DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN LITERATUR Epidemiologi Etiologi Faktor Resiko Klasifikasi Diabetik Neuropati Perifer Diabetik Neuropati Otonomik Manifestasi Klinis Patogenesis Diagnosis g Semmes-Weinstein monofilament HbA1c Gula Darah Puasa Gula Darah 2 Jam Post-Prandial BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Penelitian Kerangka Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian

2 2 BAB IV METODE PENELITIAN Jenis Rancangan Penelitian Subyek Penelitian Populasi Sampel Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian Alat Pengumpulan Data Lokasi dan Waktu Penelitian Waktu Penelitian Tempat Penelitan Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data Pengumpula Data Tahapan Penelitian Cara dan Pengolahaan dan Analisis Data Analisa Univariat Analisa Bivariat Analisa Multivariat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisa Univariat Analisa Bivariat Pembahasan BAB VI SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN JADWAL PENELITIAN... 34

3 3 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Distribusi Kontrol Glikemik berdasarkan Status Neuropati Tabel 5.2 Analisa Hubungan antara Kontrol Glikemik dengan Status Neuropati...25 Tabel 5.3 Analisa Faktor Perancu terhadap Diabetik Neuropati

4 4 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Area yang terpengaruh oleh neuropati perifer... 8 Gambar 2.2 Area yang terpengaruh oleh neuropati otonomik... 8 Gambar 2.3 Area pemeriksaan 10-g Semmes-Weinstein monofilament Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitan Gambar 4.1 Tahapan Penelitian... 21

5 5 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Tabel Jadwal Penelitian ABSTRAK

6 6 PREVALENSI DAN HUBUNGAN ANTARA KONTROL GLIKEMIK DENGAN DIABETIK NEUROPATI PERIFER PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUP SANGLAH Dalam era globalisasi, tuntuan untuk mengubah gaya hidup menyebabkan insiden diabetes meningkat. Salah satu komplikasi dari diabetes adalah diabetik neuropati. Diabetik neuropati adalah kelompok gangguan saraf yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dan menetap. Konsekuensi dari kerusakan saraf pada diabetik neuropati perifer, pasien akhirnya tidak mampu untuk merasakan sensasi penting seperti panas, dingin dan nyeri pada ekstremitas. Karena itu perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut agar komplikasi diabetik neuropati tidak terjadi, salah satunya adalah melihat hubungan dengan kontrol glikemik. Penelitian dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan studi analitik dengan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Peneliti melakukan pemeriksaan monofilament untuk mengetahui status neropati. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data dari sampel terkait kontrol glikemik. Data yang ada dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Dari total sampel sebanyak 96 pasien, 40 orang (41.7%) mengalami neuropati dan 56 orang (58.3%) memiliki fungsi saraf normal. Dengan mean dari usia 56.8 tahun, indeks massa tubuh kg/m 2, hba1c 7.657%, gula darah puasa mg/dl, dan gula darah post prandial mg/dl. Pada analisis bivariat, Hba1c, gula darah puasa, gula darah 2 jam post prandial berhubungan dengan diabetik neuropati. Pada analisa multivariat, analisa logistic regresi tidak ada yang berhubungan dengan diabetik neuropati. Dapat disimpulkan bahwa kontrol glikemik memiliki hubungan dengan diabetik neuropati. Perlu adanya penelitian lanjut dan diagnosa cepat dan tepat agar dapat mengurangi angka kejadian diabetik neuropati. Kata kunci: diabetik neuropati, diabetes melitus, kontrol glikemik.

7 7 ABSTRACT PREVALENCE AND ASSOCIATION BETWEET GLYCEMIC CONTROL AND DIABETIC PERIPHERAL NEUROPATHY IN DIABETES MELLITUS TYPE II PATIENT IN SANGLAH HOSPITAL In the era of globalization, demand to change lifestyle cause increased incidence of diabetes. One of the complications of diabetes is diabetic neuropathy. Diabetic neuropathy is a group of neurological disorders that are caused by high blood sugar level. The consequence of nerve damage in diabetic neuropathy is that patients will end up not being able to feel sensations such as heat, cold and pain in extremity. Therefore, it is necessary to do further tests in order to complications of diabetic neuropathy won t occur, one of the test are the relationship with glycemic control. Research conducted in Sanglah hospital. This research was an analytic study with cross sectional design. The sampling technique is random sampling. Researchers conducted a monofilament examination to find out the status of neuropathy. The researchers also used questionnaires to obtain relevant data from a sample of glycemic control. Data is analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis. Of the total sample of 96 patients, 40 patients (41.7%) had neuropathy and 56 patients (58.3%) had a normal nerve function. With a mean of 56.8 years of age, body mass index of kg/m 2, 7.657% HbA1c, fasting blood sugar mg/dl, and post-prandial blood sugar mg/dl. In bivariate analysis, HbA1c, fasting blood sugar, blood sugar 2 hour post prandial associated with diabetic neuropathy. On multivariate analysis, logistic regression analysis, there was no associated with diabetic neuropathy. We can conclude that glycemic control had a relationship with diabetic neuropathy. There s need more research to be done and we must quickly diagnose in order to reduce the incidence of diabetic neuropathy. Keywords: diabetic neuropathy, diabetes mellitus, glycemic control

