PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

PERAN GURU BK DALAM PEMILIHAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 8 PADANG ABSTRACT

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

Persepsi Peserta Didik tentang Pelaksanaan Layanan Informasi Mengenai Pemahaman Gaya Belajar di Kelas X Sma Negeri 15 Padang.

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM MENCIPTAKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMAN 2 SIJUNJUNG ARTIKEL

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

Keywords: Group Guidance Services, learning skills, Junior High School Students

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

ARTIKEL. Oleh: PRIMA EKA PUTRA NPM:

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 1 Lengayang) ARTIKEL.

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM MERUBAH PERILAKU MORAL PESERTA DIDIK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAINAN JURNAL

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

Keywords: Effectiveness, Information Services, Teachers BK

Oleh: Mardiatun* Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons.** Citra Imelda Usman, M.Pd., Kons.**

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG FUNGSI TES INTELEGENSI DI SMA 11 NEGERI PADANG. Oleh: DAFIT SATRIA* Fitria Kasih ** Nofrita ** ABSTRACT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**))

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

PROFIL PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA PGRI 3 PADANG By:

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

KENDALA GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BIDANG PENGEMBANGAN KARIR DI KELAS IX SMP NEGERI 2 KECAMATAN DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH BELAJAR SISWA YANG SERING ABSEN KELAS X SMA 2 SIAK HULU TAHUN AJARAN 2012/2013

rlt PROFIL TEKNIK PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA I}IDIK OLEH GTIRU BK (Studi Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA SMPN 3 KEBUMEN

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

NELLA OKTARIMA NPM:

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAYU ADHY TAMA K

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

BENTUK KERJASAMA GURU BK DENGAN WALI KELAS DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA DIAN ANDALAS PADANG. Oleh ABSTRACK

PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG. Oleh: ABSTRACK

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG

PELAKSANAAN EVALUASI LAYANAN INFORMASI YANG DILAKUKAN GURU BK DI SMP NEGERI 11 PADANG (STUDI TERHADAP KELAS VIII)

PERSIAPAN MAHASISWA MENGIKUTI PERKULIAHAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

By: Heriyanto FitriaKasih Fuaddillah Putra. Program StudiBimbingandanKonseling SekolahTinggiKeguruandanIlmuPendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

Transkripsi:

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL Oleh: IRNA YENTI 12060006 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN Oleh: Irna Yenti* Dra.Hj.Fitria Kasih, M.Pd.,Kons** Citra Imelda Usman, M.Pd., Kons** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was motivated by the BK teachers who do not provide information services in accordance with the needs of learners, and yet do an evaluation after the service was provided. This study aims to describe the implementation of information services by BK teachers in career planning of students in class XI SMA Negeri 1 Rao Pasaman is seen on stage: 1) planning, 2) Implementation, and 3) evaluation. This study is a mixed methods that mixing between the quantitative with the qualitative. The study population was a class XI student amounted to 337 people and two teachers BK. Sampling using simple random sampling technique. A sample of 77 people. The instruments used were interviews and questionnaires. Data analysis technique used percentages and engineering achievement Level Respondents (TCR). Results of the study revealed that the implementation of information services go to: 1) the planning stage, are in good enough category, 2) the implementation phase, are in good enough category, and 3) the stage of evaluation, are in the category of very unfavorable. Keywords: Implementation of Information Services, Career Planning, Counselor PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian dan potensi manusia, dimana hakikat pendidikan itu adalah usaha manusia untuk memuliakan dirinya sebagai makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Tuhan. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian suatu individu yang lebih baik. Dengan adanya pendidikan akan menghasilkan generasi yang baik, manusia yang berbudaya, dan manusia yang memiliki kepribadian yang baik. Oleh karena itu setiap proses pendidikan selalu berusaha mengembangkan potensi individu untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 menjelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, kepribadian, kecersadasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berkenaan dengan pernyataan di atas, jelas bahwa Guru BK memegang peranan penting dalam rangka pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dalam tugasnya, banyak hal dan upaya yang dilakukan untuk melayani peserta didik. Guru BK dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan mereka untuk dapat memberikan suatu yang bermakna sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Apalagi peserta didik masa sekolah menengah merupakan individu yang berada pada masa pencarian jati diri yang harus selalu dibimbing dan dibina dengan berbagai cara. Oleh sebab itu pada tahap tersebut peserta didik memerlukan bimbingan serta informasi, baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Prayitno (2004:1) menjelaskan Informasi dapat diperoleh dari berbagai 1

