Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) Rena Afrianti 1, Helma 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Renaaflianti1904@gmail.com ABSTRACT This research was conducted because there is a problem about self confidence on students. The purposed of this research were to describe students self confidence before doing Information Service, to describe about students condition after doing Information Service, to describe the differences between before and after doing Information Service. The type of this research was quasi experiment with one group pre and post test design. Sample in this research were students at VIII.8 class the totally 32 students. Instrument in this research was questionnaire. The result of this research that students self confidence (1) students self confidence can be seem that students before giving Information Service was not confidence criteria (2) students self confidence can be seem that students after giving Information Service was confidence criteria (3) the differences students self confidence between both of pre test and post test. When -t hitung < -t tabel (-10,335 < -2,045) there are significant differences. Based on in this research findings was recommended for counselor to give the information related with students self confidence. Keywords : Self confidence, information service PENDAHULUAN Rasa percaya diri merupakan perasaan yang membuat peserta didik mengembangkan penilaian positif baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain, lingkungan serta situasi yang dihadapinya untuk meraih apa yang diinginkannya. Penilaian positif tersebut membuat peserta didik merasa optimis dalam menjalani setiap pekerjaan dan menghadapi setiap permasalahannya. Seseorang yang percaya diri akan merasa nyaman dalam setiap situasi, selalu siap menghadapi lingkungan baru dan kondisi baru, serta menganggap tantangan adalah konsekuensi yang muncul dari keputusan yang telah dipilih. Fatimah (2008: 149) mengartikan kepercayaan diri adalah Sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut, bahwa ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung
oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Peserta didik yang tidak percaya diri akan merasa dirinya tidak berharga, selalu merasa khawatir, berpikiran buruk, merasa banyak kekurangan, takut mencoba hal yang baru, takut berbuat salah dan takut menghadapi situasi/lingkungan baru. Perasaanperasaan itu akan berdampak buruk bagi perkembangannya, baik dalam proses belajar di kelas maupun dalam proses melakukan kontak dengan lingkungan sosialnya. Hal lain disampaikan oleh Supriyo, 2008 (Farida, 2014: 3) bahwa: Krisis kepercayaan diri yang tidak segera diatasi akan menimbulkan: 1) tidak dapat bergaul dengan teman-teman lainnya, 2) proses belajar menjadi terhambat, 3) kesulitan berkomunikasi, 4) pencapaian tugas perkembangan terhambat, 5) terkucilkan dari lingkungan sosial, 6) mengalami depresi, 7) tidak berani melakukan perubahan. Manusia dituntut untuk mampu berkembang dan menyesuaikan diri terhadap masyarakat. Untuk itu manusia telah diperlengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang memungkinkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Pemenuhan terhadap tuntutan perkembangan masyarakat sekaligus memerlukan pengembangan individu warga masyarakat secara serasi, selaras dan seimbang (Prayitno dan Amti, 2004: 25). Disinilah dirasakan perlunya layanan bimbingan dan konseling disamping kegiatan pengajaran. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling adalah layanan informasi. Winkel, 1991 (Tohirin, 2013:142) menjelaskan bahwa Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 24 Januari 2017 dengan peserta didik kelas VIII.8 SMP Negeri 13 Padang, bahwa adanya peserta didik yang tidak yakin dengan diri sendiri, merasa tidak memiliki harga diri, menganggap dirinya tidak mampu melakukan hal yang bermanfaat, tidak menerima keadaan fisiknya dan merasa tidak sebaik orang lain. Hal itu sejalan dengan observasi yang dilaksanakan pada 25 Februari sampai Desember 2016, berdasarkan pengamatan peneliti bahwa adanya peserta didik yang tidak mampu berinteraksi dengan baik, takut mengemukakan pendapat di depan kelas, tidak mampu bergaul dengan lawan
