PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA

dokumen-dokumen yang mirip
Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

UPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN. Oleh: Achmad Djunaedi, SH

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

BPJS Ketenagakerjaan ( SJSN ) Tanggal 1 Juli Apindo training center

Jaminan Pensiun Sebagai Hak Dasar Pekerja. Oleh : Timboel Siregar

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL

JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI

Sinergi BPJS Ketenagakerjaan Dengan Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis & TI

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

Implementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

Program Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja

Jaminan Pensiun SJSN: Usulan Besar Manfaat dan Iuran

Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia


URGENSI PENGUATAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DENGAN STANDARISASI UPAH NASIONAL OLEH SUBIYANTO,SH ANGGOTA DJSN RI UNSUR PEKERJA

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi

KESIAPAN PT. JAMSOSTEK (Persero) MENUJU BPJS KETENAGAKERJAAN

Transformasi BPJS 2. September 2011

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

2 Untuk memberikan derajat kehidupan yang layak bagi Peserta dan keluarganya yang memasuki Usia Pensiun, Pemerintah menetapkan program Jaminan Pensiun

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tergantung rata-rata kenaikan gaji dan tingkat pajak. Semakin kecil ratarata

BAB II TINJAUAN UMUM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. 1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT

RENCANA PELAKSANAAN SJSN MELALUI BPJS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

PERKEMBANGAN ISU-ISU TERKINI PERATURAN KETENAGAKERJAAN

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERKAIT KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MAKASSAR

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Pekerja Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

INDONESIA. Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO. Hotel Manhattan, 30 November 2006

Sekilas tentang Dana Pensiun

Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Informal Tantangan Teknis dan Solusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL BIDANG KETENAGAKERJAAN (SJSN-TK)

UU 3/1992 Jamsostek UU 40/2004 SJSN. Kesehatan. UU 13/2003 Ketenagakerjaan PHK: Kerja

Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

BAB I PENDAHULUAN. arti yang sebenarnya sejak Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I pada tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

Republik Indonesia. Laporan Teknis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita bangsa tersebut, pembangunan nasional disemua bidang

SJSN Ketenagakerjaan Tanggal 1 Juli M. Aditya warman, MBA Director Business Development ATC DPN APINDO

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM)

Focus Group Discussion (FGD) RPP JAMINAN PENSIUN & HARI TUA R-PERPRES PENGHARGAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKILAS MENGENAI BPJS KESEHATAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA OLEH: DIREKTUR PENGUPAHAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN Jakarta, 4 Desember 2014

DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL UUD 1945 Psl 28 H (3) Psl 34 (2) JAMINAN SOSIAL ADALAH HAK SETIAP WARGA NEGARA UU No. 3 Tahun 1992 Ttg. JAMSOSTEK JAMINAN BAGI TENAGA KERJA -DHK (Wajib) -LHK (Sukarela) 4 Program: - JKK (pengusaha) - JHT (TK dan Peng) - JK (Peng) - JPK (peng) UU No. 40 Tahun 2004 Ttg SJSN DASAR PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL BAGI SELURUH MASYARAKAT UU No. 24 Tahun 2011 Ttg. BPJS IMPLEMENTASI SJSN Membentuk 2 BPJS BPJS Kesehatan Program: JK Sasaran: Seluruh Rakyat 5 Program: - JK - JKK - JHT - JKm - JP 2 BPJS Ketenagakerjaan Program: JKK, JHT, JP, JKm Sasaran: Seluruh Pekerja

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN 1. UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL 2. UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL 3. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013, TENTANG JAMINAN KESEHATAN Mengamanatkan: 1. Jaminan Kesehatan merupakan program wajib (mandatory) bagi seluruh rakyat Indonesia 2. Jaminan kesehatan diselenggarakan oleh satu badan (BPJS Kesehatan) 3

DATA KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMSOS PNS = 4.637.999 TNI = 412.379 Polri = 464.340 Pekerja bukan pada Penyelenggara Negara: Formal : 12.807.727 (AKTIF) Informal: 1.296.216 Penerima Bantuan Iuran: 86,4 juta jiwa Jumlah Peserta Aktif Potensi Peserta 106.018.700 jiwa 252.124.458 jiwa (seluruh penduduk) 4

SKEMA IURAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NO PESERTA PEKERJA BESARAN IURAN PEMBERI KERJA JUMLAH KETERANGAN 1 Pekerja pada Penyelenggara Negara 3 % Upah 2 % Upah 5% Upah Batas Iuran: 2x PTKP (Rp. 4.050.000/bulan) 2 Pekerja bukan pada Penyelenggara Negara : a. 1 Jan 2014 s.d 30 Jun 2015 b. 1 juli 2015 dst. 0,5% Upah 1% Upah 4% Upah 4% Upah 4,5% Upah 5 % Upah Batas Iuran: 2x PTKP (Rp. 4.050.000/bulan) 3 Pekerja Mandiri Kelas I 59.500,- Kelas II 42.500,- Kelas I 59.500,- Kelas II 42.500,- 4 Peserta Penerima bantuan Iuran (PBI) Kelas III 25.500,- Dibiayai oleh Pemerintah Kelas III 25.500,- 86,4 juta peserta 5

