahan untuk evaluasi sebelum dan selama pelatihan serta sebagai alat untuk mengungkap data yang tidak didapatkan melalui skala. Selain itu, observasi juga dilaksanakan selama pelatihan untuk mengetahui dinamika yang terjadi selama pelatihan seperti keaktifan, kenyamanan peserta, dan kesesuaian cara penyampaian materi terhadap peserta. E. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yakni metode yang digunakan peneliti untuk meguji suatu hipotesis dengan memanipulasi variabel bebas dan mengukur pengaruhnya pada perilaku melalui variabel tergantung (Shaughnessy, dkk. 2012).

68 Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Desain ini ditandai dengan adanya randomisasi sebagai kontrol terhadap proactive history untuk menyetarakan Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK) (Seniati, dkk, 2011). Randomisasi dilakukan untuk memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi yang terwakili pada sampel, dan pada akhirnya diharapkan peneliti dapat menggeneralisasikan hasil pada populasi melalui pemilihan sampel secara acak (Harris, 2003). Desain penelitian ini akan diawali dengan pengukuran tingkat subjective well being pada kedua kelompok. Setelah itu akan memberikan perlakuan berupa pelatihan syukur pada Kelompok Eksperimen (KE) yang nantinya akan dilanjutkan dengan pengukuran tingkat subjective well being setelah jangka waktu tertentu pemberian perlakuan pada kedua kelompok. Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan, namun tetap dilakukan pengukuran tingkat subjective well being pada awal (pretest) dan akhir penelitian (posttest). Berikut ini merupakan gambaran dari desain penelitian ini: KE Pengukuran (O1) Perlakuan (X) Pengukuran II (O2) (Pretest) (Pelatihan syukur) (Posttest) KK Pengukuran (O1) Tanpa Perlakukan Pengukuran II (O2) (Pretest) (Posttest) Gambar 4 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design (sumber: Seniati, 2011) berikut: Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

69 1. Memberikan pretest kepada subjek penelitian dengan menggunakan skala SWLS dan SPANE. 2. Mengelompokkan subjek yang memiliki nilai sedang dan rendah pada skala SWLS dan SPANE menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random. Kemudian kelompok eksperimen mengisi lembar kesediaan seluruh rangkaian pelatihan syukur. 3. Memberikan perlakuan berupa pelatihan syukur pada kelompok eksperimen sebanyak 2 kali pertemuan. 4. Memberikan posttest dengan SWLS dan SPANE kepada kelompok kontrol dan eksperimen. 5. Observasi dan wawancara dilakukan sebelum serta selama pelatihan berlangsung dan lembar evaluasi proses diberikan setiap sesi akhir pelatihan. 6. Memberikan evaluasi hasil satu minggu pasca pelatihan sebagai follow up. 7. Menganalisis hasil perlakuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan syukur terhadap peningkatan subjective well being pada ibu yang memiliki anak down syndrome. F. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengukuran uji validitas skala dalam penelitian ini menggunakan uji validitas isi atau content validity melalui review professional judgement oleh pembimbing. Skala dalam penelitian ini diuji daya beda aitem dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan komputer program statistik SPSS for Windows version 21. Uji validitas modul

70 pelatihan dengan menggunakan review professional judgement yang dilakukan oleh pembimbing. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach s Alpha dari instrumen yang digunakan. Perhitungan uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan bantuan komputer program statistik SPSS for MS Windows version 21. G. Metode Analisis Data Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji menggunakan pengukuran nonparametrik yakni Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Test. Mann Withney Test dilakukan untuk membuktikan pengaruh pelatihan syukur terhadap peningkatan subjective well being pada subjek penelitian. Selanjutnya, Wilcoxon Test dilakukan untuk mengetahui taraf signifikansi perbedaan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS for MS Windows version 21.