jenisnya, suka menyendiri dan tidak kreatif dalam belajar maupun dalam berperilaku. Dari permasalahan yang terjadi saat ini peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik melalui layanan informasi pada kelas VIII.8 SMP Negeri 13 Padang Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Kondisi kepercayaan diri peserta didik sebelum (pretest) dilakukan layanan informasi. 2. Kondisi kepercayaan diri peserta didik sesudah (posttest) dilakukan layanan informasi. 3. Perbedaan kepercayaan diri peserta didik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan layanan informasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen Menurut Arikunto (2013:20) Penelitian eksperimen penelitan yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang diselidiki. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Agar penelitian ini lebih terarah dengan tujuan penelitian, maka desain penelitian ini adalah desain perlakuan ulang (One Group Pre and Posttest Design). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2017 di SMP Negeri 13 Padang. Populasi dari penelitian ini yaitu mencakup peserta didik kelas VIII.8 SMP Negeri 13 Padang yang berjumlah 32 Orang. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah total sampling, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII.8 yang berjumlah 32 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Bungin (2011: 131) Data interval adalah data yang punya ruas atau interval atau jarak yang berdekatan dan sama. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengadministrasikan questioner (angket). Menurut Sugiyono (2014: 142) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket ini diberikan kepada responden
dan disusun dengan beberapa prosedur yaitu penyusunan kisi-kisi dan penyusunan butir-butir pernyataan. Alternatif jawaban yang akan dipilih responden yaitu: Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Cukup Sesuai (CS) Tidak Sesuai ( TS) Sangat Tidak Sesuai (STS) Setiap pernyataan diberikan tanda checklist ( ) pada salah satu jawaban yang telah disediakan. Menurut Sriferina (2015:42) Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang telah terkumpul melalui angket kemudian diolah dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Memeriksa kelengkapan isi angket yang telah diterima dari sampel penelitian. 2. Membuat tabel pengolahan berdasarkan pertanyaan penelitian. 3. Mencari dan menghitung jumlah serta memasukkan data ke tabel pengolahan data dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007. 4. Setelah data diolah maka data dikategorikan dengan menggunakan interval skor, berikut: Interval Skor = Skor tinggi ideal skor rendah idea Alternatif jawaban 5. Setelah mendapatkan interval skor maka data tersebut dikategorikan. Mendeskripsikan kepercayaan diri peserta didik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen. Untuk mendeskripsikan data penelitian, digunakan kriteria atau kategori hasil penelitian. 6. Menghitung presentase masingmasing frekuensi yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan teknik analisis presentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2005:65) sebagai berikut: P Keterangan: P = Presentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel 7. Melakukan uji hipotesis tentang perbedaan yang signifikan kepercayaan diri peserta didik antara sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dengan menggunakan t- test pada program SPSS versi 20.00. 8. Menarik kesimpulan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan adanya peningkatan kepercayaan diri peserta didik sebelum
dan sesudah diberikan layanan informasi. Berdasarkan has ail penelitian dapat diungkapkan bahwa kepercayaan diri peserta didik kelas VIII.8 Padang mengalami peningkatan. Lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Kondisi Kepercayaan Diri Pretest Peserta Didik Sebelum Dilakukan Layanan Informasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa kepercayaan diri peserta didik kelas VIII.8 di SMPN 13 Padang. Dari 32 orang peserta didik 13 orang peserta didik (40,63%) memiliki kepercayaan diri pada kategori cukup percaya diri. Kemudian 18 orang peserta didik (56,25%) berada pada kategori tidak percaya diri dan 1 dari 30 orang peserta didik (3,12%) berada pada kategori sangat tidak percaya diri, dari 32 orang peserta didik tidak ada yang berada pada kategori percaya diri dan sangat percaya diri. Dapat disimpulkan bahwa sebelum diberikan layanan informasi peserta didik berada pada kategori tidak percaya diri. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dan informasi yang diperoleh tentang pentingnya kepercayaan diri serta kurangnya dalam memahami tentang perkembangan diri. Fatimah (2008: 149) menguraikan Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. 2. Kondisi Kepercayaan Diri Peserta Didik Sesudah (Posttest) Dilakukan Layanan Informasi Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa kepercayaan diri peserta didik kelas VIII.8 di SMPN 13 Padang sesudah diberikan layanan informasi terlihat bahwa dari 32 orang peserta didik kelas VIII.8 yang melakukan post test, sebanyak 1 orang peserta didik (3,125%) memiliki kepercayaan diri pada kategori sangat percaya diri. Kemudian 22 orang peserta didik (68,75%) berada pada kategori percaya diri dan 8 dari 32 orang peserta didik (25%) cukup percaya diri, 1 dari 32 orang peserta didik (3,125%) berada pada kategori tidak percaya diri dan tidak ada dari 32 orang peserta didik yang berada pada kategori sangat tidak percaya diri. Halen (2005:77) menjelaskan bahwa layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna. Layanan informasi memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya Winkel, 1991 (Tohirin, 2013:142) menjelaskan bahwa Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. 