8 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, banyak tuntutan untuk merubah perilaku dan gaya hidup di lingkungan sosial. Hal ini menyebabkan insiden diabetes melitus di seluruh dunia meningkat drastis. Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar di seluruh dunia. Menurut WHO (2003), Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronis dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang berasal dari gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Sebagai hasil dari hiperglikemia kronis bersama dengan perubahan degeneratif seperti penuaan, ada efek merugikan pada jaringan yang mengarah ke mikrovaskuler dan komplikasi makrovaskuler. Komplikasi makrovaskuler termasuk penyakit arteri koroner, penyakit arteri perifer dan stroke. Komplikasi mikrovaskuler termasuk retinopati, nefropati diabetik dan diabetik neuropati (Sayin dkk.,2015). Aslam dkk. (2014) menyatakan terdapat 382 juta jiwa di seluruh dunia mengalami diabetes, dan akan meningkat menjadi 592 juta jiwa pada tahun Salah satu komplikasi dari diabetes adalah diabetik neuropati. Diabetik neuropati adalah kelompok gangguan saraf yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dan menetap. Terdapat dua bagian dari diabetik neuropati, salah satunya dan yang paling berat adalah diabetik neuropati perifer. Sebagai konsekuensi dari kerusakan saraf pada diabetik neuropati perifer, pasien akhirnya tidak mampu untuk merasakan sensasi penting seperti panas, dingin dan nyeri pada ekstremitas. Setengah dari orang yang menderita diabetik neuropati perifer bersifat asimtomatis

9 9 dan perkembangannya berlangsung selaras dengan usia. Oleh karena itu, kebanyakan dari pasien diabetik neuropati perifer tidak menyadari bahwa mereka memiliki kerusakan saraf karena berpikir itu hanyalah bagian dari semakin tua, sampai akhirnya komplikasi yang parah sudah terjadi atau saat melakukan pemeriksaaan ke dokter. Apabila penyakit diabetik neuropati perifer tidak dikontrol dengan baik, maka akan menimbulkan komplikasi yang serius seperti sering terjatuh dan ulkus kaki, dan dapat menyebabkan fraktur, amputasi, bahkan kematian (Boulton dkk.,2005). Berbagai studi memberi hasil prevalensi neuropati diabetik perifer yang bervariasi. Abbot dkk. (2011) menyatakan di eropa, prevalensi dari diabetik neuropati perifer dilaporkan berkisar antara 23-29%. Sementara Kiani dkk. (2013) menyatakan di iran, prevalensi dari diabetik neuropati perifer adalah 45,7% dengan menggunakan kriteria Neuropathy Symptom Score (NSS) dan Neuropathy Disability Score (NDS) untuk mendiagnosis diabetik neuropati perifer. D Souza dkk. (2015) juga melaporkan prevalensi di India dengan metode kros-seksional adalah 18,3% dengan menggunakan skoring Michigan Neuropathy Screening Instrument history dan 32,2% dengan menggunakan skoring Michigan Neuropathy Screening Instrument examination. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya diabetik neuropati perifer, seperti status glikemik, profil lipid, hipertesi, merokok, obesitas, lama durasi diabetes, dan riwayat ulkus pada ekstremitas bawah (Nisar dkk.,2015). Mengontrol faktor resiko adalah hal pilihan yang baik dalam mencegah terjadinya diabetik neuropati perifer yang lebih lanjut. Tetapi perlu dilakukan penelitan untuk

10 10 mengetahui adanya hubungan antara faktor resiko tersebut dengan diabetik neuropati perifer, disini penulis lebih terfokuskan pada status glikemik penderita. Penelitian ini dibuat karena studi yang dilakukan di berbagai negara memiliki sampel karakter yang berbeda dengan orang Indonesia dan juga belum ada studi yang meneliti hubungan antara status glikemik dengan diabetik neuropati perifer khususnya di daerah Denpasar, khususnya di RSUP Sanglah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara status glikemik dengan diabetik neuropati perifer pada pasien diabetes melitus di RSUP Sanglah. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana prevalensi diabetik neuropati perifer dan hubungan antara status glikemik dengan diabetik neuropati perifer pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Sanglah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui prevalensi diabetik neuropati perifer hubungan antara status glikemik dengan diabetik neuropati perifer pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Sanglah Tujuan Khusus Mengetahui prevalensi diabetik neuropati perifer pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Sanglah Mengetahui hubungan antara kadar HbA1c dengan diabetik neuropati perifer pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Sanglah.

11 Mengetahui hubungan antara kadar gula darah puasa dengan diabetik neuropati perifer pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Sanglah Mengetahui hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan diabetik neuropati perifer pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Sanglah. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Akademik Diharapkan dapat memperluas wawasan dan kemampuan peneliti mengenai hubungan antara status glikemik dengan diabetik neuropati perifer. 2. Klinik Praktis Diharapkan menjadi referensi untuk dunia medis dalam melakukan pengobatan diabetes melitus sehingga dapat mencegah kejadian neuropati diabete

12