numeric rating scale (NRS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. umum dijumpai diusia tua. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada perempuan

ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL

BAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

Penyakit periodontitis merupakan salah satu masalah yang banyak. dijumpai baik di negara berkembang, sedang berkembang, dan bahkan di negara

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KADAR VITAMIN D DARAH PENDERITA MIOPIA DAN NON MIOPIA

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk merupakan alasan untuk diperlukannya pelayanan Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN

Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

Vitamin D and diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit silent epidemic, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Kesepakatan global Millenium

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

LAMPIRAN II. Kuisioner Prevalensi Low Back Pain

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatancase control, yaitu suatu penelitian (survei) analitik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

Tingkat Kesadaran Pasien Prediabetes dan Perilaku mengurangi Risiko Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Karakter remaja & Pubertas Kebutuhan gizi pada remaja Mengapa timbul gangguan makan pd remaja Gangguan makan pd remaja

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini dan termasuk ke dalam global emergency. TB adalah

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB 4 HASIL. 24 Universitas Indonesia. Hubungan kadar..., Krishna Pandu W., FK UI., 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 8,7% di tahun 2001, dan menjadi 9,6% di tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional study. Peneliti

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama.

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

KEBUTUHAN & KECUKUPAN GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

Transkripsi:

ASSESSMENT OF PAIN penderita LSS menunjukkan rasa sakit yang luas pada punggung hingga ekstremitas bawah. Untuk penelitian ini, telah ditentukan bahwa sakit yang dirasakan terjadi cukup sering atau hampir setiap hari selama sebulan Keparahan rasa sakit diukur sebagai sakit rata-rata pada bulan sebelumnya berdasarkan numeric rating scale (NRS)

numeric rating scale (NRS) dibagi menjadi beberapa subgroup: ringan, sedang, dan parah. Menurut penelitian sebelumnya skor NRS : - 1-4 untuk rasa sakit yang ringan - 5-6 untuk sedang - 7-10 untuk parah.

rasa sakit dikategorikan kedalam 4 kelompok berdasarkan lokasi dan keparahan: Rasa sakit yang ringan sampai sedang pada kaki atau punggung Rasa sakit yang parah pada punggung dan rasa sakit sedang pada kaki Rasa sakit yang parah pada kaki dan ringan-sedang pada punggung Rasa sakit pada punggung dan kaki, dua2nya parah

MEASUREMENT OF 25-HYDROXYVITAMIN D (25- OHD) Setelah semalaman puasa, sampel darah diambil diantara jam 8.30 dan 9.30 pagi untuk memperbaiki circadian variation serum 25-OHD diukur pada 350 pasien dengan pengujian radioimmuno Koefisien variasi (CV) dari intra-assay kurang dari 12.5% dan CV inter-assay kurang dari 11.0%(34). defisiensi vit D didefinisikan sbg kadar 25-OHD yang kurang dari 20 ng/ml (50nmol/L) insuffisiensi vit D: kadar 25-OHD 21-29 ng/ml kadar normal dalah diaras 30 ng/ml (75 nmol/l)

ASSESSMENT OF BONE METABOLISM Bone mineral density (BMD) (massa jenis mineral tulang) pada semua lumbar, pinggul, dan leher tulang paha diukur dengan dual-energy x-ray absorptiometry Pengukuran serum termasuk alkaline fosfat (ALP) dan osteocalcin sebagai penanda terjadinya pembentukan tulang, dan c-terminal telopeptide dari collagen tipe I (CTx) sebagai penanda penyerapan ALP diukur dengan menggunakan metode enzimatik dan koefisien variasi Nilai CV pada CTx adalah 2.97% dan 1.51% pada level plasma 0.32 dan 2.77 mg/l, berturut-turut. Nilai CV untuk osteocalcin adalah 0.97% dan 1.06% pada level plasma 25.3 dan 84.1 mg/l, berturut-turut

Sociodemographic data Menaksir Karakteristik sociodemografik pada interview termasuk usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikan. Tinggi dan BMI diukur, dan dikaegorikan sbb: <23(normal;termasuk kekurangan BB); 23 sampai <25(kelebihan BB), dan 25 kg/m2 (obesitas) pada populasi asia.

Med. History Riwayat kesehatan diperoleh dari pasien dengan menggunakan kuisioner terstandard.

Daerah tempat tinggal and kecacatan fungsional oleh Oswestry Disability Index Scores Daerah tempat tinggal ditanyakan dan dichotomized sebagai kota dan pedesaan sesuai dengan penelitian sebelumnya. Cacat fungsional diukur dengan versi tervalidasi Oswestry disability index (ODI) (version 2.0) dari korea dengan rentang skor dari 0-100, yang mana sering dipakai untuk pasien LSS.