TANTANGAN DAN PERSOALAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN Alur pelayanan program Jaminan Kesehatan Peserta program JPK Jamsostek sebelumnya terbiasa mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah sakit provider secara langsung (tidak melalui rujukan Puskesmas pertama). Jumlah RS Provider BPJS Kesehatan masih terbatas (Provider JPK Jamsostek belum menjadi provider BPJS Kesehatan). Tidak dijaminnya Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; Tidak dijaminnya Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat (mekanisme reimburstment tidak berlaku); 6

LANJUTAN... Belum optimalnya mekanisme Coordination of benefits (CoB) antara BPJS Kesehatan dengan penyelenggara asuransi komersial, sehingga penerima manfaat on-top pada penyelenggaraan jaminan kesehatan swasta mengalami penurunan manfaat. Apabila peserta tetap mengikuti program BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan komersial akan timbul beban pembiayaan ganda pada peserta. 7

SOLUSI Pemberian edukasi secara utuh kepada stakeholders hubungan Industrial tentang pola perubahan penyelenggaraan program Jaminan kesehatan. Peningkatan manfaat program jaminan kesehatan sebagai upaya memenuhi ekspektasi peserta. Peningkatan jumlah fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Perluasan Coordination of Benefit (CoB) antara BPJS Kesehatan dengan penyelenggara asuransi kesehatan komersial. Mengingat pada tahun 2015 peserta dari BUMN harus sudah mengikuti program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, untuk itu mekanisme Opting Out program Jaminan Kesehatan agar dapat ditinjau kembali mengingat banyak Pekerja BUMN yang selama ini mendapatkan manfaat program jaminan kesehatan yang lebih baik. 8

LANJUTAN... Pelaksanaan Kerjasama Fungsional (KF) antara BPJS Kesehatan dengan instansi ketenagakerjaan di pusat maupun Propinsi dan Kab/Kota untuk meningkatkan kepesertaan Pekerja/Buruh pada program Jaminan Kesehatan Pelaksanaan KF difokuskan pada penegakan hukum terkait kepatuhan Pekerja dan pemberi Kerja dalam mengikuti program Jaminan Sosial sesuai amanat PP No. 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial Pembangunan kantor pelayanan BPJS terpadu di 61 Kawasan Industri. 9

10 KONSEP PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

SUSTAINABILITY KEBERLANJUTAN Actuarial Fund Life Reserve Ratio Fairness Control of Risk Redistribution ADEQUACY KECUKUPAN Derajat kehidupan yg layak kebutuhan pokok pekerja & kel nya Target Replacement Rate/Relative Pension Level AFFORDABILITY TERJANGKAU Daya beli kontributor Tingkat pengeluaran rumah tangg Tingkat kemampuan menabung 11

Multi Pilar Model System Pilar III Kemampuan Individu Pilar II Program Pensiun Sukarela Manfaat tambahan sukarela: MP/IP DPPK DPLK Program Pensiun Sukarela Lainnya Pilar I Program Pensiun Wajib Program SJSN dengan mempertimbangkan Integrasi JP dan JHT Reformasi Program pesangon

ASPEK PENYUSUNAN PROGRAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PEKERJA & KELUARGA (Pasal 32 ayat 2) UU NO. 40 TAHUN 2004 tentang SJSN MANFAAT PASTI (Pasal 39) MASA IUR SEDIKITNYA 15 TAHUN (Pasal 41) PRINSIP ASURANSI SOSIAL & TABUNGAN WAJIB (Pasal 39) IURAN DITANGGUNG BERSAMA PEMBERI KERJA & PEKERJA (Pasal 42) JAMINAN PENSIUN

1 PENSIUN HARI TUA OLD AGE PENSION Diterima peserta usia saat pensiun normal walau msh bekerja Eligibilitas MP bulanan masa iur min 15 thn 5 2 PENSIUN ORANG TUA SURVIVOR PENSION Diterima ortu ahli waris peserta lajang yg meninggal sebelum pensiun Eligibilitas MP bulanan masa iur min 15 thn/30 bln dlm 36 bln terakhir Diberikan plg lama 5 thn MANFAAT JP (UANG TUNAI) 4 3 PENSIUN CACAT DISABILITY PENSION Diterima peserta saat mengalami cacat total tetap sebelum usia pensiun normal Eligibilitas MP bulanan masa iur min 15 thn/30 bln dlm 36 bln terakhir PENSIUN ANAK SURVIVOR PENSION Diterima anak ahli waris peserta/pensiunan yg meninggal Eligibilitas MP bulanan masa iur min 15 thn/30 bln dlm 36 bln terakhir Diberikan sampai anak meninggal, menikah, bekerja/ usia 23 thn (max 2 anak) PENSIUN JANDA/DUDA SURVIVOR PENSION Diterima janda/duda ahli waris peserta/pensiunan meninggal Eligibilitas MP bulanan masa iur min 15 thn/30 bln dlm 36 bln terakhir 14