sumber, dari media lisan melalui perorangan, media tertulis dan grafis, melalui sumber formal dan informal, sampai dengan media elektronik melalui sumber teknologi tinggi (high technology). Diketahui bahwa berbagai informasi yang dimaksudkan memang tersedia, yang sering kali menjadi masalah adalah informasi yang dimaksudkan itu tidak sampai atau tidak terjangkau oleh mereka yang memerlukannya. Seseorang mengalami masalah, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memenuhi kebutuhannya dimasa depan, karena tidak menguasai informasi yang sebenarnya ada, tetapi ia tidak mampu mengaksesnya. Diperlukannya informasi bagi individu semakin penting mengingat kegunaan informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai pertimbangan bagi arah perkembangan diri, dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Kegunaan yang dimaksud terkait pula dengan adanya berbagai kesempatan di masyarakat sekitar, maupun masyarakat global. Tanpa informasi yang cukup individu tidak akan mampu mengisi kesempatan yang ada. Seperti, salah pilih sekolah, salah pilih pekerjaan, sering kali menjadi akibat dari kurangnya informasi. Layanan informasi sebagai salah satu komponen dalam program bimbingan dan konseling yang membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan di sekolah, bidang pekerjaan, bidang perkembangan sosial dan pribadi, agar peserta didik mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Prayitno (2013:260) menjelaskan bahwa: Pemberian layanan informasi adalah kegiatan dalam rangka program bimbingan dan konseling di sekolah untuk peserta didik dalam mengenal diri dan lingkungannya, terutama kesempatan-kesempatan yang ada di dalam lingkungannya yang dapat dimanfaatkan, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Dalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-kesempatan pendidikan, kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama lain, tetapi tidak semua individu yang sebenarnya berkepentingan dengan kesempatan itu mengetahui dan memahaminya dengan baik. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan seperti, salah pilih atau salah arah, salah pilih sekolah, salah pilih jurusan atau program studi, salah pilih pekerjaan, dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-cita, bakat, dan minatnya. Mu awanah (2009:66-67) menjelaskan bahwa: Layanan informasi adalah layanan bimbingan yang berupa pemberian penerangan, penjelasan, pengarahan. Informasi mengenai sistem belajar, informasi mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan studi, cara bergaul dengan teman, cara membuat ringkasan, dan informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan. Layanan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petugas bimbingan untuk membekali siswa dalam pengetahuan, pemahaman tentang lingkungan hidup, proses perkembangan, pendidikan, pekerjaan, agar siswa dapat mengatur dirinya sendiri dan merencanakan kehidupannya sendiri. Winkel (2012:685) menjelaskan Perencanaan karir adalah pengolahan informasi tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidup. Agar peserta didik dapat membuat pilihan-pilihan karir yang lebih realistis dan bertanggung jawab untuk masa depan. Melalui perencanaan karir setiap peserta didik mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir yang lebih tepat, menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitasaktivitas yang praktis. Perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan secara nyata yang tersedia. Perencanaan karir bagi peserta didik bukan hal yang mudah untuk ditentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan peserta didik. Dengan demikian perencanaan karir haruslah diambil peserta didik guna menentukan masa depannya, tetapi semua itu tidak terlepas dari pilihan dan keputusan oleh peserta didik itu sendiri. Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan.. Salah satu tugas perkembangan remaja yang sangat penting berkenaan dengan masa depan mereka nantinya adalah mengenai perencanaan karir. Havighurst (Willis 2008:12) menjelaskan Salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai oleh remaja adalah mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya. Pada saat ini seorang remaja seharusnya sudah memiliki gambaran tentang karir mereka dan dapat merencanakan 2

