Evaluasi Lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB VI R E K O M E N D A S I

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding SN SMAP 09 ABSTRAK PENDAHULUAN. FMIPA UNILA, November

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

METODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor ( 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009)

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Evaluasi Kualitas Estetik

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan

II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK KANOPI POHON TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP JALAN

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

RINGKASAN. Denpasar, bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik).

ANALISIS DAN SINTESIS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

PENGANTAR VEGETASI LANDSCAPE PENGELOMPOKAN VEGETASI BERDASAR PEMBENTU DAN ORNAMENTAL SPACE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a)

KAJIAN FUNGSI EKOLOGI JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI PENYANGGA LINGKUNGAN PADA TOL JAGORAWI

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

f. Nilai estetis (Aesthetic values)

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

9/16/2013 BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM PENGERTIAN LANSKAP PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSKAP

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan. Ruang terbuka hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang -ruang terbuka

Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

BAB VII DESAIN TAMAN VERTIKAL

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Bahan dan Alat 3.3. Metode Penelitian Penentuan Segmen

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. terstruktur. Begitu pula dengan perencanaan lansekap (landscape planning)

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

LANSEKAP YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB VII PENGHIJAUAN JALAN

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

TREND DESAIN PENANAMAN PADA LANSKAP PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kota

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

EVALUASI ESTETIKA AIR PANCURAN PADA TAMAN SUROPATI; SEMANTIC DIFFERENTIAL DAN SCENIC BEAUTY ESTIMATION

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

HORTIKULTURA LANSEKAP

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

HORTIKULTURA LANSEKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

EVALUASI FUNGSI DAN STRUKTUR POHON PADA LANSKAP JALAN KAPTEN MUSLIHAT--TERMINAL LALADON, BOGOR. Ramanda Widyanti

Gambar 2 Peta lokasi studi

TINJAUAN PUSTAKA Taman Rumah

Transkripsi:

Evaluasi Lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak AGUS RULIYANSYAH 1* 1. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak 1049, Indonesia *E-mail: agus.ruliyansyah@faperta.untan.ac.id ABSTRACT Streetscape Evaluation at Jenderal Ahmad Yani Street Pontianak Jenderal Ahmad Yani Street is the main street in the city of Pontianak. Ahmad Yani street landscape must be planned in order to function properly. The purpose of this study were 1) to evaluate the function of the architectural aspect, aesthetics and maintenance and 2) provide appropriate recommendations on the management of Ahmad Yani street landscape. Survey method was used in this study by dividing Ahmad Yani street down into three segments. The results showed that the segments 2 and 3 meet the criteria of architectural aspects. Aesthetic aspects for segments 2 and 3 was considered quite meet unless segment 3, while for the maintenance aspects of the three segments known that meet both criteria. Planting should be composed with the landscape tanama good to get a strong visual impression according to the social and environmental conditions of the landscape in each segment. Keywords: aesthetic, Ahmad Yani street, architectural, streetscape 1. Pendahuluan Kota Pontianak adalah kota jasa dan perdagangan yang berkembang pesat. Aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tergolong sibuk. Arus pergerakan kendaraan cukup padat sehingga pada jam-jam tertentu terjadi kemacetan. Untuk mendukung kehidupan perkotaan yang nyaman dan asri, tentunya kehadiran ruang terbuka hijau tak dapat dipisahkan dari suatu perencanaan sebuah kota. Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kota Pontianak salah satunya adalah lanskap jalan. Lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alam seperti bentuk topografi lahan maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1996). Kehadiran tanaman pada jalur hijau memiliki nilai estetika yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas visual jalan. Penataan diperlukan untuk mewujudkan lanskap jalan yang kualitas. Hal ini menuntut pemilihan tanaman dan pola penataan yang fungsional dan estetis. Namun untuk http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap JAL 49

mengetahui apakah penerapannya sudah memenuhi syarat fungsi, estetika dan pemeliharaan lanskap, diperlukan suatu studi evaluasi lanskap jalan yang dapat dijadikan pedoman dalam menciptakan suatu lanskap yang fungsional dan estetik. Evaluasi lanskap jalan diperlukan untuk mengoptimalkan efektivitas tanaman pada jalur hijau jalan dalam mewujudkan konsep jalan dalam kota yang memberi kelancaran, keselamatan dan peningkatan kualitas lingkungan serta visual jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) evaluasi fungsional dari aspek arsitektural, estetika dan pemeliharaan lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani dan (2) memberikan rekomendasi yang tepat dalam pengelolaan lanskap jalan Kota Pontianak. 2. Metode Lokasi penelitian di Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak. Panjang jalan mencapai 5 km yang dibagi menjadi 3 segmen yaitu: 1. Perempatan Ahmad Yani pertigaan Jalan Veteran, 2. Pertigaan Jalan Ahmad Yani - Veteran sampai Bundaran Untan, dan 3. Bundaran Untan perempatan Jalan Ahmad Yani (depan Polda). Gambar 1. Lokasi Penelitian Metode penelitian menggunakan metode survei. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan: (1) studi literatur yang terkait dengan lingkup penelitian, (2) inventarisasi, dan (3) analisis data meliputi penilaian dengan menggunakan kriteria yang sudah teruji. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan melakukan penilaian masingmasing aspek arsitektural, aspek estetika dan aspek pemeliharaannya. Data dianalisis secara deskriptif maupun kuantitatif dengan membandingkan data yang diperoleh dengan standar dan dasar penilaian untuk kriteria-kriteria yang ditetapkan. Kriteria tersebut disusun berdasarkan standar yang diperoleh dari berbagai literatur, hasil kriteria disajikan pada Tabel 1. JAL 50 http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