SUSTAINABILITY KEBERLANJUTAN Actuarial Fund Life Reserve Ratio Fairness Control of Risk Redistribution ADEQUACY KECUKUPAN Derajat kehidupan yg layak kebutuhan pokok pekerja & kel nya Target Replacement Rate/Relative Pension Level AFFORDABILITY TERJANGKAU Daya beli kontributor Tingkat pengeluaran rumah tangg Tingkat kemampuan menabung 15

PARTIAL FUNDING * SCALED PREMIUM * Selama periode ekuilibrium, rate iuran TETAP iuran SAMA * GENERAL AVERAGE PREMIUM * Future Benefit + Future Operational Cost = Future Contribution + Initial Reserve PAYG FULL FUNDING ahun yang sama, besarnya iuran SAMA Setiap tahun rate iuran bisa berbeda * MANDATORY SAVING * * TERMINAL FUNDING * 16

PERBEDAAN PENSIUN PRIVAT DAN PENSIUN JAMINAN SOSIAL No Kharakteristik Pensiun Privat Pensiun JS 1. Dasar hukum UU tentang pendirian UU Jaminan Sosial 2. Pendiri Pemberi-kerja Negara / Pemerintah 3. Penyelenggara DPPK / DPLK BPJS 4. Sifat kepesertaan Sukarela Wajib 5. Sifat Manfaat Variasi Flat 6. Orientasi Individual Kolektif 7. Penggunaan faktor Minimum-maksimum Rata-rata 8. Rumusan manfaat 1-2,5% x MK x GTT 1% x 15 = 0,15 9. Iuran sbg proporsi upah 1/8-1/4 12,5-25% 1/12 = 8,33% ~ 8% 10. Rancangan manfaat Konsumsi hari tua Konsumsi dasar hari tua 11. Besaran manfaat Bervariasi Relatif sama 12. Prinsip gotong royong Tidak ada Ada 13. Batasan upah Tidak berlaku 8 x PTKP Lajang 14. Pembayaran manfaat Akun individual peserta Sistem anggaran 15. 16. Resiko Sistematik Tanggung-jawab Akhir Gagal Investasi Pemberi-kerja Penuaan usia penduduk 17 Pemerintah

FAKTOR-FAKTOR AKTUARIA No FAKTOR-FAKTOR AKTUARIA VARIABEL-VARIABEL YG MEMPENGARUHI 1 Demografi Komposisi penduduk menurut usia, rentan miskin, miskin dan RTM menyusul fertilitas dan mortalitas penduduk sesuai kelompok usia 2 ketenagakerjaan Kompisis pekerja sektor formal-informal; kesempatan kerja sektor formal; apakah upah sesuai KHL? Bagaimana dengan rata-rata upah dan variasi upah? Ada jaminan pekerjaan? 3 Perekonomian Pertumbuhan perekonomian, jumlah uang beredar, tingkat bunga pasar atau inflasi/depresiasi Rupiah dan tingkat pengangguran 4 Perilaku sosial Perkawinan-perceraian dan perilaku lansia 5 Harapan hidup setelah pensiun Apabila harapan hidup panjang, maka menunda pensiun dan menambah masa iur 18

Jumlah pensiunan bertambah setiap tahun Jumlah masa kerja/masa iur pensiunan meningkat Penghasilan/upah yang dijadikan dasar perhitungan manfaat pensiun meningkat Harapan hidup (longevity) meningkat rata-rata periode pembayaran manfaat pensiun meningkat Adanya indeksasi manfaat pensiun 19

SKENARIO DASAR SKENARIO 1 SKENARIO 2 SKENARIO 3 ( IURAN 8% ) KETAHANAN DANA PROGRAM ( IURAN 5% ) KETAHANAN DANA PROGRAM MB PENSIUN HARI TUA 68 thn 77 thn 67 thn 74 thn 57 thn 64 thn 56 thn 62 thn 30% rata-rata upah selama masa iur 22,5% rata-rata upah selama masa iur 30% rata-rata upah selama masa iur 22,5% rata-rata upah selama masa iur KENAIKAN/PENUR UNAN IURAN 1% Kenaikan/penurunan ketahanan dana program s/d 3-4 thn Kenaikan/penurunan ketahanan dana program s/d 4-5 thn Kenaikan/penurunan ketahanan dana program s/d 3-4 thn Kenaikan/penurunan ketahanan dana program s/d 3-4 thn ( IURAN 8% ) BIAYA > IURAN ( IURAN 5% ) BIAYA > IURAN ( IURAN 8% ) KEB.IURAN UTK BYR MANFAAT S/D 20 THN ( IURAN 5% ) KEB.IURAN UTK BYR MANFAAT S/D 20 THN Thn ke-45 (2059) Thn ke-49(2063) Thn ke-43 (2057) Thn ke-45 (2059) Thn ke-39(2053) Thn ke-43 (2057) Thn ke-38 (2052) Thn ke-39(2053) 24%-25% 30% 28%-29% 19%-20% 15%-16% 17%-18% 20%-21% 22%-23%

Terima Kasih 21