karir yang akan dijalaninya di masa yang akan datang. Pada kenyataannya seorang remaja masih mengalami berbagai permasalahan berkenaan dengan perencanaan karir mereka, karena mereka berada pada saat yang labil dan sedang mencari jati diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Willis (2008:55-71) Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh remaja adalah problem ekonomi dan pekerjaan. Problem ekonomi dan pekerjaan yang dimaksud disini adalah seorang remaja ingin bekerja dan menghasilkan uang sendiri, karena pada masa ini remaja ingin melepaskan diri dari orang tua untuk mencapai otonomi dibidang ekonomi dan mendapatkan pekerjaan. Namun di lapangan, seorang remaja masih merasa bingung, tidak dapat memilih atau menentukan pekerjaan mana yang sesuai dengan dirinya atau ada kemungkinan mereka memilih pekerjaan secara tidak tepat. Permasalahan dan hambatan yang sering dialami oleh remaja dalam proses perkembangan karir mereka tentu tidak semata-mata karena kesalahan mereka, ada faktor lain yang mempengaruhinya. Menurut Fatimah (2010:183) ada beberapa hal yang menyebabkan faktor itu terjadi, yaitu: (1) Faktor yang berasal dari dalam diri, yaitu minat remaja tidak sesuai dengan kemampuannya. (2) Faktor yang berasal dari luar diri, yaitu pengaruh dari lingkungan, baik itu dari keluarga, sekolah ataupun dari teman sebaya. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 15 Agustus 2015 di SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman terlihat bahwa guru BK belum menggunakan alat pengumpul data untuk mengungkap permasalahan peserta didik, guru BK belum menetapkan materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, guru BK belum memahami kebutuhan peserta didik yang akan diberikan layanan informasi, guru BK belum menanyakan kesiapan peserta didik pada saat layanan akan diberikan, guru BK belum menggunakan metode tanya jawab saat layanan diberikan, guru BK belum menyiapkan buku-buku berkenaan dengan materi layanan yang diberikan, guru BK belum menyiapkan power point berkenaan dengan materi yang akan diberikan, serta guru BK belum mengevaluasi dari layanan yang diberikan. Dari hasil wawancara pada tanggal 17 Oktober 2015 dengan beberapa peserta didik kelas XI terungkap bahwa peserta didik masih belum memiliki cita-cita bagi masa depan mereka berkenaan dengan pekerjaan dan karir. Peserta didik belum memiliki minat terhadap pemilihan sekolah lanjutan yang sesuai dengan bakat, potensi serta kemampuan mereka. Dalam hal pemilihan sekolah lanjutan, mereka cenderung memilih sekolah lanjutan yang dipilih oleh teman-temannya. Ada juga mereka mengakui bahwa mereka memilih sekolah lanjutan sesuai dengan pilihan dari orang tua. Hal ini berarti mereka belum memiliki minat dan arah karir berkenaan dengan pemilihan sekolah lanjutan. Bahkan ada peserta didik yang mengaku belum mengetahui bakat dan kemampuannya. Pernyataan ini menggambarkan bahwa peserta didik tersebut belum mengenal sepenuhnya tentang kemampuan dirinya sendiri berkenaan dengan bakat, minat dan potensi. Di sisi lain, sekolah merasa telah memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya mengenai perencanaan karir mereka melalui berbagai pelayanan. Sesuai dengan wawancara penulis dengan salah seorang konselor yang berinisial RZ di SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman pada tanggal 14 Oktober 2015. Bahwa masih ada peserta didik yang bermalas-malasan dalam belajar karena tidak adanya perencanaan karir, masih ada peserta didik yang belum memahami tentang apa itu karir dan perencanaan karir, masih ada peserta didik yang takut menempuh karir hidupnya untuk ke depan, masih ada peserta didik yang tidak bisa membuat perencanaan karir untuk ke depannya. Berdasarkan fenomena di lapangan dan wawancara penulis dengan beberapa orang peserta didik kelas XI, dan salah seorang Guru BK, maka penulis ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang Pelaksanaan Layanan Informasi oleh Guru BK dalam Perencanaan Karir Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Perencanaan layanan informasi oleh guru di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten 2. Pelaksanaan layanan informasi oleh guru di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten 3. Evaluasi layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik di 3

kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan Bagaimana pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Perencanaan layanan informasi oleh guru di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten 2. Pelaksanaan layanan informasi oleh guru di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten 3. Evaluasi layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini yang digunakan adalah mixed methods yaitu pencampuran antara kuantitatif dengan kualitatif. Dimana kedua metode tersebut digabungkan untuk mengkaji sebuah persoalan yang tidak terpecahkan oleh satu metode. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman yang terdaftar pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah sebanyak 337 orang. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah 77 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Mahmud (2011:148) menjelaskan Data interval adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang diurutkan berdasarkan atribut tertentu, dan jarak antara tiap objek atau kategori adalah sama. Jadi, data yang akan di intervalkan adalah data tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam merencanakan karir peserta didik. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016, sedangkan data sekunder diperoleh dari Tata Usaha SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman tahun ajaran 2015/2016. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara. Umar (2011: 49) menjelaskan Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Sedangkan wawancara Menurut Arikunto (2006: 155) adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh infomasi dari terwawancara. Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Menurut Sudijono (2010: 43) persentase dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: P : Persentase f : Frekuensi Jawaban N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu 100 : Bilangan tetap HASIL DAN PEMBAHASAN dapat dideskripsikan pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebagai berikut: 1. Perencanaan Layanan Informasi oleh Guru BK dalam Perencanaan Karir Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dengan guru BK bahwa, dalam mengidentifikasi kebutuhan peserta didik guru BK melakukan need asesmen terlebih dahulu dengan cara membagikan DIM (Daftar Inventasi Masalah) kepada peserta didik, selanjutnya dalam menetapkan materi layanan guru BK kesulitan menentukan tema layanan sesuai dengan kondisi peserta didik, dalam menetapkan narasumber guru BK tidak pernah mendatangkan narasumber dari luar, melainkan guru BK sendiri yang menjadi narasumber untuk layanan informasi tersebut, selanjutnya dalam menyiapkan perangkat layanan guru BK menyiapkan terlebih dahulu seperti: absen, buku-buku yang sesuai dengan tema layanan, RPL, dan sebagainya, dan yang terakhir dalam menyiapkan media layanan guru BK menyiapkan infokus sebelum layanan diberikan. Prayitno (2004:15) menjelaskan Perencanaan adalah tahap awal sebelum pemberian layanan informasi dimana guru 4

BK menyiapkan berbagai macam hal yang diperlukan pada saat memberikan/pelaksanaan layanan informasi. Selanjutnya Menurut Sukardi (2008:24) Guru BK sebagai perancang pengajaran dituntuk memiliki kemampuan untuk merencanakan atau merancang kegiatan belajar mengajar agar bisa berjalan secara efektif dan efisien. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Perencanaan layanan merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh seorang guru BK dalam pemberian layanan yang akan diberikan kepada peserta didik, guru BK perlu melakukan perencanaan layanan sebaikbaiknya sehingga tujuan dari layanan dapat tercapai secara maksimal. 2. Pelaksanaan Layanan Informasi oleh Guru BK dalam Perencanaan Karir Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman a. Mengorganisasikan Layanan tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik dilihat dari aspek mengorganisasikan layanan ada 14 dari 77 peserta didik dalam kategori sangat baik (18,18 %), kategori baik berjumlah 19 dari 77 peserta didik (24,68%), kategori cukup baik berjumlah 32 dari 77 peserta didik (41,56%), kategori kurang baik berjumlah 9 dari 77 peserta didik (11,69%) dan kategori sangat kurang baik berjumlah 3 dari 77 (3,90%). Keterangan di atas mengungkap bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik dilihat dari aspek mengorganisasikan layanan berada pada kategori cukup baik, apabila guru BK mengorganisasikan layanan dengan baik maka akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak mengorganisasikan layanan sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik Menurut Prayitno (2012:65) Mengorganisasikan layanan merupakan penyajian informasi serta kesiapan kelengkapan administrasi menjadi hal utama dalam tahap mengorganisasikan layanan. Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan layanan informasi adanya mengorganisasikan layanan, karena dalam mengorganisasikan layanan adalah hal yang utama dalam perencanaan layanan informasi. b. Mengaktifkan Peserta Layanan tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik dilihat dari aspek mengaktifkan peserta layanan ada 6 dari 77 peserta didik dalam kategori sangat baik (7,79 %), kategori baik berjumlah 22 dari 77 peserta didik (28,57%), kategori cukup baik berjumlah 36 dari 77 peserta didik (46,75%), kategori kurang baik berjumlah 11 dari 77 peserta didik (14,29%) dan kategori sangat kurang baik berjumlah 2 dari 77 (2,60%). Berdasarkan keterangan di atas mengungkap bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam dari aspek mengaktifkan peserta layanan berada pada kategori cukup baik, apabila guru BK mengaktifkan peserta layanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak mengaktifkan peserta layanan sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik. Menurut Prayitno (2012:65) menjelaskan Mengaktifkan peserta layanan dalam layanan informasi adalah sangat esensial, karena dalam layanan informasi mengaktifkan peserta layanan tersebut merupakan hal yang sangat yang diperlukan. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan layanan informasi adanya mengaktifkan peserta layanan, dengan mengaktifkan peserta layanan, layanan yang diberikan akan berjalan dengan efektif. c. Mengoptimalkan Metode Layanan 5

tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman dilihat dari aspek mengoptimalkan metode layanan ada 3 dari 77 peserta didik dalam kategori sangat baik (3,90 %), kategori baik berjumlah 14 dari 77 peserta didik (18,18%), kategori cukup baik berjumlah 41 dari 77 peserta didik (53,25%) kategori kurang baik berjumlah 15 dari 77 (19,48 %) dan kategori sangat kurang baik berjumlah 4 dari 77 (5,19%). Keterangan di atas mengungkap bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik dilihat dari mengoptimalkan metode layanan berada pada kategori kurang baik, apabila guru BK mengoptimalkan metode layanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak mengoptimalkan metode layanan sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik. Prayitno (2012:65) menjelaskan Mengoptimalkan metode layanan dalam pelaksanaan layanan informasi merupakan hal yang perlu dioptimalkan dibangun untuk mendinamisasi aktifitas peserta layanan. Jadi, uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan layanan informasi adanya mengoptimalkan metode layanan, dengan adanya mengoptimalkan layanan dalam pelaksanaan layanan informasi akan membantu menyempurnakan pelaksanaan layanan tersebut. 3. Evaluasi Layanan Informasi oleh Guru BK dalam Perencanaan Karir Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman a. Menetapkan Materi Evaluasi tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam pada aspek menetapkan materi evaluasi ada 0 dari 77 peserta didik dalam kategori sangat baik (0,00 %), kategori baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori cukup baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori kurang baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%) dan kategori sangat kurang baik berjumlah 77 dari 77 (100,0 0%). Maksud pendapat di atas bahwa, menetapkan materi evaluasi berada pada kategori cukup baik, apabila guru BK menetapkan materi evaluasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak menetapkan materi evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik. Jadi guru BK harus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sebelum menetapkan materi evaluasi yang akan diberikan kepada peserta didik. Menurut Prayitno (2012:85) Guru BK terlebih dahulu menetapkan materi evaluasi yang akan diberikan kepada peserta didik. Maksud uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menetapkan materi evaluasi adalah memberikan solusi atau jalan keluar terhadap kebutuhan peserta didik akan layanan. Dalam hal ini harus menyesuaikan materi evaluasi yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh peserta didik. b. Menetapkan Prosedur Evaluasi tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam pada aspek menetapkan prosedur evaluasi ada 0 dari 77 peserta didik dalam kategori sangat baik (0,00 %), kategori baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori cukup baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori kurang baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%) dan kategori sangat kurang baik berjumlah 77 dari 77 (100,00 %). Maksud pendapat di atas bahwa, menetapkan prosedur evaluasi berada pada kategori sangat kurang baik, apabila guru BK menetapkan prosedur 6

evaluasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak menetapkan materi evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik. Menurut Sukardi (2008:100) Dalam menetapkan prosedur evaluasi seorang guru BK terlebih dahulu mempersiapkan kegiatan penyusunan, persiapan alat/ instrumen, pelaksanaan kegiatan evaluasi, menganalisis hasil dan penafsiran tujuannya untuk melihat keberhasilan dari menetapkan prosedur yang sudah dilakukan untuk peserta didik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menetapkan prosedur evaluasi merupakan langkah berikutnya setelah menetapkan materi evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. c. Mengaplikasikan Instrumen Evaluasi tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam pada aspek mengaplikasikan instrumen evaluasi ada 0 dari 77 peserta didik dalam kategori sangat baik (0,00 %), kategori baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori cukup baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori kurang baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%) dan kategori sangat kurang baik berjumlah 77 dari 77 (100,00 %). Maksud pendapat di atas bahwa, mengaplikasikan instrumen evaluasi berada pada kategori sangat kurang baik, apabila guru BK mengaplikasikan instrumen evaluasi sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak menyusun instrumen evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik. Menurut Sukardi (2008:101) Mengaplikasikan instrumen evaluasi suatu langkah yang dilakukan oleh Guru BK dalam menerapkan instrumen yang telah dipersiapkan. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengaplikasikan instrumen evaluasi, seorang guru BK harus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik supaya peserta didik bisa ditempatkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. d. Mengolah Hasil Aplikai Instrumen Evaluasi tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam pada aspek mengaplikasikan instrumen evaluasi ada 0 dari 77 peserta didik dalam kategori sangat baik (0,00 %), kategori baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori cukup baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%), kategori kurang baik berjumlah 0 dari 77 peserta didik (0,00%) dan kategori sangat kurang baik berjumlah 77 dari 77 (100,00 %). Maksud pendapat di atas bahwa, mengolah hasil aplikasi instrumen evaluasi berada pada kategori sangat kurang baik, apabila guru BK mengolah hasil aplikasi instrumen sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak menyusun instrumen evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat kurang baik dalam mengolah hasil aplikasi instrumen. Menurut Sukardi (2008:101) Mengolah hasil aplikasi instrumen evaluasi suatu kegiatan yang dilakukan guru BK untuk melihat keberhasilan layanan informasi yang sudah diberikan kepada peserta didik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengolah hasil aplikasi instrumen dilihat dari perencanaan terhadap instrumen evaluasi yang sudah dilakukan oleh guru BK untuk menentukan apakah data yang sudah didapat sudah betul atau belum atau peserta didik yang sudah ditempatkan sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. KESIMPULAN 7

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat di ambil kesimpulan mengenai pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik di kelas XI SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan layanan informasi oleh guru dalam perencanaan karir peserta didik berada pada kategori baik terlihat dari bagaimana guru BK mengidentifikasi kebutuhan peserta didik sebelum memberikan layanan informasi. 2. Pelaksanaan layanan informasi oleh guru tergolong pada kategori cukup baik. Dapat dilihat dari bagaimana guru BK melaksanakan layanan informasi yang akan diberikan kepada peserta didik dan guru BK tersebut dalam memberikan layanan sudah melalui tahap-tahap dari pelaksanaan layanan. 3. Evaluasi layanan informasi oleh guru BK dalam perencanaan karir peserta didik tergolong pada kategori sangat kurang baik. Karena guru BK tersebut belum seutuhnya melakukan evaluasi terhadap layanan yang telah diberikan. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada: 1. Guru BK Diharapkan kepada guru BK agar dapat melakukan evaluasi setelah layanan diberikan, supaya bisa mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan layanan tercapai. 2. Peserta didik Diharapkan kepada peserta didik agar mengenali bakat dan minat serta menggali potensi yang dimiliki agar bisa lebih mudah dalam menentukan perencanaan karir yang akan ditentukan untuk ke depannya. 3. Orang tua Diharapkan kepada orang tua agar bisa memasukkan anaknya ke sekolah yang sesuai dengan minat dan potensi yang dimilki anak. 4. Kepala sekolah Diharapkan agar mampu bekerjasama dengan guru BK agar lebih memperhatikan peserta didik secara penuh serta dorongan motivasi peserta didik untuk bisa menyesuaikan diri dengan potensi yang dimilki. 5. Peneliti selanjutnya Agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dalam mengembangkan pembahasan tentang pelaksanaan layanan informasi dalam perencanaan karir peserta didik dalam bentuk variabel lainnya. 6. Program studi Agar bisa memberikan praktek kepada mahasiswa untuk bisa atau mampu terampil merencanakan karir anak di sekolah. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depiknas. UU Sistim Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grafika. Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Mu awanah, Elfi. 2009. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Prayitno dan Amti Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. 2004. Seri Layanan L1-L9. Padang: FIP UNP. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: FIP UNP. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta: Rajawali Pers. Willis S, Sofyan. 2008. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta. 8