Tabel 1. Kriteria dan Penilaian Arsitektural, Estetika dan Pemeliharaan Tanaman NO KOMPONEN PENILAIAN KRITERIA PENILAIAN Aspek Arsitektural 1 Pengarah a Perdu dengan ketinggian 3-6 m atau pohon dengan ketinggian 6 m b Ditanam secara massal/berbaris c Jarak tanam rapat d Berkesinambungan/continue e Berkesan rapi dan memudahkan orientasi 2 Pembatas a Tanaman tinggi, perdu atau semak > 1,5 m b Massa daun rapat c Percabangan lentur d Ditanam berbaris atau membentuk massa e Jarak tanam rapat < 3 m 3 Kontrol Cahaya a Tanaman perdu/semak, ketinggian ± 1,5 m b Ditanam rapat/berkelompok c Massa daun padat/rimbun d Berdaun sempit atau tebal e Berbatang lunak atau lemah 4 Pemberi Identitas a Mempunyai ciri khas tertentu (sifat, warna, bunga, tajuk dan aroma) b Memiliki pola penanaman tertentu c Tanaman memiliki nilai sejarah d Tanaman asli daerah Aspek Estetika 5 Pemilihan a Bentuk tajuk dan percabangan menarik Tanaman b Ukuran skalatis c Terdapat variasi warna (batang, daun, bunga, buah) d Tekstur tanaman menarik 6 Pengaturan a Memiliki kesatuan dengan adanya tema dalam penanaman Tanaman b Terciptanya keseimbangan dari komposisi tanaman c Memiliki aksen/kontras/point interest d Terdapat tanaman/pola tertentu yang dapat terekam dengan baik e Berkesan rapi dan memudahkan orientasi Aspek Pemeliharaan 7 Kondisi a Tidak terserang hama dan penyakit Pertumbuhan b Tinggi tanaman normal c Diameter tanaman normal d Percabangan optimal e Berbunga teratur/serempak f Warna daun normal 8 Pemeliharaan a Tidak ada gulma, tanah gembur (berdasarkan keadaan tanaman) b Tanaman terpangkas rapi c Tanaman tumbuh subur d Tidak ada tanaman yang mati (tindakan penyulaman) Penilaian dilakukan dengan pembobotan kriteria dengan memberikan nilai 1-3. Secara umum nilai 1 merupakan nilai buruk, nilai 2 merupakan nilai cukup dan nilai 3 http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap JAL 51

merupakan nilai baik. Tiap komponen penilaian memiliki batas angka yang berbeda. Tabel 2 menyajikan batas nilai untuk tiap komponen. Tabel 2. Komponen dan Batas Penilaian Komponen Jumlah Batas Penilaian Kriteria Min Maks Interval 1 2 3 Aspek Arsitektural 19 19 57 13 32 (tidak sesuai) 33-34 (kurang sesuai) 45 (sesuai) Aspek Estetika 9 9 27 6 15 (buruk) 16-21 22 Aspek Pemeliharaan 10 10 30 7 17 (buruk) 18-24 25 Kumulatif 38 38 114 25 63 (buruk) 64-89 90 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Parameter yang diamati pada lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak adalah aspek arsitektural, aspek estetika dan aspek pemeliharaan. Rangkuman hasil penilaian pada masing-masing aspek dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rangkuman Hasil Penilaian Aspek Rekayasa Dan Arsitektural, Aspek Estetika Dan Aspek Pemeliharaan Jalan Ahmad Yani Lokasi Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Aspek Arsitektural Aspek Estetika Aspek Pemeliharaan 34 17 26 (kurang sesuai) 36 14 27 (sesuai) (buruk) 36 17 26 (sesuai) Hasil menunjukkan bahwa segmen 2 dan 3 memenuhi kriteria aspek arsitektural. Aspek estetika untuk segmen 2 dan 3 dinilai cukup memenuhi kecuali segmen 3, sedangkan untuk aspek pemeliharaan diketahui bahwa ketiga segmen memenuhi kriteria baik. Booth (1983) mengelompokkan fungsi vegetasi dl lingkungan perkotaan kedalam tiga fungsi utama yaitu fungsi struktural, fungsi lingkungan dan fungsi visual. Fungsi struktural meliputi fungsi tanaman sebagai dinding, atap dan lantai dalam membentuk suatu ruang serta mempengaruhi pemandangan dan arah pergerakan. Fungsi lingkungan meliputi peran tanaman dalam meningkatkan kualitas udara dan kualitas air, mencegah erosi serta peran tanaman dalam memodifikasi iklim. Fungsi visual merupakan peran tanaman sebagai titik yang dominan dan sebagai penghubung visual melalui karakteristik yang dimilikinya yaitu ukuran, bentuk, warna dan tekstur. JAL 52 http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