3. Perbedaan Kepercayaan Diri Peserta Didik Sebelum (Pretest) Dan Sesudah (Posttest) Layanan Informasi Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan program SPSS versi 20.00 maka dapat diketahui kepercayaan diri peserta didik kelas VIII.8 SMP N 13 Padang terlihat meningkatnya rata-rata kepercayaan diri peserta didik dari rata-rata kepercayaan diri peserta didik sebelum diberikan layanan informasi yaitu 144,63 menjadi rata-rata kepercayaan diri peserta didik sesudah diberikan layanan informasi yaitu 200,44. Berdasarkan tabel Paired Samples Test, dilakukan uji hipotesis apabila -t hitung lebih kecil dari -t tabel (- 10,335 < -2,040) maka Ho ditolak Ha diterima. Hal ini membuktikan adanya perbedaan yang signifikan kepercayaan diri peserta didik sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi. Dapat disimpulkan bahwa layanan informasi mampu meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VIII.8 SMPN 13 Padang. Angelis, 2003 (Farida, 2014: 13) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai berikut True confidence has nothing to do with a whats happening in your outer life. True confidence isn t created because of what you do but because of your belief in the ability you have within to do anything you set out to do. Kepercayaan diri yang sebenarnya bukan berasal dari apa yang terjadi dikehidupan sekitar dan dari apa yang telah dilakukan, tapi kepercayaan diri yang sesungguhnya muncul dari keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki untuk dapat melakukan apapun yang telah direncanakan. Fatimah (2008: 149) menguraikan Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.
Supriyo, 2008 (Farida, 2014: 3) bahwa krisis kepercayaan diri yang tidak segera diatasi akan menimbulkan tidak dapat bergaul dengan teman-teman lainnya, proses belajar menjadi terhambat, kesulitan berkomunikasi, pencapaian tugas perkembangan terhambat, terkucilkan dari lingkungan sosial, mengalami depresi dan tidak berani melakukan perubahan. Winkel, 1991 (Tohirin, 2013:142) menjelaskan bahwa Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Halen (2005:77) menjelaskan bahwa layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna. Layanan informasi memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang mengalami krisis kepercayaan diri akan menghambat dalam pencapain tugas perkembangannya, untuk itu diperlukan layanan informasi untuk memberikan pemahaman serta informasi yang dibutuhkan peserta didik tentang pentingnya memiliki rasa percaya diri dalam perkembangan kehidupan seharihari. KESIMPULAN Kepercayaan diri peserta didik kelas VIII.8 SMP N 13 Padang sebelum diberikan layanan informasi, terlihat dari hasil analisis berada pada kategori tidak percaya diri. Kepercayan diri peserta didik kelas VIII.8 SMP N 13 Padang sesudah diberikan layanan informasi, terlihat dari hasil analisis berada pada kategori percaya diri. Kepercayaan diri peserta didik kelas VIII.8 mengalami peningkatan setelah diberikan layanan informasi. Hal ini dilihat dari perbedaan kepercayaan diri peserta didik sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi, dari hasil analisis melalui program SPSS versi 20.00 dapat terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara kepercayaan diri sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi. Dapat disimpulkan bahwa layanan informasi dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Farida, Ida, N. 2014.Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Remaja Putri yang Mengalami masa Pubertas melalui Layanan Penguasaan Konten di SMPN 13 Malang. Laporan Penelitian. Universitas Malang. Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung: Pustaka Setia. Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press. Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers Marliani, Rosleny. 2013. Psikologi Eksperimen. Bandung: Pustaka Setia. Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Pemula. Bandung: Alfabeta. Sriferina, Olivia. 2015. Teknik Relaksasi dalam Mengurangi Kecemasan Berbicara di depan Kelas (Studi Eksperimen pada Peserta Didik kelas X-8 di SMA N 5 Padang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif DAN R&D. Bandung: Alfabeta Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers. Yusuf, A. Muri. 2005. Metode Penelitian Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang UNP Press.