Paparan sinar matahari dan musim Tanggal pengukuran serum 25-OHD direkap dan dikategorikan saat musim semi (maret-mei), musim panas (juni-agust), gugur (sep-nov), dan musim dingin (feb and dec). Paparan sinar matahari sesuai dengan penelitian sebelumnya sebagai skala 5-poin; skor 1 untuk pasien yang menghindari sinar matahari skor 5 untuk pasien yang terpapar sinar matahari rata2 lebih dari 30 menit sehari.

STATISTICAL ANALYSIS Variabel independent (bebas) termasuk rasa sakit dan covariates dikategorikan seperti pada yang telah ditunjukkan (tabel 1). memeriksa hubungan dengan variabel lain, cacat fungsional dan bone markers (maksudnya kayak ALP, osteocalcin,ctx tadi, itu bone markers) dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan pada prosentase ke33 dan ke66 Analisis Univariate logistic regression digunakan untuk mengidentifikasi rasio ganjil (?) dan nilai P untuk masing2 variabel independent untuk defisiensi vit D (tabel1).

Untuk menemukan hubungan antara rasa sakit dan covariat lain, data diberikan sesuai dengan rasa sakit (tabel 2), kemudian, analisis chi-square untuk kategori variabel dan analisis dari tes kevariatifan untuk variabel kuantitatif telah dilakukan. Model Multivariate logistic regression digunakan untuk menemukan hubungan antara rasa sakit dan defisiensi vit D (tabel 2). Kategori rasa sakit dari ringan-berat dijadikan sebagai kelompok acuan Variabel2 yang secara signifikan berhubungan dengan defisiensi vit D pada analisis univariate (p<0.10) kemudian dimasukkan pada analisis multivariat menggunakan model logostoc regression

Untuk mengidentifikasi hubungan antara kategori rasa sakit dan metabolisme tulang (osteoporosis, CTx, OSTEOCALCIN, DAN alp), SISTEM BINER MULTIVARIAT ATAU analisis logistic regression dilakukan dengan penyesuain umur, jenis kelamin, dan BMI. Semua analisis statistik dilakukan dengan SPSS 17.0.0. nilai p<0.05 dinilai signifikan.

HASIL

Karakteristik pasien dan prevalensi defisiensi vit D Total 350 pasien diikutkan dalam penelitian. Rata-rata usia pada populasi penelitian adalah 66.1 tahun (rentang, 50-79). 268(76.6%) wanita dan 82 (23.4%) pria. Semua pasien dari etnik yg sama. Level rata-rata dari serum 25- OHD adalah 15.9 7.1 ng/ml (rentang, 2.5-3.6). dari pasien yang ikut serta, 74.3% (260 dari 350) defisiensi vit D, 22.9% (80 dari 350) insufficient vit D, dan hanya 2.9% yang normal (tabel 3)

Hubungan variabel dengan defisiensi vit D Analisis Univariate logistic regression menunjukkan peningkatan prevalensi defisiensi vit D berdasarkan riwayat kesehatan, daerah tempat tinggal, paparan sinar matahari, dan rasa sakit (tabel1). Detailnya, prevalensi dari defisiensi vit D meningkat scr signifikan pada pasien dengan Medical comorbidity (sakit-sakitan?) Tempat tinggal didaerah perkotaan Paparan matahari rendah Rasa sakit parah pada punggung dan kaki (P<0.05) Prevalensi dari defisiensi vit D tidak dipengaruhi oleh usia, jenis kel, BMI, tingkat pendidikan, musim saat sampel darah diambil, dan cacat fungsional (ODI score)

Hubungan antara rasa sakit dengan variabel lain termasuk metabolisme tulang Rasa sakit sgt berhubungan dg paparan sinar matahari (P<0.05). covariat lain, termasuk kecacatan (p=0.169), tidak berhubungan dengan rasa sakit (tabel 2). Rasa sakit yang parah pd punggung dan kaki juga berhubungan dengan kejadian osteoporosis dan tingginya kadar CTx setelah dilakukan penyesuaian umur, jenkel, dan BMI

Prevalensi dari defisiensi vit D berdasarkan kategori rasa sakit Setelah beberapa penyesuain, sebagian besar kategori rasa sakit parah berhubungan erat dengan meningkatnya prevalensi dari defisiensi vit. D. Setelah penyesuain untuk riwayat kesehatan, tempat tinggal, dan skor paparan sinar matahari, hubungan antara rasa sakit dan defisiensi vitamin D tetap signifikan, meskipun pada kategori parah tidak menunjukkan peningkatan yg signifikan terhadap odds ratio (?) untuk defisiensi vit D jika dibandingkan dengan kategori ringan dan sedang (p=0.068)