3.2 Pembahasan Aspek Arsitektural Kegunaan arsitektural unsur tanaman sangat penting dalam penataan lanskap terutama sebagai pembentuk ruang luar. Dalam pengembangan perancangan, kegunaan arsitektural adalah yang pertama dipelajari. Karakteristik visual unsur tanaman umumnya dipilih setelah fungsi arsitekturalnya ditetapkan. Unsur tanaman digunakan secara arsitektural dalam fungsi lanskap sebagai komponen struktural seperti lantai, atap, dan dinding. Secara arsitektural tanaman merupakan ruang kegiatan pada ruang luar. Komponen penilaian aspek arsitektural didominansi oleh fungsi tanaman sebagai pengarah, diikuti oleh pembatas, kontrol cahaya dan pemberi identitas. Ketiga segmen memiliki vegetasi pepohonan yang berjajar rapi membentuk barisan yang berfungsi sebagai pengarah. Masa daun yang padat dan penanaman yang rapat. tertinggi pada segmen 2, di sana terdapat barisan glodokan tiang yang rapi. 20 15 10 5 0 Pengarah Pembatas Kontrol Cahaya Pemberi Identitas Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Gambar 2. Grafik Arsitektural a b Gambar 3. Fungsi Pengarah Pada A) Segmen 2, B) Segmen 3 http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap JAL 53

a b Gambar 4. Fungsi Kontrol Cahaya A) Segmen 1, B) Segmen 2 Sebagian besar tanaman pada ke tiga segmen tersebut bermassa daun padat, bertekstur kasar, memiliki daun yang sempit dan tidak mudah rontok, dan memiliki percabangan yang lentur. Kondisi tersebut harus ditingkatkan melalui penanaman tanaman yang berbaris, berkesinambungan, dan merata hampir di seluruh segmen jalan. Selain itu, penanaman juga harus dikomposisikan dengan baik untuk mendapatkan kesan visual yang kuat sesuai dengan kondisi sosial dan lingkungan lanskap jalan pada masingmasing segmen. Aspek Estetika Unsur tanaman selain berfungsi untuk kegunaan arsitektural dalam perancangan, yaitu untuk membentuk ruang, menciptakan urut-urutan ruang, menghalangi pandangan, membentuk ruang keleluasaan pribadi, juga memiliki kegunaan estetika. Kegunaan arsitektural lebih ditekankan pada aspek struktural, sedangkan kegunaan estetika lebih menyangkut pada kualitas visual suatu perancangan. 12 10 8 6 4 2 0 Pemilihan Tanaman Pengaturan Tanaman Gambar 4. Grafik Estetika Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Pemilihan jenis tanaman, segmen 2 memiliki nilai terendah karena pada lokasi tersebut jenis pepohonan yang dipilih memiliki tajuk dan cabang yang sederhana dan seragam. Tidak terdapat variasi warna yang menarik. Sedangkan untuk pengaturan tanaman sudah tertata dengan rapi. Kehadiran tanaman pada jalur hijau memiliki nilai estetika yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas visual jalan. Kualitas visual jalan raya yang baik dapat JAL 54 http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

diperoleh dengan menggunakan tanaman yang mempunyai bentuk arsitektur yang serasi dengan lingkungannya. Dengan keindahan bentuk arsitekturnya, pengadaan tanamantanaman tersebut sekaligus dapat menghiasi wajah perkotaan. Gambar 5. Fungsi Estetika Pada Penataan Tanaman Selanjutnya Simonds (1983) menjelaskan bahwa suatu jalan harus memberi kesan yang menyenangkan dari setiap pergerakan, dimana akan berguna dan menyenangkan bagi pemakai jalan jika terdapat keharmonisan dan kesatuan dengan karakteristik lanskap yang ada sehingga fungsional secara fisik dan visual. Ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tanaman serta susunan komposisi dan hubungannya dengan lingkungan sekitar merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas estetika suatu perancangan. Kualitas visual dalam penataan tanaman sangat penting, karena tanggapan seseorang merupakan reaksi terhadap apa yang terlihat. Suatu penataan tanaman dapat berfungsi dengan baik sebagai pembentuk ruang, memodifikasi suhu udara, menstabilkan tanah, tetapi apabila kurang menarik akan mengganggu pandangan. Penataan tanaman yang berhasil, apabila dapat menarik pandangan, disamping menyempurnakan fungsi-fungsi yang lain. Tanaman pada lanskap jalan raya memiliki peran yang cukup besar. Carpenter, et. al. (1975) mengemukakan bahwa kehadiran tanaman di lingkungan perkotaan memberikan suasana alami. Daun-daun hijau tanaman dengan berbagai tekstur dan bayangan yang ditimbulkan oleh pohon menghadirkan kelembutan serta kesegaran pada areal beraspal. Tanaman juga dapat menetralkan suasana tertekan akibat temperatur tinggi, polusi udara serta suasana bising. Jalur hijau tepi jalan dapat dijadikan suatu tempat rekreasi dan berolahraga bagi masyarakat kota. Suasana rutin dan sibuk yang terlihat setiap hari di perkotaan dapat berubah menjadi lebih santai dengan keindahan dan kenyamanan yang dihadirkan oleh tanaman di jalur hijau. Aspek Pemeliharaan Lanskap Keberadaan tanaman yang berfungsi optimal sedikit banyak ditentukan oleh pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap JAL 55

atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau disain semula (Arifin dan Nurhayati, 1995). 20 15 10 5 Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 0 Kondisi Pertumbuhan Pemeliharaan Gambar 6. Grafik Pemeliharaan Lanskap Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua lokasi telah memenuhi kriteria pemeliharaan, hal dapat dilihat dengan kondisi tanaman yang terawat dan rapi. Menurut Rachman (1984) di dalam pemeliharaan lanskap dikenal istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan disain semula, karenanya pada periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi. Pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan dan keamanan lanskap. Pekerjaan tersebut mencakup kegiatan penyiraman tanaman, pembersihan, pendagiran, penyiangan gulma, pemangkasan, penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan pengangkutan sampah. Gambar 7. Tanaman Yang Terawat Rapi Adapun tujuan dari perencanaan dan pengelolaan tata hijau jalan adalah 1)untuk keselamatan pengguna jalan yang dicapai dengan timbulnya pengaruh psikologis dari adanya tata ruang yang terbentuk karena penghijauan dan pengindahan. Pengaruh ini dirancang agar dapat membimbing, mengarahkan dan memberi tanda-tanda lintasan, memberikan kesegaran perasaan, menambah konsentrasi kearah depan dan berguna dalam mengurangi pengaruh angin yang dapat menganggu stabilitas kendaraan. 2) JAL 56 http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

Kenyamanan dan kenikmatan pengguna jalan dalam perjalanan. 3) Pengembangan tapak pelestarian bagi flora dan fauna. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai pemeliharaan adalah: (1) Penataan dengan pola sederhana secara alami untuk menghemat biaya pemeliharaan, (2) Agar tanaman dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik harus diperhatikan persyaratan tumbuh tanaman, (3) Pemilihan tanaman sebaiknya tidak menggunakan tanaman-tanaman yang pemeliharaannya sulit atau tinggi, dan (4) Perlu dilakukan upaya pemeliharaan yang intensif mulai dari penyiraman, penyulaman, pemangkasan, pendagiran, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. 4. Simpulan Kriteria aspek arsitektural dipenuhi di segmen 2 dan 3, aspek estetika untuk segmen 2 dan 3 dinilai cukup memenuhi kecuali segmen 3, sedangkan untuk aspek pemeliharaan diketahui bahwa ketiga segmen memenuhi kriteria baik. 5. Daftar Pustaka Arifin, H.S. dan Nurhayati. 1999. Pemeliharaan Taman. Penebar Swadaya. Jakarta. Booth, N. K. 1983. Basic Elements Of Landscape Architectural Design. Waveland Press. Illinois. Carpenter, P.L., T.D. Walker and F.O. Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. W.H. Freeman and Company. New York. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1996. Tata Cara Perencanaan Teknik Lanskap Jalan. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Ecbo, G. 1956. The Art of Home Landscaping. Mc Graw Hill Inc. New York. Rachman, Z. 1984. Pertamanan sebagai Ilmu dan Seni Pencipta Lingkungan Indah dan Berguna (Tidak dipublikasikan). Makalah Ceramah Bogor Flora Festival, Bogor. Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture. Mc.Graw-Hill, Inc. United States of America. http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap JAL 57